Anda di halaman 1dari 24

Analisis Penerapan PSAK No.

45
Pada Yayasan Masjid Al Falah Bogor

Printed by:
Nama : Cevanny Yusnita
Nim : 20170420314
Kelas :C

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2019
Analisis Penerapan PSAK No. 45
Pada Yayasan Masjid Al Falah Bogor

Oleh : Hurriyaturrohman

ABSTRAK

Adanya tuntutan atas akuntabilitas dan transparansi pada sektor publik serta pentingnya
laporan keuangan yang disusun oleh organisasi nirlaba, maka pembahasan secara mendalam
mengenai laporan keuangan yang mengacu pada PSAK No. 45 perlu untuk dianalisis secara
lebih mendalam lagi. Obyek penelitian ini adalah Yayasan Masjid Al Falah Bogor. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyusunan, bentuk, dan isi laporan keuangan
pada yayasan dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan PSAK No. 45. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Yayasan belum mempunyai pedoman struktur organisasi yang
memisahkan pembagian wewenang, dan tanggung jawab. (2) Laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan PSAK No. 45, namun terdapat sebagian akun yang belum disajikan
sesuai dengan PSAK No. 45 yaitu klasifikasi aset bersih. (3) Pengakuan kerugian piutang
diakui secara langsung.

Kata kunci: PSAK No. 45, Organisasi Nirlaba, Laporan Keuangan.

I. PENDAHULUAN Pada dasarnya yayasan bukanlah suatu

Organisasi sektor publik saat ini istilah yang asing didengar oleh masyarakat

dituntut untuk mampu mengefisienkan saat ini. Menurut Pasal 1 ayat (1)

biaya ekonomi maupun biaya sosial yang Undang-Undang No. 16 tahun 2001

dikeluarkan untuk suatu aktivitas yang tentang yayasan adalah badan hukum yang

dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan

akhirnya membuat akuntansi sebagai suatu diperuntukan untuk mencapai tujuan

ilmu yang dibutuhkan untuk membantu tertentu dibidang sosial, keagaaman, dan

organisasi mengelola semua urusan-urusan kemanusiaan yang tidak mempunyai

yang berhubungan dengan publik. Hal ini anggota.

memunculkan suatu ilmu akuntansi baru Menurut Setiawan (1992:201)

yang saat ini dikenal oleh masyarakat masyarakat cenderung memilih bentuk

sebagai akuntansi sektor publik.

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 53


yayasan karena proses pendiriannya seperti sekarang ini akuntansi juga dapat

sederhana, tanpa memerlukan pengesahan digunakan yayasan untuk membantu

dari pemerintah, serta persepsi masyarakat dalam mengambil keputusan-keputusan

bahwa yayasan bukan merupakan subjek yang penting dibidang keuangan.

pajak. Kegiatan-kegiatan yang pada Keputusan yang telah diambil tidak hanya

umumnya dilakukan oleh yayasan antara berpengaruh kepada kondisi keuangan

lain adalah memberikan santunan kepada yang ada di yayasan, namun juga pihak-

anak yatim piatu, memberikan pelayanan pihak yang berkepentingan dengan

kesehatan kepada masyarakat, kepada yayasan. Bentuk konkrit yang dilakukan

orang-orang yang sedang menderita suatu oleh yayasan adalah dengan cara

penyakit, memberikan beasiswa kepada membenahi administrasinya serta

anak yang berasal dari golongan tidak mempublikasi laporan keuangannya setiap

mampu, memberikan bantuan kepada tahun.

korban bencana, dan lain sebagainya. Akuntansi dibutuhkan oleh yayasan

Yayasan merupakan salah satu contoh untuk menghasilkan informasi keuangan

dari organisasi nirlaba. Seperti halnya maupun untuk meningkatkan mutu pada

organisasi laba, organisasi nirlaba juga yayasan itu sendiri. Organisasi nirlaba

membutuhkan ilmu akuntansi untuk adalah organisasi-organisasi yang tidak

mencatat pengeluaran dan pendapatannya. bertujuan mencari keuntungan, melainkan

Guna memberikan suatu bentuk untuk usaha-usaha yang bersifat sosial

pertanggungjawaban dan akuntabilitas (Sumarni dan Soeprihanto, 1998:64).

kepada masyarakat maka yayasan juga Dengan adanya organisasi nirlaba ini, maka

dituntut untuk dapat menyusun laporan disusunlah PSAK atau Pernyataan Standar

keuangan yang sesuai dengan aturan atau Akuntansi No. 45. Di dalam PSAK No. 45

standar yang telah ada. Dijaman globalisasi diatur mengenai bagaimana bentuk format

54 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


dari laporan keuangan yang terdapat pada Akuntansi Sektor Publik

yayasan yang berisi mengenai laporan Akuntansi sektor publik sering

posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan diartikan sebagai akuntansi dana

arus kas serta catatan atas laporan masyarakat, hal ini meliputi teknik dan

keuangan. Standar ini juga mengatur analisis akuntansi yang digunakan oleh

bagaimana model pencatatannya dan masing-masing organisasi sektor publik.

