Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM

PRESTASI MESIN

Percobaan

Turbin Pelton

Oleh:

Michael

515140013

LABORATORIUM PRESTASI MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2017
Michael
515140013

Lembar Pengesahan

Modul Praktikum : Turbin Pelton

Nama : Michael
NIM : 515140013
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Mesin
Telah Diperiksa dan Disetujui Tanggal :

Nilai:

Pembimbing Asisten

(Dr. Steven Darmawan, S.T., M.T) (Revo Malik)

Mengetahui
Kepala Laboraturium
Perpindahan Panas dan Massa
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Tarumanagara

(Dr. Steven Darmawan, S.T., M.T)


Michael
515140013

Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya laporan ini dapat dikerjakan dengan maksimal dan
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Turbin Pelton ini
disusun sebagai hasil dari praktikum prestasi mesin yang dilaksanakan pada
semester 6 di Laboratorium Prestasi Mesin Universitas Tarumanagara.
Praktikum ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa dalam
menyelesaikan studi S-1 Teknik Mesin, karena dengan praktikum ini kita dapat
mengetahui lebih lanjut tentang proses-proses dalam bidang industri, sehingga
kita dapat memahami dan melakukan proses-proses secara konkret. Dalam
laporan ini dijelaskan latar belakang, langkah – langkah kerja, hasil, dan analisis
dari percobaan – percobaan yang dilakukan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
terlibat dalam penyusunan laporan ini antara lain:
1. Bapak Dr. Abrar Riza,S.T., M.T. Selaku kepala laboratorium Prestasi
Mesin Universitas Tarumanagara.
2. Bapak Siswanto selaku pengawas laboratorium Prestasi Mesin Universitas
Tarumanagara.
3. Revo Malik selaku asisten pembimbing praktikum Turbin Pelton.
4. Rekan sekelompok dalam praktikum Turbin Pelton
Dalam proses pembuatan laporan ini tidak lepas dari dukungan seluruh
pihak yang membantu. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya dan diharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca agar laporan
ini bisa menjadi lebih baik lagi. Terima kasih.
Jakarta, 18 April 2017

Penulis

i
Michael
515140013

DAFTAR ISI

Halamana
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Maksud Praktikum .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian Turbin Pelton .......................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Turbin .................................................................................... 5
2.3 Komponen Turbin Pelton .......................................................................... 7
BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR KERJA ........................................ 8
3.1 Peralatan .................................................................................................... 8
3.2 Spesifikasi Alat Percobaan ..................................................................... 10
3.3 Prosedur Kerja ........................................................................................ 12
BAB IV HASIL PRAKTIKUM ....................................................................... 13
4.1 Data Hasil Praktikum .............................................................................. 13
4.2 Analisa ................................................................................................... 24
4.3 Faktor Kesalahan .................................................................................... 27
KESIMPULAN ................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... v
LAMPIRAN

ii
Michael
515140013

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Turbin Pelton ...................................................................................... 3


Gambar 2.2 Kecepatan pada turbin pelton ............................................................. 4
Gambar 3.1 Panel Kontrol ..................................................................................... 8
Gambar 3.2 Pompa Air ......................................................................................... 8
Gambar 3.3 Cakram .............................................................................................. 9
Gambar 3.4 Tuas Rem............................................................................................ 9
Gambar 3.5 Runner Turbin Pelton ......................................................................... 9
Gambar 3.6 Flowmeter......................................................................................... 10
Gambar 3.7 Dynamometer ................................................................................... 10
Gambar 3.8 Pengaturan Panel Kontrol................................................................. 12
Gambar 3.9 Penekanan Tuas Rem ....................................................................... 12
Gambar 4.1 Grafik Daya Poros (Np) vs Debit Air (Q) ........................................ 24
Gambar 4.2 Grafik Daya Poros (Np) vs Tekanan Air (P) .................................... 25
Gambar 4.3 Grafik Daya Poros (Np) vs Gaya Pembebanan (F2) ........................ 25
Gambar 4.4 Grafik Kecepatan Linier (U2) vs Gaya Pembebanan (F2) ............... 26
Gambar 4.5 Grafik Debit Air (Q) vs Ketinggian (H) ........................................... 26

iii
Michael
515140013

Daftar Tabel

Tabel 4.1 Hasil Praktikum ................................................................................... 13


