Anda di halaman 1dari 11

LABORATORIUM PERENCANAAN DAN

SIMULASI TAMBANG
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
NO. TUGAS : 09A

LAPORAN AWAL
ULTIMATE PIT SLOPE

Nama : Fadhil Azka N.


NPM : 10070116024
Shift / Waktu : IV (Empat) / 08.00 – 11.00 WIB
Hari/Tanggal Praktikum : Rabu / 30 Oktober 2019
Hari/Tanggal Laporan : Rabu / 30 Oktober 2019
Asisten : 1. Ir. Yuliadi, M.T.
2. Wahyu Hidayat, S.Kom.
3. Rana Antariksa Dwisetiani
4. Dewi Luckyta Kusuma N.
5. M. Aprillianto Wicaksono
6. Nelly Nur Yuanita

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1441 H / 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.


Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga laporan awal ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikirannya.
Dan harapan saya semoga laporan awal ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan awal agar menjadi lebih baik
lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam laporan awal ini, Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan awal ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandung, 30 Oktober 2019

Fadhil Azka N.

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................... 1
1.2.1 Maksud........................................................................................ 1
1.2.2 Tujuan.......................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 2
2.1 Geoteknik.............................................................................................. 2
2.2 Stripping Ratio...................................................................................... 2
2.3 Metode Tambang Terbuka Strip Minning............................................... 4
2.4 Pertimbangan Ekonomi Tambang......................................................... 5
BAB III KESIMPULAN............................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Kata Pengantar


Indonesia merupakan negara yang memiliki letak geografis yang sangat
strategis. Letak Indonesia yang diapit oleh tiga lempeng tektonik, yaitu : lempeng
Eurasia, lempeng Hindia Australia dan lempeng Pasifik. Hal tersebut yang
mengakibatkan Indonesia sangat berlimpah kekayaan sumberdaya alam nya.
Akibat dari banyaknya sumberdaya yang tersedia maka dibutuhkan suatu
kegiatan pernambangan.
Pertambangan merupakan suatu kegiatan yang memiliki beberapa
tahapan seperti : eksplorasi, eksploitasi, distribusi, dan reklamasi. Pada dasarnya
kegiatan pertambangan sangat dibutuhkan bagi suatu negara, karena dapat
membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, dan memajukan
perekonomian suatu daerah.
Sebelum kegiatan penambangan dimulai terdapat suatu kegiatan yang
dilakukan, yaitu kegiatan perencanaan tambang. Dalam kegiatan perencanaan
tambang ini dilakukan dengan memiliki tujuan untuk dapat merancangkan model
penambangan yang akan ditambang, sehingga akan dicapai target produksi
yang akan direncanakan. Selain itu kegiatan perencanaan tambang dilakukan
agar dapat mengetahui area produksi yang efisien.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum perencanaan ini ialah untuk mengetahui secara
umum pemodelan yang akan dilakukan untuk kegiatan penambangan.
1.2.2 Tujuan
Terdapat beberapa tujuan mengenai praktikum ini, ialah :
1. Mengetahui ultimate pit slope.
2. Mengetahui penggunaan metode strip mine
3. Mengetahui fungsi dari penghitungan BESR

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Geoteknik
Geoteknik secara etimologi merupakan suatu cara yang dapat digunakan
untuk melakukan perancanaan tambang serta desain tambang, pada dasarnya
data geoteknik sangat dibutuhkan dalam pertambangan sehingga akan
menghasilkan data yang diingikan.
Penggunaan data geoteknik dalam tambang terbuka dibutuhkan data
sudut kemiringan. Pemanfaatan dari sudut kemiringan ini untuk menghasilkan
gambaran dari final pit dan dinding-dindingnya. Digunakannya geoteknik dalam
tambang dikarenakan adadnya perbedaan dari struktur geologi nya sehingga
dibutuhkan pengujian geoteknik yang dapat mengatur segala kemiringan
optimum di berbagai pit.

Sumber : Jauza, 2013.


Gambar 2.1
Geoteknik Dalam Suatu Pit

2.2 Stripping Ratio


Stripping ratio pada dasarnya secara fungsional nya berguna untuk
menggambarkan perbandingan antara volume dari tanah penutup yang harus
dibongkar sehingga akan menghasilkan satu ton batubara pada luasan area
tambang yang akan dilakukan kegiatan penambangan. Pada dasarnya terdapat

2
3

beberapa rumus yang digunakan dalam menentukan nilai dari stripping ratio
tersebut, sebagai berikut :
SR = Total Volume OB / Total Tonase Batubara
Selain itu terdapat beberapa kegiatan dari nisbah pengupasan, seperti :
1. Break even stripping ratio,
Break even stripping ratio secara etimologi merupakan gambaran dari
perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk penggalian batubara
terhadap pengupasan tanah penutup. Pada dasarnya break even
stripping ratio ini merupakan perbandingan biaya, sehingga dapat dilihat
kegiatan penambangan tersebut ekonomis atau tidaknya.
Dalam analisis yang dilakukan terhadap break even stripping ratio, akan
menghasilkan gambaran mengenai metode penambangan yang benar.
Jika nilai dari break even stripping ratio lebih dari nilai stripping ratio maka
akan digunakan metode tambang terbuka, sedangkan jika nilai dari break
even stripping ratio lebih kecil dibandingkan nilai dari stripping ratio maka
akan dilakukan kegiatan tambang bawah tanah.

Sumber : Anonim, 2010


Gambar 2.2
Stripping Ratio
2. Instanteneous stripping ratio,
Instanteneous stripping ratio merupakan suatu nisbah kupas yang
memiliki tujuan untuk mengembangkan dari kegiatan rencana
penambangan yang nilainya telah diketahui (lebih kecil dari nilai break
even stripping ratio), sehingga telah ditentukan metode dari tambang
4

terbuka. Dalam penentuan instanteneous stripping ratio dapat ditentukan


dengan menggunakan suatu rumus, yaitu :
SRINST = RevM > +MSM > +L > +P > +T > +- > +O

2.3 Metode Tambang Terbuka Strip Minning


Penambangan dengan metoda tambang terbuka adalah suatu kegiatan
penggalian bahan galian seperti batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya
dimana para pekerja berhubungan langsung dengan udara luar. Kebanyakan
tambang batubara di Indonesia menggunakan metode open pit. Open pit mining
adalah metoda penambangan yang dipakai untuk menggali mineral deposit yang
dekat dengan permukaan.
Metoda ini cocok dipakai untuk bijih yang memiliki bentuk tubuh yang
berbentuk horizontal yang memungkinkan produksi tinggi dengan ongkos
rendah. Walaupun stripping dan quarrying termasuk ke dalam open pit mining,
namun strip mining biasanya dipakai untuk penambangan batubara dan quarry.
Metode penambangan strip mining dilakukan pada batubara atau bijih yang
dekat dengan permukaan tanah dan memiliki satu atau lebih lapisan. Agar bisa
ditambang, lapisan ini harus dikupas (stripping) dari overburden, adapun tahapan
yang perlu dilakukan dalam strip minning ini diantaranya adalah :
1. Pada tahap awal dilakukan kegiatan land clearing. Setelah itu limbah
yang dihasilkan dari kegiatan land clearing ini dibawa ke daerah terdekat
dan dibuang.
2. Banyak lubang kecil dibor melalui batuan yang berada di atas batubara
atau mineral dan diisi dengan bahan peledak. Ketika batubara atau
mineral ditemukan, mungkin akan rusak oleh peledakan. Ukuran dari
potongan penting karena biasanya ukuran yang diinginkan ialah ukuran
yang dapat dipindahkan dengan alat berat.
3. pertambangan ini dilakukan di satu strip. Ketika penambangan bijih
dilakukan dalam satu strip, para penambang mulai membuat strip lain di
sebelahnya. Limbah, kotoran, dan batu yang mereka ambil dari bagian
atas strip berikutnya diletakkan di atas yang terakhir. ini diulang sampai
strip terakhir dilakukan dan limbah dari strip pertama adalah dibawa
kembali untuk mengisinya.
5

Foto 2.2
Strip Minning

2.4 Pertimbangan Ekonomi Tambang


Data untuk pertimbangan ekonomi (economical consideration) dalam
melakukan desain pada tambang terbuka ada empat macam, yaitu:
1. Nilai endapan bijih per unit berat.
2. Ongkos Produksi; Merupakan ongkos yang diperlukan untuk
mendapatkan produknya (ore atau metal) di luar stripping dinyatakan
dalam per ton bijih. Misalkan ongkos untuk menambang, mengolah
sampai menjadi metal, ataupun ongkos untuk menambangnya saja (tidak
ada pengolahan).
3. Ongkos stripping of overburen; Dinyatakan dalam per ton bijih, yang
dapat dicari dengan mengetahui terlebih dahulu stripping ratio nya.
4. Cut off Grade, hubungan antara faktor-faktor di atas (faktor 1, 2 dan 3)
maka akan diperoleh suatu persamaan yang disebut Break Event
Stripping Ratio (BESR), yang sangat penting untuk mendesain suatu
tambang terbuka. Atau untuk menganalisis kemungkinan sistem
penambangan yang akan digunakan, apakah tambang terbuka ataukah
tambang bawah tanah. BESR ini juga disebut over all strippig ratio. BESR
adalah perbandingan antara keuntungan kotor (marginal profit) dengan
ongkos pembuangan overburden perbandingan antara biaya penggalian
endapan bijih (ore) dengan biaya pengupasan tanah penutup
(overburden/OB).
6

Biaya Tambang Bawah Tanah / ton bijih - Biaya Tambang Terbuka / ton bijih
BESR(1) =
Biaya Pengupasan OB / ton OB

Atau
BESR = a – b
c

a = nilai endapan bijih per ton (recovable value per ton ore).
b = ongkos endapan bijih per ton (production cost per ton ore).
C = stripping cost"/ton "waste
Jika BESR >1, maka akan menguntungkan ditambang dengan sistim
tambang terbuka, tetapi jika BESR <1, maka akan rugi dan lebih baik dicoba
dengan sistim tambang bawah tanah. Dan jika BESR = 1, maka
penambangannya tidak mendatangkan keuntungan. Jadi jika BESR ≤ 0, maka
lebih menguntungkan bila ditambang dengan sistim tambang bawah tanah.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan laporan awal ini, kita dapat mengetahui beberapa hal yang
berkaitan dengan ultimate pit slope, diantaranya adalah :
1. ultimate pit slope merupakan batas kemiringan akhir dari suatu lereng
pada akhir operasi penambangan, dimana ultimate pit slope ini berkaitan
dengan stripping ratio, dan fungsi dari ultimate pit slope ini sendiri ialah
untuk mengetahui batas akhir penambangan dan mengetahui kemajuan
dari tambang itu sendiri.
2. Metoda ini cocok dipakai untuk bijih yang memiliki bentuk tubuh yang
berbentuk horizontal yang memungkinkan produksi tinggi dengan ongkos
rendah. Walaupun stripping dan quarrying termasuk ke dalam open pit
mining, namun strip mining biasanya dipakai untuk penambangan
batubara dan quarry.
3. Fungsi dari penghitungan BESR berguna untuk mengetahui metode
penambangannya. Jika BESR >1, maka akan menguntungkan ditambang
dengan sistim tambang terbuka, tetapi jika BESR <1, maka akan rugi dan
lebih baik dicoba dengan sistim tambang bawah tanah. Dan jika BESR =
1, maka penambangannya tidak mendatangkan keuntungan. Jadi jika
BESR ≤ 0, maka lebih menguntungkan bila ditambang dengan sistim
tambang bawah tanah.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Adisoma, G.S., S. Waterman (2001), Reserve modeling for mining


geology, Short Course, Indonesian Association of Geologist-
GEOSEA 2001, 30th Annual Conference-10th Regional Congress,
Yogyakarta, OKtober , 1-87.

2. Maryanto, S.Si., M.T. 2015. “Materi Kuliah Perencanaan Tambang”.


Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Islam Bandung.

3. Muchsin, Machali dan Staff Instruktur Lab. Eksplorasi. 2018. “Diktat


Penuntun Praktikum Teknik Eksplorasi”. Bandung: UNISBA

Anda mungkin juga menyukai