Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

Perubahan Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham


Pada Perusahaan Food and Beverages

Ardi Gunardi
Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan
Jl. Taman Sari No. 6-8 Bandung 40116
E-mail: ardigunardi88@gmail.com

ABSTRACT

Investment is one of the alternative forms of funding, it can be support the additional capital needs for
companies to develop their business. Purchasing stock is one of the form of investment that can be done in
the capital market. The most important guide of investors to purchase the stock of a company is the financial
performance which is reflected in the financial statements of companies that are expected to provide
information for potential investors and prospective creditors to take decisions related to their fund investments.

Keywords: return on equity, price earning, earning per share, stock price.

PENDAHULUAN dan kemampuan bisnis, serta adapula yang bermain


dalam arena pasar modal dengan mencoba bermain
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak saham, obligasi, dan reksadana.
pertengahan tahun 1998 masih terasa hingga saat Pelaku usaha yang baru adalah mereka yang
ini. Hal tersebut terlihat dari kondisi perekonomian sebenarnya sudah mempunyai pendapatan tetap,
Indonesia yang masih labil, sehingga membuat baik itu bekerja sebagai karyawan swasta. Pegawai
perusahaan per sektor maupun badan pemerintah Negeri Sipil maupun pengusaha itu sendiri.
merasa khawatir akan perkembangan usahanya di Fenomena ini terjadi bukan tidak mungkin karena
masa yang akan datang akibat dari dampak krisis masyarakat sekarang ini belum tentu bisa menjamin
tersebut yang mengakibatkan tidak stabilnya kondisi kehidupan mereka di masa yang akan datang,
suatu perusahaan. sehingga kegiatan masyarakat untuk memulai usaha
Fenomena tersebut menimbulkan kesadaran lain dalam rangka mendapatkan pendapatan ekstra
bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki bisa disebut sebagai kegiatan investasi.
pendapatan lain dari penghasilan tetap mereka, bisa Investasi merupakan penundaan konsumsi
berupa gaji atau keuntungan dari usaha yang dirasa sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang
semakin tinggi. Hal ini terbukti dengan semakin efisien selama periode waktu yang tertentu,
banyaknya jenis usaha baru yang dilakoni oleh Jogiyanto (2008:5). Alternatif yang ada dalam
masyarakat yang diharapkan dapat menambah pemilihan investasi di antaranya adalah real asset
pundi-pundi pendapatan mereka. dan financial asset. Pembahasan dalam penelitian ini
Jenis usaha tersebut bisa berbagai macam, ada mengenai investasi yang berkaitan dengan
yang mencoba untuk berjualan, mendirikan restoran, pengelolaan financial asset.
dan usaha di bidang kuliner yang selama kurang Merujuk pada teori manajemen keuangan,
lebih tiga tahun terakhir menjadi fenomena tersendiri dijelaskan bahwa terdapat trade-off antara usaha
bagi masyarakat Indonesia. Adapula yang mencoba untuk memaksimumkan return pada satu sisi,
peruntungan dengan menjadi anggota sebuah MLM dengan usaha meminimumkan faktor risiko (Jaja
(multi level marketing) untuk memperluas jaringan Suteja, 2008). Dalam konteks manajemen investasi

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 11


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

return dapat dibedakan menjadi return yang perusahaan dan juga menggambarkan perbandingan
diharapkan (expected return) merupakan tingkat antara earning perusahaan terhadap jumlah saham
return yang diantisipasi investor di masa yang akan yang beredar.
datang dan return yang terjadi (realized return) Ada 3 (tiga) alasan yang mendasari
merupakan tingkat return yang telah diperoleh penggunaan price earning ratio dan earning per
investor di masa lalu. Perbedaan antara return yang share, yaitu pertama, karena pada dasarnya kedua
diharapkan dengan return yang benar-benar diterima komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi
merupakan risiko yang harus dipertimbangkan dalam nilai intrinsik suatu saham dan hal ini sesuai dengan
proses investasi. tujuan analisis fundamental yang bertujuan untuk
Seorang investor dalam melakukan investasi menentukan nilai intrinsik saham perusahaan. Nilai
pada suatu sekuritas yang bisa diperjualbelikan intrinsik suatu saham bisa dihitung dengan
harus melalui bursa efek. Penerbitan sekuritas yang mengalikan kedua komponen tersebut, jika
bisa diperjualbelikan ini dilakukan di pasar modal. dibandingkan dengan harga pasar saham
Tujuan investor menginvestasikan dananya di pasar bersangkutan akan berguna untuk menentukan
modal adalah selain untuk dapat turut memiliki suatu keputusan membeli atau menjual saham. Kedua,
perusahaan juga untuk dapat menikmati dividen yang dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya
dibagikan. Selain itu juga terdapat kemungkinan dibayarkan dari earning. Ketiga, adanya hubungan
untuk mendapat capital gain dikemudian hari apabila antara perubahan earning dengan perubahan harga
terjadi kenaikan harga saham perusahaan yang saham.
bersangkutan. Penggunaan laporan keuangan dalam analisis
Harga saham mencerminkan indikator adanya perusahaan mengandung permasalahan dalam
keberhasilan dalam mengelola perusahaan. Jika pelaporan earning yang terkait dengan kemungkinan
harga saham suatu perusahaan selalu mengalami munculnya konflik kepentingan antara investor di
kenaikan, maka investor atau calon investor menilai satu sisi sebagai pengguna laporan keuangan dan
bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola manajemen di sisi lainnya sebagai penyaji laporan
usahanya. keuangan, sehingga dalam situasi seperti ini
Untuk mengetahui baik tidaknya kinerja diperlukan penggunaan tenaga auditor eksternal
keuangan suatu perusahaan, kita dapat yang netral untuk mengurangi konflik tersebut.
mengukurnya dengan menggunakan salah satu
rasio, yaitu rasio profitabilitas yang mengukur 13,000
seberapa besar kemampuan perusahaan untuk 11,500
Makanan dan Minuman