Tabel 4.2 Hasil Perhitungan ................................................................................. 24

iv
Michael
515140013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan energi listrik dewasa ini kian meningkat, berbagai upaya


terus dilakukan baik dengan mencari potensi energi baru ataupun dengan
mengembangkan teknologinya. Selain dari kebutuhan energi listrik meningkat,
juga terdapat daerah yang kondisi geografisnya tidak memungkinkan jaringan
listrik sampai kepada konsumen. Maka dari permasalahan tersebut dilakukanlah
suatu upaya untuk menyuplai kebutuhan energi listrik dengan memanfaatkan
kondisi dan potensi yang ada pada daerah tersebut. Misalkan ada suatu daerah
yang memiliki potensial air yang headnya mencukupi untuk dibuat pembangkit
listrik, maka didaerah tersebut dapat dipasang pembangkit tenaga listrik yang
menyesuaikan dengan besar kecilnya head yang tersedia. Atau potensi-potensi
alam yang lain yang memungkinkan untuk dibangunnya pembangkit tenaga listrik.
Dengan keadaan geografis daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi air
dengan head yang memadai untuk sebuah pembangkit berskala kecil, maka
dengan kondisi tersebut banyak dikembangkan teknologi pembangkit-pembangkit
berskala kecil yang biasa dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH). Teknologi PLTMH ini terus dikembangkan baik dari segi peralatannya
ataupun darisegi efisiensinya. PLTMH dibuat tergantung dari seberapa besar head
air yang ada dan berapa besar energi listrik yang akan dihasilkan. Berbagai
teknologi pembangkit pun telah banyak diterapkan dalam PLTM baik dari sisi
urbin dan instrumen. Di dalam turbin kita mengenal beberapa jenis turbin yang di
pergunakan, kita dapat mempergunakan turbin francis, Kaplan atau pelton.
Penggunaan turbin tersebut tergantung dari potensi headyang dimiliki. Seperti
dalam hal ini turbin pelton yang menggunakan prinsip impuls memerlukan head
yang cukup tinggi. Dikarenakan masih sedikitnya turbin pelton yang digunakan
untuk PLTMH, maka atas dasar inilah turbin ini dibuat untuk keperluan penelitian
lebih lanjut.

1
Michael
515140013
2

1.2 Maksud Praktikum


Dengan melaksanakan praktikum Turbin Pelton ini, akan dapat memahami
dan mengenal proses serta cara kerja turbin pelton yang terjadi dan dapat
mengetahui komponen yang terlibat di dalamnya sehingga praktikan dapat
mengetahui pengaruh-pengaruhnya dalam unjuk kerja mesin.

1.3 Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan agar:
1. Mahasiswa mengetahui prinsip kerja dan mengoperasikan dari turbin
pelton.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menghitung efisiensi yang terjadi pada
turbin.
3. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik output yaitu daya tekanan air
dan Flowrate air yang berubah – ubah.
Michael
515140013

