Tumbuhan memerlukan air untuk melakukan beberapa kerja tumbuhan dan untuk
berbagai proses yang dilakukan oleh tumbuhan. Salah satu manfaat air bagi
tumbuhan yakni digunakan untuk melakukan fotosintes. Fotosintesis ini nantinya
akan menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan untuk berbagai kebutuhan
makhluk hidup. Selain melakukan proses fotosintesis, air memiliki beberapa fungsi
penting lain untuk kehidupan tumbuhan, diantaranya :
Karena pentingnya senyawa air, maka antara air dan kehidupan terlebih bagi
tumbuhan tidak dapat dipisahkan. Beberapa hal yang dapat ditimbulkan apabila
tumbuhan kekurangan air yakni :
BY SYAHRONI YUNUS
Pada kesempatan kali ini, kami akan mengulas cara budidaya padi organik dengan
metode System of Rice Intensification (SRI). Metode ini merupakan suatu inovasi
dalam teknik budidaya padi. Di beberapa tempat, SRI dilaporkan telah berhasil
meningkatkan produktivitas padi hingga dua kali lipat.
SRI pertama kali dikembangkan di Madagaskar oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ,
seorang Pastor Jesuit asal Prancis. Dia mempublikasikan metode temuannya pada
tahun 1983. Oleh penemunya, metodologi ini disebut Ie Systme de Riziculture
Intensive (bahasa Perancis). Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of
Rice Intensification disingkat SRI.
Pada tahun 1994 sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama Tefy
Saina dan Cornel International Institute for Food and Agriculture
Development (CIIFAD) mulai bekerjasama dalam pengembangan SRI. Dengan
bantuan CIIFAD, metode SRI menyebar ke negara lain. Nanjing Agricultural
University di Cina dan Agency for Agriculture Research and Development (AARD )
melakukan percobaan pertama di luar Madagaskar pada tahun 1999.
Apa hubungan SRI dengan budidaya padi organik?
Beberapa praktek di berbagai negara menemukan bahwa metode SRI berhasil
menekan serendah mungkin input produksi. Hal ini sejalan dengan upaya para
aktivis pertanian organik untuk mengolah tanah secara berkelanjutan. Hasilnya,
ditemukan hubungan konservasi air pada sistem budidaya padi SRI dengan upaya
konservasi tanah yang dianut pada budidaya padi organik. Saat ini, banyak para
petani organik yang menerapkan budidaya padi dengan metode SRI.
Pola pertanian padi SRI organik merupakan perpaduan antara metode budidaya
padi SRI yang pertamakali dikembangkan di Madagaskar, dengan metode budidaya
padi organik dalam praktek pertanian organik. Metode ini akan meningkatkan fungsi
tanah sebagai media tumbuh dan sumber nutrisi tanaman. Dengan sistem SRI
organik daur ekologis akan berlangsung dengan baik karena memanfaatkan
mikroorganisme tanah secara natural. Pada gilirannya keseimbangan ekosistem dan
kelestarian lingkungan akan sellalu terjaga. Di sisi lain, produk yang dihasilkan dari
metode ini lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia
berbahaya.
Melalui sistem ini kesuburan tanah dikembalikan sehingga daur-daur ekologis dapat
kembali berlangsung dengan baik dengan memanfaatkan mikroorganisme tanah
sebagai penyedia produk metabolit untuk nutrisi tanaman. Melalui metode ini
diharapkan kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik, demikian juga
dengan produk akhir yang dihasilkan, yang notabene lebih sehat bagi konsumen
karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya.
Pemilihan metode budidaya padi organik secara SRI bisa menghasilkan produk
akhir berupa beras organik yang memiliki kualitas tinggi sebagai beras sehat, dilihat
dari beberapa aspek berikut:
Aspek lingkungan, dengan menghilangkan penggunaan pupuk dan obat-obatan
kimia dan manajemen penggunaan air yang terukur secara tidak langsung telah
membantu mengkonservasi lingkungan.
Aspek kesehatan, bagi konsumen produk yang dihasilkan akan lebih sehat dan
menyehatkan, karena tidak terkandung residu zat kimia berbahaya yang dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia.
Produktivitas tinggi, bagi produsen atau petani, penerapan metode ini bisa
meningkatkan hasil panen yang pada giliranya menghasilkan keuntungan maksimal.
Kualitas yang tinggi, produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik
dibanding dengan produk konvensional, sehingga harganya pun tentunya akan lebih
baik.