11,000
Harga Saham Industri

10,549
menghasilkan laba. 9,000
8,267
Salah satu indikator profitabilitas yang sangat 7,000
6,322
penting untuk diketahui investor dalam menilai 5,000
saham yang akan dibelinya adalah return on equity 3,000
yang menunjukkan daya untuk menghasilkan laba 1,000
atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang 2004 2005 2006 2007
saham dan sering kali digunakan dalam
membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam
sebuah industri yang sama (Van Horne, Wachowicz, Gambar 1. Grafik Harga Saham Industri Makanan
2005:226). Naik turunnya return on equity akan dan Minuman Tahun 2004-2007
mempengaruhi investor dalam pengambilan
keputusan untuk membeli atau menjual saham dan Usaha produksi makanan dan minuman
hal itu akan mempengaruhi harga saham. merupakan sebuah usaha yang strategis, karena
Informasi keuangan lain yang digunakan oleh makanan dan minuman menjadi suatu kebutuhan
para investor dalam melakukan analisis perusahaan, yang tidak bisa dilepaskan bagi kelangsungan hidup.
yaitu investor harus mendasarkan kerangka pikirnya Oleh karena itu, keadaan seperti ini dimanfaatkan
pada dua komponen utama dalam analisis oleh setiap perusahaan untuk membuka peluang
fundamental, yaitu Price Earning Ratio (PER) dan usaha dalam industri makanan dan minuman, karena
Earning per Share (EPS) yang menggambarkan daya tarik konsumen sangat besar, sehingga
perbandingan antara harga saham terhadap earning mengakibatkan perolehan pendapatannya pun besar.

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 12


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

Pendapatan suatu perusahaan biasanya citra emiten dimata publik juga ikut terdongkrak, pada
ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut dan akhirnya publik akan membeli produk/jasa dari
kondisi di luar perusahaan, seperti kondisi emiten tersebut dan dampak positif berikutnya
perekonomian, sehingga perusahaan harus dapat penjualan perusahaan meningkat dan ini semua
menyesuaikan dengan kondisi yang ada untuk dapat akan mempengaruhi ROE.
bersaing dengan yang lainnya.
Berdasarkan Gambar 1. harga saham industri Net Profit After Taxes
ROE =
makanan dan minuman masih terus melambung, Shareholders Equity
didorong kinerja industri makanan dan minuman
tahun 2005 yang meningkat dan dipercaya masih Price Earning Ratio (PER)
akan terus meningkat di tahun 2007. Informasi PER mengindikasikan besarnya
rupiah yang harus dibayarkan investor untuk
Return on Equity (ROE) memperoleh satu rupiah earning perusahaan.
Berbicara mengenai Return on Equity (ROE) Disamping itu, PER juga merupakan ukuran harga
berarti kita membicarakan profitabilitas, karena ROE relatif dari sebuah saham perusahaan.
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
profitabilitas dan efektivitas perusahaan. ROE Market Price of Common Share
PER =
merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan Earning per Share
manajemen dalam melakukan tugasnya, yakni
menghasilkan keuntungan modal yang maksimal PER menurut Sofyan Syafri Harahap
bagi pemilik modal. (2002:311) mengemukakan, “Rasio ini menunjukkan
ROE menurut Weston dan Copeland yang perbandingan antara harga saham di pasar atau
dialihbahasakan oleh Jaka Wasana dan Kibrandoko harga perdana yang ditawarkan dibandingkan
(2000:241) mengemukakan bahwa, “Return on dengan pendapatan yang diterima. PER yang tinggi
Equity merupakan hasil pengembalian atas ekuitas menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi
mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan di masa yang akan datang cukup tinggi”.
perusahaan”. Dari uraian di atas, PER merupakan salah satu
Berdasarkan uraian di atas, ROE merupakan faktor yang dapat menarik seorang investor untuk
pengukuran efektivitas perusahaan untuk membeli saham tersebut, makin tinggi PER, maka
mendapatkan keuntungan dengan menggunakan semakin besar kemampuan perusahaan dalam
modal perusahaan yang dimilikinya, jadi kemampuan menghasilkan laba.
perusahaan dalam menghasilkan laba tidak diukur PER merupakan salah satu metode untuk
menurut besar kecilnya laba yang dihasilkan, tetapi menentukan nilai intrinsik saham, jika nilai pasarnya
dengan modal sendiri yang telah dikeluarkan untuk lebih rendah dari nilai intrinsiknya atau nilai
menghasilkan laba tersebut. sesungguhnya, maka saham tersebut disebut saham
Pada rumus ROE menunjukkan bahwa dengan undervalued dan layak dibeli. Sebaliknya, jika harga
meningkatnya laba bersih, maka akan meningkat saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya, maka saham
pula nilai dari ROE jika ekuitasnya tetap. Demikian tersebut tergolong sebagai saham overvalued dan
pula sebaliknya dengan menurunnya laba bersih layak untuk dijual. Dengan demikian, diharapkan
akan menurunkan nilai ROE, Raja Lambas (2005). para investor dapat mengetahui kapan harus
Dari sudut pandang investor, ROE merupakan membeli dan menjual sahamnya, sehingga
salah satu indikator penting untuk menilai prospek keuntungan yang maksimal yang diperoleh dari
perusahaan di masa yang akan datang. Dengan selisih harga (capital gain) dapat diperoleh, Elyzabet
mengetahui tingkat ROE, investor dapat menilai Indrawati Marpaung (2003).
prospek perusahaan di masa mendatang dan dapat
melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas Earning per Share (EPS)
perusahaan. Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin
Jadi, perusahaan yang memiliki ROE yang (2006:195) mengemukakan bahwa, “Earning per
tinggi akan memberikan pengaruh positif bagi Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan
investor untuk memburu saham perusahaan tersebut bagian laba untuk setiap saham. EPS
dan tentu saja harga sahamnya akan meningkat, menggambarkan profitabilitas perusahaan yang