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Turbin Pelton


Turbin pelton atau biasa disebut turbin impuls adalah suatu alat yang
bekerja untuk merubah energi kinetik air yang diakibatkan karena adanya energi
potensial yang dimiliki oleh air, menjadi energi kinetik berupa putaran pada poros
turbin tersebut. Dan perputaran poros dari poros tersebut bisa digunakan untuk
memutar generator listrik, yang kemudian bisa dihasilkan energi listrik pada roda
turbin terdapat sudu dan fluida kerja mengalir melaui ruang di antara sudu
tersebut.
Apabila kemudian ternyata bahwa roda turbin dapat berputar, maka tentu
ada gaya yang bekerja pada sudu. Gaya tersebut timbul karena terjadinya
perubahan momentum dari fluida kerja yang mengalir di antara sudunya. Jadi,
sudu haruslah dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat terjadi perubahan
momentum pada fluida kerja tersebut. Dari sebuah mekanisme turbin pelton ada
beberapa ukuran yang sering dijadikan acuan di dalam penggunaannya. Ukuran-
ukuran tersebut antara lain:
1. D = Diameter dari lingkaran sudu Turbin pelton yang terkena pancaran air,
disingkat sebagai diameter lingkaran pancar (diameter roda rata-rata).
2. d = Diameter pancaran air yang mengenai sudu-sudu turbin.
3. n = Kecepatan putar roda turbin akibat dari energi kinetik air yang
melaluinya.

Gambar 2.1 Turbin Pelton

3
Michael
515140013
4

Turbin pelton biasanya berukuran besar. Hal ini dapat dimaklumi karena
dioperasikan pada tekanan yang tinggi dan perubahan momentum yang diterima
sudu-sudu sangat besar, dengan sendiri struktur turbin harus kuat.
Pada turbin pelton semua energi tinggi dan tekanan ketika masuk kesudu
jalan turbin telah telah diubah menjadi energi kecepatan Seperti terlihat pada
gambar dibawah ini:

Gambar 2.2 Kecepatan pada turbin pelton

Turbin dapat bergerak apabila ada energi dari fluida yang menggerakkannya.
Dari prinsip kerjanya, turbin dapat dikatakan sebagai mesin yang digerakkan oleh
fluida yang ber-density konstan. Aliran fluida yang terjadi pada turbin adalah
aliran incompressible, yaitu aliran dengan Mach number M < 0,3. Turbin air dapat
diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
1. Turbin aksi (turbin impuls), contoh: turbin pelton
2. Turbin reaksi, contoh: turbin francis (tipe radial) dan turbin kaplan (tipe
aksial)
Perbedaan antara turbin aksi dan reaksi adalah bahwa pada turbin aksi,
perubahan momentum atau ekspansi dari fluida kerja terjadi pada nozzle atau
diluar roda sudu, sedang pada turbin reaksi terjadi pada permukaan lengkung
sudunya. Turbin air merupakan suatu peralatan konversi energi dengan fluida
kerja air, dan proses yang terjadi adalah perubahan energi kinetik air menjadi
Michael
515140013
5

energi mekanis yang berupa putaran poros. Turbin air sering digunakan untuk
pembangkit tenaga listrik. Desain dari turbin air akan ditentukan oleh
kegunaannya.
Turbin air yang didesain untuk kegunaan tertentu akan mengalami
perubahan kondisi di lapangan. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan
efisiensi pada turbin air, sehingga turbin air tidak dapat bekerja secara optimal.
Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang karakteristik turbin air untuk
mengetahui hal tersebut. Pada percobaan ini, air yang digerakkan oleh pompa
dipakai untuk memutar sudu-sudu turbin Pelton dengan bantuan nozzle. Sehingga
terjadi perubahan energi listrik yang dibutuhkan oleh pompa menjadi energi
kinetis air, selanjutnya akan diubah menjadi energi mekanis poros yang dapat
diamati sebagai energi pengereman dari rem.

2.2 Bagan Klasifikasi Turbin


Turbin memiliki klasifikasi tertentu yang membedakan dengan jenis yang satu
dengan jenis yang lainnya, klasifikasi tersebut sebagai berikut :
a. Berdasarkan sumber penggeraknya :
1. Turbin air
Jenis turbin ini menggunakan air yang mengalir yang mempunyai energi
yang dapat digunakan untuk memutar roda turbin, karena itu pusat tenaga
air dibangun di sungai-sungai dan di pegunungan. Pusat tenaga air tersebut
dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu pusat tenaga air tekanan tinggi
dan rendah. Dengan menggunakan pipa air tersebut, dialirkan ke rumah
pusat tenaga yang dibangun di bagian bawah bendungan.

