Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PRAKTEK PENGELANTANGAN II
Praktek 1
Proses Hilang Kanji dan Pemasakan Pada Kain Rayon Viskosa Secara Perendaman
B. DASAR TEORI
Proses pengelantangan serat-serat buatan (sintetis) dan campurannya meliputi
proses-proses persiapan penyempurnaan pada serat rayon, polyester, campuran
polyester-kapas (T/C) dan campuran polyester-rayon viskosa (T/R). Seperti halnya
pengerjaan proses persiapan pada serat-serat alam, maka serat-serat buatan dan
campuran perlu pula dilakukan proses-proses seperti: Hilang kanji (Desizing),
Pemasakan (Scouring) dan Pengelantangan (Bleaching). Ketiga proses tersebut
dilakukan terutama untuk serat-serat tekstil yang nantinya akan diproses pencelupan,
pencapan maupun penyempurnaan khusus/finish good. Khusus pengerjaan dengan
sisitem semi kontinyu maupun kontinyu maka untuk serat sintetis yang bahan dasarnya
bukan dari alam ditambah satu proses lagi yaitu heat setting (panas pemantapan). Untuk
praktek kali ini serat rayon viskosa hanya diproses hilang kanji dan pemasakan saja.
Penghilangan kanji yang terbuat dari serat regenerasi selulosa dilakukan seperti
yang dikerjakan pada kain kapas, disesuaikan dengan jenis kanji yang digunakan.
Apabila penganjian pada benang lusi digunakan kanji alam, proses penghilangan
kanjinya yang terbaik adalah menggunakan enzim, karena pengerjaannya mudah dan
aman. Sedangkan apabila digunakan kanji sintetis cara penghilangan kanjinya dapat
dilakukan dengan bantuan sabun atau detergen panas atau menggunkan zat-zat
oksidator seperti persulfate, peroksida dan sebagainya.
Umumnya penganjian benang lusi dari serat sintetis dan campuran menggunakan
kanji-kanji sintetis atau campuran dari pada kanji sintetis, semi sintetis dan alam. Hasil
penganjian menggunakan kanji sintetis lebih baik dari pada menggunakan kanji alam,
selain itu cara penghilangannya dari bahan tekstil juga lebih mudah. Namun perlu
diketahui bahwa harga kanji sintetis jauh lebih mahal disbanding dengan kanji alam.
Kanji-kanji sintetis yang sering digunakan untuk proses penganjian serat sintetis
dan campuran adalah: Kanji Polyester, PVA (Polyvinil Alkohol), CMC (Carboxyl
Methyl Cellulosa) dan Akrilik. Daya rekat dari pada kanji sintetis lebih baik disbanding
dengan kanji alam dan penghilangan kanjinya lebih mudah, dimana umumnya
menggunakan :
1. Air panas atau detergen (Tenside Desizing)
Penghilangan kanji dengan air panas atau detergen digunakan untuk kanji
sintetis yang mudah larut. Penghilangan kanji dengan cara ini bisa dilakukan
bersama-sama dengan proses pemasakan.
2. Oksidator
Penghilangan kanji dengan oksidator ini digunakan untuk kanji-kanji yang
sukar larut. Oksidator yang erring digunakan: H2O2 dan garam dari asam caro
(H2SO)
Adapun karakteristik dan pengggolongan kanji berdasaarkan asalnya adalah
sebagai berikut :
Tabel 1. Karakteristik Kanji
Kanji Alam
- Tepung kanji : kentang, jagung, gandum, beras,sagu, tapioca
- Resin
- Gums : gum arab
senegal gum tragacanth : galactomannans
locust bean gum
- Moos dan algae
Kanji Modifikasi
- Pektin
- Turunan tepung kanji : tepung kanj yang larut dalam air
gum inggris
tepung kanji eter : tepung kanji hidroetil
tepung kanji hidropropil.