pelaporannya. Akuntansi sektor publik juga berkaitan

Mengingat adanya tuntutan atas dengan penerapan dan perlakuan akuntansi

akuntabilitas dan transparansi pada sektor pada wilayah publik. Menurut Bastian

publik serta pentingnya laporan keuangan (2010:3) mendefinisikan akuntansi sektor

yang disusun oleh organisasi nirlaba, maka publik sebagai mekanisme teknik dan
pembahasan secara mendalam mengenai analisis akuntansi yang diterapkan pada
laporan keuangan yang mengacu pada PSAK
pengelolaan dana masyarakat di lembaga-
No. 45 perlu untuk dianalisis secara lebih
lembaga tinggi negara dan departemen-
mendalam lagi. Untuk itu perlu dilakukan
departemen di bawahnya, pemerintah
penelitian lebih mendalam bagaimanakah
daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan
penerapan PSAK No. 45 dalam pelaporan
yayasan sosial, maupun pada proyek-
keuangan Yayasan Masjid Al Falah. Tujuan
proyek kerja sama sektor publik serta
dari penelitian ini untuk mengetahui
swasta.
penyusunan, bentuk, dan isi laporan
Ruang lingkup akuntansi sektor
keuangan pada Yayasan Masjid Al
publik menurut (Bastian, 2010:4) meliputi
Falah dengan mengacu pada ketentuan-
lembaga-lembaga tinggi negara dan
ketentuan PSAK No. 45.
departemen-departemen di bawahnya,

pemerintahan daerah, yayasan, partai


II.TINJAUAN TEORITIS
politik, perguruan tinggi dan

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 55


organisasi-organisasi publik nirlaba (2) Quasi-Profit Organization adalah

lainnya. Di Indonesia, akuntansi sektor organisasi yang bertujuan menyediakan

publik mencakup beberapa bidang utama atau menjual barang dan jasa dengan

yakni: (a) akuntansi pemerintah pusat, (b) maksud untuk memperoleh laba dan

akuntansi pemerintah daerah, (c) akuntansi mencapai tujuan lainnya sebagaimana

partai politik, (d) akuntansi LSM, (e) yang dikehendaki oleh para pemilik. (3)

akuntansi yayasan, (f) akuntansi Quasi-Non Profit Organization adalah

pendidikan, (g) akuntansi kesehatan, (h) organisasi yang menyediakan dan menjual

akuntansi tempat peribadatan. barang dan jasa dengan maksud untuk

melayani dan meningkatkan kesejahteraan

Organisasi Nirlaba masyarakat. Secara umum sering kali

Organisasi secara umum memiliki organisasi dikelompokkan menjadi dua

pengertian suatu kesatuan dari sekelompok macam, yaitu profit organization dan non

orang yang bekerja secara bersama-sama profit organization. Dengan

demi suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut pengelompokkan diatas maka organisasi

dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif sektor publik dapat dikategorikan sebagai

yang dapat dibagi lagi menjadi tujuan yang non profit organization.

bersifat financial maupun yang non Nainggolan (2005:1) memberikan

financial. Tujuan dari setiap organisasi definisi organisasi nirlaba adalah lembaga

menurut (Mahsun, 2006:3): (1) Pure-Profit atau organisasi nirlaba merupakan suatu

Organization adalah organisasi yang lembaga atau kumpulan dari beberapa

bertujuan untuk menyediakan atau menjual individu yang memiliki tujuan tertentu dan

barang dan jasa dengan tujuan utama untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi,

memperoleh laba sebanyak-banyaknya dalam pelaksanaannya kegiatan yang

sehingga bisa dinikmati oleh para pemilik. mereka lakukan tidak berorientasi pada

56 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


pemupukan laba atau kekayaan semata. para donatur atau penyumbang lainnya

Sedangkan menurut Anthony dan Young, tanpa mengharapkan imbalan.

dalam Triyuwono (2000:157) memberikan Karakteristik organisasi nirlaba berbeda

deskripsi bahwa organisasi nirlaba sebagai dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama

organisasi yang tujuannya adalah sesuatu yang mendasar terletak pada cara

diluar menerima keuntungan untuk para organisasi memperoleh sumber daya yang

pemiliknya, biasanya bertujuan untuk dibutuhkan untuk melakukan berbagai

memberi pelayanan. Dalam hal aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba

pertanggungjawaban keuangan, organisasi memperoleh sumber daya dari sumbangan

nirlaba tidak dapat memperoleh modal para anggota dan para penyumbang lain

ekuitas dari para investor luar, kecuali yang tidak mengharapkan imbalan apapun

modal ekuitas mereka donasikan. dari organisasi tersebut. (IAI, 2000:45,1)

Menurut PSAK No. 45 bahwa

organisasi nirlaba memperoleh sumber Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba

daya dari sumbangan para anggota dan Menurut PSAK No. 45

para penyumbang lain yang tidak Laporan keuangan organisasi nirlaba

mengharapkan imbalan apapun dari meliputi laporan posisi keuangan pada

organisasi tersebut. (IAI, 2000:45.1). akhir periode, laporan aktivitas, laporan

Sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas untuk suatu periode pelaporan,

organisasi nirlaba adalah organisasi yang dan catatan atas laporan keuangan.

memberikan bantuan pelayanan kepada Dengan adanya standar ini diharapkan

publik untuk menyediakan berbagai barang laporan keuangan organisasi nirlaba dapat
atau jasa yang dibutuhkan secara sosial, lebih mudah dipahami, memiliki relevansi,
tujuannya bukan untuk meningkatkan laba dan memiliki daya banding yang tinggi.
dimana modal yang didapatkan berasal dari
Penerapan PSAK No. 45 berlaku efektif

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 57


untuk penyusunan dan penyajian laporan aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan

keuangan mulai 1 Januari 2000. PSAK No. informasi mengenai hubungan di antara

45 berlaku bagi laporan keuangan yang unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.

disajikan oleh organisasi nirlaba yang Informasi dalam laporan posisi keuangan

memenuhi karakteristik sebagai berikut: yang digunakan bersama peng-ungkapan

(a) sumber daya entitas berasal dari para dan informasi dalam laporan keuangan

penyumbang yang tidak mengharapkan lainnya, dapat membantu para penyumbang,

pembayaran kembali atau manfaat anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak

ekonomi yang sebanding dengan jumlah lain untuk menilai: (a) kemampuan

sumber daya yang diberikan. (b) organisasi untuk memberikan jasa secara

menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa berkelanjutan dan (b) likuiditas, fleksibilitas

bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu keuangan, kemampuan untuk memenuhi

kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan


entitas menghasilkan laba, maka
eksternal.
jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada

para pendiri atau pemilik entitas tersebut.