2. Turbin uap
Turbin ini menggunakan uap panas lanjut untuk mengoperasikannya.
Untuk dapat menentukan penghematan proses tenaga uap, selain ukuran-
ukuran utama turbin uap seperti roda turbin, jumlah tingkat, panjang sudu,
dan penampang bagian-bagian yang menggerakkan uap, maka dipakai h.s
dan T.s. Pada prinsipnya pengertian kedua diagram tersebut sudah harus
diketahui dari termodinamika teknik.
Michael
515140013
6

3. Turbin gas
Pengembangan turbin gas hingga bisa dibuat seperti sekarang yaitu sampai
bisa ekonomis untuk dipakai sebagai mesin penggerak pesawat terbang
dan untuk instalasi darat yang dapat dipakai untuk membangkitkan tenaga
listrik, sudah menghabiskan waktu yang lama sekali.
Sejak abad yang lalu sudah dimulai usaha untuk mengembangkan turbin
gas, tetapi kurang berhasil dan pengembangan selanjutnya pun dapat
dikatakan agak lambat.

b. Berdasarkan kecepatan spesifik


1. Turbin Pelton
- Dengan 1 nozzle, ns terletak antara 4 – 35 rpm
- Dengan 2 nozzle, ns terletak antara 17 – 50 rpm
- Dengan 3 nozzle, ns terletak antara 24 – 70 rpm

2. Turbin Francis
- Dengan kecepatan rendah, ns terletak antara 80–100 rpm
- Dengan kecepatan sedang, ns terletak antara 120–220 rpm
- Dengan kecepatan tinggi, ns terletak antara 220–350 rpm

3. Turbin Kaplan, ns terletak antara 430 – 1000 rpm

c. Berdasarkan prinsip kerja


1. Turbin impuls, contoh : turbin pelton
2. Turbin reaksi, contoh :
- Turbin Reaksi Aliran Radial
- Turbin Reaksi Aliran Aksial
- Turbin Reaksi Aliran Radial dan Aksial
Michael
515140013
7

d. Berdasarkan tinggi air jatuh


1. Turbin dengan head rendah < 100 ft
2. Turbin dengan head sedang > 100 ft
3. Turbin dengan head tinggi > 1000 ft

2.3 Komponen Turbin Pelton

1. Nozzle.
energi tekanan dari air pada reservoir sewaktu melewati penstock sebagian
dirubah menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini makin lama
meningkat oleh karena nozzle pada tekanan atmosfer pada casing. Ketika
air menabrak buckets maka dihasilkan energi mekanik untuk turbin dengan
kapasitas yang kecil menggunakan single jet. Dan untuk turbin yang
memproduksi tenaga besar, jumlah jet harus lebih banyak.
2. Buckets (sudu).
buckets dari pelton wheel mempunyai bentuk double hemispherical cup.
Pancuran dari air yang datang mengenai buckets bagian tengah yang ada
pemisahnya terbagi menjadi dua bagian dan setelah hancur pada
permukaan bagian dalam bucket berubah 160 sampai 170 lalu
meninggalkan bucket.
3. Casing
Berfungsi untuk menghindari deburan air, serta untuk mengarahkan air ke
tail race dan sebagai pengaman.
4. Rem Hidrolik
Digunakan untuk menghentikan putaran turbin, walaupun pancuran air
telah berhenti, runner tetap akan berputar untuk waktu yang lama.
Michael
515140013

BAB III
PERALATAN SPESIFIKASI DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk melakukan percobaan turbin pelton sebagai
berikut:
1. Panel Kontrol
Digunakan untuk mengatur kecepatan putaran dari turbin pelton (rpm), untuk
membaca skala termometer dan pressure gauge yang terjadi.

