Kelompok IV Strategi Bisnis Pertamina PDF
Kelompok IV Strategi Bisnis Pertamina PDF
OLEH
KELOMPOK 1V:
KATA PENGANTAR
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai
akhir.Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Amin.
Penyusun
Kelompok IV
Kelompok IV ii
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
Kelompok IV iii
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
REFERENSI ............................................................................................ 66
LAMPIRAN ...................................................................................... 66
Kelompok IV iv
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
BAB I
PENDAHULUAN
Kelompok IV 1
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
1.3 Tujuan
Kelompok IV 2
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
BAB II
LANDASAN TEORI
Kelompok IV 3
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Strategi secara umum adalah istilah yang sering diartikan sebagai alat
untuk mencapai tujuan atau menyelesaikan suatu masalah. Istilah strategi
diterapkan untuk berbagai lapisan masyarakat atau organisasi (level
pelaksana sampai pimpinan puncak organisasi) Pemahaman yang baik
mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan sangat
menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep Strategi
tersebut sebagai berikut:
2. 2 Hierarki Strategi
Dalam organisasi ada beberapa tingkatan strategi dimana antara satu
dengan yang lain berbicara pada tataran yang berbeda dan menentukan arah
dan rute pada level yang berbeda pula. Hirarki strategi yang ada dalam suatu
organisasi dikelompokkan menjadi 3 tingkatan yaitu strategi korporasi.
Kelompok IV 4
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 5
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 6
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kuadran 1:
Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang
ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy)
Kuadran 2:
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
keekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang
dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)
Kuadran 3:
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak
ia menghadapai beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini
adalah meminimalkan maasalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat
merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4:
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaaan
tersebut menghadapai berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Kelompok IV 7
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 8
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
4. Pembeli menghadapi switching cost yang kecil. Hal ini akan dialami
apabila switching cost ditanggung oleh penjual.
Kelompok IV 9
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
market unit.
Kelompok IV 11
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
strategi
berbeda. SBU dapat meliputi satu atau lebih divisi, lini produk, atau berupa
pengembangan.
Kelompok IV 12
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut analisis situasi dan model
altenatif strategis.
Kelompok IV 13
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 14
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
politik, ekonomi, sosial dan teknologi. PEST digunakan untuk menilai pasar
Kelompok IV 15
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
dari suatu unit bisnis atau unit organisasi. Arah analisis PEST adalah
kerangka untuk menilai sebuah situasi, dan menilai strategi atau posisi, arah
perusahaan, rencana pemasaran atau ide. Dimana analisis ini dapat diambil
a) Faktor Politik
peraturan daerah.
b) Faktor Ekonomi
c) Faktor Sosial
dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang
Kelompok IV 16
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
d) Faktor Teknologi
Politik Sosial
• Pajak /Tarif • Tren gaya hidup
Kelompok IV 17
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang kami gunakan dalam makalah ini antara lain:
1. Studi Literatur
seperti artikel, buku, dan jurnal. Studi literatur ini berguna untuk
makalah ini.
a. Metode Observasi
sedang berjalan.
b. Metode Wawancara
Kelompok IV 18
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
3. Metode Analisis
a. Aspek Pasar
b. Aspek Hukum
e. Marketing Mix
f. Aspek Teknologi
h. Aspek Keuangan
1. Kekuatan (Strength)
c. Kredibilitas perusahaan
d. Budaya perusahaan
Kelompok IV 19
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
2. Kelemahan (Weakness)
3. Kesempatam (Opportunity)
4. Ancaman (Threats)
lingkungan.
Kelompok IV 20
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
selundupan.
produksi limbah.
Kelompok IV 21
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
d. Diversifikasi Produk
a. Produk
b. Harga (price)
c. Segmentasi Pasar
b. Pemilihan teknologi
Kelompok IV 22
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
BAB IV
PEMBAHASAN
b. Petronas
Visi:
To be a Leading Oil and Gas Multinational of Choice
Misi:
1. We are a business entity
2. Petroleum is our core business
3. Our primary responsibility is to develop and add value to this
national resource
4. Our objective is to contribute to the well-being of the people
and the nation
Kelompok IV 23
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 24
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 25
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Tabel 4.4 Teknis Pembobotan Faktor Internal PT. Pertamina (Persero) Tbk.
