Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yangmempunyai sekurang-
kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor
risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab
utama gagal jantung kronis.Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebihtinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi ( sistolik ), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik ). Tekanan darah kurang dari 120/80mmHg
didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadikenaikan tekanan
sistolik dan diastolik.

B. Klasifikasi Hipertensi
a. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa berdasarkan tingginya TD

(menurut The Joint National Committee on prevention,detection, evaluation and treatment of


high blood pressure (JNC) VII, 2003)

Kategori Tek Darah Sistolik Tek Darah Diastolik


Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi:
Tingkat 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Tingkat 2 > 160 mmHg > 100 mmHg

b. Klasifikasi Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi, diantaranya
Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary :

· Hipertensi Primary
Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai
akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan.Seseorang yang pola makannya
tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan
pencetus awal untuk terkena penyakit tekanandarah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada
dalam lingkungan atau kondisistressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah
tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.

· Hipertensi Secondary
Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanandarah
tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya sepertigagal jantung,
gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibuhamil, tekanan darah
secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu.Terutama pada wanita yang berat
badannya di atas normal atau gemuk (gendut).Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah
sebutan dalam istilah kesehatan(medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi.Kondisi
Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolang parah/berbahaya, Seorang ibu hamil
dengan tekanan darahtinggi bisa mengalami Preeclampsia dimasa kehamilannya itu.
Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga
merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak,
kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai
dampak hipertensi maka disebut Eclamsia.

C. Anatomi dan fisiologi


a. Anatomi
1. Jantung
Berukuran sekitar satu kepal tangan dan terletak disalam dada, batas kanannya terdapat pada
sternum kanan dan apeksnya pada ruang interkostalis kelima kiri pada linia
midclavikular.hubungan jantung adalah:
Atas: pembuluh darah besar
Bawah: diafragma
Setiap sisi:paru-paru
Belakang: aorta desendens esophagus, columna vertebralis.
2. Arteri
Arteri adalah tabung yang dialiri darah pada jaringan dan organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam
:lapisan yang licin lapisan tengah jaringan elastin(untuk menghantarkan darah untuk organ) arteri
yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada
suatu organ).
3. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh darah dengan otot polos yang relative tebal. Otot dinding arteriol dapat
berkontraksi.kontraksi menyebabkan kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontraksi bersifat
local,suplai darah pada jaringan / organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah
akan meningkat.
4. Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh darah berdinding tipis yang berjalan langsung dari
arteriol kevenul. Kapiler adalah pembuluh darah kecil yang membuka pembuluh darah utama.
5. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga sampai empat kali
lebih besar daripada kapiler dan sebagian dilapisi system retikulo-endotolial. Pada tempat adanya
sinusoid, darah mengalami kontak langsung dengan sel dan pertukaran tidak terjadi melalui
ruang jatringan.
6. Vena dan venul
Venul adalah bagian vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk oleh gabungan
venul. Vena memiliki tiga dinding yanh tidak berbatasan satu sama lain.(Gibson,john. Edisi 2
tahun 2002 , hal 110)

b. Fisiologi
Jantung memiliki fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung oksigen dalam system arteri,
yang dibawa kesel dan seluruh tubuh untuk memngumpulkan darah deoksigenasi(darah yang
kadar oksigennya kurang)dari system vena yang dikirim kedalam paru-paru untuk
reoksigenasi.(black,1997)

D. Patofisiologi hipertensi
Mekanisme yang mengkontrol kontruksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf simpatis yang
berlanjut kebawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis keganglia simpatis
ditoraks dan abdomen.rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam benmtuk implus yang
bergerak kebawah melalui saraf simpatis keganglia simpatis.pada titiook ini neuron
preganglion,melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut otot pasca ganglion
kepembuluh darah,dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap vasokonstruktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin. Meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal itu bisa terjadi.
Pada saat bersaman dimana saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi.kelewnjar adrenal juga terangsang juga mengakibatkan tambah aktifitas vaso
kontriksi.medula adrenal juga mengekresikan epinefrin yang menyebabkan vaso kontriksi.
Semua faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi.

E. Pengaturan Tekanan Darah


Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi
melalui beberapa cara:Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan
pada setiap detiknya.
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada
setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan
menyebab-kan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya
telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi",
yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf
atau hormon di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak
mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika: Aktivitas memompa jantung berkurangArteri mengalami
pelebaranBanyak cairan keluar dari sirkulasiMaka tekanan darah akan menurun atau menjadi
lebih kecil.