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 13


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

tergambar pada setiap lembar saham. Semakin harganya dan berada dalam kondisi
tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin keseimbangan.
besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah Perubahan harga saham adalah kenaikan atau
dividen yang diterima pemegang saham”. penurunan dari harga saham sebagai akibat dari
adanya informasi baru yang mempengaruhi harga
Net Profit After Taxes saham, harga saham tersebut kemudian
EPS =
Listed Shares dibandingkan dengan harga saham tahun
sebelumnya (Jogiyanto, 2008:383).
Berdasarkan uraian di atas, pengertian EPS
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio Pt -Pt-1
yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang ∆Y =
Pt-1
diperoleh investor atau pemegang saham per lembar
saham yang beredar selama suatu periode. Edi Subiyantoro dan Fransisca Andreani (2003)
EPS mempunyai pengaruh kuat terhadap harga meneliti analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
saham dan ketika EPS meningkat, maka harga harga saham. Dari hasil penelitiannya menunjukkan
saham juga ikut meningkat demikian pula sebaliknya, bahwa secara parsial yang berpengaruh signifikan
Sugeng Mulyono (2000). EPS yang meningkat terhadap variasi harga saham adalah book value
menandakan bahwa perusahaan tersebut berhasil equity per share dan Return on Equity.
meningkatkan taraf kemakmuran investor, dan hal ini Njo Anastasia, Yanny Widiastuty Gunawan, dan
mendorong investor untuk menambah jumlah modal Imelda Wijiyanti (2003) meneliti analisis faktor
yang ditanamkan pada saham perusahaan tersebut. fundamental dan risiko sistematik terhadap harga
saham properti di BEJ. Hasil penelitiannya
Perubahan Harga Saham menunjukkan bahwa faktor fundamental (ROA, ROE,
Harga saham adalah sebesar nilai sekarang BV, DER, dan r) dan risiko sistematik (beta)
atau present value di aliran kas yang diharapkan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga
akan diterima (Agus Sartono, 2001:141). Harga saham perusahaan properti secara bersama-sama.
saham yang terjadi di pasar (harga pasar saham) Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2006)
akan sangat berarti bagi perusahaan, karena harga menganalisis pengaruh EVA dan rasio-rasio
tersebut akan menentukan besarnya nilai profitabilitas terhadap harga saham. Hasil penelitian
perusahaan. mengungkapkan hasil uji t parsial menunjukkan
Nilai suatu perusahaan bisa dilihat dari harga bahwa Earning per Share (EPS) berpengaruh
saham perusahaan yang bersangkutan di pasar terhadap harga saham.
modal. Harga saham biasanya berfluktuasi mengikuti
kekuatan permintaan dan penawaran. Fluktuasi
∆ Return On Equity (X1)
harga saham mencerminkan seberapa besar minat
investor terhadap saham suatu perusahaan,
karenanya setiap saat bisa mengalami perubahan ∆ Price Earning Ratio (X2) ∆ Harga Saham (Y)
seiring dengan minat investor untuk menempatkan
modalnya pada saham.
Suad Husnan (2005:282) mengemukakan ∆ Earning Per Share (X3)
bahwa nilai (value) sebuah saham akan
mempengaruhi harganya. Pedoman dalam membeli
atau menjual (menganalisis) saham di pasar, yaitu:
1. Apabila nilai intrinsik lebih besar daripada harga Gambar 2. Paradigma Penelitian
pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Penelitian yang dilakukan oleh Elyzabet
undervalued. Indrawati Marpaung (2003) meneliti tentang
2. Apabila nilai intrinsik lebih kecil daripada harga perubahan dividend yield dan perubahan Price
pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Earning Ratio berpengaruh terhadap perubahan
overvalued. harga saham, mengemukakan bahwa secara
3. Apabila nilai intrinsik sama dengan harga pasar bersama-sama atau secara simultan perubahan
saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar dividend yield dan perubahan Price Earning Ratio

