Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Benarkah kebanyakan orang ingin mengelakan risiko ? Karena selalu ingin
aman dan hidup tentram, maka memang kebanyakan orang takut menanggung
resiko. Namun semua tahap kehidupan kita mengandung resiko. Kemanapun kita
mengelak atau lari dari resiko, makaa disitupun kita akan menemukan risiko yang
lainnya. Resiko merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Bahkan ada
orang yang mengatakan , bahwa tak ada hidup tanpa resiko sebagaimana tak ada
hidup tanpa maut. Jadi dengan demikian setiap hari kita menghadapi resiko, baik
sebagai perorangan, maupun sebagai perusahaan. Orang berusaha melindungi diri
tehadap resiko, demikian pula badan usaha pun harus berusaha melindungi diri
terhadap resiko.
Agar resiko tidak menghalangi kegiatan perusahaan, maka seharusnyalah itu
dimanajemeni dengan sebaik-baiknya. Namun benarkah para pengusaha Indonesia
kurang memperhatikan manajemenn resiko?Program Manajemen Resiko pertama-
tama bertugas mengidentifikasikaan resiko-resiko yang dihadapi, sesudah itu
mengukur atau menentukan besarnya resiko itu dan kemudian barulah dapat
dicarikan jalan untuk menghadapi ataau menangani resiko itu. Ini berarti orang harus
menyusun strategi untuk memperkecil ataupun mengendalikannya.
Pendeknya dengan progran itu, dapatlah dilindungi keefektifan operasi
perusahaan yang bersangkutan. Jadi pernyataan yang harus dicari jawabannya oleh
manajer resiko antara lain adalah : Resiko apa saja yang dihadapi perusahaannya.
Bagaimana dampak resiko itu terhadap kehidupan bisnis perusahaannya. Resiko
mana yang harus dihadapi sendiri, mana yang harus dipindahkan kepada asuransi.
Metode mana yang cocok dan efisien untuk menghadapinya.
B. Rumusan Masalah
Didalam makalah ini akan dibahas meliputi :
1. Pengertian resiko lingkungan
2. Pengaruh Resiko Lingkungan Terhadap Perusahaan
3. Solusi Dalam Menyelesaikan Masalah Resiko Lingkungan
4. Definisi Ilmu Politik
5. Bentuk-Bentuk Resiko Politik
6 Permasalahan Politik Ekonomi Dewasa Ini

C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu selain sebagai tugas mata kuliah pengantar
ilmu manajemen, penulis berharap dengan makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pemakalah khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. RISIKO LINGKUNGAN

Permasalahan lingkungan saat ini tidak hanya harus dilihat secara sederhana
namun harus dianalisis secara serius. Berbagai dampak jangka pendek dan panjang
akibat dari perusahaan lingkungan telah membahayakan kondisi dan stabilitas tata
kehidupan, dan itu tidak terkecuali bagi perusahaan yang terlibat dalam aktivitas
yang sehubungan.
Ada biaya sosial (cost social) yang harus ditanggung oleh sebuah
perusahaan dalam rangka menciptakan terbentuknya tat kondisi lingkungan
(environment) sesuai dengan yang diharapkan bersama. Yang akan dikaji dan
dibahas disini adalah menyangkut dengan risiko lingkungan yang timbul dan
selanjutnya telah membawa pihak perusahaan terlibat secara serius untuk terlibat
dalam usaha menyelesaikan persoalan lingkungan.
1. Definisi Lingkungan
Lingkungan adalah segala yang berada di dalam dan di luar organisasi yang ikut
memberi pengaruh pada berjalannya organisasi tersebut. Secara umum lingkungan
ada dua yaitu :
 Lingkungan internal
 Lingkungan eksternal
Kedua bentuk lingkungan tersebut bersifat saling terkait satu sama lainnya.
Lingkungan eksternal bisa mempengaruhi lingkungan internal, dan lingkungan
internal berusaha menyerap serta memfilter setiap informasi yang masuk dari
lingkungan eksternal. Hasil dari serapan tersebut akhirnya membentuk suatu model
lingkungan yang bersifat mengapresiasi setiap perubahan secara sistematis dan
bertahap.
2. Definisi Risiko Lingkungan
Risiko lingkungan (environment risk) adalah risiko yang terjadi pada lingkungan
akibat dari tindakan yang disengaja atau tidak disengaja, dan telah menimbulkan
kerusakan atau kehancuran pada lingkungan. Dampak penghancuran lingkungan
yang dilakukan disengaja terjadi akibat ekspresi suatu perusahaan. Ekspresi
tersebut dapat terjadi dalam berbagi bentuk seperti penambahan produk, penciptaan
produk baru, eksplorasi tambang, dan lain sebagainya. Dimana semua itu telah
menimbulkan kerugian pada lingkungan. Kerugian tersebut dapat diukur dalam
bentuk finansial atau non finansial.
Penghancuran pada lingkungan yang dilakukan tanpa disengaja bersifat di luar
dari perkiraan yang diperkirakan, seperti timbulnya perusakan moral masyarakat
setempat, pelanggaran budaya masyarakat, pembentukan budaya baru yang
menghilangkan atau telah menipiskan peran tradisi yang belaku selama ini, dan lain

2
sebagainya. Contohnya pada saat berdiri dan beroperasi perusahaan multinasional
di suatu daerah, dan tata kehidupan yang berlaku di perusahaan multinasional
tersebut telah memberi contoh secara tidak langsung kepada masyarakat sekitar.
3. Pengaruh Risiko Lingkungan terhadap Perusahaan
Bagi suatu perusahaan yang telah menimbulkan perusakan lingkungan, maka ada
bentuk risiko yang harus ditanggung sebagai akibat dari trjadinya environment risk
tersebut, yaitu :
a. Pihak manajemen perusahaan akan menghadapi sangsi hukum karena telah
melakukan perusahaan lingkungan sekitar. Dengan begitu pihak manajemen
perusahaan harus membayar biaya pengacara dan menyiapkan bahan-bahan
pendukung selama proses hukum tersebut berlangsung. Termasuk berbagai
aktivitas bisnis yang berhubungan dengan kasus tersebut akan mengalami
kendala pengerjaan.
b. Pihak manajemen perusahaan harus menghadapi tekanan dari para NGO
(Non Government Organization) baik yang berasal dari dalam maupun
internasional. Tekanan yang dihadapi sejauh pelanggaran yang telah
menimbulkan dampak terbentuknya risiko lingkungan tersebut.
c. Para mitra bisnis yang selama ini begitu dekat dan mendukung perusahaan
akan mengambil tindakan prudent (hati-hati). Terutama mengantisipasi
jangan sampai perusahannya juga ikut terlibat dalam risiko lingkungan yang
telah ditimbulkan perusahaan tersebut.
d. Pihak manajemen perusahaan harus siap menghadapi sikap protes dari
masyarakat sekitar yang selama ini telah dirugikan akibat beroperasi
perusahaan.

4. Industri dan Perusakan Lingkungan


Persoalan perusakan lingkungan yang dilakukan oleh sebagian
perusahaan pada era sekarang ini telah dipandang sebagai persoalan serius
dan tidak bisa dilihat sebelah mata. Sebuah perusahaan dengan berbagai
aktivitas ruang lingkup bisnisnya telah membawa dampak positif dan negative
pada lingkungan.
Disini suatu bisnis khususnya industri, memegang peranan besar
dalam ikut memberikan dampak tersebut. Ada beberapa jenis sektor industri
yang dianggap dominan dalam memberikan pengaruh pada perusakan
lingkungan alam, antara lain adalah :
a. Sektor pertambangan (mining)
b. Sektor pabrik (manufacture)
c. Sektor minyak dan gas (oli and gas)
d. Sektor perhotelan dan real estate.
Keempat sektor ini dianggap memiliki dominasi tinggi dalam mendukung
timbulnya pengaruh pada perusakan lingkungan. Sektor tambang dalam
eksplorasi pertambangan telah membawa berbagai dampak kerugian, seperti
perusakan hutan di kawasan yang dianggap ditemukan bahan tambang.
Dalam kasus perusahaan tambang batu bara telah menyebabkan terjadinya
lubang-lubang besar yang ditinggal karena batu baranya diambil. Pengeboran
minyak lepas pantai, dalam kasus kebocoran pipa atau meledaknya kapal
pengangkut telah menyebabkan pencemaran laut dan membuat berbagai
habitat di laut menjadi mati.
Di sisi lain pada sektor bisnis pabrik tekstil telah menyebabkan
pembuangan limbah hasil olahan pabrik menimbulkan pencemaran pada

