Kalo ditulis satu per satu secara rinci modifikasi sistem kelistrikan fullwave (FW), bakal
nggak muat blog ini karena begitu bejibun merk dan model sepeda motor yang beredar di
pasaran
Jadi saya coba bahas prinsip dasarnya modifikasi fullwave yang bisa dipraktekkan ke semua
model sepeda motor … selama dia memiliki alternator, regulator, dan aki tentunya
Pada kebanyakan motor bebek/matik dengan sistem kelistrikan halfwave, salah satu output
stator terhubung ke ground … baik secara langsung atau melalui kabel ground.
Stator half-phase
Simbol stator half-phase
… tampak bahwa salah satu output / ujung kawat kumparan stator masih terhubung ke
ground/massa.
Diagnosanya simpel:
Cabut soket kabel stator => set multimeter digital ke “continuity mode” => colok probe (pen
tester) merah pada output “charging” dan probe hitam pada ground/rangka. Jika multimeter
berbunyi, artinya kumparan stator masih terhubung dengan ground.
Sesuai syarat, ujung kawat yang terhubung ke ground harus dicabut/diangkat dari ground.
Contohnya pada stator Honda Beat di bawah ini:
Dan jika ada, output lampu juga dicabut (boleh dari tab stator, boleh dari soket stator), karena
nggak dipakai. Dengan begitu seluruh kumparan bakal digunakan sebagai AC_INPUT
menuju regulator fullwave.
Jangan lupa, sambungan antara kawat kumparan dan kabel harus terisolasi dengan baik.
Gunakan heatshrink tube atau selang bakar!
Jika sudah, cek lagi dengan multimeter digital … set ke mode “continuity” => colok probe
merah ke salah satu output stator dan probe hitam ke bodi stator => Multimeter harus tidak
berbunyi menandakan kawat kumparan tidak lagi terhubung dengan ground.
Kencangkan jepitan skun (terminal) kabel dengan tang khusus (crimping kabel). Kalo perlu
lapisi lagi dengan solder dan tutup dengan selang bakar. Ini untuk mencegah terjadinya “bad
contact” yang bisa menimbulkan percikan listrik (fong) dan mengakibatkan soket / kabel
terbakar.
Pada saat memasang regulator baru tersebut, usahakan bodi regulator menempel erat pada
rangka motor agar panas yg dihasilkan regulator bisa tersebar baik.
Karena penggantian regulator, tentu harus ada sedikit rombakan pada jalur-jalur kabelnya
Seperti pada skema, pin#2 regulator harus terhubung ke jalur output kontak. Fungsinya untuk
memonitor voltase drop dijalur tersebut dan mengatur besaran output stator. Tanpa itu,
voltase output bisa berlebih dan aki beresiko overcharge.
————
Jadi, pada dasarnya, modifikasi sistem kelistrikan fullwave adalah sama untuk berbagai tipe
sepeda motor … bedanya paling banter cuma terletak pada desain stator dan warna kabel
doang
Nah, yang punya niat tuk modifikasi sistem kelistrikan motornya, baca dan simak artikel ini
baik-baik … cetak ke kertas kalo perlu. Karena artikel-artikel berikutnya kemungkinan cuma
————
Tergantung kebutuhan… Fungsi aki nggak beda ama batere cas (chargeable battery) … bisa
nyimpan dan nyuplai listrik dalam durasi yang relatif lama. Yang jelas keberadaan aki adalah
WAJIB meski kerjanya bisa dibilang nggak 100% kontinyu.
Pada saat putaran mesin rendah atau bahkan tidak menyala, voltase_output_regulator <
voltase_output_aki. Pada kondisi ini aki menjadi suplier listrik ke beban-beban listrik seperti
lampu, klakson, starter elektrik, dll. Namun ketika putaran mesin meningkat, hingga
voltase_output_regulator > voltase_output_aki, maka aki “berhenti” menyuplai listrik,
karena potensial listriknya lebih rendah daripada potensial listrik dari regulator — sama
kayak air, listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah — sehingga pada kondisi
ini listrik disuplai oleh alternator (setelah dikonversi ke DC & dilimit oleh regulator),
sementara aki berfungsi sebagai buffer, beban (charged), dan referensi voltase bagi regulator.
Jadi, tergantung apakah motormu lebih sering dipake nangkring atau jalan (dengan berbagai
pernak-pernik listrik menyala) …
Modifikasi sistem kelistrikan fullwave bukanlah cheat “godmode” … semua ada batasnya.
Bukan berarti setelah itu motormu bisa suplai listrik tanpa batas. Jadi, pinter-pinterlah
memilih & memasang pernak-pernik elektrik di motor. Sesuaikan fungsinya dan efisiensinya.
Kalo ada yang lebih irit, kenapa pilih yang boros? Kalo lampu rem dengan LED bisa keliatan
dari jarak 50-100m, ngapain musti pake bohlam yang boros energi? Kalo dengan headlamp
35W~55W bisa ngeliat jalanan dengan jelas ngapain pake lampu 100W? Kalo HID 35W
intensitas cahayanya setara bohlam halogen 55W, ngapain pilih halogen 55W?
Yang ngatur charging itu REGULATOR Meski pake aki 30Ah sekalipun, kalo fungsi
“monitoring” pada regulatornya error, potensi overcharge pasti ada. Jadi, selama komponen-
komponen kelistrikan berfungsi normal (alternator, jalur kabel, regulator, aki, dkk) dan
instalasinya benar, nggak ada masalah kalo masih pengen memakai aki standar.
mesin
Tapi kalau ingin lebih terbukti, silakan lakukan dyno-test untuk mengetahui ada nggaknya
dampak negatif terhadap performa mesin … maaf, saya nggak punya alatnya