Total Weight
Factors A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A1 A2 A3 A4 Row Calculated
A 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 19 0.0436782
B 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 10 0.0229885
C 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 18 0.0413793
D 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 23 0.0528736
E 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 18 0.0413793
F 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 12 0.0275862
G 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 12 0.0275862
H 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 21 0.0482759
I 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 0.0574713
J 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19 0.0436782
K 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 5 0.0114943
L 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 26 0.0597701
M 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 12 0.0275862
N 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 21 0.0482759
O 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 6 0.0137931
P 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 10 0.0229885
Q 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 11 0.0252874
R 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0.0068966
S 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 10 0.0229885
T 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 0.0367816
U 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 20 0.045977
V 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 5 0.0114943
W 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 16 0.0367816
X 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 13 0.0298851
Kelompok IV 26
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Melalui pembobotan teknis yang telah dilakukan, didapatkan hasil akhir bobot
beserta rating masing-masing bobot sebagai berikut:
Dapat diketahui nilai penilaian terhadap IFE dari PT. Pertamina (Persero) Tbk.
adalah 2,55172, hal ini mengindikasikan bahwa keadaan internal PT. Pertamina
(Persero) Tbk. berada pada kondisi sedang.
Kelompok IV 27
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Peluang (Opportunities)
No.
1 Pertumbuhan ekonomi Indonesia
2 Pertumbuhan kendaraan bermotor
3 Pertumbuhan industri Indonesia
4 Peluang untuk menaikkan strata keagenan menjadi Agen LPG Pertamina.
5 Peluang untuk menjadi Agen LPG Pertamina kemasan 3 kg
6 Besarnya pasar untuk produk minyak pada dunia internasional
7 Potensi penghapusan subsidi BBM bagi Industri
8 Undang-undang pemerintah yang melindungi
9 Jaringan ratusan outlet pelanggan dapat dieksplorasi untuk menjual produk
selain LPG Pertamina.
10 Adanya prioritas kucuran Kredit Modal Kerja dari Perbankan Indonesia.
11 Tingginya loyalitas dan kepercayaan masyarakat
12 Masih tingginya tingkat ketergantungan masyarakat pada produk pertamina
13 Untuk ke depannya, perusahaan kompetitor tidak diberi subsidi oleh pemerintah
sehingga harga produk lebih mahal
14 Munculnya varian bahan bakar
15 Adanya modernisasi kilang minyak oleh pemerintah
Ancaman (Threats)
No.
1 Kenaikan harga minyak mentah dunia
2 Munculnya bubble pada ekonomi Indonesia
3 Adanya persaingan tidak sehat pada dunia industri
4 Naiknya inflasi di Indonesia
5 Potensi politik yang tidak stabil di negara penghasil minyak
6 Munculnya peraturan pembatasan penggunaan BBM
7 Munculnya potensi politik yang kurang stabil di Indonesia terutama saat
menjelang pemilu
8 Penurunan cadangan minyak mentah Indonesia
9 Banjir dan bencana alam lainnya
10 Timbulnya budaya "Go Green"
11 Adanya pihak luar yang campur tangan dalam lifting minyak
12 Adanya perusahaan minyak asing
13 Munculnya bahan bakar alternatif
14 Perusahaan asing memiliki teknologi yang lebih canggih
15 Persaingan dalam pemasaran dengan perusahaan asing untuk menjaring
konsumen sebanyak-banyaknya.
Kelompok IV 28
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Dapat diketahui bahwa nilai EFE dari PT. Pertamina (Persero) Tbk. Adalah
2,3496503, hal ini mengindikasikan bahwa keadaan eksternal PT. Pertamina
(Persero) Tbk. berada pada kondisi sedang.