3
lingkungan sekitar, seperti sungai, laut, dan lain sebagainya. Sehingga
masyarakat yang ingin minum air sungai telah tercemar, termasuk matinya
ikan-ikan yang biasa dapat ditangkap di sungai tersebut menjadi sulit untuk
ditemukan. Sektor perhotelan dan real estate telah menimbulkan dampak
tajam pada perusakan lingkungan. Seperti pada pembangunan perumahan
dengan membeli tanah persawahan masyarakat, sehingga dengan begitu
hasil produksi padi juga terjadi penurunan. Pembangunan vila di kawasan
puncak juga telah menyebabkan pohon-pohon ditebang, sehingga ini
berakibat pada berkurangnya debit air di tanah.
Untuk negara dengan kategori berkembang seperti indonesia, kerangka
dan model investasi yang layak diterapkan adalah direct investment. Dengan
direct investment tersebut diharapkan berbagai sumber daya alam yang
selama ini tidak diolah menjadi terolah serta lebih jauh bisa menampung
tenaga kerja atau mengurangi angka pengangguran. Karena jumlah angka
pengangguran yang terus bertambah menjadi beban tersendiri bagi
pemerintah, apalagi pengangguran dalam usia muda yang jika dibiarkan
menjadi rentan pada tumbuhnya kejahatan. Ketika pengangguran meningkat,
artinya angka kemiskinan juga akan meningkat. Peningkatan angka
kemiskinan yang tinggi bisa menyebabkan tumbuhnya benih-benih konflik.
Indonesia pada masa Orde Lama telah merasakan dampak konflik yang
berbagai macam, hingga semua itu selesai begitu memasuki Orde Baru.
Bentuk konflik bersenjata yang pernah kita lewati seperti pemberontakan
Permesta, DI/TII, G 30 S PKI, dan berbagai konflik sipil lainnya. Semua itu
boleh kita sebut sebagai konflik yang disebabkan oleh faktor kemiskinan.
Perlu dijadikan catatan bahwa ketika suatu negara memiliki GNP perkapita
yang rendah maka tingkat konflik yang mengarah pada kudeta
memungkinkan untuk terjadi. Ini sebagaimana dikatakan oleh Samuel P.
Hutington.
Maka keputusan Orde Baru yang mengundang masuknya investor asing
dalam bentuk direct investment dianggap sudah tepat. Yaitu berusaha
menghidupkan berbagai industri dan pertumbuhan ekonomi serta
menciptakan lapangan kerja. Adapun ekses yang timbul dari keputusan
tersebut dapat dianggap sebagai lemahnya kontrol manajemen yang dibuat.
Misalnya dengan maksud alih teknologi dan alih tenaga ahli, namun indonesia
masih dianggap sampai saat ini belum mampu melakukan secara maksimal.
Terutama kemampuan dalam menanggung risiko yang besar, baik dari segi
financial dan non financial. Seperti dalam industri migas. Ini sebagaimana
dikemukakan oleh Bachrawi Sanusi yaitu, “selain dibutuhkan investasi yang
sangat besar di bidang migas juga dibutuhkan teknologi yang tinggi, tenaga
ahli, serta keberanian untuk menanggung risiko yang sangat besar. Terutama
jika setiap pengeboran eksplorasi ternyata tidak ditemukan adanya migas
tetapi hanya air.
Adapun apa yang dilakukan oleh masyarakat maju pada negara
berkembang dimana investasi yang mereka tanamkan telah menyebabkan
perusakan lingkungan pada negara underdeveloped countries (negara
terbelakang) dan developed countries (negara berkembang) sebagai bentuk
keinginan mereka meraih target pendapatan dan menempatkan mereka
selalu dapat hidup di tingkat kemewahan yang mereka inginkan. Di sisi lain
negara terbelakang dan berkembang belum memiliki aturan dan pengawasan
yang ketat dalam bidang lingkungan.

4
Di sisi lain keberadaan suatu LSM dengan segala aktivitas yang dilakukan
sering dipertanyakan, terutama independensi dari lembaga tersebut, salah
satu pertanyaan yang sering muncul adalah siapa donatur (funding) LSM
tersebut, dan apa kepentingan donatut tersebut. Apakah mungkin donatur
tersebut adalah perusahaan pesaing yang membiayai LSM tersebut, dan LSM
tersebut bertugas menekan perusahaan lain yang dianggap menganggu
perusahaan yang selama ini menjadi penyantun aktivitas lembaga mereka.
Konsep dan logika ini menjadi realistis jika kita menerapkan istilah “tidak ada
makan siang yang gratis”. Artinya setiap pemberian bantuan finansial pasti
memiliki maksud-maksud tertentu dibalik itu.
Sebuah lembaga donatur yang membiayai keberadaan suatu LSM
mengeluarkan dana yang cukup besar, apalagi gaji para pekerja LSM
berjumlah sangat besar. Biaya tersebut meliputi penyewaan kantor, peralatan
kantor, mobil dinas, biaya perjalanan dinas, biaya survey, biaya penelitian,
biaya pertanggungan asuransi, dan lain sebagainya. Maka pertanyaan yang
bersifat kritis menjadi pantas, untuk kita ajukan. Walau dalam kenyataannya
tidak seluruh donatur punya maksud tertentu atau “ada udang dibalik batu”.

Keterangan :
 Pemilik, karyawan, lingkungan fisik, dewan direksi, dan budaya adalah
lingkungan internal.
 Kompetitor, pembuat aturan, partner strategis, pemasok, dan konsumen
adalah lingkungan tugas.
 Dimensi internasional, dan dimensi teknologi adalah lingkungan umu.
Lingkungan tugas dan lingkungan umum merupakan lingkungan eksternal.

Dahulu manusia dikuasai oleh alam, sekarang manusia yang menguasai


alam. Penguasaan alam dengan sangat luar biasa pada saat ini terjadi sebagai
5
bentuk tuntutan perkembangan hidup. Kondisi kehidupan saat ini penuh dengan
persaingan, harga dan berbagai kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan.
Jumlah masyarakat miskin belum mengalami penurunan yang signifikan, angka
pengangguran juga belum menunjukkan penurunan secara sistematis. Di sisi lain
pemerintah dituntut untuk menggenjot perolehan devisa yang diterima saat ini
dapat ditingkatkan, termasuk pendapatan pajak (tax) diharapkan terjadi
peningkatan setiap tahunnya.
Dalam usaha mencapai semua ini, dan sudah menjadi sifat fitrah manusia
yang selalu ingin perubahan. Maka salah satu cara untuk menyokong
pembentukan perubahan tersebut adalah dengan melakukan eksplorasi alam
secara luar biasa. Dengan melakukan eksplorasi alam yang luar biasa manusia
bisa meraih keuntungan yang mampu memenuhi dan mencukupi berbagai hasrat
kebutuhan yang selama ini belum terpenuhi.
Namun ada yang harus dilihat secara realistis bahwa eksplorasi tersebut
telah menyebabkan kehancuran pada tata kehidupan lingkungan. Salah satu
kehancuran lingkungan yang terbesar pada perusakan areal hutan. Kasus banjir
bandang, longsor, kekeringan, dan lain sebagainya. Salah satu kesalahan yang
dimiliki oleh manusia adalah melakukan eksplorasi yang begitu tinggi dan tidak
mengikutinya dengan penanaman kembali terhadap areal pohon yang telah di
eksplorasi tersebut.
Luas areal hutan Indonesia diperkirakan 122 juta hektare. Dari luas areal ini
dicadangkan seluas 25 juta hektar. Sisa hutan seluas 97 juta hektar, terbagi atas
:
1. Hutan lindung : 47 juta hektar
2. Hutan perlindungan & pelestarian alam : 10 juta hektar
3. Hutan produksi : 40 juta hektar
Komposisi hutan seperti itu menjadi bahan catatan bagi kita untuk
mempertahankan porsinya selalu berada dalam ambang yang sesuai berdasarkan
ukuran statistik. Jika ukuran statistik yang kita jadikan acuan maka tentunya itu
semua didasarkan pada justifikasi ilmiah. Hutan adalah laboratorium yang paling
baik untuk dijadikan sumber penelitian dalam pengembangan berbagai jenis obat-
obatan. Karena itu pembangunan dan pendayagunaan taman nasional sebagai
tempat pengembangan ilmu pengetahuan perlu mendapat dukungan kuat dari
berbagai pihak.

Mengenai perana taman nasional Prof. Emil Salim uang mantan Menteri
Lingkungan Hidup menegaskan bahwa “Secara ringkas tersimpullah beberapa
pokok perana taman nasional, yaitu: pertama sabagai “gudang simpanan plasma
nutfah” untuk memelihara kualitas dan kelangsungan hidup berbagai jenis
tumbuhan, binatang, dan lain-lainnya; kedua, sebagai medan penelaahan hukum
alam; ketiga, sabagai laboratium ilmu; keempat, sebagai wahana pendidikan; kelima,
sebagai wahana penghayatan semangat patriotisme, cinta tanah air; keenam,
sebagai wahana pendalaman hidup agama.”
Allah swt tidak akan menurunkan penyakit jika tanpa ada obat-nya. Obat
penyembuh berbagai macam penyakit itu tersedia diatas muka bumi ini, asal
manusia mau mencari dan melakukan pengolahan secara serius. Namun Allah Swt
juga sangat membenci jika manusia melakukan perusakan di atas muka bumi ini.
Islam memperolehkan bagi manusia untuk mencari harta sebanyak mungkin
di atas bumi Allah tapi ingat bahwa peringatan yang diberikan orang-orang yang
berbuat kekacauan di atas muka bumi ini sangat tegas. Ini sebagai firman Allah Swt