F. Perubahan fungsi ginjal


Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; Karena itu
berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: Jika tekanan darah
meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan
berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,
sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal. Ginjal juga bisa
meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu
pembentukan hormon angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.

G. Gejala hipertensi
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisasaja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada
seseorang dengan tekanan darahyang normal.Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
diobati, bisa timbul gejala berikut:
Ø sakit kepala
Ø kelelahan
Ø mual
Ø muntah
Ø sesak napas
Ø gelisah
Ø pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan
ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak.Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif ,
yangmemerlukan penanganan segera (Anonim, 2009)

H. Penyebab Hipertensi
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa obat
hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus (sering)
dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok jugamerupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggidikarenakan tembakau yang berisi nikotin.
Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan
terjadinya tekanan darah tinggi(Wikipedia, 2010).
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
Ø Penyakit Ginjal
· Tumor-tumor ginjal
· Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
· Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
· Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
Ø Kelainan Hormonal
· Hiperaldosteronisme
· Feokromositoma (tumor medulla adrenal)
· Hipertiroidisme
Ø Obat-obatan
· Pil KB
· Kortikosteroid
· Simpatomimetik amin (efedrin, fenilpropanolamin, fenilerin, amfetamin)
· Siklosporin
· Eritropoietin
· Kokain
· Penyalahgunaan alkohol
Ø Penyebab Lainnya
· Kelainan neurologik (mis: tumor otak)
· Preeklampsia pada kehamilan

I. Komplikasi Hipertensi Dan Faktor Risiko Kardiovaskular


Hipertensi lama dan atau berat dapat menimbulkan komplikasi berupa kerusakan organ
pada:
Ø Jantung (hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung)
Ø Otak (stroke)
Ø Ginjal (penyakit ginjal kronik, gagal ginjal)
Ø mata (retinopati hipertensif berupa bercak-bercak perdarahan pada retina dan edema papil nervus
optikus)
Ø pembuluh darah perifer (penyakit jantung koroner)

Untuk mencegah komplikasi kardiovaskuler perlu dilakukan Pengendalian berbagai faktor risiko
pada Hipertensi.
Faktor Risiko yang dapat dimodifikasi ialah:
Ø Tekanan darah
Ø Kelainan metabolik (DM, lipid darah, asam urat dan obesitas)
Ø Merokok
Ø Alkohol
Ø Inaktivitas
Faktor Risiko yang tidak dapat dimodifikasi ialah:
Ø Usia
Ø Jenis kelamin
Ø Faktor genetic

J. Hipertensi Gestasional (Hipertensi pada kehamilan)


Sering disebut sebagai hipertensi transient. Hipertensi pada kehamilan merupakan salah
satu penyebab kematian ibu dan janin. Pada ibu hamil, hipertensi yang sudah ada sebelumnya
mungkin tidak dapat terdeteksi pada pertengahan awal kehamilan karena tekanan darah biasanya
menurun. Hipertensi dengan tekanan darah >140/90 mmHg sebelum hamil atau sebelum usia
kehamilan 20 minggu termasuk dalam kualifikasi hipertensi kronis.
Berbeda dengan hipertensi esensial yang kronis, hipertensi akibat kehamilan akan sembuh
sendiri setelah waktu enam minggu postpartum. Hipertensi dapat terjadi sekunder akibat keadaan
lain yang tidak berhubungan dengan kehamilan misalnya penyakit renal.

Ø Tekanan darah pada kehamilan


Normalnya tekanan darah sistolik dan diastolik akan turun sebanyak 10-15 mmHg selama
pertengahan masa kehamilan. Keadaan ini akan berbalik yang menyebabkan tekanan darah
mencapai puncaknya 3-4 hari postpartum.Pada kehamilan, TD diastolik normalnya harus
dibawah:

75 mmHg dalam trimester kedua


85 mmHg dalam trimester ketiga
Kehamilan membuat sirkulasi serebral ibu menjadi rentan terhadap setiap episode hipertensi,
sementara pada saat yang bersamaan, sirkulasi uterus dan plasenta tidak mampu melakukan
autoregulasi untuk megimbangi keadaan hipotensi dan penurunan tekanan perfusi yang
menyertainya.
K. Resiko ibu hamil dengan hipertensi
Hipertensi yang terjadi saat hamil dalam bahasa medis dikenal dengan preeclampsia.
Kondisi ini bisa memicu beberapa resiko yang berbahaya bagi sang ibu, maupun juga bayi dalam
kandungan. Berikut adalah beberapa risiko kesehatan yang bisa terjadi jika hamil dengan kondisi
hipertensi :