Yayasan
(c) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya
Menurut UU No. 16 Tahun 2001,
pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
sebagai dasar hukum positif yayasan,
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak
pengertian yayasan adalah badan hukum
dapat dijual, dialihkan, atau ditebus
yang kekayaannya terdiri dari kekayaan
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak
yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk
mencerminkan proporsi pembagian
mencapai tujuan tertentu di bidang sosial,
sumber daya entitas pada saat likuidasi
keagamaan, dan kemanusiaan. Selanjutnya,
atau pembubaran entitas.
perkumpulan terbagi atas 2 jenis, yaitu : (a)
Tujuan laporan posisi keuangan adalah
Perkumpulan yang berbentuk badan
untuk menyediakan informasi mengenai

58 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


hukum, seperti perseroan terbatas, menegaskan bahwa yayasan adalah suatu

koperasi, dan perkumpulan saling badan hukum yang mempunyai maksud dan

menanggung. (b) Perkumpulan yang tidak tujuan yang bersifat sosial, keagamaan, dan

berbentuk badan hukum, seperti kemanusiaan, yang didirikan dengan

persekutuan perdata, CV, dan firma. memperhatikan persyaratan formal yang

(Bastian, 2007:1) ditentukan berdasarkan undang-undang.

Menurut (Bastian, 2007:2) sebagai

organisasi, termasuk yayasan, memiliki Sumber Pembiayaan Yayasan

tujuan yang spesifik dan unik yang dapat Sumber pembiayaan yayasan berasal

bersifat kuantitatif maupun kualitatif. dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan

Tujuan yang bersifat kuantitatif mencakup dalam bentuk uang atau barang. Selain itu,

pencapaian laba maksimum, penguasaan yayasan juga memperoleh sumbangan atau

pangsa pasar, pertumbuhan organisasi, dan bantuan yang tidak mengikat, seperti

produktivitas. Sementara tujuan kualitatif berupa: (a) Wakaf adalah kekayaan yang

dapat disebutkan sebagai efisiensi dan diserahkan untuk dikelola dan dimanfaatkan

untuk kepentingan umum. Yayasan


efektivitas organisasi, manajemen
menerima wakaf barang atau hal lainnya
organisasi yang tangguh, moral karyawan
supaya bisa dikelola dengan maksimal. (b)
yang tinggi, reputasi organisasi, stabilitas,
Hibah umumnya bersifat pengajuan dari
pelayanan kepada masyarakat, dan citra
yayasan. Hal ini biasanya berasal dari
perusahaan.
instansi atau yayasan yang lain. Selain itu
Menurut UU No. 16 Tahun 2001,
hibah memiliki konsekuensi
yayasan mempunyai fungsi sebagai pranata
pertanggungjawaban berupa laporan terkait
hukum dalam rangka mencapai tujuan
dengan penerimaan dan realisasi hibah
tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
tersebut. (c) Hibah wasiat adalah bantuan
kemanusiaan. Undang-undang tersebut

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 59


yang diberikan seseorang atau instansi untuk mencapai maksud dan tujuan

kepada yayasan karena wasiat dari yayasan. Anggota pembina tidak boleh

seseorang yang telah meninggal merangkap sebagai anggota pengurus

sebelumnya. Bantuan ini diberikan dengan dan/atau anggota pengawas.

harapan yayasan dapat berkembang

menjadi lebih besar lagi. (d) Perolehan lain Penelitian Terdahulu

yang tidak bertentangan dengan anggaran Penelitian mengenai PSAK No. 45

dasar yayasan dan/atau peraturann pernah dibahas sebelumnya oleh

perundang-undangan yang berlaku. Budirahardjo (2009) dari STIE Perbanas

Surabaya dengan judul “Penerapan

Struktur Organisasi Yayasan Pelaporan Keuangan Pada Yayasan Nurul

Struktur organisasi yayasan merupakan Hayat yang Sesuai dengan PSAK No. 45”.

turunan dari fungsi, strategi, dan tujuan Akan tetapi terdapat perbedaan yaitu

organisasi. Menurut UU No. 16 Tahun 2001, penggunaan satuan kajian atau unit of

yayasan mempunyai organ yang terdiri dari analysis pada penelitian kualitatif
pembina, pengurus, dan pengawas. Pembina deskriptif ini.
adalah organ yayasan yang mempunyai
Penelitian ini dilakukan dengan cara
kewenangan yang tidak diserahkan kepada
mengumpulkan data dan informasi
pengurus atau pengawas oleh undang-
mengenai keuangan yang dimiliki oleh
undang tersebut atau anggaran dasar. Pihak
Yayasan Masjid Al Falah Bogor apakah
yang dapat diangkat menjadi anggota
sudah menerapkan pelaporan keuangan
pembina adalah individu pendiri
organisasi nirlaba yang sesuai dengan
yayasan dan/atau mereka yang,
PSAK No. 45. Melakukan proses analisis
berdasarkan keputusan rapat anggota,
terhadap data dan informasi yang telah
dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi
dimiliki oleh Yayasan Masjid Al Falah

60 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


antara lain mengenai kebijakan akuntansi, yayasan. Serta menilai hasil dari proses

jurnal pendukung dan catatan yang analisis dan menarik suatu kesimpulan dari

diperlukan, serta laporan keuangan hasil akhir penelitian yang telah dilakukan.

