A. Pengumpulan Data
1. Identitas Klien : Untuk mengetahui secara lengkap tentang sasaran asuhan kebidanan.
b. Umur : Untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan, umur
ideal untuk hamil 20 – 30 tahun maksimal 35 tahun, lebih dari 35 tahun serta mempunyai resiko
terjadinya kecacatan pada janin. Pada primigravida muda < 15 tahun, primigravida tua > 35
tahun. (Diktat Kuliah Askeb I, 2005)
d. Agama : Sangat berpengaruh dalam kehidupan termasuk kesehatan dengan mengetahui agama
klien akan lebih mudah mengatasi masalahnya.
e. Pendidikan : Hasil penelitian : kesehatan ibu dan anak akan lebih terjamin yang mempunyai
tinggi.
g. Alamat : Mempermudah hubungan bila mendesak dan memberi petunjuk keadaan lingkungan
tempat tinggal.
2. Anamnesa
Tanggal / Jam : Untuk mengetahui kapan klien datang dan mendapatkan pelayanan serta untuk
mengetahui umur kehamilan sampai saat dianamnesa.
Ibu mengatakan merasa hamil 9 bulan dengan keluhan mules yang semakin lama semakin sering dan
kuat serta keluar lendir yang bercampur darah dan mengatakan air-air belum keluar.
Seorang ibu bersalin kadang menjelaskan perasaan “berbeda”, gelisah atau “aneh” sebelum mengalami
persalinan dan ibu bisa merasa bergairah atau cemas. Mereka biasanya menghendaki ketegasan
mengenai apa yang sedang terjadi pada tubuh mereka.
c.Tanda-tanda bersalin
Seorang ibu dikatakan dalam persalinan (inpartu) bila telah timbul his yaitu kontraksi yang teratur, makin
sering, makin lama, dan makin kuat serta mengeluarkan lendir bercampur darah (bloody show). Bila
ketuban sudah pecah, ibu harus berbaring. (Mansjoer, 2001 : 292)
d.Pengeluaran pervaginam
Pada ibu bersalin terjadi pengeluaran lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu
darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan
darahnya berasal dari pembuluh. Pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah
karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. (Prawirohardjo, 2005 : 182)
e.Masalah-masalah khusus
Pada kasus persalinan normal, tidak ditemukan adanya masalah-masalah yang menyertai kehamilan
maupun persalinan, pada kasus robekan perineum derajat II masalah adalah perineum kaku. (Laporan
Kasus tahun 2008)
Untuk mengetahui apakah ibu pernah atau sedang menderita suatu penyakit yang dapat mempengaruhi
atau dipengaruhi kehamilan dan persalinannya seperti jantung, DM, hipertensi dll.
g.Riwayat menstruasi
Haid pertama / menarche : Menstruasi pada wanita normal sekitar umur 12 – 16 tahun. (Mochtar, 1998)
Siklus haid : Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari,
tetapi variasinya cukup luas. Panjang siklus yang biasa pada manusia adalah 25 – 32 hari.
Banyaknya haid & sifat darah : Jumlah perdarahan sekitar 50 cc, tapi terjadi bekuan darah karena
mengandung banyak fermen. Bila terdapat gumpalan darah, menunjukan perdarahan menstruasi cukup
banyak. (Manuaba, 1998)
Lamanya haid : Biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian dan
ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada wanita biasanya lama haid itu tetap.
Dismenorrhoe : Sewaktu haid kebanyakan wanita merasa kurang senang, merasa gelisah, sakit punggung
dan lain-lain. Buah dada agak nyeri dan mungkin sedikit membengkak.
Siklus 28 hari
Siklus 35 hari
Tgl. Lahir Thn Usia Kehamilan Jenis Persalinan Tempat Persalinan Komplikasi Penolong Bayi Nifas
- Dua kali selama trimester III (Antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu 36).
Trimester I : Mengalami perubahan hormon esterogen dan progesteron akibat merasa mual, letih lesu
muntah, pusing dan sulit merasakan kehamilan.
Trimester II : Masa nyaman yaitu mual muntah dapat diatasi klien sudah beradaptasi, merasakan
gerakan anak.
Trimester III : Rasa tidak sabar, takut, sering BAK, sakit pinggang oedem pada kaki di malam hari, paginya
hilang.
Pada primigravida bisa dirasakan pada usia kehamilan 18 minggu sedang pada multigravida dirasakan
pada usia kehamilan 16 minggu.
a. Makan dan minum terakhir : Mengetahui kapan ibu makan dan minum yang terakhir guna untuk
menambah tenaga ibu saat bersalin dan mencegah dehidrasi.
b. BAK dan BAB terakhir : Untuk kenyamanan ibu saat bersalin, selama persalinan ibu harus berkemih
paling sedikit 2 jam sekali / lebih jika terasa ingin berkemih.
d. Sexualitas :
- Trimester I : 2 minggu sekali (karena masih rawan) dan tidak boleh coitus pada wanita pernah abortus.
