Anda di halaman 1dari 9

Sistem Regresi Penduduk yang di Indonesia

Kelahiran
Kematian
Migrasi atau perpindahan yang dilakukan penduduk dari satu wilayah ke wilayah
lain.
Perceraian
Perkawinan
Adopsi anak

Langkah melakukan regristrasi penduduk


Sistem Regresi kelahiran yaitu membuat akta kelahiran. Langkah – langkahnya :
Persyaratan yang harus dilampirkan:
Surat kelahiran dari penolong kelahiran ( Rumah
Sakit/Puskesmas/Klinik/RumahBersalin/Dokter/Bidan/dll).
Foto copy KTP dan KK kedua orang tua / yang bersangkutan.
Keterangan kelahiran dari kelurahan setempat(stempel basah/asli).
Foto copy akta nikah / perkawinan orang tua.
Menghadirkan dua orang saksi dan melampirkan foto copy KTP nya.
Penetapan pengadilan negeri kota / kabupaten setempat bagi pemohon akte
kelahiran yang melmapaui batas waktu 1 tahun dari tanggal kelahiran.
Mekanisme dan prosedur jenis akte kelahiran umum dan dispensasi:
Pemohon datang dengan membaa persyaratan terlampir ke loket Pelayana
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Mengisi formulir pendaftaran bermaterai yang sudah disediakan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan sipil.
Pemohon menandatangani buku resiter akta kelahiran beserta 2 orang
saksi.
Sistem Resgresi kematian yaitu membuat surat kematian. Langkah – langkahnya:
Persyaratan yang harus dilengkapi:
Surat pengantar RT / RW
Surat pengantar dari Desa / Kelurahan
KTP dan KK yang bersangkutan (almarhum)
Foto kopi KTP 2 orang saksi
Surat keterangan kematian dari Dokter, Rumah Sakit, Puskesmas
Catatan: untuk surat keterangan kematian, jika saat meninggal di
Rumah Sakit maka surat keterangan kematian bisa kamu urus pada
dokter / rumah sakit tersebut. Jika meninggal di rumah kamu bisa
meminta surat keterangan kematian pada Puskesmas setempat untuk
surat pengganti dari Dokter.
Prosedur Cara Membuat Surat Kematian :
Lengkapi semua syarat yang diperlukan diatas
Meminta surat pengantar dari RT dan RW
Surat pengantar dibawa keDesa / Kelurahan berikut syarat lengkapnya, di
Desa diminta mengisi Formulir pembuatan Surat Kematian kemudian
diterbitkan Surat Kematian tersebut
Kemudian bawa semua berkas dari Kelurahan untuk diproses pada Kantor
Kecamatan
Berkas yang sudah ditanda tangani oleh pihak Kecamatan kemudian
dibawa ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
(Despendukcapil) Kabupaten / Kota setempat untuk diproses terkait
Akta / Surat Kematian yang diterbitkan.
Sistem Regresi migrasi yaitu membuat surat migrasi. Langkah – langkahnya :

Sistem Regresi perceraian yaitu membuat surat gugatan perceraian ke pengadilan.


Langkah – langkahnya :

Menyiapkan Dokumen yang Dibutuhkan


Surat nikah asli
Fotokopi surat nikah
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari penggugat
Surat keterangan dari kelurahan
Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
Fotokopi akte kelahiran anak (jika memiliki anak)
Meterai
Nah jika ingin menggugat harta gono gini atau harta milik bersama,
siapkan pula berkas-berkas, seperti surat sertifikat tanah, surat-surat
kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB dan STNK), dan dokumen
harta lainnya.

Mendaftarkan Gugatan Cerai ke Pengadilan


Mendaftarkan gugatan cerai harus ke pengadilan di wilayah kediaman
pihak tergugat. Jika istri akan menggugat cerai suami, maka istri harus
mengajukan gugatan tersebut di pengadilan tempat suami.

Membuat Surat Gugatan


Begitu tiba di pengadilan, Anda bisa langsung menuju pusat bantuan
hukum di pengadilan guna membuat surat gugatan. Surat gugatan cerai
ini harus mencantumkan alasan menggugat cerai. Alasan gugatan cerai
harus dapat diterima pengadilan, seperti ada unsur penganiayaan,
penelantaran, kekerasan, pertengkaran terus menerus, dan alasan
lainnya.