Gambar 1
Rerangka Pemikiran

Penerapan PSAK No. 45 Pada Organisasi Nirlaba


Pengumpulan

Informasi

Analisis dan
Penyajian
Informasi
Keuangan

Penarikan
Kesimpulan

Sumber: diolah dari berbagai sumber

III.METODA PENELITIAN

Dalam penelitian ini, jenis penelitian dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-

yang digunakan adalah penelitian kualitatif kata dan bahasa, pada suatu konteks

deskriptif. Menurut Moleong (2008:6) khusus yang alamiah dan dengan

penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan berbagai metode ilmiah.


bermaksud untuk memahami fenomena Penelitian kualitatif umumnya
tentang apa yang dialami oleh subjek dilakukan melalui pendekatan studi kasus
penelitian misalnya perilaku, persepsi,
(case study). Studi kasus merupakan
motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan
penelitian dengan karakteristik masalah

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 61


yang berkaitan dengan latar belakang dan pada penelitian kualitatif adalah observasi

kondisi saat ini dari objek tertentu yang dan wawancara.

diteliti, seperti: suatu perusahaan, suatu Satuan Kajian

divisi tertentu di perusahaan, suatu kegiatan Satuan kajian atau unit of analysis

tertentu di perusahaan (misalnya kegiatan merupakan satuan terkecil objek penelitian

pemberian kredit), dan suatu aspek atau yang diinginkan peneliti sebagai klasifikasi

fungsi-fungsi tertentu dari organisasi pengumpulan data. Untuk itu satuan kajian

perusahaan (misalnya aspek pemasaran, yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

sumber daya manusia, keuangan, produksi, (a) Laporan Posisi Keuangan; (b) Laporan
akuntansi, dan pengauditan). Aktivitas; (c) Laporan Arus Kas; (d)

Catatan atas Laporan Keuangan.


Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan terutama oleh Teknik Analisis Data


peneliti sendiri secara pribadi dengan Teknik analisis data yang digunakan
memasuki lapangan. Peneliti sendiri yang untuk penelitian ini adalah metode studi

menjadi instrumen utama untuk terjun ke kasus. Hal ini dilakukan guna mendapatkan

lapangan serta berusaha sendiri suatu gambaran mengenai data yang

mengumpulkan informasi. Data yang dijadikan sebagai obyek penelitian.

dihimpun berupa data primer yaitu data Kemudian hasil penelitian yang telah

yang diperoleh langsung dari informan dan diperoleh akan dibandingkan dengan

dapat berupa kalimat tertulis atau lisan, kriteria-kriteria yang digunakan sebagai

perilaku, fenomena, peristiwa-peristiwa, tolak ukur untuk penelitian ini, yaitu

pengetahuan, atau objek studi. Data ini Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

dapat berupa data kuantitatif dan data (PSAK) No. 45 tentang pelaporan

kualitatif. Teknik pengumpulan data utama keuangan organisasi nirlaba. Guna

62 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


menganalisis data, teknik yang digunakan Kebijakan Akuntansi Yayasan Masjid

adalah sebagai berikut: (a) Mengumpulkan Al Falah

data dan informasi dari Yayasan Masjid Al Tujuan laporan keuangan adalah untuk

Falah Bogor terutama mengenai laporan menyediakan informasi keuangan Yayasan

keuangannya. (b) Menganalisis data dan Masjid Al Falah yang akan digunakan oleh

informasi yang diperoleh terutama para pengguna laporan keuangan dalam

mengenai kesesuaian antara laporan mengambil keputusan yang sesuai dengan

keuangan Yayasan Masjid Al Falah kepentingan pihak-pihak tersebut.

Bogor dengan PSAK No. 45. (c) Penyusunan laporan keuangan disajikan

Menarik kesimpulan dari data dan berdasarkan harga perolehan dengan

informasi yang telah dianalisis untuk standar akuntansi yang digunakan adalah

kemudian dapat memberikan saran demi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

kemajuan Yayasan Masjid Al Falah Bogor. (PSAK) No. 45 mengenai pelaporan

keuangan organisasi nirlaba. Periode

IV.ANALISIS DAN PEMBAHASAN akuntansi Yayasan Masjid Al Falah adalah

Susunan Pengurus sejak tanggal 1 Januari dan berakhir pada

Saat ini Yayasan Masjid Al Falah tanggal 31 Desember atau 1 tahun fiskal.

belum menyusun gambar struktur Laporan keuangan Yayasan Masjid Al

organisasi. Hal ini jelas akan merugikan Falah disusun setiap akhir tahun sesuai

para pengguna laporan keuangan maupun pada tahun yang bersangkutan.

pihak-pihak lain yang memiliki Dasar penyusunan dan penyajian

kepentingan dengan yayasan dikarenakan laporan keuangan berdasarkan harga

belum jelasnya wewenang dari masing- perolehan. Laporan arus kas disusun

masing bagian tersebut. dengan metode langsung. Setara kas

merupakan bentuk investasi yang jatuh

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 63


temponya tidak lebih dari 3 bulan. Piutang tahun, kendaraan disusutkan selama 10

disajikan dalam laporan posisi keuangan tahun, alat sekolah, kantor, dan rumah

dengan nilai bruto dan tidak dibentuk tangga disusutkan selama 5 tahun, dan alat

penyisihan kerugian piutang terhadap corak budaya disustkan selama 5 tahun.

piutang yang tidak dapat ditagih. Pada Berdasarkan PSAK No. 45 terdapat 4

tahun 2016 piutang disajikan berdasarkan laporan keuangan yang harus disusun oleh

nilai bersih yang dapat direalisasi. organisasi nirlaba (dalam hal ini adalah

Aset bersih merupakan selisih antara yayasan) yaitu laporan posisi keuangan

aset dengan liabilitas. Pendapatan Masjid atau neraca, laporan aktivitas, laporan arus

dan Lembaga Kursus diakui pada saat kas, dan catatan atas laporan keuangan.