tepung kanj iester : tepung kanji karboksimetil
tepung kanj pospat
starch karbamat
- Turunan selulosa : ester selulosa : karboksimetil
metil selulosa
Binatang
- Glue
- Gelatin
- Casein
Sintetik
- Polivinil : saponifikasi polivinil asetat parsial
saponifikasi polivinil asetat parsial dengan asam
kroton
kopolimers dengan vinil asetat
- Poliakrilat : dengan asam akrilat
dengan asam metakrilat
dengan ester asam akrilat
dengan akrilonitril + ester asam akrilat
- Kopolimer : dengan stirene
asam maleic dengan etil vinil eter
dengan butandina
- Kopolimer : dengan asam isophtalic
polietilena glikol
(Sumber: Lubis, 1995)
Pemasakan (Scouring)
Tujuan pemasakan pada serat-serat sintetis dan campuran adalah menghilangkan
zat-zat yang ditambahkan pada serat saat proses pembuatan benang atau pada
pertenunan. Zat-zat tersebut misalnya: zat pelemas, zat anti statik, sisa kanji dan
sebagainya. Demikian juga tegangan-tegangan yang dialami benang pada pemintalan,
pertenunan dan perajutan perlu dihilangkan. Pemasakan serat rayon seperti halnya
semua serat buatan, bahan-bahan yang menyebabkan kotoran serat, dapat dihilangkan
dengan pencucian ringan. Pada pemasakan serat rayon ini, disamping menghilangkan
zat-zat yang ditambahkan/menempel kemudian, juga dapat menghilangkan kanji yang
diberikan pada benang lusi.
Serat rayon viskosa dapat dimasak menggunakan larutan detergen non-ionik atau
anionic sebanyak 1-1,5 gr/L dengan menambahkan alkali lemah 1 gr/L pada suhu
mendidih atau hamper mendidih selama 20-30 menit. Penggunaan ammonia dan suhu
yang rendah ini diperlukan untuk menghindarkan terhidrolisanya gugus asetil dari serat.
Ditinjau dari metode yang digunakan, proses pemasakan dapat dilakukan dengan
cara kontinyu (contohnya pemasakan dengan mesin Padd Roll Artos dan Roller Bed)
semi kontinyu maupun tidak kontinyu (contohnya pemasakan dengan bak, mesin
Jigger, mesin Haspel, mesin Clapau, mesin Kier Ketel) tergantung pada mesin yang
tersedia. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah hubungan antara waktu reaksi,
suhu dan konsentrasi alkali.
Sedangkan ditinjau dari tekanan mesin yang digunakan, proses pemasakn dibagi
menjadi 2 macam, yaitu pemasakan tanpa tekanan misalnya menggunakan mesin
Jigger,Haspel, Clapbau, J-Box, dan L-Box dan pemasakan dengan tekanan, misalnya
menggunakan mesin Kier Ketel dan Jigger Tertutup.
Detergent
Detergent adalah garam dari sulfonat atau sulfat berantai panjang dari natrium
(RSO3-Na+ dan ROSO3-Na+)
1. Adalah sulfaktan anionic berupa garam alkali (Na) dari Sulfonat atau Sulfat
yang berantai panjang (alifatik/aromatik)
2. Detergent yang pertama kali digunakan adalah P-Alkilbenzenasulfonat
(dengan gugus alkil yang sangat bercabang) sifat tidak biodegradabel.
3. Tahun 1965 dibuat detergent biodegradabel diantaranya :
Contoh detergent
1. Na Lauril Alfat, CH3 - (CH2)10 – CH2OSO3 – Na
2. Alkil Aril Sulfonat, R O SO3Na
Keunggulan dari detergent adalah tidak mengendap pada air sadah/mengandung logam
2C17H35OSO3Na + Ca (HCO3)2 (C17H35OSO3)2Ca + 2NaHCO3
Sabun dan detergent dikelompokkan berdasarkan muatannya :
1. Anionik : sabun/detergent yang gugus liofobnya mempunyai muatan negatif berupa
gugus COO-, SO32-, SO42-
2. Kationik : sabun/detergent yang gugus liofobnya mempunyai muatan positif berupa
gugus NH2+, NH4+
3. Nonionik : sabun/detergen yang gugus liofobnya tidak mempunyai muatan (bersifat
netral)
R2 / Pemasakan
- Na2CO3 = 3 gr/L
- Pembasah = 1 Cc/L
- Squester – T = 0,5 gr/L
- Suhu = 85oC
- Waktu = 60 menit
- Vlot = Buat 4 L
R3 / Pemasakan
- Detergent = 3 gr/L
- Squester – T = 0,5 gr/L
- Suhu = 80oC
- Waktu = 60 menit
- Vlot = Buat 4 L
R4 / Pencucian Panas
- Suhu = 70 – 80oC
- Waktu = 10 menit
- Vlot =4L
Perhitungan :
Berat bahan = 73,483 gr 73,5 gr
R1 / Hilang Kanji
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 4000 𝐶𝑐
1. Vlot = =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 73,5 𝑔𝑟
= 1 : 54
2. Rapidese = 1 Cc/L x 4 L
= 4 Cc
3. Pembasah = 1 Cc/L x 4 L
= 4 Cc
R3 / Pemasakan
Pada praktek kali ini saya melakukan proses pemasakan dengan menggunakan
detergen.