1. Ibu mengalami kebutaan


Ini terjadi karena tingginya tekanan darah yang terjadi dipembuluh darah mata dan retina.
Kebutaan terjadi jika pembuluh darah mata pecah. Namun jika kondisinya ringan, semisal terjadi
pembengkakan di otak dan mengenai saraf mata, maka kebutaan yang terjadi hanya sementara.
2. Plasenta kurang mendapat pasokan darah
Akibatnya pertumbuhan bayi tidak maksimal dan berat badan bayi rendah karena pasokan
oksigen dan nutrisi kurang.
3. Resiko terkena penyakit kardiovaskular
Walau setelah melahirkan tekanan darah penderita preeklampsia akan normal kembali, namun
dimasa depan si ibu memungkinkan akan menderita penyakit kardiovaskular.
4. Plasenta lepas sebelum waktunya
Resiko terjadinya lepas plasenta dari dinding rahim sangat berbahaya. Pasokan nutrisi dan
oksigen bayi otomatis terhenti, dan ibu hamil akan mengalami pendarahan berat.
5. Bayi premature
Karena banyaknya resiko kesehatan yang terjadi pada kehamilan dengan preeklampsia, maka
sering terjadi kehamilan dipercepat dengan induksi dan bayi lahir premature.

L. Pengobatan Hipertensi
Terdapat hubungan yang nyata antara Tekanan Darah dengan kejadian kardiovaskular.
Untuk individu berusia diatas 40 th, tiap peningkatan TD sebesar 20/10 mmHg meningkatkan
risiko kejadian kardiovaskular dua kali lipat.
Strategi Pengobatan:

1. Terapi tanpa obat (Non-farmakoterapi)


Semua pasien, sebaiknya dipertimbangkan untuk terapi tanpa obat dengan merubah
gaya hidup, yaitu:
Ø Mengurangi stress
Ø Perubahan pola makan dengan mengurangi asupan daging merah dan lemak jenuh serta
menambah lebih banyak serat dan buah-buahan serta sayuran segar.
Ø Mengurangi asupan garam
Ø Berolah raga secara teratur.
Ø Mengendalikan bobot badan,
Ø Mengurangi minum alkohol dan tidak merokok.

· Kandungan garam (Sodium/Natrium)


Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam
mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan
diet sodium/natrium ini :
1. Jangan meletakkan garam diatas meja makan.
2. Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan.
3. Batasi konsumsi daging dan keju.
4. Hindari cemilan yang asin-asin.
5. Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium.

Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi,sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan
berbagai tingkat diet garam rendah.

- Diet garam rendah I(200-400 Mg Na)


Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema,asites atau hipertensi berat.pada
pengolahan makanannya tidak timbahkan garam dapur. Dihindari bahan makan yang tinggi
kadar natriumnya.

- Diet garam rendah II( 600-800 mg Na)


Diet ini diberikan pada pasien dengan edema,asites, dan hipertensi tidak terlalu
berat.pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I.pada pengolahan makanannya
boleh menggunakan ½ sendok garam dapur(2g).dihindari bahan makan tinggi kadar natrium.

- Diet garam rendah III(100-1200 mg Na)


Diet ini diberikan pada pasien dengan edema dan hipertensi ringan. Pemberian makanan
sehari sama dengan diet garam rendah I.pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1
sendok garam dapur (4 g).

· Mengatur menu makan


Mengatur menu makan sangat penting bagi penderita hipertensi.makanan yang harus
dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi:otak,paru,minyak kelapa,gajih.
2. Makanan yang diolah menggunakan garam
3. natrium:biscuit,crakers,keripik,dan makanan kering yang asin.
4. Makanan dan minuman dalam kaleng:sarden,sosis,kornet, sayur serta buah dalam kaleng.
5. Makanan yang diawetkan:dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan asin telur asin.
6. Sumber protein hewani yang tinggi koles terol:mentega,margarin, keju, mayonnaise.
7. Alcohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian dan tyape.

Anda mungkin juga menyukai