diterima (cash basis) sedangkan Dalam hal ini keempat laporan keuangan

pendapatan Lembaga Pendidikan Al Falah tersebut telah disusun oleh yayasan sesuai

diakui berdasarkan cash basis untuk dengan ketentuan yang diatur di dalam

penerimaan yang tidak melewati batas PSAK No. 45.

akhir pembayaran dan accrual basis atas

penerimaan yang tidak dilakukan Laporan Posisi Keuangan

pelunasan seluruhnya atau menunggak. Laporan posisi keuangan atau neraca

Sedangkan untuk beban dicatat disusun pada setiap akhir tahun dengan

berdasarkan accrual basis. Aset tetap menggunakan metode accrual basis.

dinilai menurut harga perolehan kecuali Laporan posisi keuangan disusun dengan

bangunan masjid berdasarkan nilai tujuan untuk menyediakan informasi

taksiran. Aset tetap disusutkan dengan mengenai aset, liabilitas, dan aset bersih

menggunakan metode garis lurus (straight dan informasi mengenai hubungan

line method) berdasarkan taksiran masa diantara unsur-unsur tersebut pada waktu

manfaat. Gedung disusutkan selama 20 tertentu. Yayasan Masjid Al Falah telah

64 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


mengklasifikasikan akun-akun tersebut Falah mengakui kerugian piutang secara

sesuai dengan tingkat likuiditasnya untuk langsung. Jika akun kerugian piutang pada

aset, dan sesuai dengan tanggal jatuh piutang tak tertagih telah disusun oleh

temponya untuk liabilitas. Laporan posisi yayasan, maka laporan keuangan akan

keuangan diklasifikasikan menjadi 3 semakin andal

bagian yaitu Aset lain-lain pada laporan keuangan

1) Aset tahun 2013 terdapat akun aset dalam

Aset lancar merupakan aset atau harta penyelesaian dan premi pensiun. Akun

yang dimiliki yayasan untuk digunakan aset dalam penyelesaian dan premi

dalam waktu yang perputarannya kurang program pensiun merupakan bagian dari

dari atau satu tahun periode. Kas dan setara akun aset lain-lain.

kas adalah akun yang dimiliki yayasan Aset dalam penyelesaian merupakan
dalam bentuk uang tunai serta saldo aset atas pembangunan tempat wudhu putri
rekening tabungan, giro, dan deposito yang mushollah yang terdiri dari:
digunakan untuk membiayai kegiatan rutin
- Biaya material Rp. 13.666.000,00
yayasan. Kas dan setara kas adalah akun
- Tenaga kerja langsung 6.335.000,00
yang dimiliki yayasan dalam bentuk uang
Jumlah Rp. 20.001.000,00
tunai serta saldo rekening tabungan, giro,
Namun pada tahun 2015, aset ini telah
dan deposito yang digunakan untuk
selesai pembangunannya, dan segala
membiayai kegiatan rutin yayasan.
bentuk biaya-biaya yang dikeluarkan
Pada bagian akun aset lancar terdapat
untuk pembangunan tersebut telah
akun piutang. Piutang yayasan terdiri dari
direklasifikasi kepada akun aset tetap.
piutang siswa, piutang karyawan, dan
Untuk akun premi pensiun, merupakan
piutang pihak ketiga. Baik laporan tahun
pembayaran premi asuransi jiwa pada PT.
2013 hingga 2016, Yayasan Masjid Al
Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 65


Lembaga pendidikan Al Falah 2) Liabilitas

menyertakan pegawainya pada program Pada tahun 2015 akun liabilitas bank,

max protection plan yang memenuhi yang merupakan salah satu akun liabilitas

kesejahteraan karyawan pasca pensiun. tidak lancar jumlah saldonya sebesar Rp.

Premi program pensiun yang pada tahun 0. Hal ini terjadi karena saldo pada tahun

sebelum-sebelumnya diklasifikasikan 2014 sebesar Rp. 603.085.616 telah

sebagai aset pada laporan posisi keuangan diakumulasikan pada bagian yang akan

yayasan, namun pada tahun 2010 telah jatuh tempo dalam waktu satu tahun.

dilakukan reklasifikasi ke beban karyawan Untuk akun imbalan kerja sebelumnya

di laporan aktivitas. Sehingga atas tidak muncul pada laporan keuangan tahun

pengaruh ini terjadi penurunan aset bersih 2013 dan 2014. Akun imbalan kerja

yayasan sebesar Rp. 356.789.800,00. muncul pada laporan keuangan tahun

Pada tahun 2014 masih terdapat akun 2014, menurut Bapak Ahmadselaku

piutang lain-lain yang juga merupakan karyawan bagian keuangan menjelaskan

saldo yang sama yaitu sebesar Rp. bahwa akun ini muncul pada tahun 2015

11.489.000,00. Namun untuk tahun 2015, saat akan diaudit. Menurut beliau akun ini

jumlah tersebut diakumulasikan pada seperti pengganti untuk akun premi

akumulasi penyisihan piutang lain-lain, pensiun. Akan tetapi bagaimana

sehingga saldo piutang lain-lain menjadi mekanisme perhitungannya yaysan juga

Rp. 0. Pada tahun 2015 saldo untuk akun tidak memahaminya, karena perhitungan

aset lain-lain berjumlah Rp 0 karena akun- tersebut dilakukan oleh aktuaris. Rincian

