1. Pengertian
Puting lecet adalah kondisi dimana putting susu mengalami luka, pecah- pecah, bahkan
berdarah/ bernanah dan nyeri.
Di Indonesia, diperkirakan sekitar 80-90% ibu menyusui mengalami nyeri puting susu dan
26% di antaranya mengalami lecet pada puting susu. Kerusakan pada puting mungkin terjadi
karena trauma pada puting akibat cara menyusui yang salah. Selain itu, perawatan payudara yang
tidak benar juga dapat menyebabkan kerusakan pada daerah puting susu. Ketidaknyamanan baik
untuk ibu maupun bayi akibat cracked nipple, menjadi salah satu penyebab ibu memilih untuk
berhenti menyusui bayinya dan mengganti susu dengan susu formula. Padahal, pemerintah sudah
memprogramkan ASI eksklusif selama 6 bulan. Dalam periode ASI eksklusif, sebaiknya bayi
hanya mendapat nutrisi dari ASI, tanpa susu tambahan dan makanan pendamping.
Pada kasus ekstrim, puting yang luka juga dapat memicu terjadinya mastitis. Dan banyak
penelitian yang menunjukkan puting lecet justru dapat sembuh dan tidak menjadi bahaya jika ibu
terus menyusui.
2. Penyebab
Pada umumnya, penyebab puting lecet adalah teknik menyusui yang tidak benar, selain itu
juga terdapat beberapa penyebab berupa:
1. Infeksi jamur pada kulit puting, yang juga dapat berada di dalam mulut bayi. Sementara
perlekatan tidak baik menyebabkan rasa seperti teriris, infeksi jamur membuat puting
terasa seperti terbakar.
2. Infeksi bakteri pada puting atau saluran susu
3. Puting melepuh, terlihat seperti luka melepuh warna putih di ujung puting
4. Raynaud syndrome, kondisi di mana puting berubah menjadi putih setelah menyusui dan
sakit ketika darah mengalir kembali
4. Pencegahan :
• Putting susu tidak di sabuni pada saat mandi karena bisa menyebabkan putting kering dan
pecah sehingga bisa menjadi lecet.
• Selalu oleskan ASI pada putting sebelum dan setelah menyusi agar putting lembab dan
terhindar dari kuman.
• Bersihkan putting dan areola dengan air hangat sebelum menyusui agar mulut bayi terhindar
dari kuman.
• Bersihkan putting dengan baby oil / minyak makan bersih saat mandi agar putting bersih.
5. Upaya Bidan
Promosi Puting Susu Lecet (Promotif)
Bidan melakukan penyuluhan baik berupa seminar, konsultasi, wawancara, diskusi,
maunpun pemberian edukasi secara tidak formal dalam kehidupan sehari- hari (seperti
ngobrol di acara memasak desa). Bidan bertanggung jawab untuk meningkatkan
pengetahuan para ibu nifas tentang putting lecet dan upaya pencegahannya agar kasus
putting lecetlebih terminimalisir.
Pencegahan Putting Susu Lecet (Preventif)
Bidan bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya putting susu lecet pada ibu
menysui dengan cara mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar, menagajarkan ibu
cara merawat payudara, dan anjuran ASI Ekslusif.
Pengobatan Putting Susu Lecet (Kuratif)
Jika Putting lecet masih bisa diatasi tanpa pengobatan atau tindakan medis (perawatan)
maka bidan berkewajiban membantu ibu merawat putting susu lecet sampai putting susu
membaik (sembuh). Namun, jika putting susu lecet menimbulkan komplikasi seperti
Abses, Mastitis dan lainnya yang membutuhkan penannganan medis, maka bidan
berkewajiban untuk segera melakukan rujukan atau kolaborasi dengan dokter.
Pemulihan Putting Susu Lecet (Rehabilitatif)
Setelah dilakukan perawatan pada putting susu lecet, bidan berkewajiban untuk
melakukan pemantauan pada proses penyembuhan (rehabilitasi) putting ibu tanpa
mengabaikan asuhan pada ibu nifas, jika bidan melakukan rujukan, bidan sudah tidak
perlu melakukan pemantauan karena ibu sudah tidak dalam tanggung jawab bidan,
namun jika bidan melakukan kolaborasi, bidan masih bertanggung jawab untuk mematau
fase rehabilitatifputing ibu karena ibu masih dalam tanggung jawab bidan.
Sumber :
http://jurnal-stikma.wira-nia.ga/
http://repository.wima.ac.id/3798/2/Bab%201.pdf
www.nbci.ca.