Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

SURVEY KERUSAKAN BANGUNAN DI RUANG DOSEN

DISUSUN OLEH :
Muchammad Bustanil Arifin
10111710010071

DOSEN PENGAJAR :
Nur Achmad Husin, ST,. MT.

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya selaku mahasiswa – mahasiswi
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dapat
menyelesaikan penyusunan laporan Survey Bangunan Ruang Dosen (belakang) Evaluasi dan
Rehabilitasi Struktur Bangunan Sipil. Segala hambatan dan rintangan yang saya alami dalam
proses penyusunan laporan ini telah menjadi sebuah pelajaran bagi saya untuk meningkatkan
kinerja dalam belajar sehingga laporan ini diharapkan dapat menjadi laporan yang baik.
Keberhasilan penyusunan laporan ini merupakan kinerja keras saya yang tentunya
tidak lepas dari pengarahan beberapa pihak.Tidak lupa kami menyampaikan terimakasih
kepada Ibu / Bapak dosen.

Kami harapkan laporan ini dapat membantu para pembaca untuk mengerti tentang
Survey Bangunan Ruang Dosen (belakang) Evaluasi dan Rehabilitasi Struktur Bangunan
Sipil.Selain itu saya harap laporan ini dapat menjadi jendela kecil bagi kalangan pembaca
lebih luas untuk mengetahui tentang Evaluasi dan Rehabilitasi Struktur Bangunan Sipil..
Akan tetapi saya juga menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang
MahaEsa, untuk itu saya selalu menerima kritik dan saran membangun bagi majunya laporan
ini.

Surabaya, 14 November 2019

Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didaerah perkotaan besar seperti di daerah Surabaya, pembangunan kontruksi bangunan
sipil berkembang sangat pesat, baik dari bangunan gedung , bangunan transportasi maupun
bangunan air. Pembangunan kontruksi tidak hanya sebatas dari perencanaan dan
pembangunan saja melainkan diperlukan perawatan dan pemeliharaan bangunan untuk
mengantisipasi kerusakan pasca bangunan tersebut didirikan.
Dalam kenyataanya sering kali bangunan mengalami kerusakan yang disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu: kebakaran ,bencana alam dan perubahan fungsi bangunan sehingga
menyebabkan bangunan tersebut rusak sebelum mencapai umur rencana. bangunan yang
mengalami kerusakan adalah pertanda jika kondisinya sudah mulai labil atau rapuh sehingga
harus dilakukan evaluasi secara berkala. Kerusakan pada bengunan memiliki bentuk yang
beragam, ada yang bentuknya vertical, retak menyimpang, retak halus atau retak rambut dan
lainnya. Meskipun tidak semua bentuk retak dapat membahayakan, namun tetap harus
diwaspadai untuk menghindari potensi timbulnya kerusakan yang lebih besar lagi. Tidak
menutup kemungkinan jika kerusakan tersebut merupakan salah satu kegagalan struktur yang
akan berdampak fatal pada bangunan.Oleh sebab itu perlu dilakukan perawatan dan
pemeliharaan bangunan sipil agar bangunan tersebut dapat difungsikan secara maksimal
sesuai dengan umur bangunan yang telah direncanakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa penyebab kerusakan dari suatu bangunan?
2. Apa itu retak struktural dan retak non – struktural?
3. Ciri – ciri retak struktural dan retak non – struktural?

1.3 Tujuan
1. Menganalisa penyebab terjadinya kerusakan bangunan.
2. Solusi penanganan keretakan struktural.
3. Solusi penanganan keretakan non – struktural.
1.4 LokasiStudi
Ruang dosen belakang diKampus ITS Manyar , Surabaya.
BAB II METODOLOGI

Metodologi perencanaan pengamatan disusun untuk mempermudah pelaksanaan


perencanaan, guna memperoleh pemecahan masalah sesuai dengan tujuan perencanaan yang
telah ditetapkan.Metode perencanaan pengamatan yang sistemasi, teratur dan tertib sehingga
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Berikut merupakan bentuk flow chart :

START

SURVEI

PENCATATAN HASIL
SURVEI

ANALISA
HASIL
SURVEI

SELESAI
BAB III TUJUAN PUSTAKA
Terdapat 2 jenis keretakan pada dinding, yaitu structural dan non structural. Berikut
penjelasan mengenai jenis keretakan dinding:
 Retak Struktural
Retak struktur merupakan jenis retak yang berbahaya terhadap kekokohan
sebuah bangunan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya retak struktur
ini, diantaranya:

a. Penurunan atau pergeseran pada pondasi karena daya dukung tanah yang kurang
baik. Penyebabnya berupa akibat kejadian alam seperti banjir, pergerakan tanah
ataupun gempa.
b. Ukuran pondasi yang tidak sesuai dengan beban yang dipikulnya atau kurang
sempurnanya proses pengerjaan bangunan.
c. Kerusakan pada kolom (tiang) serta balok yang disebabkan adanya keretakan atau
bengkok karena kurangnya jumlah atau ukuran tulangan besi utama dan besi
pengikat (sengkang). Faktor penyebab lain adalah rendahnya kualitas/mutu beton
yang digunakan serta kekurangsempurnaan pada saat proses pengerjaan.
 Ciri-ciri keretakan struktural:
a. Retakan lebar
b. Ukuran retakan > 1mm
c. Bila retakan > 2 mm, harus dilakukan perbaikan dengan merenovasi konstruksi
fisikbangunan rumah
 Solusi penangan keretakan struktural:
a. Retak struktur akibat pondasi turun:
1. Membuat pondasi baru yang berdekatan.
2. Melakukan pemadatan tanah di bawah pondasi baru tersebut.
3. Buatlah kolom/tiang baru agar penyaluran beban dari sloff dan ringbalk dapat
terdistribusi dengan sempurna.
b. Retak struktur pada balok:
1. Jika kondisinya memungkinkan > tambahkan kolom/tiang dibawahnya
sehingga penyaluran beban balok menjadi berkurang.
2. Jika kondisinya tidak memungkinkan > balok dapat disuntik atau
di grouting dengan epoxy sebagai pengikat keretakan. Selanjutnya lakukan
pembesaran ukuran balok dengan perkuatan dari luar.
c. Retak struktur pada kolom penyangga bangunan:
1. Membuat kolom tambahan untuk membagi beban yang ada pada kolom yang
rusak.
2. Memperkuat kolom dengan menyuntiknya dengan cairan epoxy untuk
memperkuat kolom kemudian memperlebar ukuran kolom.
3. Retak struktur minor pada balok atau kolom dapat dilakukan dengan menutup
retakan dengan plesteran agar tulangan besi di dalamnya tidak terkena udara
luar yang dapat menyebabkan karat.
4. Lakukan kontrol terhadap aliran air di sekitar pondasi bangunan untuk
mencegah terjadinya di bawah pondasi yang bisa menimbulkan keretakan pada
dinding.
 Retak Non-Struktural
Retak non struktur umumnya tidak berbahaya tetapi mengurangi nilai estetika
dari bangunan tersebut. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya retak
struktur ini, diantaranya:
a. Retak yang terjadi akibat terlalu banyak menggunakan plesteran.
b. Akibat penggunaan semen yang terlalu banyak.
c. Akibat kandungan semen yang tinggi, mutu pasir yang buruk serta aplikasi
plesteran yang terlalu tebal.
 Ciri-ciri keretakan non-struktural:

a. Pola retakan menyerupai peta (map)


b. Membentuk pola heksagonal dengan jarak hingga 200 mm
c. Struktur retak cenderung lebih dalam dan bersambung
d. Membentuk jaringan retak yang halus, dangkal dan tidak bersambung
e. Membentuk pola hexagonal denga jarak retak 5 mm-75 mm
f. Terjadi dalam selang waktu beberapa jam setelah aplikasi plesteran
 Solusi penangan keretakan non-struktural:
a. Mengorek retakan tersebut kemudian menutupnya kembali dengan dempul secara
merata.
b. Merapihkan retakan kemudian menutupnya kembali dengan dempul.
c. Menggunakan dempul pada bagian yang mengalami keretakan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Tabel 1.HasildanAnalisaPengamatan Visual

NO PERMASALAHAN GAMBAR PENYEBAB SOLUSI LOKASI


Penurunan atau Memperku
pergeseran pada at kolom
pondasi karena dengan
daya dukung menyuntikn
tanah yang ya dengan
kurang baik. cairan
Penyebabnya epoxy Ruangan
1 Masalah 1
berupa akibat untuk Pak Tatas
kejadian alam memperkua
seperti banjir, t kolom
pergerakan tanah kemudian
ataupun gempa. memperleb
ar ukuran
kolom.
Retak yang Mengorek
terjadi akibat retakan
terlalu banyak tersebut
menggunakan kemudian
plesteran. menutupny
2 Masalah 2 a kembali
dengan
dempul
secara
merata.

Perubahan zat Merapikan


asam yang retakan
terjadi pada kemudian
tanah yang naik menutup
kedinding kembali
mengakibatkan dengan Ruangan
3 Masalah 3
lapisan dinding dempul pak tatas
mengelupas

Penurunan atau Mengorek


pergeseran pada retakan
pondasi karena tersebut
daya dukung kemudian
tanah yang menutupny
kurang baik. a kembali Ruangan
4 Masalah 4
Penyebabnya dengan pak dicky
berupa akibat dempul
kejadian alam secara
seperti banjir, merata.
pergerakan tana.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisa pengamatan visual di Ruang dosen belakang di Kampus
ITS Manyar,Surabaya.,di dapatkan bahwa kerusakan yang terjadi adalah kerusakan berupa
keretakan pada tembok, retak pada kolom akibat dari struktur tanah yang labil. Sehingga
perlu dilakukan perbaikan secara bertahap.

5.2 Saran
memperbaiki bangunan karena dikhawatirkan dapat membahayakan pengguna ruangan
tersebut. Juga supaya tidak menjalar retakannya.

Anda mungkin juga menyukai