akun yang tercantum pada tahun 2014 dan untuk akun imbalan kerja adalah sebagai

2015 nilainya telah direklasifikasi. berikut: Nilai kini liabilitas

imbalan kerja

66 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


Per 1 Januari 2011 Rp 3.358.990.396,00 Aset bersih menurut PSAK No. 45

Beban periode berjalan 592.284.957,00 terdiri dari aset bersih terikat, terikat

Nilai kini liabilitas temporer, dan terikat permanen. Namun

imbalan kerja per 31 dalam laporan posisi keuangan yang

Desember 2011 Rp 3.951.275.353,00 disusun oleh Yayasan Masjid Al Falah

belum dijumpai klasifikasi akun yang

Yayasan telah melakukan perhitungan sesuai. Aset bersih menurut PSAK No. 45

berdasarkan UU RI No. 13 Tahun 2003 dapat berupa hibah atau wakaf. Menurut

tentang Ketenagakerjaan dan sesuai penjelasan Bapak Cholis selaku karyawan

dengan PSAK No.24 (revisi 2004) dimana bagian keuangan di Yayasan Masjid Al

perhitungan ini dilakukan oleh PT. Gema Falah menjelasakan bahwa yayasan pernah

menerima hibah tersebut dalam hibah,

Komponen Beban namun bagian inventaris yang biasanya

Biaya jasa kini Rp 335.695.303,00 mengelola aset tersebut sudah terlalu tua

Biaya bunga 256.589.654,00 sehingga tidak melakukan pencatatan

Jumlah beban manfaat maupun perhitungan. Sehingga

karyawan Rp 592.284.957,00 Mulia perhitungan aset bersih yang ada saat ini

Inditama dengan perhitungan sebagai merupakan hasil perkiraan. Perhitungan

berikut: atas aset bersih milik Yayasan Masjid Al

Falah diperoleh dari jumlah:

3) Aset bersih Perhitungan aset bersih Yayasan Masjid

Al Falah akan disajikan pada tabel 2.

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 67


Tabel 2
Perhitungan Aset Bersih Yayasan Masjid Al Falah

Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2014


Aset bersih awal tahun 17.861.907.315 15.552.989.396 13.693.098.163
Koreksi saldo awal aset (3.358.990.396) (13.225.439) (2.973.202)
bersih
Kenaikan (penurunan) 3.065.896.270 2.352.143.358 1.832.864.435
aset bersih
Aset bersih setelah 17.568.813.188 17.861.907.315 15.522.989.396
koreksi
Sumber : Bagian keuangan Yayasan Masjid Al Falah

Tabel 3 Laporan Posisi Keuangan


Yayasan Masjid Al Falah
Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 2016, 2015 dan 2014 (dalam ribuan)

Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2014


Keterangan
(Rp) (Rp) (Rp)
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 11.239.317 8.224.423 6.031.288
Piutang 674.392 717.168 639.804
Beban dibayar dimuka 7.104 9.854 12.604
Jumlah Aset Lancar 11.920.813 8.951.446 6.683.696
ASET TIDAK LANCAR
Aset Tetap 10.876.637 11.383.960 11.984.311
Aset Lain-Lain
Aset Dalam Penyelesaian 0 0 20.001
Piutang Lain-Lain 0 11.489 11.489
Premi Pensiun 0 0 356.789
Sub Jumlah Aset Lain-Lain 0 11.489 388.279
Jumlah Aset Tidak Lancar 10.876.637 11.395.449 12.372.590
JUMLAH ASET
22.797.450 20.346.895 19.056.286
LIABILITAS DAN ASET BERSIH
LIABILITAS LANCAR
956.504 1.625.903 1.360.687
LIABILITAS TIDAK LANCAR
4.272.133 859.085 2.172.610
ASET BERSIH
17.568.813 17.861.907 15.522.989
JUMLAH LIABILITAS DAN ASET
22.797.450 20.346.895 19.056.286
BERSIH
Sumber : Diolah oleh penulis dari bagian keuangan Yayasan Masjid Al Falah

68 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


Laporan aktivitas disusun untuk PSAK No. 45 dijelaskan pada sisi

mengetahui besarnya jumlah selisih antara pendapatan, penghasilan, dan sumbangan

pendapatan yang diterima Yayasan Masjid lain-lain disebutkan mengenai sumbangan

Al Falah dengan beban yang dikeluarkan serta jasa layanan. Sedangkan laporan

untuk seluruh kegiatan yang ada. Laporan aktivitas yang disusun oleh Yayasan Masjid

aktivitas disusun pada setiap akhir tahun Al Falah tidak mengklasifikasikan

dengan menggunakan metode cash basis sumbangan yang diterima secara tersendiri,

melainkan sumbangan tersebut


untuk penerimaan atau pendapatannya,
diklasifikasikan sebagai penerimaan.
sedangkan beban dicatat dengan
Sedangkan untuk jasa layanan
menggunakan metode accrual basis. Akun
sesungguhnya Yayasan Masjid Al Falah
pendapatan dan beban diklasifikasikan
telah menyebutkannya pada catatan atas
kedalam dua jenis yaitu penerimaan atau
laporan keuangan, namun tidak disebutkan
pengeluaran tidak terikat, dan penerimaan
secara terperinci pada laporan aktivitasnya.
atau pengeluaran terikat temporer.
Jasa layanan menurut Yayasan Masjid Al
Sedangkan untuk penerimaan atau
Falah dapat diartikan sebagai program
pengeluaran terikat permanen belum
kegiatan yang dilaksanakan secara rutin.
dijumpai pada akun-akun tersebut.
Untuk pencatatan beban yang telah
Berdasarkan laporan aktivitas yang telah
dikeluarkan oleh Yayasan Masjid Al Falah
disusun oleh Yayasan Masjid Al Falah,
sudah dicatat sesuai dengan PSAK No. 45
bentuk laporan aktivitas yang sesuai
dimana beban-beban tersebut dicatat sesuai
dengan PSAK No. 45 adalah laporan
dengan program kegiatan yang ada di
aktivitas bentuk B.
Yayasan Masjid Al Falah.
Jika melihat pada laporan aktivitas yang
Pada sisi penerimaan atau pendapatan
ada dalam PSAK No. 45 ada beberapa
untuk akun lembaga pendidikan dan masjid
perbedaan dalam pencatatannya. Di dalam