6
yang berbunyi “Dan tuntutlah dengan harta kekayaan yang dikurniakan Allah kepada
kamu akan pahala dan kebahagiaan di akhirat dan janganlah kamu lupakan bahagia
kamu di dunia; dan berbuatlah baik sebagaimana Allah berbuat baik kepada kamu;
dan janganlah engkau melakukan merusakan di atas muka bumi; sesungguhnya
Allah tidak suka orang-orang yang berbuat merusak” (QS al-Qasas:77)
Artinya manusia dalam melakukan eksplorasi alam akan lebih baik jika
dialakukan dengan menerapkan manajemen yang terukur dan sistematis. Dengan
begitu eksplorasi alam yang dilakukan akan mampu memperkecilkan timbulnya
risiko lingkungan. Dampak risiko lingkungan akan sangat tinggi jika manusia
diajarkan dan dipahami apa-apa aja dampak yang akan terjadi nantinya. Karena itu
kampanye pelestarian lingkungan menjadi penting untuk dilakukan, dan itu bukan
hanya tugas pemerintah semata namun menjadi tugas kita bersama sebagai insan
kami.
Dari penjelasan di atas kita bias menarik suatu kesimpulan bahwa dalam
rangka menghindari timbulnya perusakan lingkungan yang semakin luas, maka yang
haru dilakukan alaha mengubah konsep pembangunan yang mengandalkan natural
resource (sumber daya alam) ke pengembangan sumber daya manusia. Banyak
catatan yang menjelaskan bahwa Negara mengandalkan dan mendepankan
investasi pada human capital (modal manusia) memiliki tingkat kemakmuran yang
lebih tinggi dibandingkan natural resource.
5. Sumber Polusi Udara
Produksi energi, penganguran, konversi serta rumah tangga, industry dan
penggunaan kendaraan bermotor, merupakan penyumbang antropogemik utama
kapada polusi udara. Bahan-bahan pencemar utama yang penting adalah timbal,
partikel halus, karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC),
sulfur dioksida (S02), dan karbon (CO2).
Di samping yang disebutkan di atas ada beberapa sumber lainnya yang dapat
diketegorikan sebagai sumber pencemar polusi udara, yaitu:
a. Timbal. Timbal adalah salah satu sumber polusi udara yang bersumber dari
pembuangan bahan bakar kendaraan bermotor, cat, dan sejenisnya. Dimana
saat ini begitu banyak kendaraan bermotor yang mempergunakan bensin
sebagai salah satu bahan bakarnya, dan hasil buangan bakaran bensin
tersebut telah menyebabkan timbalnya. Dan timbal ini mampu memberi
pengaruh pada kesehatan seperti mempengaruhi urat saraf, jantung, ginjal,
dan lain sebagainya.
b. Pertikel. Partkel adalah menyebarkan udara menjadi salah satu penyebab
pendukung timbulnya polusi udara. Kota-kota besar di pertikel memiliki tingkat
yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Indonesia.
Sumber partikel berasal dari emisi bahan bakar seperti buangan dari proses
industry, polusi dari pembakaran berbagai sampah, aktivitas rumah tangga
dalam bidang memasak, dan berbagai aktivitas home industry lainnya. Untuk
pulau jawa dengan jumlah penduduk yang padat dan berbagai aktivitas
industry besar dan kecil telah menyebabkan tingkat kepadatan polusi partikel
disana jauh lebih tinggi
c. Nitrogen Dioksida. Nitrogen dioksida adalah atau NO2 merupakan sumber
pencemaran yang bersumber dari aktivitas lalu lintas di jalanan. Dengan
tingkat kepadatan lalu lintas yang begitu tunggi maka jumlah NO2 yang
dihasilkan juga akan semakin meningkat. Dampak bagi kesehatan juga terjadi
yaitu bias mengakibatkan kejang-kejang, kesulitan bernafas, bahka bias
menyebakan pembengkakan pada paru-paru.

7
d. Karbon Monoksida. Karbon monoksida atau CO merupakan salah satu
sumber pencermaran udara yang bersumber dari pembakaran kendaraan dan
hutan yang berlangsung secara tidak sempurna. Jika kita berada di dalam
sebuah pabrik dan terjadi pembakaran dari mesin-mesin pabrik, maka asap
yang timbulkan tersebut secara terus menerus dan tidak ada ventilasi udara
yang layak. Maka ini bias dan masuk paru-paru, dimana lama kelamaan bisa
membentuk ikatan kuat dengan pidmen darah. Parah perokok juga dianggap
mereka yang menikmati CO.
e. Hidrokarbon. Hidrokarbon yang mudah menguap (VCH), dengan adanya
sinar matahari, dapat beraksi dengan NOx untuk membentuk ozon (suatu zat
pencemar kedua). Adalah sulit untuk membuat suatu penyamarataan tentang
pengaruh kesehatan dan VHC karena merupakan senyawa khusus.
Beberapa VHC secara signifikasi adalah beracun, dan sejumlah lainya telah
terbukti atau dicurigai dapat menyebakan kanker (carcinogen)
f. Ozon. Posisi ozon berada di ketinggian 30 km di atas bumi. Fungsi ozon
menjadi penting, karena ia berfungsi sebagai pelindung bumi dari sinar
ultraviolet (UV-B). Jika lapisan ozon menipis maka sinar ultraviolet tersebut
akan bisa langsung menyerang bumi, maka ini sangat berbahaya begi
kesehatan terutama kesehatan kulit.
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa kewajiban kita bersama
untuk menjaga udara agar selalu berada dalam ambang yang bersih dan
layak. Termasuk memperhatikan setiap aktivitas bisnis dengan
mengedepankan konsep bisnis yang ramah lingkungan. Artinya profit dan
continuity usaha menjadi target, namun bukan berarti menghalalkan segala
macam cara, karena ketika kita memaksa melakukan produktivitas yang
begitu tinggi ada dampak negative yang akan kita terima, dan itu menyangkut
cost yang harus ditanggung.
Tabel 10.1: Standar Kualitas Udara Indonesia
Bahan Bakar Waktu Rata-rata Standar (mg/m3)
TSP 1-Jam rata-rata 90
24-Jam rata-rata 230
PM10 24-Jam rata-rata 150
SO2 1-Jam rata-rata 60
24-Jam rata-rata 365
NO2 1-Jam rata-rata 100
24-Jam rata-rata 150
O3 1-Jam rata-rata 235
1-Jam rata-rata 50
Pb 24-Jam rata-rata 2
1-Jam rata-rata 1
CO 1-Jam rata-rata 30.000
24-Jam rata-rata 10.000
Sumber: Laporan Bank Dunia
6. Solusi dalam Menyelesaikan Masalah Risiko Lingkungan
Ada beberapa solusi yang dapat diterapkan dalam rangka menghindari
terjadinya risiko lingkungan, yaitu:
a. Perusahaan menganggarakan sejumlah dana untuk dialokasikan guna
penyelesaikan berbagai permasalahan-permasalahan yang berhubungan
dengan risiko lingkungan (environment risk)

8
b. Menerapkan konsep turut pembangunan yang berkeseimbangan dengan
alam serta turut mengembangakan alam atau eco-devalpment. Ini
sebagaiamana dikemukakan oleh Emil Salim bahwa “Maka segala
perkembangan sains, ilmu teknologi yang menunjang pembanguanan dikuasi
oleh semangat dan keperluan menumbuhkan proses eco-devalpment ini.
c. Dibangunnya solusi konstruktif dalam bidang pengembangan lingkungan.
Seperti bagaiaman penegendalian polusi udara pencemaran air, kesadaran
dan kepedulian pada lingkungan sekitar, penyelamatan dengan alam, dan lain
sebagainya.
d. Bagi perusahaan menempatkan satu devisi khusus yang bertugas
menyelesaikan berbagai urusan yang berhubungan dengan environment risk.

A. RISIKO POLITIK
Pada Negara berkembang seperti Indonesia, pengaruh dan dominasi politik
pada setiap pengambilan keputusan menjadi begitu terlihat, apalagi jika itu
menyangkut dengan persoalan-persoalan yang memiliki sisi kepentingan, atau lebih
tepatnya ada pihak yang berkepentingan terhadap keputusan tersebut. Khususnya
keputusan yang memiliki dampak ekonomi. Dampak ekonomi artinya memiliki nilai-
nilai finansial di dalamnya.
Negara dengan segala kepemilikan sumber daya, berkepentingan menjamin
iklim bisnis selalu berada dalam kondisi yang normal serta sesuai pengharapan
berbagai pihak. Investasi, pemberantasan kemiskinan, dan lain sebagainya harus
sesuai dengan pengharapan berbagai pihak. Dengan jaminan stabilitas politik akan
selalu dapat terhindarkan, atau minimal dapat selalu diminmalisir dan terkendali.
Pada bab ini kita akan membahas tentang risiko politik serta berbagai sebab yang
melatarbelakangi timbul dan terjadinya, serta dampak-dampaknya bagi perusahaan
dan beberapa solusi yang layak untuk diterapkan oleh para pelaku bisnis.
1. Defenisi Ilmu Politik
Ada banyak definisi yang menjelaskan tentang ilmu politik. Diantarnya apa
yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini:
a. Menurut Johan Kaspar Blutschill, “Ilmu politik adalah ilmu yang penduli
dengan Negara yang berusaha untuk mengerti dan memahami Negara
dalam kondisinya, yang sesungguh alami, dalam bentuk yang
bermacam-macam atau pengumuman pembangunan.
b. Menurut J. Barents, “Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari
kehidupan Negara yang merupakan bagian dari kehidupan
masyarakat, ilmu politik mempelajari Negara-negara itu melakukan
tugas-tugasna”.
c. Menurut Harold Laswell.”Politik adalah masalah siapa mendapat apa,
kapan, dan bagaiamana.”
Atas dasar berbagai pendapat di atas kita dapat menyimpulkan bahwa ilmu
politik merupakan suatu bidang ilmu yang menekankan dan menegaskan tentang
bagaimana mereka yang berada di suatu Negara memiliki pastisipasi kuat dalam
usaha untuk menciptakan suatu tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara
secara berharkat dan bermartabat dengan menempatkan pemerintahan yang
berkuasa untuk berperilaku secara demokratis dan selalu mengedepankan nilai-nilai
yang berlaku secara universal.
2. Definisi Risiko Politik