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 14


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Ratio, dan Earning per Share), serta perubahan
perubahan harga saham. harga saham pada perusahaan industri makanan
Sugeng Mulyono (2000) dalam penelitiannya dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2005-
menganalisis mengenai pengaruh Earning per Share 2007.
dan tingkat bunga terhadap harga saham. Hasil dari Melalui metode penelitian deskriptif yang
penelitian tersebut mengungkapkan bahwa Earning digunakan, maka dapat diperoleh perkembangan
per Share dan tingkat bunga secara parsial dan besarnya perubahan kinerja keuangan (Return on
simultan berpengaruh terhadap harga saham. Equity, Price Earning Ratio, dan Earning per Share),
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis serta perubahan harga saham pada perusahaan
penelitian sebagai berikut: industri makanan dan minuman yang terdaftar di
1. Hipotesis penelitian 1: Perubahan kinerja Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007.
keuangan (Return on Equity, Price Earning Dengan menggunakan metode penelitian
Ratio, dan Earning per Share) berpengaruh verifikatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
terhadap perubahan harga saham secara atau bentuk hubungan kausal perubahan kinerja
simultan. keuangan (Return on Equity, Price Earning Ratio,
2. Hipotesis penelitian 2: Perubahan kinerja dan Earning per Share) terhadap perubahan harga
keuangan (Return on Equity, Price Earning saham pada perusahaan industri makanan dan
Ratio, dan Earning per Share) berpengaruh minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
terhadap perubahan harga saham secara periode 2005 sampai dengan periode 2007.
parsial. Populasi dalam penelitian ini adalah 19
perusahaan industri makanan dan minuman yang
METODE listing di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007.
Metode populasi yang digunakan dalam penelitian ini
Objek dalam penelitian ini adalah perubahan adalah menggunakan sensus, karena populasi akan
kinerja keuangan (Return on Equity, Price Earning dijadikan sampel.
Tabel 1. Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Formulasi Variabel Satuan Skala
Perubahan ROE Kenaikan atau penurunan dari
(X1) pendapatan laba setelah pajak
dibagi dengan total modal sendiri ROEt − ROEt-1
∆ROE = % Rasio
dari setiap periode laporan ROEt-1
keuangan. Lukman Syamsudin
(2001:64).
Perubahan PER Kenaikan atau penurunan dari
(X2) harga saham dibagi dengan laba
per lembar saham dari setiap PERt − PERt-1
∆PER = Kali (x) Rasio
periode laporan keuangan. PERt-1
Tjiptono Darmadji dan Hendy M.
Fakhrudin (2006:198)
Perubahan EPS Kenaikan atau penurunan dari
(X3) laba bersih setelah pajak dengan
jumlah lembar saham disetor dari EPSt − EPSt-1
∆EPS = Rupiah Rasio
setiap periode laporan keuangan. EPSt-1
Tjiptono Darmadji dan Hendy M.
Fakhrudin (2006:195)
Perubahan Kenaikan atau penurunan dari
Harga Saham harga saham sebagai akibat dari
(Y) adanya informasi baru yang Pt − Pt-1
mempengaruhi harga saham, ∆Y = Rupiah Rasio
Pt-1
kemudian dibandingkan dengan
harga saham tahun sebelumnya.
Jogiyanto (2008:383)

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 15


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

HASIL DAN PEMBAHASAN peningkatan ROE paling tinggi adalah PT Tiga


Pilar Sejahtera Food Tbk. sebesar 100,50
Secara teoritis jelas bahwa perubahan kinerja sedangkan perusahaan yang mengalami
keuangan (ROE, PER, dan EPS) berpengaruh penurunan ROE paling tinggi diperoleh PT Ades
terhadap perubahan harga saham. Berdasarkan Waters Indonesia Tbk. sebesar -4,88, karena
pengolahan data secara deskriptif yang telah dilakukan mengalami penurunan laba bersih yang cukup
menggunakan rumus perubahan ROE, perubahan drastis. Perusahaan yang mampu
PER, perubahan EPS, dan perubahan harga saham, menghasilkan kenaikan ROE menunjukkan
maka diperoleh hasil yang terdapat pada Tabel 2. bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba
1. Berdasarkan Tabel 2. nilai ROE pada 19 yang cukup tinggi bagi pemilik modal sendiri,
perusahaan yang terdaftar dalam industri makanan sehingga pendapatan pemilik modal menjadi
dan minuman didapat hasil bahwa ∆ROE1 meningkat dan tingkat kepercayaan pemilik
cenderung meningkat, ada 9 perusahaan yang modal bertambah, karena perusahaan mampu
mengalami penurunan, sisanya sebanyak 10 memberikan kontribusi yang tinggi, serta dapat
perusahaan mengalami peningkatan ROE. meningkatkan harga saham atau nilai
Perusahaan yang memperoleh peningkatan ROE perusahaan.
paling tinggi adalah PT Tunas Baru Lampung Tbk. 3. Berdasarkan pada Tabel 2 nilai PER pada 19
sebesar 4,06, sedangkan perusahaan yang perusahaan yang terdaftar dalam industri
mengalami penurunan ROE paling tinggi diperoleh makanan dan minuman didapat hasil bahwa
PT Pioneerindo Gourmet International Tbk. sebesar ∆PER1 cenderung menurun, ada 8 perusahaan
-10,71. yang mengalami peningkatan, sisanya
2. Dari 19 perusahaan yang terdaftar dalam industri sebanyak 11 perusahaan mengalami
makanan dan minuman didapat hasil bahwa penurunan PER. Perusahaan yang mengalami
∆ROE2 cenderung meningkat, ada 6 perusahaan penurunan paling tinggi diperoleh PT
yang mengalami penurunan, sisanya sebanyak 13 Pioneerindo Gourmet International Tbk., yaitu
perusahaan mengalami peningkatan ROE. sebesar -3,52, sedangkan perusahaan yang
Perusahaan yang memperoleh peningkatan ROE memperoleh peningkatan PER paling tinggi
paling tinggi adalah perusahaan yang memperoleh adalah PT Sekar Laut Tbk. sebesar 13,04.