Menyiapkan Biaya Perceraian


Biaya selama masa sidang cerai wajib dibayar pihak yang mengajukan
gugatan cerai. Biaya-biaya tersebut, antara lain biaya pendaftaran,
biaya meterai, biaya proses (ATK), biaya redaksi, dan biaya panggilan
sidang. Biaya yang dikeluarkan selama proses sidang perceraian
tergantung dari kedua belah pihak yang bercerai. Kalau salah satu
pihak tidak pernah menanggapi surat panggilan persidangan, maka
pihak pengadilan berhak membebankan biaya yang lebih besar. Tapi,
hal ini kembali lagi tergantung pada jumlah ketidakhadiran pihak yang
bercerai.

Mengetahui Tata Cara dan Proses Persidangan


Saat proses persidangan berjalan, kedua belah pihak harus menghadiri
persidangan untuk mengikuti mediasi. Dengan adanya mediasi,
diharapkan kedua belah pihak bisa berdamai dan menarik gugatannya.
Akan tetapi, kalau keputusan untuk bercerai sudah bulat, maka akan
dilanjutkan dengan pembacaan surat gugat perceraian.

Jika pihak tergugat tidak pernah memenuhi panggilan dari pihak


pengadilan untuk mengikuti sidang, maka pihak pengadilan dapat
membuat amar putusan yang berisi pemutusan sah antara suami dan
istri.

Amar putusan ini kemudian akan dikirimkan kepada pihak tergugat


sebagai bukti kalau pernikahan sudah berakhir. Apabila pihak yang
tergugat sama sekali tidak memberi tanggapan mengenai amar putusan,
maka pihak pengadilan berhak membuat surat akta cerai.

Menyiapkan Saksi
Gugatan perceraian dapat berjalan lancar jika pihak penggugat
memberikan alasan yang jelas terkait pengajuan gugatan cerai. Alasan
ini juga akan disampaikan di pengadilan, termasuk menghadirkan
saksi-saksi yang dapat memperkuat alasan perceraian. Saksi-saksi
tersebut bakal dihadirkan saat sidang perceraian.

Jika Anda masih bingung, tidak mau ribet mengurus sendiri gugatan
cerai, Anda bisa menyewa jasa pengacara yang akan melancarkan
semua masalah perceraian Anda. Dengan adanya pengacara, Anda
setidaknya sudah memiliki shield untuk melindungi diri dari adanya
ancaman yang datang dari pasangan secara tiba-tiba.
Sistem Regresi perkawinan yaitu membuat surat nikah. Langkah – langkahnya:
Persyaratan dokumen yang diperlukan:
Fotocopy KTP catin (@ minimal 4 lembar)
Fotokopi kartu keluarga Catin (@ minimal 3 lembar)
Pas Photo berwarna (latar biru lebih bagus), ukuran 2×3 (@ 5 lembar)
& 3×4 (@ 8 lembar)
Surat pengantar dari RT setempat
Surat Pernyataan Belum Pernah Menikah atau Surat Pernyataan masih
Perjaka/Perawan, bermaterai Rp. 6.000,- (biasanya RT setempat
menyediakan jika tidak ada, bisa dibuat sendiri)
N1, N2 dan N4 dari desa/kelurahan
Surat izin orangtua (N5)
N6 dari desa/kelurahan (bagi janda/duda cerai mati)
Akta Cerai dari Pengadilan Agama (bagi janda/duda cerai hidup)
PENTING!
Yang tidak kalah penting yaitu “Fotokopi Akte Kelahiran/Ijazah
terakhir” sebagai dasar verifikasi data pribadi.
Untuk Calon Pengantin Pria (CPP)
1. CPP yang hendak menikah dalam kurun waktu kurang dari 10
(sepuluh) hari kerja datang ke Ketua RT setempat guna meminta surat
pengantar hendak menikah untuk ke kantor desa/kelurahan, sekaligus
minta blangko formulir pernyataan masih Perjaka/Perawan (jika tidak
ada, surat pernyataan ini bisa dibuat sendiri), dengan membawa :
- Fotocopy Kartu Keluarga
- Fotocopy KTP (2 lembar)
- Materai 6.000
2. Pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas dan imunisasi (TT1, TT2, dll)
3. Ke kantor desa/kelurahan untuk membuat surat-surat yang
diperlukan - N1, N2, N4, N6 (untuk duda cerai mati) & surat pengantar
untuk KUA, dengan membawa :
- Fotocopy Kartu Keluarga (CPP 2 lembar & CPW 1 lembar)
- Fotocopy KTP (CPP 2 lembar & CPW 1 lembar)
- Jangan lupa untuk mem-fotocopy dua rangkap surat-surat yang
kita peroleh.
4. Berkas-berkas surat pengantar dari desa/kelurahan dibawa ke KUA
setempat
5. Bila pernikahan dilakukan di luar wilayah kerja KUA dimana kita
tinggal maka membawa seluruh berkas yang sudah disahkan di
desa/kelurahan tersebut di atas ke KUA setempat untuk
membuat/meminta Surat Keterangan Rekomendasi Nikah ke keluar
daerah, atau yang biasa disebut Surat Keterangan Numpang Nikah.