Prinsip budidaya padi organik SRI
Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai ketika bibit masih
berdaun 2 helai
Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak minimal 25 cm persegi
Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati
agar akar tidak putus
Penanaman padi dengan perakaran yang dangkal
Pengaturan air, pemberian air maksimal 2 cm dan tanah tidak diairi secara terus-
menerus sampai terendam dan penuh, namun hanya lembab (irigasi berselang atau
terputus)
Peningkatan aerasi tanah dengan penggemburan atau pembajakan
Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari
Menjaga keseimbangan biota tanah dengan menggunakan pupuk organik
Keunggulan budidaya padi organik SRI
Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen
memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode
pengeringan sampai tanah retak (irigasi terputus)
Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg per hektar. Tidak memerlukan biaya
pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang, dll.
Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 – 12 hari setelah semai, dan waktu panen akan
lebih awal
Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton per hektar
Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan
mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan mikro-oragisme lokal),
begitu juga penggunaan pestisida.
Tabel 1. Perbanding metode SRI organik dengan
sistem konvensional
Kebutuhan
1 benih 30-40 Kg/Ha 5-7 Kg/Ha
Dilakukan
2 Pengujian Benih Tidak dilakukan pengujian
Umur
3 persemaian 20-30 HSS 7-10 HSS
3 kali
(struktur
Pengolaham 2-3 kali (stuktur lumpur &
4 tanah lumpur) rata)
Jumlah Rata-rata 5 1
5 Tanaman/lubang pohon pohon/lubang
Tidak
digenangi
hanya
Terus lembab ,
7 Pengairan digenangi Disesuaikan
kebutuhan
hanya
dengan
Mengutamakan pupuk
8 Pemupukan pupuk kimia organic
Diarahkan Diarahkan
pada pada
pemberantasan pengelolaan
9 Penyiangan gulma perakaran
Metode System of Rice Intensification (SRI) adalah metode atau teknik budidaya
padi organik dengan menekankan pada pola pengolahan tanah, pola pengelolaan
tanaman, pola pemanfaatan air, dan penggunaan pupuk organik. Artinya System of
Rice Intensification (SRI) merupakan teknik budidaya padi yang diterapkan untuk
meningkatkan hasil produksi padi dengan biaya yang lebih rendah. Hingga saat ini
metode SRI telah berkembang ke lebih dari 36 negara di dunia, termasuk salah
satunya adalah Indonesia. Beberapa negara diantaranya adalah : yang pertama
tentu saja negara asal metode ini yaitu Madagaskar, Thailand, Gambia, Cina,
Kamboja, Nepal, Vietnam, Laos dan lainnya.
Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk
meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Intensifikasi pertanian banyak
dilakukan di Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan pertanian sempit.
Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh dengan program panca usaha tani, meliputi kegiatan
sebagai berikut :
Panca Usaha Tani :
1. Pengolahan tanah yang baik
2. Pengairan/irigasi yang teratur
3. Pemilihan bibit unggul
4. Pemupukan
5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
Seiring dengan perkembangan, Panca Usaha Tani kemudian berubah menjadi Sapta Usaha Tani:
dengan penambahan 6. Pasca Panen dan 7. Pemasaran
2. Ekstensifikasi Pertanian
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya
membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum
dimanfatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut.
Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah jarang penduduk seperti di luar Pulau Jawa,
khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya.
3. Diversifikasi Pertanian
Adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari
ketergantungan pada salah satu hasil pertanian.
Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam
dan beternak ikan.
Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung
juga ditanam padi ladang.
4. Mekanisasi Pertanian
Memperluas,memperbaiki dan memelihara jaringan irigasi yang meluas di seluruh wilayah Indonesia
Menyempurnakan sistem produksi pertanian pangan melalui penerapan berbagai paket program
yang diawali dengan program Bimbingan Masal (Bimas) pada tahun 1970. Kemudian disusul dengan
program intensifikasi Masal (Inmas), Intensifikasi Khusus (Insus) dan Supra Insus yang bertujuan
meningkatkan produksi pangan secara berkesinambungan.
Membangun pabrik pupuk serta pabrik insektisida dan pestisida yang dilaksanakan untuk menunjang
proses produksi pertanian.
Usaha-usaha meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan antara lain dengan cara :
Membangun gudang-gudang, pabrik penggilingan padi dan menetapkan harga dasar gabah
Memberikan berbagai subsidi dan insentif modal kepada para petani agar petani dapat meningkatkan
produksi pertaniannya.
Menyempurnakan sistem kelembagaan usaha tani melalui pembentukan kelompok tani, dan Koperasi
Unit Desa (KUD) di seluruh pelosok daerah yang bertujuan untuk memberikan motivasi produksi dan
mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi para petani.