9
Risiko politik adalah risiko yang timbul akibat dari instabilitas politik yang
terjadi di suatu Negara sehingga telah memberi pengaruh kepada setiap organisasi
yang berorientansi profit dan nonprofit. Kondisi instabilitas politik yang tidak sesuai
dengan pengharapan para pelaku bisnis telah menyebabkan timbulnya kerugian
serta mengharuskan para pelaku bisnis menganggarkan sejumlah dana khusus
(special budgent) dan beberapa rencanca cadangan (contingency plan) sebagai
usaha serius dalam tetap mempertahankan operasional perusahaan di
Negara/wilayah tersebut. Termasuk antisipasi jika timbulnya huru-hara, moral
hazard, aksi inkonstitusional militer, pembangkangan sipil, coup’tat, bahka
keputusan menasionalisasikan perusahaan asing.
3. Bentuk-bentuk Risiko Politik
Bagi suatu bisnis yang berada di suatu Negara selalu berusaha mengamati
etiap perkembangan politik yang sedang berlangsung di Negara tersebut. Dan setiap
aktivitas politik tersebut dianilisis dan dijadikan sabagai salah satu informasi
pendukung dalam setiap pengambil keputusan. Ada beberapa bentuk umum dari
risiko politik yang terjandi yaitu:
a. Copd’tat atau kedua (pengambilan kekuasaan secara paksa)
b. Demokrasi sebagai bentuk ketidakpuasan atas kebijakan pemerintah.
c. Pembangkangan sipil. Contonhya para sipil pekerja melakukan mogok
kerja besar-besaran. Sehingga membuat roda ekonomi terhambat.
d. Dan lain sebagainya.

4. Ruang Lingkup Ilmu Politik


Adapun ruang lingkup ilmu politik mencakup segala sesuatu yang
berhubungan dengan segala aktivitas kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
mulai dari masyarakat dengan degala aktivitas, pebisnis, konsumen, hingga
pemerintahan sebagai pembuat kebijakan dan berbagai institusi luar negeri yang
melingkupinya. Dimana semua ini saling memberi nilai berkaitan satu sama lainnya.
Jika seseorang ingin memahami ilmu politik maka ia tidak bias memehami itu
dengan sederhana dan cepat, namun itu harus dilakukan sacara kompleks dan
menyeluruh serta dibutuhkan waktu yang lama untuk memehami semua itu secara
baik. Karena jika ia memahami itu secara tidak menyeluruh maka anilisis yang akan
dihasilkan juga akan bersifat tidak maksimal dan sulit untuk bisa
dipertanggungjawabankan secara ilmiah.
Pendapat ini dipertegaskan oleh Gabriel Almond dan Bigham Powel Jr.
bahwa “pengkajian sistm politik tidak semata-mata terdiri dari observasi ringan pola
dan tingkah laku aktual serta interaksi yang terjadi dalam satu jangkauan waktu
tertentu saja
Dari segi ilmu metodologi penelitian juga dijelaskan bahwa jika ingin membuat
dan menghasilkan suatu rekomendasi yang baik dan menghindari timbulnya bias
maka kajian harus dilakukan secara maksimal. Apalagi jika kita mengingikan
menjadi seorang pengamat politik yang handal.
Yang terjadi dalam satu jangkauan waktu tertentu saja. Tetapi ia haruslah
merupakan suatu pengkajian yang mendalam dan terarah atas semua
kecenderungan-kecenderungan subjektif yang terjadi dalam setiap sistem politik,
baik yang berlangsung dalam bagian-bagiannya maupun secara keseluruhan”.
Dari segi ilmu metodologi penelitian juga dijelaskan bahwa jika membuat dan
menghasilkan suatu rekomendasi yang baik dan menghindari timbulnya bias maka
kajian harus dilaukan secara maksimal. Apalagi jika kita menginginkan menjadi
seorang pengamat politik yang handal.

10
5. Permasalahan jika Ilmu Politik Tidak Dijalankan dengan Baik
Suatu permasalahan dalam ilmu politik adalah banyak pihak yang sudah
mempelajari namun tidakmenempatkannya secara utuh, sehingga penafsiran dan
aplikasinya tidak pernah sampai menyentuh akar permasalahan. Sebuah bangsa
yang besar dengan melahirkan pemimpin-pemimpin yang besar adalah yang selalu
memikirkan secara utuh dan maksimal bagaimana memberikan faedah
kehidupannya kepada banyak pihak. Namun sebaliknya sebuah bangsa akan kerdil
disebabkan para pemimpin yang berada di negara tersebut lebih memikirkan
kepentingan segolongan orang daripada untuk kepentingan masyarakat umum, atau
dengan kata lain kepentingan umum terabaikan, dan tidak dikerjakan secara
maksimal.
Jikam kondisi ini terus terjadi secara berlarut-larut maka kepercayaan dari
masyarakat akan menurun dan kondisi serta efek yang lebih jauh adalah tumbuhnya
sekelompok orang yang memanfaatkan keadaan dan ditambah dengan adanya
dukungan dari pihak tertentu (funding). Jika ini terus dibiarkan tanpa adanya
penyelesaian yang bersifat konkrit dan menyentuh akar permasalahan, maka ada
beberapa keadaan dimana itu akan bisa terjadi, yaitu:
a. Demonstrasi besar-besaran dan itu terjadi secara berlarut-larut.
b. Pihak intelejen dari luar negeri datang dan pergi secara bebas, dengan rencana
target untuk selalu menyusup dan mempersiapkan rancangan konsep jika
keadaan stabil dan mereka mendapat tempat khusus (special position) pada
pemimpin yang berganti. Termasuk kontrak-kontrak yang bernilai ekonomi. Ini
terlihat pada kejadian sebelum, dan selama hingga sesudah penyerangan tentara
sekutu di bawah kepemimpinan Amerika ke Negara Irak, pada masa
penggulingan Presiden Saddam Hussein. Pasca jatuhnya Saddam Hussein
(Desember 2003) banyak perusahaan-perusahaan migas yang mengambil alih
operasi dan memiliki hak dalam mengururs dan menangani perbaikan serta
rehabilitasi pasca pemulihan.
c. Terjadinya coupd’tat di dalam negeri, baik yang dilakukan oleh militer dan juga
sipil.
d. Terjadinya Pembangkangan sipil. Pembangkangan sipil adalah dimana sipil tidak
mau menjalankan pekerjaannya dengan waktu yang ditentungan, sehingga
berbagai aktivitas yang selama ini dijalankan oleh sipil menjadi tidak berjalan lagi
secara normal.
e. Rasa nasionalisme atau cinta tanah air terjadi penurunan, karena pandangan
kebangsaan berubah menjadi pandangan yang bersifat egoism.
f. Terjadinya penurunan reputasi kepercayaan dunia internasional pada
pemerintahan negara yang bersangkutan, baik dari segi politik, ekonomi, hukum,
dan lain sebagainya. Negara-negara international menganggap bahwa para
pemimpin yang berada di negara tersebut tidak mampu mengambil tindakan tegas
dan membiarkan terjadi serta terbentuknya kondisi yang bersifat inkonstitusional.
Para politisi yang berperan sebagai penjaga stabilitas politik memiliki peran
dominan dalam usaha menciptakan terlaksananya ilmu politik berjalan berdasarkan
koridornya. Dan bukan para politisi hidup dan menghidupi dirinya dengan berpolitik.
Karena jika ini terjadi maka telah mengaburkan konsep ilmu politik yang ideal, yaitu
memahami ilmu politik dan menjadi stabilitas politik bangsa. Lebih jauh kita bisa
menyimpulkan bahwa para politisi memiliki andil besar dalam menjaga terwujudnya
risiko politik yang minimal. Dan bahkan sebaliknya turut serta mendorong semakin
besarnya risiko politik yang akan terjadi.