Untuk Calon Pengantin Wanita (CPW)


1. CPW yang hendak menikah dalam kurun waktu kurang dari 10
(sepuluh) hari kerja datang ke Ketua RT setempat guna meminta
surat pengantar hendak menikah untuk ke kantor desa/kelurahan,
sekaligus minta blangko formulir pernyataan masih
Perjaka/Perawan (jika tidak ada surat pernyataan ini bisa dibuat
sendiri), dengan membawa :
- Fotocopy Kartu Keluarga
- Fotocopy KTP (2 lembar)
- Materai 6.000
2. Pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas dan imunisasi (TT1, TT2, dll)
3. Ke kantor desa/kelurahan untuk membuat surat-surat yang
diperlukan - N1, N2, N4, N6 (untuk duda cerai mati) & surat
pengantar untuk KUA + N5 (Surat Persetujuan Orang Tua), dengan
membawa :
- Fotocopy Kartu Keluarga (CPW 2 lembar & CPP 1 lembar)
- Fotocopy KTP (CPW 2 lembar & CPP 1 lembar)
- Jangan lupa untuk mem-fotocopy dua rangkap surat-surat yang kita
peroleh.
4. Berkas-berkas surat pengantar dari desa/kelurahan dibawa ke KUA
setempat
5. Catin (sebaiknya CPP & CPW) mendaftarkan di Kantor Urusan
Agama (KUA) pada Tempat Pendaftaran
a. Tempat Pendaftaran dijabat oleh seorang pegawai yang merangkap
sebagai Bendahara dengan tugas :
- Menerima Pendaftaran;
- Menerima Persyaratan Pernikahan untuk diverifikasi oleh Penghulu;
b. Penghulu memverifikasi seluruh administrasi persyaratan nikah
c. Penghulu mengadakan penataran Pola 5 Jam terhadap Catin
memanfaatkan waktu 10 (sepuluh) hari kerja);
d. Kepala KUA melakukan penjadwalan dan menunjuk penghulu
sebagai pelaksana;
e. Persyaratan yang telah dilengkapi model NB dimasukkan pada
Buku Kendali;
f. Pelaksanaan nikah oleh penghulu;
g. Penulisan Register oleh Staf atau Penghulu;
h. Penulisan Kutipan Akta NIKAH oleh penghulu;
i. Ekspedisi Surat Nikah oleh staf;
j. Arsip oleh staf;
Sistem regresi adopsi anak . Langkah – langkahnya:

Syarat anak yang akan diangkat meliputi:

Belum berusia 18 (delapan belas) tahun

Merupakan anak terlantar atau ditelantarkan

Berada dalam asuhan keluarga atau dalam lembaga pengasuhan


anak

Memerlukan perlindungan khusus.

Usia anak angkat sebagaimana dimaksud pada huruf (a) di atas


meliputi:

a. Anak belum berusia 6 tahun, merupakan prioritas utama

b. Anak berusia 6 tahun sampai dengan belum berusia 12 tahun,


sepanjang ada alasan mendesak

c. Anak berusia 12 tahun sampai dengan belum berusia 18 tahun,


sepanjang anak memerlukan perlindungan khusus.