- Trimester III : Pada masa ini sebaiknya jangan melakukan coitus, sedangkan pada klien > 36 minggu
boleh dilakukan (merangsang kontraksi).
e. Pekerjaan : Sebaiknya ibu hamil tidak melakukan pekerjaan yang berat karena akan beresiko pada
kehamilannya.
j. Psikologis
a. Keadaan umum : Untuk membedakan apa klien ada masalah kesehatan / tidak dalam
masalah.Normal : baik.
- Kesadaran : Untuk mengetahui apa klien ada kelainan mental / tidak. Normal : compos mentis
- Tinggi badan : Sebaiknya di atas 145 cm. Jika kurang dari 145 cm, diperkirakan panggul sempit yang
menghambat proses persalinan.
- Berat badan : Berat badan selama kehamilan harus meningkat. Pertambahan berat badan selama hamil
rata-rata 0,3 kg – 0,5 kg / minggu. Bila dikaitkan dengan umur kehamilan, kenaikan berat badan selama
hamil muda ± 1 kg dan trimester II dan III masing-masing 5 kg. Akhir kehamilan pertambahan berat
badan total 9 – 12 kg.
b. Tanda vital :
- Tekanan darah : Untuk mengetahui klien menderita hipertensi, eklamsi atau tidak. Sistol normal 100 –
120 mmHg. Diastol : 60 – 90 mmHg
- Suhu tubuh : Untuk mengetahui klien dalam keadaan panas / tidak. Normal : 36,5 – 37,50C.
- Denyut nadi : Menentukan apakah klien menderita penyakit / tidak. Normal : 80 – 100 x/menit.
- Pernapasan : Menentukan apakah klien menderita sesak nafas / tidak. Normal : 16 – 24 x/menit.
c. Pemeriksaan fisik
Rambut : Untuk mengetahui kebersihan dan gizi pasien. Normal :bersih, hitam, tidak ada kerontokan.
Muka : Untuk mengetahui ada oedem / tidak, cloasma gravidarum. Normal : tidak ada oedem.
Mata : Conjungtiva : Untuk mengetahui klien anemia / tidak. Normal: merah muda.
Mulut dan bibir : Melihat kebersihannya dan ada stomatitis atau tidak. Normal:bersih,tidak ada
stomatitis.
Gigi : Menentukan caries / tidak karena dapat mempengaruhi kehamilan. Normal : tidak ada caries.
Leher :
a. Kelenjar thyroid : Untuk menentukan klien kekurangan yodium. Normal : tidak ada pembesaran.
b. Kelenjar limfe : Untuk mengetahui pembesaran kelenjar. Normal : tidak ada pembesaran.
Dada :
b. Paru-paru : Untuk mengetahui ada sesak / kelainan pada paru-paru. Normal : bunyi reguler tidak
ada wheezing, ronchi.
Payudara :
1. Inspeksi :
- Pembesaran : Untuk menentukan ada / tidaknya pembesaran pada mamae. Normal : ada.
- Puting susu : Untuk menentukan puting menonjol / tidak. Normal : menonjol.
2. Palpasi : Untuk mengetahui ada benjolan / tidak. Normal : tidak ada benjolan.
Abdomen:
1. Inspeksi
- Pembesaran : Untuk mengetahui sesuai umur kehamilan / tidak. Normal : ke depan, sesuai
umur kehamilan.
2. Palpasi : Maksudnya untuk menentukan : besarnya rahim untuk menentukan umur kehamilan
dan berat badan janin dan menentukan letaknya anak dalam rahim.
- Leopold I :
- Leopold II :
4. Normalnya : teraba bagian panjang, keras seperti papan (punggung) bagian terkecil janin.
- Leopold III :
1. Menentukan bagian apa yang ada di bawah dari uterus, sudah masuk PAP atau belum.
2. Normalnya : teraba bagian bulat, besar, kertas, melenting (kepala) sudah masuk PAP.
- Leopold IV :
1. Menentukan sejauh mana bagian terendah janin masuk PAP.
3. Auskultasi :
Ekstremitas :
1. Inspeksi : Untuk melihat ada tidaknya varises, kemerahan, kekuatan sendi yang dapat jadi resiko.
2. Palpasi dan perkusi : Untuk meraba ada tidaknya oedem dan reflek patella pada kaki kiri dan
kanan yang menjadi tanda bahaya.
Genetalia :
1. Inspeksi
- Perineum : Untuk menentukan ada luka parut / tidak. Normalnya : tidak ada luka parut.