11
6. Power Sharing dalam Politik
Keseimbangan politik dalam mewujudkan suatu penyeimbangan kekuatan dari
berbagaipihak yang berkepentingan dalam usaha mewujudkan keharmonisan
bangsa harus selalu dijaga. Karena berbagai pihak selalu merasa ikut serta dalam
memberikan sumbangsih bagi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) ini.
Bagi negara indonesia dimana dominasi calon dan presiden terpilih selalu dari
militer dan sipil. Artinya sipil dan militer saling berkompetisi untuk merebut posisi
menjadi presiden. Kondisi seperti ini menyebabkan kedua pihak sering saling
memperlihatkan kekuatan pengaruh politik mereka di mata publik. Di negara maju
dominasi militer hanya sebatas penjaga pertahanan dan keamanan semata, kecuali
keadaan menghendaki mereka harus turut serta ikut terlibat dalam riel politik.
Tentunya keterlibatan militer dalam politik terjadi karena militer dibutuhkan
sementara sipil tidak mampu menciptakan ketertiban politik seperti yang diharapkan.
Kondisi ini bisa berbeda pada negara berkembang, dimana power sharing atau
pembagian kekuasaan masih terus terjadi antara sipil dan militer. Di beberapa
jabatan yang harusnya dipegang oleh sipil namun masih dipegang oleh militer,
dalam pengertian sederhana militer dibutuhkan untuk posisi tersebut. Bahkan dahulu
jabatan Menteri Dalam Negeri sering berasal dari militer, namun sekarang semua itu
perlahan-lahan memulai mengalami perubahan. Akan tetapi dalam konsep
manajemen perubahan adalah jika suatu perubahan terlalu cepat dipaksakan maka
akan menimbulkan ekses-ekses yang tersembunyi, dan jika itu tidak cepat di
apresiasi maka bisa membentuk bom waktu yang siap suatu saat untuk meledak.
Oleh karena itu untuk membuat kita bijaksana dalam memahami power sharing ini,
perlu dipahami bahwa ada beberapa kepentingan yang dimaksud oleh militer
mengapa harus berada dalam perpolitikan yang dimaksud oleh militer mengapa
harus berperan dalam perpolitikan nasional. Seperti salah satunya pembahasan
kepentingan material angkatan bersenjata. Ini sebagaimana oleh Indria Samego et
al, yaitu:
“Kepentingan-kepentingan material angkatan bersenjata juga memainkan
peranan amat pentingan dalam keputusan militer untuk campur tangan dalam politik.
Pertama, militer tentunya memiliki kepentingan-kepentingan. Kelompok, baik untuk
memperoleh fasilitas-fasilitas militer seperti peralatan tempur maupun untuk
memberikan gaji yang layak bagi para anggotanya. Apabila para pemimpin politik
(baca: sipil) gagal untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka akan timbul
kecenderungan yang lebih besar bagi militer untuk terpolitisasi dan terinvertensi
dalam politik. Kedua, suka atau tidak suka, korps perwira militer dapat dilihat
sebagai wakil penting kelas menengah perkotaan, dan apabila pemerintah gagal
untuk memenuhi kebutuhan kelas menengah sebagai tambahan terhadap oposisi
kelas menengah pada umumnya-maka kelompok-kelompok perwira diperkirakan
akan melakukakan tekanan terhadap pemerintah, bahkan kemungkinan
menjatuhkannya. Ketiga, para pimpinan puncak militer dapat pula membangun
kepentingan-kepentingan pribadinya melalui intervensi militer dengan menemptkan
mereka didalam kontrol jaringan patronase pemerintah.”
Dari pendapat diatas dapat kita tarik satu kesimpulan bahwa jika sipil tidak
memahami aspirasi atau kurang peka dalam memberikan kepedulian pada militer
maka ini akan memicu sekolompok militer dalam melakukan tindakan intervensi.
Bahkan sangat mmungkinkan kelompok tersebut semakin lama semakin meluas,
hingga akhirnya bisa saja megarah pada aksi kudeta mliter.

12
Dalam kasus terjadinya intervensi militer. Salah seorang pengamat militer
terkemuka, S.E. Finer, mengidentifikasi enam model intervensi militer yaitu: (1)
melalui saluran konstitusional yang resmi (normal constitutional channels); (2)
kolusi/atau kompetisi dengan otoritas sipil (collusion and/or competition with civillian
authorities); (3) intimidasi terhadap otoritas sipil (intimidation of civillian authorities);
(4) ancaman nonkooperasi dengan, atau kekerasan terhadap, otoritas sipil (threats
of non-cooperation with, or violence towards, civillian authorities); (5) kegagalan
untuk mempertahankan otoritas sipil menentang kekuasaan (failure to defend civilian
authorities againts violence); dan (6) penggunaan kekerasan terhadap otoritas sipil
(exercise of violence againts civilian authorities).
Oleh karena itu perlu bagi para politisi ulung agar bisa memberi ruang bagi
tumbuhnya iklim berpolitikan yang aman dan terkendali, yaitu salah satunya
menampung aspirasi militer. Sebab jika intervensi militer telah terjadi maka artinya
militer tidak lagi bekerja sesuai denga idealnya yaitu penjaga pertahanan, atau
seperti diungkapkan oleh Samuel Huntington, suatu situasi dimana “penjaga (the
guard) menempatkan dirinya sendiri di kursi orang yang seharusnya dijaga (the
guarded).”

7. Hubungan Politik dengan Ekonomi


Banyak kalangan ekonomi yang berpendapat bahwa segala kebijakan ekonomi
harus terlepas dari muatan dan pengaruh politik. Karena jika kebijakan ekonomi
merupakan kebijakan yang memiliki keterkaitan atau mendapat intervensi dari politik
maka berbagai kebijakan tersebut tidak memiliki nilai murni dari hasil kajian dan
analisa ekonomi. Asumsi dan juga alasan para ekonom adalah bahwa paar politisi
memiliki punya berbagai kepentingan, dan kepentingan tersebut besumber dari
perseorangan dan juga kelompok. Contohnya sebuah peraturan tentang kedudukan
dan fungsi suatu perusahaan dalam mengelola bisnis dimana peraturan tersebut
juag menyangkut dengan pengaruh dan dampak lingkungan.
Pembahasan ini menjadi bermasalah bagi perusahaan karenan asa beberapa
perusahaan yang melakukan pelanggaran lingkungan atau beraktivitas tidak sesuai
dengan konsep AMDAL (analisa mengenai dampak lingkungan). Dan jika peraturan
ini disahkan maka akan menyebabkan beberapa LSM atau NGO memiliki dasar
justifikasi untuk menggugat setiap perusahaan yang melakukan pencemaran, maka
disini pihak perusahaan melalui orang-orang dekatnya yang memiliki hubungan kuat
dengan anggota parlemen untuk meletakkan dan menghilangkan beberapa point
yang dianggap memberatkan kaum pebisnis. Pada kasus seperti ini artinya
intervensi politik telah ikut bermain dalam menetapkan dan menggodok suatu
peraturan.
Dalam konteks hubungan antara politik dengann ekonomi maka Ramlan Surbakti
mengatakan, bahwa;
“Dari segi hubungan kasual atau yang bersifat deterministik hubungan politik
denga ekonomi dibagi dua. Pertama, kebijakan umum (public policy) atau politisisme
yang liberal maupun Marxisme yang melihat ekonomi menentukan politik. Teori lain
menggambarkan hubungan ekonomi dengan politik sebagai bersifat interaktif atau
timbal balik, sedangkan teori yang lain lagi menggambarkan hubungan ekonomi
dengan politik sebagai perilaku yang berkesinambungan. Termasuk ke dalam
kategori yang terakhir ini berupa aliran ekonomi politik baru atau perspektif publik
choice yang berupaya menerapkan asumsi, bahasa, dan logika ekonomi neoklasik
ke dalam perilaku politik.”

13
Bahwa kepentingan publik tidak bisa di politisasi, dan masyarakat membutuhkan
suatu kejelasan yang tegas bersifat melindungi hak-hak publik. Hak publik adalah
layak diterima sesuai dengan keikutsertaan publik dalam membayar kewajibannya
kepada negara, termasuk kewajiban (pajak). Dimana perolehan pendapatan dari
pajak tersebut dipakai untuk membayar gaji para anggota parlemen. Sehingga salah
satu cara yang layak untuk diterapkan guna membuat kebijakan ekonomi terlaksana
sesuai kehendak aspirasinya adalah dengan melakukan kontrol yang ketat agar
semua itu berjalan sesuai dengan rencana.
Namun disisi lain kita juga haru smelihat bahwa kebutuhan payung politik yang
kuat untuk membuat kebijakan ekonomi berjalan secara aman hingga selesai.
Karena berbagai hambatan dalam melaksanakan kebijakan ekonomi akan terjadi,
namun berbagai hambatan itu akan dapat dihilangkan jika politik turut
mendampinginya.