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 69


terdiri dari 2 jenis penerimaan yaitu tersebut dapat digunakan untuk membiayai

penerimaan tidak terikat serta penerimaan apa saja untuk kegiatan rutin yang ada di

terikat temporer. Pada lembaga pendidikan masjid. Sedangkan untuk penerimaan

untuk sisi penerimaan tidak terikat terdiri terikat temporer masjid adalah penerimaan

atas penerimaan siswa, formulir dari zakat maal. Zakat maal termasuk

pendaftaran PSB, dan penerimaan infaq. kedalam penerimaan terikat temporer

Penerimaan-penerimaan tersebut karena dana tersebut tidak bias digunakan

diklasifikasikan pada penerimaan tidak sembarangan. Dana tersebut harus

terikat karena penggunaannya tidak disalurkan kepada pihak yang

dibatasi oleh penyumbang. Dalam hal ini membutuhkan atau kurang mampu dan

penerimaan tersebut digunakan untuk tidak boleh digunakan untuk membiayai

membiayai operasional rutin lembaga kegiatan lainnya. Pada sisi pengeluaran

pendidikan Al Falah. Untuk penerimaan atau beban yang dikeluarkan oleh Yayasan

terikat temporer lembaga pendidikan. Masjid Al Falah hampir keseluruhan dari

Penerimaan tersebut termasuk kedalam pengeluaran tersebut diklasifikasikan

penerimaan terikat temporer karena dana kedalam pengeluaran tidak terikat kecuali

tersebut harus digunakan untuk satu tahun pengeluaran mustahiq zakat. Pengeluaran

masa ajaran. tersebut termasuk kedalam pengeluaran

Pada penerimaan tidak terikat masjid terikat temporer karena dalam

terdiri atas lembaga kursus, infaq, subsidi menyalurkan dananya harus dikeluarkan

YDSF, poliklinik, pernikahan, dan kepada orang-orang yang memang

muslimah.Penerimaan-penerimaan tersebut membutuhkan atau berhak (mustahiq).

termasuk kedalam penerimaan tidak terikat Jumlah kenaikan aset baik sebelum

karena tidak ada pembatasan dalam maupun sesudah pajak merupakan selisih

penggunaannya. Dalam hal ini penerimaan dari perhitungan jumlah penerimaan atau

70 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


pendapatan yang dikurangi dengan 2011 besarnya koreksi saldo awal aset

pengeluaran atau beban. Aset bersih awal bersih terjadi karena adanya liabilitas

tahun merupakan saldo akhir dari aset imbalan kerja sebesar Rp 3.358.990.396

bersih pada tahun sebelumnya. Sedangkan sehingga jumlah tersebut mengurangi aset

untuk koreksi saldo awal aset bersih untuk bersih yang dimiliki oleh Yayasan Masjid

masing-masing tahun selalu berbeda. Al Falah

Misalnya saja untuk laporan aktivitas tahun

Tabel 4 Laporan Aktivitas Tahun 2016


Yayasan Masjid Al Falah
Laporan Aktivitas
Yang Berakhir per 31 Desember 2016 (dalam jutaan rupiah)

Tidak Terikat Terikat


Jumlah
Keterangan Terikat Temporer Permanen
(Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
Penerimaan dan Pendapatan 17.817 977 0 18.794
Pengeluaran dan Beban 15.243 491 0 15.729
Kenaikan Aset Bersih 2.573 491 0 3.065
Aset Bersih Awal Tahun 17.861 0 0 17.861
Koreksi Saldo Awal Aset
Bersih 0 3.358 0 (3.358)
Aset Bersih Akhir Tahun 20.435 576 0 17.568

Sumber : Diolah oleh penulis dari informasi Bagian Keuangan Yayasan Masjid
Al Falah

Tabel 5 Laporan Aktivitas Tahun 2015


Yayasan Masjid Al Falah
Laporan Aktivitas
Yang Berakhir per 31 Desember 2015 (dalam jutaan rupiah)

Tidak Terikat Terikat


Jumlah
Keterangan Terikat Temporer Permanen
(Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
Penerimaan dan Pendapatan 16.601 1.040 0 17.102
Pengeluaran dan Beban 14.286 464 0 14.750
Kenaikan Aset Bersih 1.775 576 0 2.352

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 71


Aset Bersih Awal Tahun 15.522 0 0 15.522
Koreksi Saldo Awal Aset
Bersih (13) 0 0 (13)
Aset Bersih Akhir Tahun 17.285 576 0 17.861

Sumber : Diolah oleh penulis dari informasi Bagian Keuangan Yayasan Masjid Al Falah

Tabel 6 Laporan Aktivitas Tahun 2014


Yayasan Masjid Al Falah
Laporan Aktivitas
Yang Berakhir per 31 Desember 2014 (dalam jutaan )

Tidak Terikat Terikat


Jumlah
Keterangan Terikat Temporer Permanen
(Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
Penerimaan dan Pendapatan 15.063 307 0 15.370
Pengeluaran dan Beban 13.123 414 0 13.538
Kenaikan Aset Bersih 1.939 (106) 0 1.832
Aset Bersih Awal Tahun 13.693 0 0 13.693
Koreksi Saldo Awal Aset Bersih (2) 0 0 (2)
Aset Bersih Akhir Tahun 15.629 (106) 0 15.522

Sumber : Diolah oleh penulis dari informasi Bagian Keuangan Yayasan Masjid Al Falah