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 4000 𝐶𝑐
1. Vlot = =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 73,5 𝑔𝑟
= 1 : 54
2. Detergent = 3 gr/L x 4 L
= 12 gr
3. Squester – T = 0,5 gr/L x 4 L
= 2 gr
10 cm searah
benang lusi
1 cm
1 cm
G. FLOW PROSES
Timbang berat
Uji kanji pati dan CMC
Kain R.Viskosa Hilang kanji Pencucian
(suhu 60-70oC, t: 30’) - panas
. - bilas
Pengkondisian Evaluasi
(± 2 jam di lab) - Penurunan % berat
. - Daya serap
H. HASIL PRAKTEK
Tabel 1. Hasil Penurunan Berat
Penurunan Berat (%)
Nama Mahasiswa
dengan Na2CO3
1. Annisa.E.N – Erika.P 3,25 %
2. Lestari.S – Ajik Indras.L 3,54 %
Rata-rata 3,4 %
Penurunan Berat (%)
Nama Mahasiswa
dengan Detergen
3. Abed.R – Exa Exodus.S 4,16 %
4. Dhani.A.K – Hilbram.A 4,24 %
Rata-rata 4,2 %
% Penurunan Berat
𝐵𝐴−𝐵𝐾
Abed Rozaq = x 100 %
𝐵𝐴
73,483 𝑔𝑟 −70,422 𝑔𝑟
= x 100 %
73,483 𝑔𝑟
= 4,16 %
I. DISKUSI ANALISA
Cara pertama (Na2CO3) memperoleh hasil yang kurang baik, karena mengalami
penurunan berat yang kecil dibandingkan dengan menggunakan detergent yaitu sebesar
3,4%. Karena Na2CO3 merupakan alkali lemah dan hanya mempunyai daya pelarutan
terhadap zat pelumas serta bisa bekerja karena adanya hidrolisa terhadap kotoran-
kotoran yang mengakibatkan proses pemasakan kurang optimal, sehingga
daya/kekuatan untuk menghidrolisa, menggelembungkan serat serta mengemulsi
kotoran pada serat lebih kecil yang mengakibatkan tidak sepenuhnya kotoran bisa
terangkat keluar (zat pelemas, zat anti statik, sisa kanji dan sebagainya) dan menjadikan
% penurunan berat tidak banyak.
Cara kedua (detergent) memperoleh hasil yang bagus, karena detergent
mempunyai banyak kelebihan, seperti:
- Mempunyai daya pembasah
- Mempunyai daya emulsi
- Mempunyai daya dispersi
- Mempunyai daya penarikan kotoran dari sub serat
Sehingga kotoran yang ada pada serat dapat tertarik keluar secara optimal dan
menjadikan penurunan berat menjadi lebih banyak dibanding dengan menggunakkan
Na2CO3.
J. KESIMPULAN
1. Dari proses hilang kanji kain rayon viskosa menggunakan enzim memperoleh
hasil yang bagus.
2. Dari kedua zat pemasakan (scouring) serat rayon viskosa diperoleh hasil yang
berbeda.
3. Cara pemasakan (scouring) serat rayon viskosa menggunakan detergent diperoleh
hasil yang paling bagus dibanding dengan menggunakan Na2CO3
K. DAFTAR PUSTAKA
Sumber Referensi dari buku
Lubis, H. Arifin , Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Bandung : STTT. 1994
Suprapto Agus, Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Bandung : STTT. 2005
EVALUASI