8. Permasalahan Politik Ekonomi Dewasa Ini


Tujuan pembangunan politik seiring dengan tujuan terciptanya kemakmuran
ekonomi atau terlepasnya manusia dari belenggu kemiskinan. Sebagaimana Meier
dan Baldwin katakan: “Pengkajian mengenai kemiskinan bangsa-bangsa bahkan
terasa lebih mendesak daripada pengkajian kemakmurannya.” Dan setiap negara
berusaha untuk menghapus dan memperkecil angka kemiskinan yang dimilikinya.
Banyak bantuan finansial dan non finansial yang diberikan oleh negara lain pada
negara yang memiliki angka kemiskinan tinggi.
Bantuan yang diberikan oleh negara maju untuk mengurangi angka kemiskinan
pada negara berkembang (develop countries) dan terbelakang (underdeveloped
countries) dapat dilihat sebagai sesuatu yang tidak hanya bermotif kemanusiaan
saja namun ada unsur lain yang melingkupinya, yaitu salah satunya politik ekonomi.
Artinya mereka menerapkan suatu kerangka manajemen yang terukur agar bantuan
tersebut mampu memberi efek pengaruh kedepan yang bisa dikatakan semacam
“feedback”. Bagi kalangan pebisnis ada istilah yang begitu popular untuk ini yaitu
“tidak ada makan siang yang gratis.” Artinya setiap bantuan yang diberikan pasti ada
imbalannya.
Dahulu ketika perang dingin masih hangat terjadi, walaupun hingga sekarang
tetap masih terasa suasananya. Maka pada masa itu salah satu alasan pemberian
bantuan tersebut adalah merebut pengaruh politik Luar Negeri antara Barat dan
Rusia. Ini seperti yang ditegaskan oleh M.L Jhingan adalah “Alasan utama adalah
perang dingin anatar Rusia dan Barat.”
Barat dalam hal ini dimotori oleh Amerika merasa oerlu mengambil simpati kuat
dari develop dan underdeveloped countries untuk memberi kesempatan pada
negara maju untuk berperan aktif dari segi militer dan non militer dalam suatu
kerangka kerja asas manfaat. Keberadaan pangkalan militer Amerika di Subic,
Philipina pada lebih dari satu dasawarsa yang lalu mampu memperkuat analisa
mereka bahwa pangkalan militer dibutuhkan untuk memantau kondisi negara dan
kawasan yang bersangkutan.
Amerika sebagai negara adikuasa beserta sekutunya yang ada di kawasan Barat
menginginkan memiliki pengaruh besar dalam mengatur tata dunia. Karena
keinginan yang besar itu maka mereka membutuhkan banyak bahan baku dan
berbagai produk lainnya. Dalam kasus ini M.L. Jhingan mengatakan, “Bagi mereka
pembangunan ekonomi negara-negara terbelakang juga mempunyai nilai ekspor,
terutama dalam upaya menghindarkan stagnasi jangka panjang. Negara-negara
kaya akan memerlukan laju perkembangan yang senantiasa meningkat dan itu mesti

14
dibarangi dengan pasar (outlet) demi pemanfaatan stok modal mereka yang selalu
tumbuh pesat.”
Teori kelengkapan (scarcity theory) pada kasus ini berlaku, yaitu negara maju
membutuhkan modal berupa sumber-sumber yang tersedia diberbagai penjuru dunia
yang tidak terkecuali itu adalah dimiliki oleh banyak negara berkembang dan
terbelakang. Kita bisa melihat bersama bagaimana beberapa natural resource
sumber daya alam di Indonesia adalah dikuasai oleh negara-negara maju yaitu
melalui beberapa perusahaan multinasional yang mereka miliki.
Perusahaan multinasional (multinational corporation) adalah perusahaan yang
berskala internasional yang kantor pusatnya berkedudukan di negara induknya dan
memiliki kantor cabang (brand office) pada berbagai negara di dunia ini. Kedudukan
dan aktivitas mereka pada berbagai negara di dunia bukan hanya mengambil dan
mengeksplorasi natural resource saja namun juga berperan dalam memasarkan
produk yang mereka miliki. Contohnya produk mobil Ford dari Amerika yang menjual
produknya di Indonesia dan berbagai negara di kawasan Asia dan belahan lain
dunia ini.
Dari pembahasan di atas maka ada beberapa kesimpulan yang bisa kita tarik,
yaitu :
a. Teori kelangkaan memiliki pengaruh yang semakin besar untuk didiskusikan pada
era selanjutnya.
b. Setiap negara memiliki produk yang tidak sama dan berusaha menghasilkan
keunikan pada produk yang dimilikinya sehingga memiliki nilai competitive di
pasar internasional.
Salah satu keunggulan lebih dari negara maju adalah kemampuan mereka dalam
mengembangkan riset teknologi, tidak hanya teknologi militer namun juga teknologi
industri yang terdapat disetiap perusahaan manufaktur mereka, dan kondisi ini
memberi pengaruh besar pada daya saing atau competitve mereka dipasar
internasional. Ini sebagaimana dikatakan oleh Michael E. Porter bahwa teknologi
berpengaruh pada keunggulan bersaing jika memiliki peran signifikan dalam
menentukan biaya posisi relatif atau differensiasi relative. Karena teknologi terwujud
dalam setiap aktivitas nilai dan berperan dalam mewujudkan keterkaitan diantara
berbagai aktivitas, maka teknologi dapat memiliki pengaruh besar terhadap biaya
dan diferensiasi.
Nilai jual suatu produk adalah jika ia memiliki sisi diferensiasi yang tinggi dengan
produk yanglainnya. Namun jika diferensiasi yang dimiliki adalah rendah maka
produk tersebut akan kalah saing dengan produk lain yang sejenis khususnya. Untuk
itu setiap negara harus memiliki sisi unik (uniqe aspect) dibandingkan negara
lainnya. Keunikan yang dimiliki oleh suatu bangsa itu akan menjadi different produk
yang berbeda dengan negara lainnya dan itulah yang disebut dengan selling point
pada saat produk yang dihasilkan itu dicoba dipasarkan di pasar Internasional.
Pada konteks ini maka suatu negara harus bijak dalam memahami mengapa
negaranya begitu menarik perhatian dari negara lainnya dan mengapa suatu kontrak
perjanjian memiliki nilai kerugian jika ditinjau dari segi jangka panjang.
Permasalahan ini tidak hanya bisa diselesaikan oleh berbagai kebijakan ekonomi
semata namun juga menyangkut dengan harus adanya payung politis untuk
menempatkan kebijakan ekonomi tersebut memiliki peran yang bersifat sustainable.
Dalam realita pada saat lembaga eksekutif mengusulkan suatu rancangan undang-
undang yang bermuatan untuk kepentingan rakyat dan itu selanjutnya dibahas di
parlemen sebagai lembaga legislatif, maka disini terjadi proses debat dan diskusi

15
yang alot, dan itu tidak bisa dicapai suatu kata mufakat dalam waktu yang cepat,
bahkan bisa memakan waktu bulanan.
Dalam konteks ini lembaga eksekutif harus membangun suatu sistem kerjasama
pembangunan bersama dengan lembaga legislatif dalam mendorong percepatan
pembangunan. Sehingga jika huubngan antar elmbaga negara ini terjadi kontraksi
atau tegang, maka konsep kerjasama ini bukan berarti menjauh dari base concept
legislatif dalam mengontrol jalannya pemerintahan namun lebih dalam
mengendalikan jalannya pemerintahan secara lebih representatif dan demokratis.
Karena suatu pemerintahan yang berlangsung tanpa anda kontrol dari lembaga
terkait maka itu hanya akan membuat pemerintahan tersebut secara perlahan-lahan
semakin dekat dengan otoriter. Namun sebaliknya jika parlemen terlalu kuat akan
membuat tindakan inkonstitusional terjadi disana, contohnya korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN). Walaupun tindakan yang terakhir yaitu nepotisme lebih kecil
dibandingkan korupsi dan kolusi, namun yang harus dipahami bahwa ketiga bentuk
ini adalah bagian yang memberi pengaruh pada pelemahan sistem pemerintahan
untuk jangka panjang.
Penegakan hukum dan tindakan yang mengedepankan supremasi hukum akan
mampu menjadikan pemerintahan tersebut secara perlahan-lahan untuk kembali
meraih amanat kepercayaan rakyat. Harus selalu diingat bahwa usaha-usaha untuk
menegakkan hukum juga harus diseimbangkan dengan usaha-usaha akan
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kondusif. Dalam kenyataan kita
sering melihat bagaimana usaha keras yang dilakukan dalam bidang penegakan
hukum ternyata telah membawa pengaruh pada perlambatan pertumbuhan dan
kesejahteraan ekonomi.
Ini terjadi karena beberapa sektor-sektor ekonomi yang telah berjalan selama ini
memberi pengaruh pada keberadaan ekonomi secara keseluruhan. Seperti bisnis
para konglomerat yang melakukan tindakan penggelapan pajak dalam jumlah besar.
Pada saat penegakan hukum dijalankan dan para konglomerat diminta
pertanggungjawaban, dan pemeriksaan serta investigasi dilaksanakan maka
beberapa lembaga negara yang selama ini dianggap seharusnya sebagai bahagian
yang turut serta menegakkan hukum malah ternyata terlibat dalam urusan
penggelapan pajak, dan itu bukan hanya berhenti disana saja namun ini berjalan
dan melingkar pada berbagai lembaga lainnya.
Kondisi yang carut marut seperti ini menjadi tugas berat bagi pemerintah yang
berkuasa. Energi terkuras habis untuk menyelesaikan persoalan hukum yang
semakin hari semakin bertambah, sehingga ini berdampak pada tingkat
terkonsentrasinya tugas untuk melaksanakan pertumbuhan, pemerataan dan
kesejahteraan ekonomi pada rakyat. Keadaan ini bagi sebagian kalangan pihak
dilihat sebagai sebuah proses dalam pencapaian pembangunan politik ekonomi
yang dimaksud.
Usaha penegakan hukum dan tuntutan terciptanya kesejahteraan ekonomi rakyat
adalah merupakan bahagian dari perjuangan pemerintah dalam menampung
aspirasi publik. Ini sebagaimana dikatakan oleh Ramlan Surbakti bahwa, “Dalam
proses politik berbagai kelompok dan individu dengan memperjuangkan aspirasi dan
kepentingannya kepada pemerintah sehingga menjadi bagian dari keputusan politik.”
Ada solusi yang dapat dijalankan oleh pemerintahan yang berkuasa agar
pembangunan politik ekonomi dapat terus dijalankan dan mendapatkan hasil sesuai
dengan yang dicita-citakan, yaitu dengan membangun dan membentuk koalisi dan
aliansi keputusan bersama. Sebagaimana dikemukakan oleh Gaetano Mosca bahwa
pemerintahan akan dapat berjalan dengan baik dan stabil serta berhasil apabila

16
terjadi koalisi atau kerjasama antara satu atau lebih kekuatan politik. Disisi lain
Richard A. Musgrave dan Peggy B. Musgrave mengatakan, koalisi dibentuk dari
kombinasi para pemilih yang memiliki pandangan yang sama terhadap suatu
kelompok permasalahan.
Dan lebih jau Ramlan Surbakti mengatakan, “Koalisi itu tidak selalu berupa
kerjasama antara satu golongan dan golongan lain yang masing-masing memiliki
ideologi dan kepentingan yang berbeda, tetapi dapat juga terjadi diantara kelompok
di dalam suatu golongan politik tertentu”. Artinya bekerja bersama untuk
membangun bangsa dan negara, dan mengesampingkan tujuan-tujuan yang bersifat
berkelompok dan jangka pendek.

9. Pengaruh Instabilitas Politik Pada Perusahaan

Duniabisnis dikenal memiliki kepekaan tinggi terhadap kondisi perpolitikan suatu


negara, termasuk stabilitas politik internasional. Sulit bisa dikesampingkan jika politik
dan bisnis terpisah satu sama lainnya. Setiap kebijakan ekonomi yang dibuat oleh
pemerintah tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada dukungan atau payung
politik. Artinya politik memberi pengaruh untuk mengamankan setiap kebijakan
ekonomi agar berlangsung sesuai dengan yang dimakasud.
Dunia bisnis memiliki peran besar dalam memajukan ekonomi suatu Negara,
bahkan sebaliknya bisa membuat ekonomi Negara yang bersangkutan ikut terlibat
dalam krisis ekonomi. Contohnya ketika kebijakan kredit dilakukan oleh pihak
perusahaan swasta terlalu tinggi atau berada diposisi extreme leverage maka
kondisi itu telah menyebabkan banyak perusahaan diambang krisis finansial. Salah
satu solusi yang harus dilakukan oleh pihak pemerintah adalah memberikan dana
bantuan kepada para perusahaan yang dianggap bermasalah tersebut. Bantuan
tersebut baik berbentuk finansial seperti BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia),
kredit dengan suku bungan khusus, dan lain sebagainya. Dan harus diingat setiap
bantuan tersebut menggunakan konsep manajemen yang terukur, artinya semuanya
dilakukan dengan konsep prudential principle (prinsip kehati-hatian). Seperti hanya
mereka yang layak saja yang dapat memperoleh bantuan tersebut.
Memang dari segi penggunaan kredit antara pemerintah dan sector swasta
berbeda. Kredit yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk mengatasi deficit
anggaran belanja, sedangkan yang kredit dilakukan oleh sektor swasta adalah untuk
membiaya investasi, modal kerja, dan kebutuhan konsumsi lain. Perbedaan ini
menjelaskan pada kita bahwa swasta dalam manajemen pengambilan keputusan
sektor swasta melihat pada kondisi ingin meraih keuntungan (profit), maka.

Keputusan pengambilan kredit juga menempatkan ukuran-ukuran yang bersifat profit


oriented. Namun itu bebeda pada pemerintah yang berusaha mencipatkan stabilitas
ekonomi yang sesuai harapan banyak pihak termasuk investor dan public.
Atas dasar itu maka keputusan kredit yang baik adalah yang bisa
menyemimbangkan kemampuan mengelola dan mengembalikan kredit sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Indonesia pernah dan masih berada dalam masa-
masa rescheduling dalam bidang pinjaman Reschedulling adalah penjadwalan
kembali pinjaman yang telah jatuh tempo. Salah satu penyebab kita melakukan
rescheduling adalah pinjaman bilateral dan multilateral serta berbagai lembaga
donor lainnya tidak mampu kita pergunakan dana itu secara tepat sasaran

17
Kita juga harus bijak jika rescheduling selalu saja menjadi agenda dalam
ssetiap pertemuan bilateral dan juga multilateral maka Negara Indonesia ini berarti
menjadi Negara yang tidak disipilin dalam urusan pembayaran utang. Lebih jauh lagi
memperhatikan lemahnya kualitas SDM bangsa dalam mengalokasikan dana yang
telah diperoleh dalam bentuk bantuan ke target yang sudah dibicarakan dalam
negosiasi utang.
Salah satu contoh yang ektrim untuk kita pahami bersama bagaimana, saat
daerah mengelola sumber dana yang berasal dari APBD (anggaran pendapatan
belanja daerah ) ke tempat-tempat yang tidak memberikan nilaia turnover sesuai
dengan pengharapan sperti, untuk pembuatan jalan, jembatan,pasar,sekolah rumah
sakit, dan lain swbagainya yang dipruntukan bagi sebuah daerah atau kabupaten
tertetu dengan tujuan pembangunan yang telah dilakukan tersebut mampu memberi
pengaruh bagi sebuah memberi pengaruh bagi pembangunan ekonomi, masyarakat
dana untuk proyek pembangunan jalan, jembatan ,pasar,sekolah rumah sakit, dan
lain sebagiannya bersumber dari pinjaman. Maka akibat lebih jauh pada macet
pembayaran kredit sehingga harus dilakukan rescheduling.
Persoalan lain yang juga ikut terjadi adalah pemerintah provinsi dalam
perolehan dana dari pusat tidak seluruhnya dana tersebut dapat digunakan selama
masa waktu anggaran, sehingga kasus terjadinya SAL (Sisa anggaran lebih ) adalah
contoh nyata. Termasuk dalam lambatnya atau telah terjadi tarik ulur dalam proses
pengesahan anggran di DPRD. Semua itu memperlihatkan semakin jelas pada kita
bahwa geopolitik ditanah air Indonesia tercinta ini dari dearah sampai pusat masih
jauh dari konsep kedewasaan politik yang diharapkan oleh para funding father kita.
Persoalan carut marutnya kondisi perpolitikan Indonesia saat ini, walupun
banyak pihak mengakui bahwa semua ini bahagian dari proses pendewasaan
berpolitik, namun ada pihak-pihak yang dikorbankan yaitu salah satunya sector
swasta. Contoh nyata bagaimana kasus rencana pembuatan jembatan yang
menghubungkan pulau sumatera dan jawa tidak jelas kapan waktu riel akan
dilaksanakan. Termasuk dan jawa tidak jelas kapan waktu riel akan dilaksanakan.
Termasuk mekanisme seperti apa pelaksanaan dari jembatanm tersebut jika
dilaksanakan sehingga selesai . Karena para pebisnis yang selama ini
mengantungkan hidup dari bisnis peneyebrangan antar sumatera dan jawa ini tidak
bisa mengambil keputusan tegas .
Tentunya public dan pebisnis bisa membaca apa yang tersurat dibalik yang
tersirat dari kasus ini. Apalagi jika selama ini beberapa pihak yang telah meminjam
kredit diwajibkan untuk terus mengembalikan pinjaman, sementara mereka sudah
mengalokasikan dan pinjaman tersbut untuk bisnis ada berbagai kasus lainnya yang
memperlihatkannya jika birokrasi yang tidak becus akan berpengaruh pada
pembentukan iklim bisnis yang tidak menguntungkan. Sebuah kasus yang dianggap
terus terjadi diindonesia saat ini dalm dunia bisnis adalah kebijakan subsidi pada
beberapa lembaga profit, seperti PLN ,Pertamina, dan lain sebagianya . perusahaan
sperti itu adalah sering mendapat subsidi dari pemerintah , dan setiap tahun mereka
melaporkan perolehan keuntungan . Namun yang menjadi pertnyataan mengapa
uang yanag sudah di subsidi tersebut tidak dikembalikan kepada Negara jika
mereka memperoleh keuntungan . akan tetapi perolehan uang keuntungan tersebut
dibagi bagi kepada para komisaris dan bonus para pihak manajemen. Seharusnya
jika pelaporan lembaga BUMN tersebut adalah mampu memberikan profit pada akhir
tahun, maka artinya kebijakan subsidi diubah menjadi pemberian pinjaman saja, dan
diwajibkan bagi mereka mengembalikan pinjaman tersebut . seperti kasus subsidi
BBM yang diberikan setiap tahun . jika subsidi tersebut dicabut dan dialhlikan

18
kepada mereka yang lebih berhak maka artinya pertamina akan menjadi perusahaan
bisnis yang lebih mandiri dan berkomptesi
Nilai kompetesi juga akan terlihat dengan kemampuannya memanajemen
berbagai eksplorasi migas di tanah air tanpa harus menyerahkannya kepada pihak
asing . sehingga pertanyaan semenjak dahulu jika orang orang Indonesia tidak
memiliki kemampuan manajemen migas mulai dari perencanaan eksplorasi
pengapalan pemsaran,keuangan, dan lain sebagianya bisa terbantahkan namun
sekarang 85 % lebih perusahaan migas yang beroperrasi di Indonesia berasal dari
Negara lain . kasus ini sudah sering diberitakan dan dibahas dimana mana bahkan
banyak terjadi demontrasi atas dasar masalah, ini.
Salah satu gesekan instabillitas politik pada dunia bisnis dapat dilihart
pengaruhnya di financial market (pasar keuangan ) financial market ada 2 yaitu
capital market ( pasar modal ) dan moneymarket ( pasar uang )kedua bentuk pasar
ini langsung dan tidak langsung saling berkaitan terutama tercemin dari pergerakan
grafik, pasar modal berada di bawaah menteri keuangan dan pasar uang berada di
bawah gubernur bank Indonesia
Pasar modal sering dipakai oleh pihak perusahaan sebagai sarana untuk
menjual saham dan obligasi. Saham dan obligasi merupakan commercial paper (
surat berharga) yang dijuala kepada public. Public yang berminat untuk membeli
saham dan obligasi tersebut akan menilai kondisi internal dan eksternal perusahaan
seperti, apakah saham dan obligasi yang dibeli tersbut memilki nilai profitable atau
tidak .Artinya memiliki prospek atau tidak . salah satu point dalam pemberian nilai
profitable suatu saham dan obligasi adalah pada kondisi stabilitas politik Negara
yang bersangkutan ,jika kondisi demonstrasi sering terjadi keributan di
parlemen,pertikaian, partai politik , pembunuhan tokoh tokoh politik,penjarahan,
moral, hazard , dan lainnya sering terjadi serta pemerintah yang berkuasa tidak
mampu menanganinya dengan baik atau dengan kata lain dianggap lemah .
Maka kondisi ini bisa perpengaruh pada nilai saham dan obligasi dipasar
modal, yaitu minat public terjadi penurunan, bahkan bisa saja melepas sebagaian
atau seluruh saham yang dimiilkinya tersebut. Kondisi ini juga sama terjadi dipasar
uang, yaitu bisa menyebakan nilai ata uang Negara tersebut akan mengalami
penurunan. Seperti jika di konversikan dengan mata uang dolar amerika seroikat .
mengapa harus dikonversikan dengan mata uang dollar amerika serikat karena
sampe sejauh ini mata uang atau moneter ameria serikat dianggap memiliki tingkat
kestabilan yang tinggi dimana beberapa Negara lain juga telah menempatkan
dalam setiap transaksi pembayaran bisnis luar negeri dibayar dengan dollar
amerika serikat .
Tabel 11.1 peristiwa –peristiwa politik menurut studi manullang (2004)

19
20
21
10. Solusi Yang Dapat Diterapkan Dalam Mengantisipasi Jika Timbulnya
Resiko Politik
Dalam rangka mengatasi timbulnya dampak resiko politik yang akan
mempengaruhi aktivitas bisnis suatu perusahaan, maka ada beberapa solusi yang
bersifat umum yang dapat diterapkan oleh para manajer perusahaan ,yaitu :
a. Manajer perusahaan harus selalu mengamati perkembangan politik dan
keamanan yang berlangsung di suatu Negara termasuk kondisi politik liar
negeri . untuk mendukung pemahaman politik,secara lebih komprhensif ada
baiknya sekali waktu mengundang akar poliitik ekonomi dari luar guna
memberikan pandangan dan masukan ekonomi dari luar
b. Jika kondisi stabilitas politik yang terjadi disuatu Negara diperkirakan
cenderung lebih akan memanas, seperti menjelang general election (pemilu )
maka sebaiknya pihka manajer perusahaan melalukan langkah
antisipasi.seperti dengan memiliki cadangan yang mencukupi.cadangan
tersebut bisa berbentuk finansial atau bahan baku, bahan setengah jadi,dan
bahan jadi. Ini penting dilakukan sebagai langkah antisipasi pada saat terjadi
hal hal yang bersifat tidak diinginkan .
c. Kepmilikan cadangan (reserve) dan hedging harus selalu diperhatikan ini
dilakukan untuk selalu membuat perusahaaan berada dalam keyakinan
d. Menghindari penambaha penjualan pada sasata kondisi perpolitikan
diperkirakan akan memanas. Termasuk jika akan mengarah pada sasat
kondisi terjadinya demonstrasi besar besaran kideta militer dan lain
sebagainya seperti kasus kerusuhan politik pada bulan mei 1998 juga pada
saat thanksin shinwarta dipunglikan dari jabatannya sebagai perdana menteri
di Thailand
e. Pihak manajemen perusahaan yang memalukan kaji ulang yang ,mendalam
jika keputusan ekspansi dilakuikan pada kawasan atau daerah yang memiliki
tingkat konflik yang tinggi. Ekspansi perusahaan mencakup berbagi jenis
seperti pendirian lkantor cabang . pemasasran ,penjualan produk baru,
pembuatan sumur migas yang baru dan lain sebagainnya.jika terjadi konflik
maka memungkinkan kasus pembakaran kantor pemasaran bisa terjadi .

22
termasuk perusahaan yang menyediakan biaya khusus keamanan ( the
special cost of security) tambahan guna mengamankan aset-aset perusahaan

Isitilah penting dalam bab ini


Develop countries
Korupsi
Multinational corporation
Politic risk
Underdeveloped countries
Unique aspect

Kasus
PT Mahesa Ratu Grup adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam
bidang pertambangan dan energi. Dimana salah satu anak perusahaan yaitu PT
Intra Jaya Energi bergerak dalam bidang eksplorasi migas di kawasan Sumatra.
Aktivitas bisnin PT Intra Jaya Energi semakin berkembang dari waktu ke waktu,
namun pada akhir tahun 2010 pihak manajer bagian produksi mendapatkan
informasi dari teknisi di lapangan bahwa perusahaan akan mengalami kehabisan
cadangan migas. Salah satu konstruksi yang bersifat konstruktif adalah perusahan
harus menemukan cadangan migas yang baru.
Salah satu alasan yang diincar oleh pihak manajemen PT Intra Jaya Energi
adalah KTI (Kawasan Timur Indonesia) yaitu Irian Jaya. Hasil survey yang dilakukan
dengan mempergunakan satelit diprediksi bahwa ada beberapa titik kawasan lepas
santai (offshore) di Irian Jaya yang memiliki migas. Namun kualitas serta kapasitas
riil tidak dapat dipastikan dengan pasti disebabkan survey hanya dilakukan dalam
bentuk satelit, sehingga mengharuska pihak perusahaan menerjunkan tim teknisi
khusus untuk mensurvei kondisi di beberapa titik yang dimaksud.
Hasil survey menunjukan bahwa memang benar jika disaana ditemukan dua
buah titik yang memiliki kandungan migas yang mencukupi untuk masa eksplorasi
selama 25 tahun. Namun ada kajian lain yang harus dipertimbangkan oleh pihak
manajemen perusahaan yaitu kajian nonteknis atau sosial, politik serta budaya.
Masyarakat di kawasan eksplorasi minyak menginginkan agar mereka ikut
merasakan dampak positif dari pengerjaan eksplorasi tersebut, yaitu semenjak awal
hingga berlangsungnya kegiatan. Artinya mereka menginginkan dilibatkan secara
nyata sebagai pekerja dan juga karyawan ditempat tersebut. Bagi pihak perusahaan
persoalan yang paling utama adalah skill mereka yang masih sangat rendah
sementara bisnis migas bersifat temporer yaitu sementara selama masa eksplorasi.
Ketika masa operasional berlansung kebutuhan buruh menjadi sedikit dan jika
dibutuhkan hanya sedikit saja. Jika pihak perusahaan melakukan perekrutan dengan
mendidikan dan memberi pelatihan secara insentif, maka semua itu akan memakan
biaya dan waktu yang lama. Sementara tenaga siap pakai dengan kualifikasi yang
diinginkan dapat disediakan, yaitu melalui proses perekrutan yang bersifat nasional.
Salah satu rendahnya mutu tenaga ahli di Irian Jaya karena masih jauhnya standar
Pendidikan seperti yang diharapkan.
Di sisi lain partai politik yang berkuasa disana juga menginginkan agar pihak
manajemen PT Intra Jaya Energi mengalokasikan dana CSR (Corporate Social
Responsibility) yang maksimal kepada masyarakat sekitar. Seperti beasiswa,
pembangunan rumah sakit, jalan jembatan, pasar, dan lain sebagainya. Sementara
pihak manajermen perusahaan dalam memutuskan setiap keputusan tidak bisa

23
sepihak begitu saja, mereka adalah subsidiaries companydari PT Mahesa Ratu Grup
yang saat ini bermasalah dari segi keuangan. Salah satu masalah yang dihadapi
dalam bidang hutang terutama hutang dalam foreign currency.
Berdaasarkan kasus ini berikan kajian and jika semua itu dilihat dari perspektif
risiko politik. Apa dampak politis yang akan terjadi jika semua itu diterapkan tidak
seperti maunya masyarakat disana. Dan apa solusi yang harus dilakukan oleh pihak
manajemen PT Intra Jaya Energi dalam menghadapi masalah ini.

24
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen resiko adalah


suatu proses mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk
mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia.
Manajemen resiko adalah bagian penting dari strategi manajemen semua
wirausaha. Proses di mana suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat
menunjukkan resiko yang terjadi pada suatu aktivitas menuju keberhasilan di dalam
masing-masing aktivitas dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen resiko yang
baik adalah identifikasi dan cara mengatasi resiko

25

Anda mungkin juga menyukai