Kelompok IV 29
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 30
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 31
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 32
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Gambar 4.1 Konsumsi premium, minyak tanah, dan solar tahun 2010 [2]
Kelompok IV 33
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Data market share yang digunakan adalah data non-subsidi. Data ini
diasumsikan sama dengan data premium bersubsidi, karena di Indonesia, yang
memberikan subsidi adalah pemerintah dan distributornya hanyalah 1 yaitu PT.
Pertamina (Persero) Tbk. Oleh karena itu, sebenarnya dapat dikatakan bahwa Untuk
menghitung sumbu X yang merupakan tingkat pertumbuhan pasar, Data yang
digunakan untuk menghitung pertumbuhan pasar adalah premium pada tahun 2011
dan 2012. Sehingga matriks BCG yang dihitung merupakan perhitungan
pertumbuhan konsumsi premium dari tahun 2011 ke 2012.
Data market share yang digunakan adalah data non-subsidi. Data ini
diasumsikan sama dengan data premium bersubsidi, karena di Indonesia, yang
memberikan subsidi adalah pemerintah dan distributornya hanyalah 1 yaitu PT.
Pertamina (Persero) Tbk. Oleh karena itu, sebenarnya dapat dikatakan bahwa
market share pertamina untuk bahan bakar bersubsidi adalah 100%. Namun
dikarenakan ada kompetitor lain yang bergerak di penjualan minyak non subsidi,
maka data market share yang digunakan adalah 71.19%. Data ini dianggap relevan
untuk menggambarkan posisi PT. Pertamina (Persero) Tbk. bsaat ini di para
pesaingnya.
Kelompok IV 34
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Berdasarkan letak matriks BCG di atas, dapat dilihat bahwa PT. Pertamina
(Persero) Tbk. terletak pada kuadran stars dimana memiliki pertumbuhan positif dan
memiliki pangsa pasar yang luas serta PT. Pertamina (Persero) Tbk. dianggap sudah
melakukan aktivitas usaha dengan baik serta memiliki peluang yang yang terbuka lebar
dan sangat bagus di depan. Adapun strategi alternatif yang bisa dipilih pasa posisi ini
adalah integrated strategy, dimana PT. Pertamina (Persero) Tbk.
bisa mengakuisisi supplier atau distributor. Strategi alternatif yang kedua adalah
intensive strategy, dimana PT. Pertamina (Persero) Tbk. disarankan untuk
mengembangkan produknya agak lebih baik lagi. Strategi alternatif yang ketiga adalah
dengan melakukan joint ventures dengan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak di
bidang perminyakan untuk membuat sebuah anak perusahaan baru yang bisa dijadikan
ujung tombak baru dalam rangka meningkatkan market share dan market growth.
Kelompok IV 35
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Berikut merupakan daftar pengelompokan key internal factors dan key external
factors dari analisis SWOT yang akan digunakan pada perhitungan QSPM:
Key external factors:
Economy: O1, O6, O7, T15
Political/Legal/Governmental: O8, O10, O14, T3, T4, T5
Social/Cultural/Demographic/Environmental: O1, O2, O3, O4, O9, O11,
O12, T1, T8, T9, T10
Technological: O15, T14
Competitive: O13, T2, T6, T7, T11, T12, T13
Key internal factors:
Management: S5, S6, S7, S8, S9, S10, S13, W1, W5, W10, W11, W13
Marketing: S1, S3, S4, S14, W7
Finance/Accounting:
S11, S15, W2
Production/Operations:
S12, W3, W4, W6, W8, W9, W11, W14
Research
and Development: S2, S16
Computer Information Systems: tidak ditemukan
Kelompok IV 36
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Tabel 4.10 Matriks QSPM Tiga Strategi Alternatif Pada PT. Pertamina (Persero) Tbk.
Integrated Intensive
Key Factors Weight Strategy Strategy Joint Ventures
AS TAS AS TAS AS TAS
External Factors
Economy 0.137529 4 0.550117 4 0.5501166 2 0.2750583
Political/Legal/Governmental 0.228438 4 0.913753 4 0.9137529 3 0.6853147
Social/Cultural/Demographic/Environmental 0.377622 4 1.51049 4 1.5104895 2 0.7552448
Technological 0.067599 1 0.067599 2 0.1351981 4 0.2703963
Competitive 0.188811 2 0.377622 2 0.3776224 4 0.7552448
Total 1 3.41958 3.4871795 2.7412587
Internal Factors
Management 0.49197 3 1.47591 4 1.96788 3 1.47591
Marketing 0.22299 4 0.89196 4 0.89196 4 0.89196
Finance/Accounting 0.03218 3 0.09654 4 0.12872 3 0.09654
Production/Operations 0.20689 4 0.82756 4 0.82756 4 0.82756
Research and Development 0.04598 1 0.04598 1 0.04598 4 0.18392
Computer Information Systems 0 1 0 2 0 4 0
Total 1 3.33795 3.86210 3.47589
Dari matriks QSPM diatas, dapat dilihat bahwa yang memiliki skor akhir
tertinggi adalah strategi alternatif kedua yaitu intensive strategy. Oleh karena itu,
strategi ini yang kemudian bisa dipakai oleh PT. Pertamina (Persero) Tbk. Pada
strategi ini (intensive strategy) yang utama harus dilakukan adalam mengimprove
pruduk dan service dari PT. Pertamina (Persero) Tbk. berikut ini merupakan
beberapa langkah yang bisa dilakukan PT. Pertamina (Persero) Tbk.
Kelompok IV 37
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Tabel 4.11 Pilihan action pada Strategi Intesif PT. Pertamina (Persero) Tbk.
Adi Surya Sempurna adalah Distributor Resmi Pelumas Shell di Indonesia. Yang
berlokasi di Jalan Rungkut Industri III / 26 Surabaya dan berdiri sejak 1983. Adi
Surya Sempurna melayani kebutuhan perusahaan perkapalan, industri, dan
transportasi khususnya di wilayah Jawa Timur. Secara terus menerus, Adi Surya
Sempurna memajukan pelayanan kepada Pelanggan, dan selalu menempatkan diri
sebagai salah satu perusahaan yang dicari untuk partner bisnis.
VISI
Kelompok IV 38
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
MISI
Menjadi parter bisnis yang dapat di andalkan baik bagi Shell dan Pelanggan.
Memberikan pelayanan terbaikdan membina hubungan kerjasama jangka
panjang.
Mempertahankan dan terus mengembangkan market share demi kelangsungan
tingkat pelayanan terbaik.
Mengembangkan sikap profesionalisme dalam perusahaan dan membangun
reputasi sebagai sumber terbaik untuk mendapatkan produk Shell di Indonesia.
Bersikap dinamis dan inovatif untuk kepuasan pelanggan.
TUJUAN
1. Memenuhi target penjualan total 2.5 Juta KL pada 2013 untuk semua
channel.
2. Pertumbuhan pelanggan baru tiap bulannya hingga 20% dari total
pelanggan.
3. Katersediaan stok barang selalu ready dengan stok minimal 20% dari kuota
yang telah di tentukan tiap jenisnya dengan sistem pemantauan tiap hari.
4. Memangkas birokrasi hingga 20% lebih efisien di akhir 2013 dengan
penggunaan Open ERP.
5. Selling skill dan Technical skill untuk para Distributor Sales Representative
meningkat minimal 20% tiap kuartal ditunjukan dengan hasil tes Selling
Skill dan Technical Skill tiap kuartal.
LAYANAN KONSUMEN
Dedicated Team
Kelompok IV 39
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Website
Makna bagi Pelanggan : Akses informasi online 24 jam dengan menghubungi staf
yang tepat.
Ready Stock
Delivery Fleet
Makna bagi Pelanggan : Tambahan jadwal pengiriman dan menjadi lebih tepat
waktu.
PELAYANAN TEKNIS
Kelompok IV 40
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
ANALISA SWOT
Strength
Faktor strategis Nilai Bobot Rating Skor
Ketersediaan untuk semua jenis produk 4 0.17 4 0.67
Modal kuat, mampu support Terms Of Payment yang panjang 3 0.13 2 0.25
Website dengan rating prioritas dalam sistem pencarian Google 3 0.13 3 0.38
Weakness
Faktor strategis Nilai Bobot Rating Skor
Turn Over karyawan tinggi 4 0.17 -3 -0.50
Birokrasi internal yang rumit / SOP belum semuanya ada dan 3 0.13 -3 -0.38
belum jelas
Perbedaan harga yang signifikan di antara 3 channel yaitu 4 0.17 -4 -0.67
Direct Key Account, Indirect, Marine Direct Key Account, dan
Marine Indirect.
Tidak tersedia mobil pickup untuk Delivery Urgent 2 0.08 -3 -0.25
TOTAL 13 0.5 -13 -1.8
Kelompok IV 41
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Opportunity
Faktor strategis Nilai Bobot Rating Skor
Didukung oleh merk ternama dan terkenal di dunia 4 0.17 4 0.67
Sebagian besar OEM selalu rekomendasikan Shell dalam 4 0.17 4 0.67
sistem garansi mesinnya
Ada sistem promo dari Shell Indonesia untuk produk yang 2 0.08 2 0.17
slow moving
Margin besar seiring dengan kualitas layanan 3 0.13 3 0.38
TOTAL 13 0.54 13 1.9
Threats
Faktor strategis Nilai Bobot Rating Skor
OEM juga rekomendasikan merk lain 4 0.17 -2 -0.33
Distributor merk lain berikan harga dan kualitas layanan yang 4 0.17 -3 -0.50
juga kompetitif
Distributor resmi Shell yang lain berikan harga yang lebih 3 0.13 -4 -0.50
murah
Pelanggaran wilayah oleh Distributor resmi Shell yang lain 4 0.17 -4 -0.67
TOTAL 15 0.63 -13 -2.0
Kelompok IV 42
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Berdasarkan grafik diatas maka dapat diketahui bahwa posisi unit usaha PT. Adi
Surya Sempurna ada pada kuadran IV koordinat (1.60 ; -0.10), dan disempurnakan
lagi dengan penghitungan luas kuadrannya seperti pada tabel berikut ini :
Maka dapat disimpulkan bahwa PT. Adi Surya Sempurna dapat membuat
keunggulan dengan cara fokus pada strategi melawan pesaing yang ada.
Kelompok IV 43
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Dari matrik diatas maka PT. Adi Surya Sempurna bisa fokus dalam diversikasi
kosentrik, beberapa langkah yang bisa / telah dilakukan oleh PT. Adi Surya
Senpurna :
Kelompok IV 44
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
7. Manajemen stok dan harga. Pesaing dari pelumas merk terkenal saat ini
sudah bisa menjual dengan harga yang lumayan miring di banding produk
Shell, dengan spesifikasi dan kualitas yang setara, ketersediaan stok barang
menjadi kunci utama dalam bisnis ini.
Prioritas :
Kelompok IV 45
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Output :
Outcame :
Kelompok IV 46
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Keterangan :
1 Sangat kurang baik
2 Kurang baik
3 Cukup baik
4 Baik
Kelompok IV 47
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 48
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Peraturan Pemerintah yang mengatur usaha minyak dan gas bumi di Hulu
dan Hilir belum dapat menjamin investasi di sektor minyak dan gas bumi akan
masuk, karena masih banyak masalah lain yang menjadi hambatan bagi
terealisasinya investasi. Masalah tersebut antara lain peraturan perpajakan dan
lingkungan hidup serta otonomi daerah yang menyulitkan bagi perusahaan minyak
asing beroperasi karena berhadapan dengan raja-raja kecil di daerah. Sementara itu,
konsumsi minyak bumi (BBM) di dalam negeri sudah melebihi kapasitas produksi.
Dalam beberapa tahun belakangan ini penyediaan BBM dalam negeri tidak dapat
seluruhnya dipenuhi oleh kilang minyak domestik, hampir 20%-30% kebutuhan
minyak bumi dalam negeri sudah harus diimpor dari luar negeri. Kebutuhan impor
minyak bumi ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk yang terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri
yang diharapkan semakin membaik ditahun-tahun mendatang.
Realisasi Perkiraan
Produksi Produksi
Kelompok IV 49
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 50
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Indonesia juga merupakan salah satu negara yang kaya akan gas bumi.
Sampai dengan pertengahan tahun 1970-an, gas dianggap bukan sebagai komoditi
yang menguntungkan, sehingga hanya digunakan pada kebutuhan yang terbatas.
Infrastruktur transmisi dan distribusi gas pada periode tersebut juga terbatas. Seiring
dengan kemajuan teknologi dan permintaan gas yang meningkat di pasar dunia,
maka eksploitasi gas mulai dilaksanakan dan Indonesia termasuk salah satu
eksportir gas terbesar di dunia.
Kelompok IV 51
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Sumber daya minyak dan gas berlokasi di 60 basin yang terbentuk dari
endapan diseluruh Indonesia.Hanya 38 basin yang sudah dieksplorasi. Ada 15 basin
yang sudah memproduksi hidrokarbon : 3 di bagian Timur Indonesia, bernama
basin Salawati dan Bintuni di Papua, dan basin Bula di Maluku. Kedua belas basin
lainnya berlokasi di bagian barat Indonesia.Delapan basin memiliki hydrocarbon,
namun belum memproduksi.Basin yang lainnya, kebanyakan terletak di sebelah
timur Indonesia, sudah dibor namun tidak berujung pada suatu pencarian.
Sumber: BP Migas
Kelompok IV 52
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Produksi minyak terus jatuh, dan produksi gas juga mulai menurun,
akibatnya minyak berhenti menjadi kontributor finansial bersih bagi negara.
Menurunnya output gas membahayakan karena melihat pengalaman penurunan
produksi minyak, dapat meninggalkan Pertamina (dan pemerintah) banyak kesulitan
untuk memenuhi komitmen kontrak pengiriman LNG di masa datang. Akhirnya
Indonesia tidak dapat berharap untuk melompat ke status negara industri melalui
bisnis minyak dan gas.
Kelompok IV 53
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Dari Gambar diatas, terlihat bahwa ada beberapa upaya yang serius untuk
meningkatkan produksi minyak dan cadangan minyak nasional. Hal ini akan
memicu pertumbuhan kegiatan sektor Hulu, termasuk kegiatan di bidang pemboran,
baik eksplorasi maupun pengembangan.
Tingkat permintaan akan gas alam yang jatuh sepanjang 2009 seiring dengan
melemahnya kondisi perekonomian dunia diduga tidak akan bisa naik ke level
sebelum krisis dalam waktu dekat. Pengalaman krisis Asia sebelumnya di akhir
dekade 90-an juga mengkonfirmasi hal ini, butuh waktu panjang untuk
pertumbuhan permintaan gas alam agar kembali ke level sebelum krisis.
Kelompok IV 54
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 55
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
memiliki lead time yang panjang. Sehingga sampai 2015 diperkirakan pasar
gas alam dunia masih akan mengalami oversupply. Hal ini pun akan diperkuat
dengan perkembangan teknologi pengeboran seperti lateral drilling untuk jarak jauh
dan pengetahuan geologis untuk area yang non konvensional. Dalam jangka
menengah, peluang di industri gas alam akan terbuka terutama untuk investasi
fasilitas LNG regasification yang memungkinkan produsen secara fleksibel
menyimpan dan mengubah bentuk gas alam cair untuk disesuaikan pasokan yang
akan dilempar ke pasar sesuai perkembangan harga yang terjadi.
Sementara permintaan dari negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat
diperkirakan akan tetap stagnan tanpa ada peningkatan. Untuk Eropa peningkatan
diperkirakan akan terjadi untuk kawasan Eropa Timur dan Eropa Tengah yang terus
berkembang sebagai basis manufaktur murah di kawasan tersebut. Potensi
penurunan permintaan di negara maju besar terjadi didorong dengan semakin
ketatnya aturan emisi gas buang dan efisiensi mesin kendaraan bermotor2. Khusus
Kelompok IV 56
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 57
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 58
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Dari potensi reserves saat ini sebesar 1520 Mwe, Pertamina menetapkan
target pertumbuhan kapasitas pembangkitan/pemanfaatan energi sebesar rata-rata
37% per tahun untuk menghasilkan 1322 MW listrik pada tahun 2015. Sekitar 79%
dari pertumbuhan tersebut diharapkan berasal dari ekspansi produksi existing area
dan pengembangan pada lahan baru. Upaya tersebut diawali dengan pembuktian
cadangan yang berpotensi untuk pengembangan 5 tahun mendatang meningkat
menjadi 2185 MWe.
Kelompok IV 59
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Potensi drilling juga dapat di-driver dari adanya cadangan Coal Bed
Methane (CBM), di mana pada lapisan batubara muda terdapat cadangan gas
methane yang dapat dieksplorasi dan dieksploitasi. Gambar 11 menunjukkan peta
potensi Coal Bed Methanedi Indonesia yang berjumlah kurang lebih 453,3 TCF,
dengan total Basin berjumlah 11. Rincian ke sebelas basin tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Central Sumatra Basin, (52,50 TCF)
b. Ombilin Basin (0,50 TCF)
c. South Sumatra Basin (183,00 TCF)
d. Bengkulu Basin (3,60 TCF)
e. Jatibarang Basin (0,80 TCF)
f. Barito Basin (101,60 TCF)
g. Pasir Asem Basin (3,00 TCF)
h. Kutei Basin (80,40 TCF)
i. North Tarakan Basin (17,50 TCF)
j. Berau Basin (8,40 TCF)
k. Southwest Sulawesi Basin (2,00 TCF)
Kelompok IV 60
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 61
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Kelompok IV 62
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
Dapat diketahui bahwa nilai EFE dari PT. Pertamina (Persero) Tbk. adalah
2,3496503, hal ini mengindikasikan bahwa keadaan eksternal PT. Pertamina
(Persero) Tbk. berada pada kondisi sedang.
1. Shell
2. Sound Oil
3. Star Energy
4. Samudra Energy
5. Pacific Oil dan Gas
Dengan persaingan yang cukup ketat ini, diperlukan sebuah studi dalam
rangka mengetahui posisi PT. Pertamina (Persero) Tbk. dibandingkan dengan para
kompetitornya. Competitive Profile Matrix (CPM) adalah metode yang digunakan
untuk menganalisis masalah yang telah dijabarkan di atas. Metode ini prinsipnya
hampir sama dengan metode pembobotan untuk strength, weakness, opportunity
dan threat hanya sedikit berbeda karena harus dibandingkan dengan perusahaan
pesaingnya.
Sebelum dilakukan perbandingan, terlebih dahulu dilakukan pembobotan
terhadap faktor-faktor yang akan diperhitungkan, faktor-faktor tersebut antara
lain:
a. Teknologi f. Harga Produk
b. Manajemen g. Penguasaan Pasar
c. Kesetiaan Pelanggan h. Penyebaran SPBU
d. Kualitas Pelayanan
e. Kualitas Produk
Kelompok IV 63
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
BAB V
Berdasarkan hasil penelitian dari kelompok kami, maka pada bab ini kami
mencoba untuk menarik kesimpulan dan selain itu juga kelompok kami
memberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini.
5.1 kesimpulan
Kelompok IV 64
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
5.2 Saran
Kelompok IV 65
Program Studi Teknik Industri-S1
Universitas Mercu Buana
REFERENSI
1. F.R. David, Strategic Management: Concepts and Cases, 11th ed., Prentice
Hall, 2007.
4. (http://www.bisniskti.com) /index.php/2013/04/pertamina-penjualan-bbm-
nonsubsidi-alami-peningkatan/, diakses 1 Mei 2013).
Kelompok IV 66