Menurut PSAK No. 45 laporan arus kas Yayasan Masjid Al Falah baik itu untuk
yang disusun oleh Yayasan Masjid Al kegiatan operasional lembaga pendidikan
Falah adalah sesuai dengan contoh bentuk maupun kegiatan masjid. Arus kas pada
laporan arus kas dengan metode langsung. aktivitas investasi digunakan untuk
Laporan arus kas yang disusun oleh membeli dan menjual aset tetap yang
Yayasan Masjid Al Falah terdiri atas kas dimiliki Yayasan Masjid Al Falah.
dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, Kemudian yang terakhir arus kas pada
dan aktivitas pendanaan. Arus kas pada aktivitas pendanaan digunakan untuk
aktivitasoperasidigunakanuntuk membayar hutang kepada bank.
membiayai kegiatan rutin yang ada di

72 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


Tabel 7 Laporan Arus Kas
Yayasan Masjid Al Falah
Laporan Arus Kas
Per 31 Desember 2016, 2015, dan 2014

Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2014


Keterangan
(Rp) (Rp) (Rp)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan 19.046.376.761 17.161.170.000 15.539.572.816
Pengeluaran (14.117.789.747) (13.404.261.987) (12.780.397.059)

Kas yang Diterima dari 4.928.587.014 3.756.908.013 2.759.175.756


Aktivitas Operasi
Arus Kas dari Aktivitas
Investasi
Pembelian Aset Tetap 101.000.000 915.000 400.000
Penjualan Aset Tetap (645.178.540) (447.094.260) (503.130.570)

Kas Bersih yang Digunakan


(544.178.540) (446.179.260) (502.730.570)
untuk Aktivitas Investasi
Arus Kas dari Aktivitas
Pendanaan
Pembayaran Hutang Bank
(1.369.514.242) (1.117.593.654) (905.375.023)
Kas Bersih yang Digunakan
(1.369.514.242) (1.117.593.654) (905.375.023)
untuk Aktivitas Pendanaan
Kenaikan (Penurunan) Arus Kas
3.014.894.232 2.193.135.100 1.351.070.163
Saldo Awal Kas dan Setara Kas
8.224.423.548 6.031.288.448 4.680.218.284
Saldo Akhir Kas dan Setara Kas
11.239.317.780 8.224.423.548 6.031.288.448
Sumber : Diolah oleh penulis dari bagian keuangan Yayasan Masjid Al Falah

IV.KESIMPULAN DAN SARAN dimana yayasan menyusun empat laporan


Kesimpulan keuangan; (2) Gambar struktur organisasi
Simpulan hasil penelitian ini adalah belum disusun; (3) Aset bersih yayasan
sebagai berikut: (1) Yayasan telah tidak diklasifikasikan kedalam tiga bagian
menyusun laporan keuangan sesuai dengan yaitu aset bersih tidak terikat, terikat
ketentuan yang ada di dalam PSAK No. 45 temporer, dan terikat permanen; (4)
Kerugian piutang tak tertagih diakui secara

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 73


langsung; (5) Laporan aktivitas telah DAFTAR PUSTAKA
diklasifikasikan sesuai dengan
pembatasannya yaitu tidak terikat, terikat Anonim. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi
Program Strata 1. STIESIA.
temporer, dan terikat permanen yang sesuai
Surabaya Bastian, I. 2007. Akuntansi
dengan laporan aktivitas bentuk B pada Yayasan dan Lembaga Publik.
Yogyakarta: Erlangga.
PSAK No. 45; (6) Laporan arus kas telah
disusun sesuai dengan PSAK No. 45 dengan ________. 2007. Akuntansi untuk LSM dan
Partai Politik. Yogyakarta: Erlangga.
mengambil bentuk metode langsung pada
penyusunannya; (7) Catatan atas laporan ________. 2010. Akuntansi Sektor Publik :
Suatu Pengantar. Yogyakarta: Erlangga.
keuangan yang disusun Yayasan Masjid Al
Falah terdapat beberapa Budirahardjo, H. P. 2009. Penerapan
Pelaporan Keuangan Pada Yayasan
perbedaan yaitu, yayasan tidak Nurul Hayat yang Sesuai Dengan
mencatatkan penerimaan hibah atau wakaf PSAK No. 45. Skripsi. STIE
Perbanas. Surabaya.
yang telah diterima.
Keterbatasan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2000.
Pelaporan Keuangan Organisasi
Adanya keterbatasan dalam memperoleh Nirlaba. Pernyataan Standar
data mengenai aset bersih karena belum Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
45. DSAK-IAI. Jakarta.
dijelaskan secara terperinci oleh bagian
keuangan. Mahsun, M. 2006. Pengukuran Kinerja
Sektor Publik. Grafindo. Jakarta.
Saran
Setelah mempelajari cara penyusunan Moleong, L.J. 2008. Metodologi Penelitian
Kualitatif : Edisi Revisi. PT. Remaja
laporan keuangan Yayasan Masjid Al
Rosdakarya. Bandung.
Falah, maka yayasan disarankan agar
Nainggolan, P. 2005. Akuntansi Keuangan
mempertimbangkan untuk membentuk
Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis.
gambar struktur organisasi dan melakukan PT. Raja Grafindo. Jakarta.
penyusunan laporan keuangan yang sesuai
Setiawan. 1992. Aneka Masalah Hukum
dengan PSAK No. 45 tentang pelaporan dan Hukum Acara Perdata.
Alumni. Bandung. Sumarni, M.
keuangan organisasi nirlaba. Diharapkan
dan J. Soeprihanto. 1998.
yayasan dapat mengklasifikasikan aset Pengantar Bisnis. Liberty
Yogyakarta. Yogyakarta.
bersih yang dimiliki ke dalam tiga kategori
Triyuwono, I. 2006. Organisasi
yaitu aset bersih tidak terikat, terikat dan Akuntansi Syariah. LKIS.
Yogyakarta.
temporer, dan terikat permanen.

74 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2001. Yayasan. 6 Agustus
2001. Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 112. Jakarta.

Hurriyaturrohman adalah Dosen Fakultas


Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ibn Khaldun

Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 75

Anda mungkin juga menyukai