- Pengeluaran pervaginam : Untuk mengetahui ada lendir dan darah tidak. Normal : keluar
darah dan lendir.
2. Palpasi
- Kelenjar bartholini : Untuk mengetahui ada pembesaran / tidak. Normal : tidak ada
haemoroid.
1. Vulva vagina : Untuk menentukan ada kelainan / tidak. Normal : tidak ada kelainan.
2. Portio : Menentukan tipis atau masih tebal pada portio. Normal : tipis.
3. Pembukaan servix : Untuk menentukan sudah ada pembukaan atau belum. Normal : sudah ada
pembukaan. Fase laten 0 – 3 cm. Fase aktif 4 – 10 cm.
4. Ketuban : Menentukan masih utuh atau sudah pecah. Normal : masih utuh.
Pemeriksaan Penunjang :
a.Urin :
- Reaksi à Menentukan ada / tidaknya gula dalam urin.
- Reaksi albumin à Menentukan ada / tidaknya protein dalam darah.
b. Darah :
- Golongan darah : Untuk menentukan golongan darah, jika ada pendarahan pada saat persalinan.
ANALISA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa adalah masalah dan kebutuhan
klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa : Perumusan diagnosa persalinan disesuaikan nomenklatur kebidanan seperti : P.... A.... inpartu
aterm kala IV dengan robekan perineum derajat II.
Masalah Kebidanan : Perumusan masalah disesuaikan dengan kondisi ibu seperti : Nyeri pada robekan
jalan lahir.
Kebutuhan : Pemenuhan kebutuhan fisiologi (makan, minum, oksigenasi, eliminasi, istirahat dan tidur)
kebutuhan pengurangan rasa nyeri, support person (atau pendampingan dari orang dekat), penerimaan
sikap dan tingkah laku pemberian informasi tentang keamanan dan kesejahteraan ibu dan janin.
Pada langkah ini dapat dilakukan rencana tindakan asuhan yang menyeluruh sesuai dengan diagnosa
potensial dan kebutuhan.
1. Kala I
e. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang kemajuan persalinan dan berikan ibu makan dan minum
sesuai kemauan ibu.
2. Kala II
a. Berikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan mendampingi ibu agar merasa nyaman dan
yakin pada diri sendiri.
b. Berikan cukup makan dan minum untuk memberikan tenaga dan mencegah dehidrasi.
e. Observasi keadaan umum ibu, TTV, kontraksi uterus dan DJJ setiap selesai his.
3. Kala III
a. Cek kandung kemih, apabila blas penuh anjurkan ibu kencing bila tidak bisa lakukan katerisasi.
b. Lakukan manajemen aktif kala III yaitu : suntik oksitosin 10 IU (IM), lakukan PTT, setelah ada tanda-
tanda pelepasan plasenta dilahirkan sesuai dengan prosedur, kemudian lakukan masase uterus hingga
berkontraksi.
4. Kala IV
b. Bersihkan perineum dan bagian yang kotor pada ibu dan kenakan pakaian yang bersih.
c. Observasi TTV dan kandung kemih, kontraksi uterus, TFU dan perdarahan selama 2 jam (15 menit
pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam pertama).
2.2.6 Pelaksanaan
Pada langkah ini dilakukan asuhan yang menyeluruh berdasarkan rencana tindakan seperti yang telah
diuraikan pada langkah 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.
1. Kala I
e. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang kemajuan persalinan dan memberikan ibu makan
dan minum sesuai kemauan ibu.
2. Kala II
a. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan mendampingi ibu agar merasa nyaman
dan yakin pada diri sendiri.
b. Memberikan cukup makan dan minum untuk memberikan tenaga dan mencegah dehidrasi.
c. Mengajarkan ibu teknik meneran yang benar.
e. Mengobservasi keadaan umum ibu, TTV, kontraksi uterus, dan DJJ setiap selesai his.
3. Kala III
a. Mengecek kandung kemih, apabila blas penuh anjurkan ibu kencing bila tidak bisa lakukan
katerisasi.
b. Melakukan manajemen aktif kala III yaitu : suntik oksitosin 10 IU (IM), lakukan PTT, setelah ada
tanda-tanda pelepasan plasenta dilahirkan sesuai dengan prosedur, kemudian lakukan masase uterus
hingga berkontraksi.
4. Kala IV
b. Membersihkan perineum dan bagian yang kotor pada ibu dan kenakan pakaian yang bersih.
c. Mengobservasi TTV dan kandung kemih, kontraksi uterus, TFU, dan perdarahan selama 2 jam (15
menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam pertama).
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan.
1. Kala I
2. Kala II
3. Kala III
b. Ibu sudah disuntik oksitosin 10 IU (IM), plasenta lahir spontan dan lengkap.
4. Kala IV