DISUSUN OLEH :
Muchammad Bustanil Arifin
10111710010071
DOSEN PENGAJAR :
Nur Achmad Husin, ST,. MT.
Kami harapkan laporan ini dapat membantu para pembaca untuk mengerti tentang
Survey Bangunan Ruang Dosen (belakang) Evaluasi dan Rehabilitasi Struktur Bangunan
Sipil.Selain itu saya harap laporan ini dapat menjadi jendela kecil bagi kalangan pembaca
lebih luas untuk mengetahui tentang Evaluasi dan Rehabilitasi Struktur Bangunan Sipil..
Akan tetapi saya juga menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang
MahaEsa, untuk itu saya selalu menerima kritik dan saran membangun bagi majunya laporan
ini.
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didaerah perkotaan besar seperti di daerah Surabaya, pembangunan kontruksi bangunan
sipil berkembang sangat pesat, baik dari bangunan gedung , bangunan transportasi maupun
bangunan air. Pembangunan kontruksi tidak hanya sebatas dari perencanaan dan
pembangunan saja melainkan diperlukan perawatan dan pemeliharaan bangunan untuk
mengantisipasi kerusakan pasca bangunan tersebut didirikan.
Dalam kenyataanya sering kali bangunan mengalami kerusakan yang disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu: kebakaran ,bencana alam dan perubahan fungsi bangunan sehingga
menyebabkan bangunan tersebut rusak sebelum mencapai umur rencana. bangunan yang
mengalami kerusakan adalah pertanda jika kondisinya sudah mulai labil atau rapuh sehingga
harus dilakukan evaluasi secara berkala. Kerusakan pada bengunan memiliki bentuk yang
beragam, ada yang bentuknya vertical, retak menyimpang, retak halus atau retak rambut dan
lainnya. Meskipun tidak semua bentuk retak dapat membahayakan, namun tetap harus
diwaspadai untuk menghindari potensi timbulnya kerusakan yang lebih besar lagi. Tidak
menutup kemungkinan jika kerusakan tersebut merupakan salah satu kegagalan struktur yang
akan berdampak fatal pada bangunan.Oleh sebab itu perlu dilakukan perawatan dan
pemeliharaan bangunan sipil agar bangunan tersebut dapat difungsikan secara maksimal
sesuai dengan umur bangunan yang telah direncanakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa penyebab kerusakan dari suatu bangunan?
2. Apa itu retak struktural dan retak non – struktural?
3. Ciri – ciri retak struktural dan retak non – struktural?
1.3 Tujuan
1. Menganalisa penyebab terjadinya kerusakan bangunan.
2. Solusi penanganan keretakan struktural.
3. Solusi penanganan keretakan non – struktural.
1.4 LokasiStudi
Ruang dosen belakang diKampus ITS Manyar , Surabaya.
BAB II METODOLOGI
START
SURVEI
PENCATATAN HASIL
SURVEI
ANALISA
HASIL
SURVEI
SELESAI
BAB III TUJUAN PUSTAKA
Terdapat 2 jenis keretakan pada dinding, yaitu structural dan non structural. Berikut
penjelasan mengenai jenis keretakan dinding:
Retak Struktural
Retak struktur merupakan jenis retak yang berbahaya terhadap kekokohan
sebuah bangunan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya retak struktur
ini, diantaranya:
a. Penurunan atau pergeseran pada pondasi karena daya dukung tanah yang kurang
baik. Penyebabnya berupa akibat kejadian alam seperti banjir, pergerakan tanah
ataupun gempa.
b. Ukuran pondasi yang tidak sesuai dengan beban yang dipikulnya atau kurang
sempurnanya proses pengerjaan bangunan.
c. Kerusakan pada kolom (tiang) serta balok yang disebabkan adanya keretakan atau
bengkok karena kurangnya jumlah atau ukuran tulangan besi utama dan besi
pengikat (sengkang). Faktor penyebab lain adalah rendahnya kualitas/mutu beton
yang digunakan serta kekurangsempurnaan pada saat proses pengerjaan.
Ciri-ciri keretakan struktural:
a. Retakan lebar
b. Ukuran retakan > 1mm
c. Bila retakan > 2 mm, harus dilakukan perbaikan dengan merenovasi konstruksi
fisikbangunan rumah
Solusi penangan keretakan struktural:
a. Retak struktur akibat pondasi turun:
1. Membuat pondasi baru yang berdekatan.
2. Melakukan pemadatan tanah di bawah pondasi baru tersebut.
3. Buatlah kolom/tiang baru agar penyaluran beban dari sloff dan ringbalk dapat
terdistribusi dengan sempurna.
b. Retak struktur pada balok:
1. Jika kondisinya memungkinkan > tambahkan kolom/tiang dibawahnya
sehingga penyaluran beban balok menjadi berkurang.
2. Jika kondisinya tidak memungkinkan > balok dapat disuntik atau
di grouting dengan epoxy sebagai pengikat keretakan. Selanjutnya lakukan
pembesaran ukuran balok dengan perkuatan dari luar.
c. Retak struktur pada kolom penyangga bangunan:
1. Membuat kolom tambahan untuk membagi beban yang ada pada kolom yang
rusak.
2. Memperkuat kolom dengan menyuntiknya dengan cairan epoxy untuk
memperkuat kolom kemudian memperlebar ukuran kolom.
3. Retak struktur minor pada balok atau kolom dapat dilakukan dengan menutup
retakan dengan plesteran agar tulangan besi di dalamnya tidak terkena udara
luar yang dapat menyebabkan karat.
4. Lakukan kontrol terhadap aliran air di sekitar pondasi bangunan untuk
mencegah terjadinya di bawah pondasi yang bisa menimbulkan keretakan pada
dinding.
Retak Non-Struktural
Retak non struktur umumnya tidak berbahaya tetapi mengurangi nilai estetika
dari bangunan tersebut. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya retak
struktur ini, diantaranya:
a. Retak yang terjadi akibat terlalu banyak menggunakan plesteran.
b. Akibat penggunaan semen yang terlalu banyak.
c. Akibat kandungan semen yang tinggi, mutu pasir yang buruk serta aplikasi
plesteran yang terlalu tebal.
Ciri-ciri keretakan non-struktural:
5.2 Saran
memperbaiki bangunan karena dikhawatirkan dapat membahayakan pengguna ruangan
tersebut. Juga supaya tidak menjalar retakannya.