Calon orang tua angkat harus memenuhi syarat di bawah ini:


Sehat jasmani dan rohani

Berumur paling rendah 30 (tiga puluh) tahun dan paling tinggi 55 tahun

Beragama sama dengan agama calon anak angkat

Berkelakuan baik dan tidak pernah dihukum karena melakukan tindak kejahatan

Berstatus menikah paling singkat 5 tahun

Tidak merupakan pasangan sejenis

Tidak atau belum mempunyai anak atau hanya memiliki satu orang anak

Dalam keadaan mampu ekonomi dan sosial

Memperoleh persetujuan anak dan izin tertulis orang tua atau wali anak

Membuat pernyataan tertulis bahwa pengangkatan anak adalah demi kepentingan


terbaik bagi anak, kesejahteraan dan perlindungan anak

Adanya laporan sosial dari pekerja sosial setempat

Telah mengasuh calon anak angkat paling singkat 6 bulan, sejak izin pengasuhan
diberikan

Memperoleh izin Menteri dan atau kepala instansi sosial.

mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah


meliputi:

Permohonan pengangkatan anak diajukan kepada instansi sosial


kabupaten atau kota dengan melampirkan:

- Surat penyerahan anak dari orang tua atau walinya kepada


instansi sosial
- Surat penyerahan anak dari Instansi Sosial provinsi, kabupaten
atau kota kepada Organisasi Sosial

- Surat penyerahan anak dari orsos kepada calon orang tua


angkat

- Surat keterangan persetujuan pengangkatan anak dari keluarga


suami-istri calon orang tua angkat

- Fotokopi surat tanda lahir calon orang tua angkat

- Fotokopi surat nikah calon orang tua angkat

- Surat keterangan sehat jasmani berdasarkan keterangan dari


Dokter Pemerintah

- Surat keterangan sehat secara mental berdasarkan keterangan


Dokter Psikiater

- Surat keterangan penghasilan dari tempat calon orang tua


angkat bekerja.

B. Permohonan izin pengangkatan anak diajukan pemohon


kepada kepala dinas sosial atau instansi sosial provinsi,
kabupaten atau kota dengan ketentuan sebagai berikut:

- Ditulis tangan sendiri oleh pemohon di atas kertas bermaterai


cukup

- Ditandatangani sendiri oleh pemohon (suami-istri)

- Mencantumkan nama anak dan asal usul anak yang akan


diangkat.

C. Dalam hal calon anak angkat tersebut sudah berada dalam


asuhan keluarga calon orang tua angkat dan tidak berada dalam
asuhan organisasi sosial, maka calon orang tua angkat harus
dapat membuktikan kelengkapan surat-surat mengenai
penyerahan anak dan orang tua atau wali keluarganya yang sah
kepada calon orang tua angkat yang disahkan oleh instansi
social tingkat kabupaten atau kota setempat, termasuk surat
keterangan kepolisian dalam hal latar belakang dan data anak
yang diragukan (domisili anak berasal).

D. Proses penelitian kelayakan

E. Sidang tim pertimbangan izin pengangkatan anak daerah

F. Surat keputusan kepala dinas sosial atau instansi sosial


provinsi, kabupaten atau kota bahwa calon orang tua angkat
dapat diajukan ke Pengadilan Negeri untuk mendapatkan
ketetapan sebagai orang tua angkat. Pengadilan yang dimaksud
adalah Pengadilan Negeri tempat anak yang akan diangkat itu
berada.Untuk proses pemeriksaan oleh pengadilan, Anda perlu
mempersiapkan sedikitnya dua orang saksi untuk memperkuat
permohonan Anda dan meyakinkan pengadilan bahwa Anda
secara sosial dan ekonomis, moril maupun materiil mampu
menjamin kesejahteraan anak yang akan diangkat.Informasi
lainnya terkait proses dan biaya, Anda bisa tanyakan kepada
panitera di Pengadilan Negeri atau Pengadilan Agama terdekat.

G. Penetapan pengadilan.

H. Penyerahan surat penetapan pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai