Lap PKL 001
Lap PKL 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
Praktek Kerja Lapangan di Apotek Nusantara ini tanpa halangan suatu apapun.
pembimbing.
Dalam menyusun laporan ini kami sudah berusaha sebaik mungkin, namun
tentu masih terdapat banyak kekurangan. Kami berharap semoga laporan ini bisa
menjadi bahan referensi bagi peserta didik yang akan datang setelah kami. Dan
kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan
1. Ricka Indriyana W., S. Farm Apt, selaku apoteker dan pemilik Apotek Nusantara
Muhammadiyah Bandongan
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
HALAMAN PENGESAHAN 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 7
a. Perencanaan 13
b. Pengadaan 13
c. Penyimpanan 14
d. Administrasi 14
e. Keuangan 15
e. Pelayanan Narkotika 17
f. Perpajakan 18
BAB III PEMBAHASAN
D. Pengelolaan
a. Perencanaan 21
b. Pengadaan 22
c. Penyimpanan 22
d. Keuangan 22
1) Pemasukan 23
2) Pengeluaran 23
E. Pelayanan 23
F. Perpajakan 23
H. Strategi Pengembangan 25
DAFTAR PUSTAKA 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SMK. Program ini dilaksanakan di luar sekolah dalam bentuk praktek kerja di
balik kepada pihak dunia usaha/ industri, maupun sekolah sebagai lembaga
tentang standar kualifikasi lulusan SMK yang sesuai kebutuhan pasar kerja di
yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai
berkualitas.
5. Diperoleh tamatan yang memiliki profil kemampuan yang sesuai dengan bidang
keahlian masing-masing.
7. Lulusan tidak ragu lagi dengan kemampuan yang dimilikinya karena telah
sekelilingnya.
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
1) Menurut PP No. 26 tahun 1965 tentang apotek Pasal 1, yang dimaksud dengan
apotik dalam Peraturan Pemerintah ini ialah suatu tempat tertentu, dimana
apoteker.
B. Tugas dan Fungsi Institusi Pasangan
jabatan.
kepada masyarakat.
C. Pendirian Institusi Pasangan
Kabupaten/ Kota.
menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM
pemeriksaan.
d) Dalam hal pemerikasaan dalam ayat (2) dan (3) tidak dilaksanakan, apoteker
Kepala Kantor Dinas Kesehatan setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas
Propinsi.
ayat (3) atau persyaratan ayat (4), Kepala Dinas Kesehatan setempat
f) Dalam hasil pemerikasaan tim Dinas Kesehatan setempat atau Kepala Balai
POM (Pengawasan Obat dan Makanan) dimaksud (3) masih belum memenuhi
syarat Kepala Dinas Kesehatan setempat dalam waktu 12 hari kerja mengeluarkan
surat penundaan.
pasal (5) dan atau pasal (6), atau lokasi apotek tidak sesuai dengan permohonan,
maka Kepala Dinas Kesehatan Dinas setempat dalam jangka waktu selambat-
alasan-alasannya.
Pencabutan izin apotek dapat dilakukan apabila sesuai dengan hal-hal dibawah
ini, yaitu:
a. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi ketentuan yang telah di tetapkan seperti
ijazah yang terdaftar pada Departemen Kesehatan, melanggar sumpah atau janji
sebagai apoteker, tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental dalam
atau,
meningkatkan pengetahuan.
a. Perencanaan
obat-obatan dan alat kesehatan yang dilakukan adalah pengumpulan data obat-
obatan yang akan di tulis dalam buku defacta. Sebelum perencanaan di tetapkan,
umumnya di dahulukan oleh prediksi atau ramalan tentang peristiwa yang akan
datang.
b. Pengadaan
catatan yang ada dalam buku habis berisi catatan barang-barang yang hampir
habis atau yang sudah habis di apotek. Sebelum dilakukan order, obat yang
Selain narkotika dan psikotropika meliputi tanggal, nomor pesanan, kode supplie,
nama barang, satuan barang, dan jumlah barang. SP akan diambil selesman dari
masing-masing PBF, apabila selesman PBF tidak datang order bisa dilakukan
4) Pembayaran dapat dilakukan dengan cara COD (Cast On Delivery) atau kredit.
c. Penyimpanan
Obat atau barang dagangan yang sudah dibeli tidak semuanya langsung dijual,
Obat yang disimpan dalam gudang tidak diletakkan begitu saja, tetapi disimpan
1) Bahan baku disusun secara abjad dan dipisahkan antara serbuk, setengah
persediaannya.
d. Administrasi
1) Administrasi umum
Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan dokumentasi
2) Administrasi pelayanan
e. Keuangan
Keuangan meliputi adminitrasi untuk uang masuk, uang keluar , buku harian
lainnya. Setelah pasien diperiksa oleh dokter, dokter langsung menulis resep dan
obat dan memberi etiket. Setelah selesai, dilakukan pengecekan terlebih dahulu,
apakah obat sesuai dengan resep atau tidak. Kemudian resep yang telah
tentang penggunaan, khasiat serta aturan pakai. Jika ada pasien yang
memerlukan copy resep, Asisten Apoteker memberikan copy resep tertulis. Dan
jika ada resep yang dibeli setengahnya, maka asisten menuliskan copy resep.
Resep yang telah dikerjakan kemudian disalin pada buku yang memuat resep.
(swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat yang sesuai. Dan
dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktiftas ini,
Prosedur pelayanan obat tanpa resep di Apotek Nusantara adalah sebagai berikut
Apotek hanya boleh melayani resep narkotika dan psikotropika dari resep
asli atau salinan resep yang dibuat oleh Apotek itu sendiri yang belum diambil
sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani pembelian obat
narkotika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain.
Resep narkotika yang masuk dipisahkan dari resep lainnya dan diberi garis
merah di bawah obat narkotika dan diberi garis biru untuk obat psikotropika.
f. Perpajakan
diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki Peredaran Bruto tertentu.
Peredaran Bruto (omzet) merupakan jumlah peredaran bruto (omzet) semua gerai/
penyelenggaraan negara.
Tujuan :
PEMBAHASAN
Apotek (PSA) adalah Bapak Yohanes Effendi dengan Apoteker Pengelola Apotek
Apotek Nusantara dikelola dengan baik dimulai dari struktur sampai kinerja
baru tetapi kualitasnya tak kalah dengan apotek lainnya hal ini dikarenakan
3. Toilet
4. TV
5. Kipas angin
6. Komputer
7. Tempat parkir
3. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya a.
Perencanaan
obatan terutama obat-obat yang fast moving alias cepat habis. Apabila ada obat
yang habis atau menjelang habis maka ditulis pada buku defecta, kemudian dari
buku defecta nama-nama obat yang akan dipesan diklarifikasikan sesuai dengan
PBF-nya masing-masing untuk kemudian ditulis pada surat pesanan (SP). Surat
pesanan diserahkan kepada distributor yang datang atau dapat melalui telepon.
pada saat barang dikirim ke apotek. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai
atau kredit.
b. Pengadaan
Pengadaan obat dan alat kesehatan yang berada di Apotek Nusantara untuk
cara pengecekan pada barang yang telah atau hampir habis. Pengecekan
dilakukan setiap hari. Barang yang telah atau hampir habis dicatat pada buku
c. Penyimpanan
sediaan farmasi. Obat-obat tersebut disimpan dengan rapi dan baik. Disamping
itu dalam penyimpanan juga digunakan pola FIFO (First In First Out) yaitu barang
yang datang lebih awal maka dikeluarkan lebih dulu. Ada juga pola FEFO (First In
Expired First Out) yaitu barang yang tanggal expirednya/ kadaluwarsanya lebih
Dan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika, disimpan dalam lemari
d. Administrasi
yaitu :
1. Administrasi Penerimaan Uang
penjualan bebas.
2. Administrasi Pengeluaran Uang
b) Biaya pajak
c) Biaya operasional
d) Biaya listrik
e) Biaya telepon
f) Biaya PDAM
e. Keuangan
b. Pemasukan
c. Pengeluaran
E. Pelayanan
slogan 5S alias senyum, sapa, salam, sopan, dan santun. Karena hal ini akan
mempengaruhi konsumen karena dengan pelayanan yang baik dan ramah maka
F. Perpajakan
wawancara langsung.
b. Dimensi waktu, lama pelayanan diukur dengan waktu (yang telah ditetapkan).
c. Prosedur tetap, untuk menjamin mutu pelayanan sesuai standar yang telah
ditetapkan.
H. Strategi Pengembangan
perusahaan atau badan usaha harus selalu mengubah strategi dalam pemasaran.
itu, maka perlu dianalisis faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam
Nusantara :
1. Lokasi
3. Kerjasama
BAB IV
A. Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan calon Ahli Asisten apoteker Farmasi di
1. Praktek Kerja Lapangan sangat bermanfaat bagi siswa Farmasi, karena dapat
B. Saran
lebih diperbanyak dan diperluas sehingga siswa dan siswi dapat lebih mantap
b. Dan perlu adanya bimbingan kepada siswa –siswi yang akan PKL bagaimana
kepada pasien.