Volume=Luas x Tinggi.
Semakin besar luas penampang tabung (atau kolom bentuk apa saja) pengukurnya,
semakin besar volumenya. Tetapi volume akan dibagi lagi dengan luas penampang
tabung pengukurnya, sehingga hanya ketemu tingginya. Skala tinggi diambil dalam mm
(millimeter) karena dalam satu hari angkanya terlalu besar jika ditentukan dalam
mikron, dan terlalu kecil dalam meter.
curah hujan diukur dengan menggunakan gelas ukur dan dalam wilayah yang
kecil radius 10 - 30 cm atau per 1m2 dan dalam kurun waktu harian, sehingga
hasilnya hanya dalam satu hari hanya sekian mm.
CURAH HUJANA.
Curah Hujan
Tinggi air hujan tersebut menurut satuan internasional yang disepakati saat ini dinyatakan
dalam satuan milimeter (mm). Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa curah hujan
dihutan tropis sangat tinggi. Data curah hujan yang tercatat memang menunjukan angka yang
besar, misalnya di Assam melebihi 11.000 mm/ tahun, di Bogor sekitar 4.500 mm/ Tahun.
Angka tertinggi tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi lokal dan bersifat khusus. Secara
umum, pada kawasan yang luas dan pengamatan yang berulang-ulang pada waktu yang
lama, curah hujan dikawasan tropis hanya berkisar antara 2.500 s/d 4.000 mm/ tahun.
Dengan menggunakan metode Aritmatik, curah hujan rata-rata DAS dapat ditentukan
dengan menjumlahkan curah hujan dari semua tempat pengukuran untuk suatu periode
tertentu dan membaginya dengan banyaknya stasiun pengukuran. Metode ini dapat dipakai
pada daerah datar dengan jumlah stasiun hujan relatif banyak, dengan anggapan bahwa di
DAS tersebut sifat hujannya adalah merata (uniform) Secara sitematis dapat ditulis sebagai
berikut:
dengan:
p = curah hujan rata-rata,
p1,p2,...,pn = curah hujan pada setiap stasiun,
n = banyaknya stasiun curah hujan.
Metode ini sangat sederhana dan mudah diterapkan, akan tetapi kurang memberikan hasil
yang teliti memngningat tinggi curah hujan yang sesungguhnya tidak mungkin benar-benar
merata pada seluruh DAS. Utamanya di wilayah tropis termasuk Indonesia, sifat distribusi
hujan mmenurut ruang sangat bervariasi, sehingga untuk suatu Daerah Aliran Sungai (DAS)
yang relatif besar, metode Aritmatik tidak cocok untuk digunakan.
METODE ISOHYET
Metode ini menggunakan pembagian DAS dengan garis-garis yang menghubungkan tempat-
tempat dengan curah hujan yang sama besar (isohyet). Curah hujan rata-rata di daerah
aliran sungai didapatkan dengan menjumlahkan perkalian antara curah hujan rata-rata di
antara garis-garis isohyet dengan luas daerah yang dibatasi oleh garis batas DAS dan dua
garis isohyet, kemudian dibagi dengan luas seluruh DAS.
Cara ini mempunyai kelemahan yaitu apabila dikerjakan secara manual, dimana setiap kali
harus menggambarkan garis isohyet yang tentunya hasilnya sangat tergantung pada
masing-masin pembuat garis. Unsur subyektivitas ini dapat dihindarkan dengan
penggunaan perangkat lunak komputer yang dapat menghasilkan gambar garis isohyet
berdasarkan sistem intrpolasi grid, sehingga hasilnya akan sama untuk setiap input data di
masing-masing stasiun hujan.
Ilustrasi hitungan hujan rerata DAD dengan menggunakan metode isohyet dapat kita lihat
pada Contoh Soal dan Penyelesaian. Persamaan dalam hitungan hujan rata-rata dengan
metode isohyet dapat kita rumuskan seperti berikut:
dengan:
p = curah hujan rata-rata,
p1,p2,...,pn = besaran curah hujan yang sama pada setiap garis isohyet,
At = luas total DAS (A1+A2+...+An)
Dalam praktek pemakaian hitungan hujan DAS tersebut, banyak digunakan cara kedua atau
metodePoligon thiessen karena dipandan lebih praktis dengan hasil yang cukup baik.
Assalamu'alaikum wr. wb
Daftar Nama Tim PVC
( _wajib di isi_)
8. Ferza Altsazani_1806110748_agt_081372006865
12.Rajab Pri
(1806112076_AGT_082285372700)