Tabel 2. Perubahan (ROE, PER, dan EPS), serta Perubahan Harga Saham

Kode Emiten ∆ROE1 ∆ROE2 ∆PER1 ∆PER2 ∆EPS1 ∆EPS2 ∆HS1 ∆HS2
ADES -0,56 -4,88 -0,38 1,17 0,08 -0,70 -0,33 -0,34
AQUA -0,31 0,19 1,30 -0,13 -0,24 0,35 0,75 0,18
CEKA -1,65 0,43 -2,39 -0,16 -1,71 0,61 -0,02 0,36
DAVO 0,74 -0,12 5,77 -0,60 0,09 0,06 6,38 -0,58
DLTA -0,28 0,03 -0,17 -0,36 -0,23 0,09 -0,37 -0,30
FAST 0,32 0,14 -0,09 -0,10 0,67 0,49 0,52 0,35
INDF 3,56 0,05 -0,72 0,29 4,33 0,48 0,48 0,91
MYOR 0,89 0,36 -0,03 -0,29 1,05 0,51 0,98 0,08
MLBI -0,03 0,15 0,30 -0,13 -0,15 0,15 0,10 0,00
PTSP -10,71 -1,01 -3,52 -12,37 -1,40 -1,09 0,00 0,00
PSDN -0,91 -1,81 11,53 -1,70 -0,90 -1,73 0,25 -0,49
SKBM 0,00 -0,62 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SKLT -0,99 0,16 13,04 -0,79 -0,95 0,24 -0,29 -0,74
STTP 0,30 0,03 0,03 0,63 0,36 0,08 0,40 0,76
SIPD -1,32 -0,49 -2,66 1,59 -1,33 -0,48 -0,44 0,34
SMAR 0,55 0,15 0,86 0,04 1,06 0,57 2,84 0,64
AISA 2,50 100,50 -0,80 -0,97 3,00 124,67 -0,19 3,29
TBLA 4,06 0,70 -0,64 0,44 2,33 0,82 0,20 1,63
ULTJ 2,23 1,02 -0,57 0,30 2,25 1,06 0,40 0,49
Sumber: Indonesian Capital Market Directory, 2008 (data yang diolah)

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 16


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

4. Dari 19 perusahaan yang terdaftar dalam industri Perusahaan yang mengalami penurunan paling
makanan dan minuman didapat hasil bahwa tinggi diperoleh PT Sierad Produce Tbk., yaitu
∆PER2 cenderung menurun, ada 8 perusahaan sebesar -0,74, sedangkan perusahaan yang
yang mengalami peningkatan, sisanya sebanyak memperoleh peningkatan harga saham paling
11 perusahaan mengalami penurunan PER. tinggi adalah PT Davomas Abadi Tbk. sebesar
Perusahaan yang mengalami penurunan paling 6,38, ini menunjukkan bahwa saham tersebut
tinggi diperoleh PT Pioneerindo Gourmet likuid.
International Tbk. sebesar -12,37, sedangkan 8. Dari 19 perusahaan yang terdaftar dalam
perusahaan yang memperoleh peningkatan PER industri makanan dan minuman didapat hasil
paling tinggi adalah PT Sierad Produce Tbk. bahwa ∆HS2 cenderung meningkat, ada 5
sebesar 1,59. PER yang tinggi menjadi salah satu perusahaan yang mengalami penurunan,
faktor yang dapat menarik seorang investor untuk sisanya sebanyak 14 perusahaan mengalami
membeli saham tersebut. Semakin tinggi PER, peningkatan harga saham. Perusahaan yang
maka semakin besar kemampuan perusahaan mengalami penurunan paling tinggi diperoleh
dalam menghasilkan laba. Artinya, perusahaan PT Sekar Laut Tbk. sebesar -1,73, sedangkan
tersebut mempunyai kinerja yang semakin bagus di perusahaan yang memperoleh peningkatan
masa yang akan datang, ini akan mempengaruhi harga saham paling tinggi adalah PT Tiga Pilar
terhadap kinerja perusahaan tersebut di Sejahtera Food Tbk. sebesar 3,29, ini
masyarakat. menunjukkan bahwa saham tersebut likuid.
5. Nilai EPS pada 19 perusahaan yang terdaftar Kenaikan harga saham ini dapat disebabkan
dalam industri makanan dan minuman didapat hasil oleh permintaan dan penawaran investor,
bahwa ∆EPS1 cenderung meningkat, ada 8 kinerja keuangan perusahaan, dan lingkungan
perusahaan yang mengalami penurunan, sisanya luar perusahaan, seperti tingkat efisiensi pasar
sebanyak 11 perusahaan mengalami peningkatan modal, tingkat risiko, serta perilaku investor juga
EPS. Perusahaan yang mengalami penurunan dapat berpengaruh terhadap harga saham.
paling tinggi diperoleh PT Cahaya Kalbar Tbk., Kenaikan harga saham juga mencerminkan nilai
yaitu sebesar -1,71, sedangkan perusahaan yang perusahaan yang baik.
memperoleh peningkatan EPS paling tinggi adalah
PT Indofood Sukses Makmur Tbk. sebesar 4,33. Pengujian Multikolinearitas
6. Dari 19 perusahaan yang terdaftar dalam industri Multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji
makanan dan minuman didapat hasil bahwa adanya hubungan yang kuat diantara beberapa
∆EPS2 cenderung meningkat, ada 4 perusahaan atau semua variabel independen dalam model
yang mengalami penurunan, sisanya sebanyak 15 regresi. Hasil pengujian multikolinearitas dengan
perusahaan mengalami peningkatan EPS. menghitung nilai tolerance dan VIF (Variance
Perusahaan yang mengalami penurunan paling Inflation Factors) tidak menunjukkan adanya
tinggi diperoleh PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. multikolinearitas antar variabel independen.
sebesar -1,73, sedangkan perusahaan yang Menurut Singgih (2000, 97) bila nilai VIF salah satu
memperoleh peningkatan EPS paling tinggi adalah variabel dari suatu persamaan berganda sebesar
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. sebesar 124,67. 10 atau lebih, maka variabel tersebut terinflasi
EPS yang tinggi menunjukkan kinerja keuangan multikolinearitas. Selain itu, untuk melakukan uji
perusahaan yang baik, karena perusahaan dapat multikolinearitas, bisa dilihat matriks korelasinya
membagikan laba kepada pemegang saham yang
besar, sehingga kekayaan pemegang saham Tabel 3. Hasil Pengujian Multikolinearitas
meningkat dan investor serta pasar dapat
memberikan reaksi yang positif yang dapat Coefficientsa
mendongkrak harga saham di pasar. Model Collinearity Statistics
7. Dari 19 perusahaan yang terdaftar dalam industri Tolerance VIF
makanan dan minuman didapat hasil bahwa ∆HS1 1 Perubahan ROE .987 1.013
cenderung meningkat, ada 6 perusahaan yang Perubahan PER .958 1.044
mengalami penurunan, sisanya sebanyak 13 Perubahan EPS .946 1.057
perusahaan mengalami peningkatan harga saham. a. Dependent Variable: Perubahan Harga Saham

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 17


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan Pengujian autokorelasi dengan Durbin-


dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Watson menunjukkan nilai DW sebesar 2,021.
windows hasilnya menunjukkan bahwa dalam Menurut Algifari (2000) bila nilai DW berada pada
pengujian multikolinearitas nilai VIF (Variance Inflation 1,66 < 2,021 < 2,34, maka dapat disimpulkan tidak
Factors) di bawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,10, terdapat gejala autokorelasi dalam penelitian ini.
maka dapat disimpulkan bahwa pengujian ini tidak
terjadi gejala multikolinearitas. Pengaruh Perubahan Kinerja Keuangan (Return
on Equity, Price Earning Ratio, dan Earning per
Pengujian Heteroskedastisitas Share) Terhadap Perubahan Harga Saham
Pengujian heteroskedastisitas menggunakan secara Simultan
scatterplot model, yaitu melalui diagram pencar yang Besarnya pengaruh masing-masing variabel
dapat memberikan hasil bahwa tidak terjadi gejala independen, yaitu perubahan kinerja keuangan
heteroskedastisitas. (Return on Equity, Price Earning Ratio, dan Earning
per Share) terhadap variabel dependen, yaitu
perubahan harga saham secara simultan, melalui
penelitian verifikatif dengan uji F sebagai upaya
untuk membuktikan kebenaran hipotesis.

Tabel 5. Uji Hipotesis Secara Simultan


ANOVAb
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression 27.169 3 9.056 40.755 .000
Residual 7.555 34 .222
Total 34.724 37
a. Predictors:(Constant), Perubahan EPS, Perubahan
Gambar 3. Diagram Pencar ZPRED dan SRESID ROE, Perubahan PER
b. Dependent Variable: Perubahan Harga Saham
Berdasarkan diagram pencar di atas, maka dapat
dilihat bahwa sebaran titik-titik yang acak di atas Dengan tingkat signifikansi (α) 5%, nilai Fhitung
maupun di bawah angka 0 dari sumbu Y dapat sebesar 40,755 > Ftabel sebesar 2,88 ini berarti Ha
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam diterima, dengan mengambil tingkat signifikansi
model regresi ini. berdasarkan Tabel SPSS adalah 0,000 < 0,05,
dengan demikian, perubahan ROE, perubahan
Pengujian Autokorelasi PER, dan perubahan EPS berpengaruh secara
Model regresi yang baik adalah model regresi signifikan terhadap perubahan harga saham.
yang bebas autokorelasi. Salah satu cara untuk Berdasarkan pada perhitungan pada data
mendeteksi autokorelasi adalah dengan Uji Durbin- yang telah diolah, maka pada Tabel 6. diperoleh
Watson yang digunakan sebagai prosedur formal persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
untuk menguji keberadaan autokorelasi. Jika (4-dl) <
DW < dl, maka tidak terjadi autokorelasi. Hasil nilai DW Y = 0,226 + 0,292 X1 + 0,313 X2 + 0,030 X3 + ε
sebesar 2,021 berada antara 2,682 dan 1,318. Adapun penjelasan dari model regresi di atas
Tabel 4. Hasil Pengujian Autokorelasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
α0 = 0,226 merupakan nilai intercept, yaitu
Model Summaryb perpotongan garis regresi dengan
Model R R Square Durbin-Watson sumbu Y yang menunjukkan tingkat
1 .885a .782 2.021 perubahan harga saham ketika
a. Predictors:(Constant), Perubahan EPS, Perubahan semua variabel independennya, yaitu
ROE, Perubahan PER ∆ROE, ∆PER, dan ∆EPS bernilai nol
b. Dependent Variable: Perubahan Harga Saham atau konstan.

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 18


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

Tabel 6. Hasil Regresi Linier

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Correlations
Model Coefficients Coefficients t Sig.
b Std. Error Beta Zero-order
1 (Constant) .226 .081 2.801 .008
Perubahan ROE .292 .082 .288 3.578 .001 .202
Perubahan PER .313 .065 .393 4.813 .000 .224
Perubahan EPS .030 .003 .856 10.410 .000 .743
a. Dependent Variable: Perubahan Harga Saham

β1 = 0,292 artinya, setiap peningkatan ∆ROE (X1) 1. Pengaruh Perubahan Return on Equity
sebesar 1%, maka akan meningkatkan Terhadap Perubahan Harga Saham
perubahan harga saham (Y) sebesar Variabel perubahan ROE, menunjukkan hasil
29,2%, apabila variabel independen yang signifikan yang ditunjukkan dengan nilai
lainnya, yaitu X2, X3 dianggap konstan. thitung (3,578) > ttabel (2,021). Penelitian ini pada
β2 = 0,313 artinya, setiap peningkatan ∆PER (X2) dasarnya sejalan dengan yang disampaikan Edi
sebesar 1%, maka akan meningkatkan Subiyantoro dan Fransisca Andreani (2003).
perubahan harga saham (Y) sebesar Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
31,3%, apabila variabel independen ROE secara parsial berpengaruh signifikan
lainnya, yaitu X1, X3 dianggap konstan. terhadap variasi harga saham. Hasil ini
β3 = 0,030 artinya, setiap peningkatan ∆EPS (X3) menunjukkan bahwa perusahaan efektif dalam
sebesar 1%, maka akan meningkatkan memanfaatkan modal perusahaan untuk
perubahan harga saham (Y) sebesar menghasilkan laba. Dengan demikian, kinerja
3%, apabila variabel independen perusahaan efektif. Hal ini selanjutnya akan
lainnya, yaitu X1, X2 dianggap konstan. meningkatkan daya tarik perusahaan kepada
R Square pada Tabel 4. sebesar 0,782 atau investor. Peningkatan daya tarik perusahaan
78,2%. Hal ini menunjukkan adanya kontribusi dari menjadikan perusahaan tersebut semakin
perubahan ROE (X1), perubahan PER (X2), dan didekati oleh investor, karena tingkat
perubahan EPS (X3) secara simultan terhadap pengembalian saham akan semakin besar. Hal
perubahan harga saham (Y) sebesar 78,2%, dimana ini juga akan berdampak terhadap harga saham
21,8% lainnya diberikan oleh variabel lain yang tidak dari perusahaan tersebut di pasar modal juga
dijelaskan di dalam model penelitian ini, seperti inflasi, akan semakin meningkat.
kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, nilai tukar 2. Pengaruh Perubahan Price Earning Ratio
rupiah terhadap valuta asing, dan sebagainya. Terhadap Perubahan Harga Saham
Perubahan PER berpengaruh positif dan
Pengaruh Perubahan Kinerja Keuangan (Return on signifikan terhadap perubahan harga saham,
Equity, Price Earning Ratio, dan Earning per Share) hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung (4,813) >
Terhadap Perubahan Harga Saham secara Parsial ttabel (2,021), sehingga hasil ini sesuai dengan
Pengujian secara parsial bertujuan untuk melihat penelitian yang dilakukan Elyzabet Indrawati
apakah masing-masing variabel independen Marpaung (2003) yang mengemukakan bahwa
(perubahan ROE, perubahan PER, dan perubahan perubahan Price Earning Ratio mempunyai
EPS) berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh yang signifikan terhadap perubahan
perubahan harga saham. Signifikansi pengaruh harga saham. Pada dasarnya PER memberikan
variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan
dapat dilihat dari nilai signifikansi t pada Tabel 6. Dari untuk mengembalikan dan pada tingkat harga
hasil penelitian ini ada 3 (tiga) variabel yang dipilih saham dan keuntungan perusahaan pada suatu
terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap periode tertentu. Oleh karena itu, rasio ini
perubahan harga saham, tetapi mungkin ada menggambarkan kesediaan investor membayar
penjelasan yang dapat diterima, sebagai berikut: suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 19


Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen (JRBM)

perolehan laba perusahaan. Perubahan Price Harga Saham, Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 3,
Earning Ratio menyebabkan kenaikan terhadap No.1, Hal 1.
perubahan harga saham. Hal ini karena PER J. Fred Weston, Thomas E. Copeland, 2000,
merupakan indikator perkembangan atau Manajemen Keuangan, ed. Kesembilan
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan Revisi, Alih Bahasa: Jaka Wasana dan
datang, Tendi Haruman (2005). PER juga Kibrandoko, Binarupa Aksara, Jakarta.
merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan Jaja Suteja, 2008, Analisis Determinasi Risiko
suatu perusahaan, sehingga semakin tinggi PER Sistematik Pada Industri Manufaktur di
maka semakin tinggi pula harga sahamnya. Indonesia: Kajian Empiris Pada Bursa Efek
3. Pengaruh Perubahan Earning per Share Indonesia, Jurnal Riset Bisnis dan
Terhadap Perubahan Harga Saham Manajemen, Vol. 4 No. 1, Hal 11.
Hasil penelitian menganai perubahan EPS James C. Van Horne, John M. Wachowicz, 2005,
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga Fundamentals of Financial Management, Alih
saham sesuai dengan nilai thitung (10,410) > ttabel Bahasa: Dewi Fitriasri dan Deny Arnos Kwary,
(2,021). Hal ini konsisten dengan hasil penelitian Salemba Empat, Jakarta.
Noer Sasongko (2006) yang menyatakan bahwa Jogiyanto, 2008, Teori Portofolio dan Analisis
secara parsial Earning per Share berpengaruh Investasi, ed. Kelima, BPFE, Yogyakarta.
terhadap harga saham. EPS merupakan salah satu Lukman Syamsudin, 2001, Manajemen Keuangan
variabel yang dapat mempengaruhi harga saham, Perusahaan, PT Raja Grafindo Persada,
karena pemodal seringkali memusatkan perhatian Jakarta.
pada laba per lembar saham (EPS) dalam Njo Anastasia, Yanny Widiastuty Gunawan, Imelda
melakukan analisis. EPS menggambarkan jumlah Wijiyanti, 2003, Analisis Faktor Fundamental
rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham
biasa. Para calon pemegang saham tertarik Properti di BEJ, Jurnal Akuntansi dan
dengan EPS yang besar, karena hal ini merupakan Keuangan, Vol. 5, No. 2, Hal 123.
indikator prestasi suatu perusahaan, sehingga Noer Sasongko, Nila Wulandari, 2006, Pengaruh
fluktuasi EPS ini akan mempengaruhi permintaan EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap
terhadap saham, yang akhirnya akan Harga Saham, Empirika Vol. 19, No. 1, Hal
mempengaruhi harga saham. 64.
Raja Lambas J. Panggabean, 2005, Analisis
KESIMPULAN Perbandingan Korelasi EVA dan ROE
Terhadap Harga Saham LQ 45 di Bursa Efek
Berdasarkan hasil analisis, didapat hasil yang Jakarta, Jurnal Manajemen dan Bisnis
menunjukkan bahwa varians yang terjadi pada Sriwijaya, Vol. 3, No. 5.
perubahan harga saham (Y) sebesar 78,2% ditentukan Suad Husnan, 2005, Dasar-Dasar Teori Portofolio
oleh varians yang terjadi pada perubahan ROE, dan Analisis Sekuritas, ed. Keempat, UPP
perubahan PER, dan perubahan EPS, sedangkan AMP YKPN, Yogyakarta.
pengujian koefisien determinasi secara parsial didapat Sugeng Mulyono, 2000, Pengaruh Earning per
bahwa perubahan EPS yang mempunyai pengaruh Share dan Tingkat Suku Bunga Terhadap
yang besar terhadap perubahan harga saham. Harga Saham, Jurnal Ekonomi dan
Manajemen, Vol. 1, No. 2, Hal 99.
DAFTAR PUSTAKA Tendi Haruman, Stevanus Adree Cipto Setiawan,
Maya Ariyanti, 2005, Pengaruh Faktor
Edi Subiyantoro, Fransisca Andreani, 2003, Analisis Fundamental dan Risiko Sistematis Terhadap
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham, Tingkat Pengembalian Saham BEJ,
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 5 Manajemen Usahawan Indonesia, No. 11, Hal
No. 2, Hal 171. 26.
Elyzabet Indrawati Marpaung, 2003, Perubahan Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin, 2006,
Dividend Yield dan Perubahan Price Earning Pasar Modal di Indonesia, Salemba Empat,
Ratio (PER) Berpengaruh Terhadap Perubahan Jakarta.

Vol. 3 No. 1, Februari 2010 20

Anda mungkin juga menyukai