Gambar 3.1 Panel Kontrol


2. Pompa Air
Digunakan untuk mendorong air menuju sistem.

Gambar 3.2 Pompa Air

8
Michael
515140013
9

3. Cakram
Digunakan untuk menghentikan putaran yang terjadi pada turbin.

Gambar 3.3 Cakram


4. Tuas Rem
Digunakan untuk mengerakan cakram yang menghentikan turbin.

Gambar 3.4 Tuas Rem


5. Runner Turbin Pelton
Digunakan untuk menangkap aliran air yang dihasilkan oleh pompa.

Gambar 3.5 Runner Turbin Pelton


Michael
515140013
10

6. Flowmeter
Digunakan untuk mengukur debit air dari system tersebut.

Gambar 3.6 Flowmeter


7. Dynamometer
Digunakan untuk mengukur gaya pembebanan (F2) yang terjadi.

Gambar 3.7 Dynamometer

3.2 Spesifikasi Alat Percobaan


a. Tachometer
Spesifikasi:
Skala pengukuran : 30 – 50.000 rpm
Skala jarak pendektesian : 20 – 300 mm
Lampu : LED merah
Michael
515140013
11

b. Pompa
Pompa 1:
Spesifikasi:
Kapasitas maksimum : 100 Liter/ menit
Suck Head :9m
Total Head : 13,5 m
Daya keluaran : 175 Watt
V / Hz / Ph : 220 / 50 / 1
Motor : 2850 rpm

Pompa 2:
Spesifikasi:
Kapasitas maksimum : 42 Liter/ menit
Suck Head :9m
Discharge Head : 24 m
Total Head : 33 m
Daya keluaran : 125Watt
V / Hz / Ph : 220 / 50 / 1
Motor : 2850 rpm

c. Pressure Gauge
Spesifikasi:
Diameter : 2,5 inchi
Skala tekanan : 0 – 4 kg/ cm2
d. Bantalan
Spesifikasi:
Diameter dalam : 20 mm
Diameter luar : 45 mm
Ketebalan : 12 mm
Michael
515140013
12

3.3 Langkah Kerja


Untuk melakukan percobaan turbin pelton diperlukan langkah-langkah yaitu:
1. Tekan tombol on untuk menyalakan alat praktikum tersebut.
2. Mengatur kecepatan putaran turbin dengan cara memutar tombol pada panel
kontrol hingga mendapatkan kecepatan yang diinginkan.

Gambar 3.7 Pengaturan Panel Kontrol


3. Catat tekanan yang terdapat pada pressure gauge dan debit air pada flowmeter.
4. Tekan tuas rem untuk mengurangi kecepatan dari mesin, sehingga akan
menghasilkan momen punter pada mesin yang diukur oleh dynamometer,
catat hasil pengukuran tersebut.

Gambar 3.8 Penekanan Tuas Rem


5. Lakukan langka percobaan kedua hingga keempat untuk kecepatan mesin
yang sudah ditentukan hingga 5 kali.
Michael
515140013

BAB IV

ANALISA, PERHITUNGAN DAN HASIL


PRAKTIKUM

4.1 Data Hasil Praktikum

Tabel 4.1 Hasil Praktikum


Putaran Poros
Debit Air Tekanan Air
Awal Akhir F2 dynamometer (kg)
(l/min) (kg/cm2)
(n1) (n2)

100 64 61 0,23 0,65

120 70 74 0,35 0,72

140 77 82 0,4 0,8

160 84 90 0,41 1,02

180 90 94 0,5 1,2

Contoh perhitungan :
1. Data percobaan 1:
Diketahui : n2 = n poros setelah pembebanan = 64 rpm
n1 = n poros = 100 rpm
Q = 61 L/min = 0,00102 m3/s
P2 = 0,23 kg/ cm2 = 0,23 . 9,81 . 104 N/m2
= 22563 N/m2
Cv = 0,92 m/s
R = 0,22 m

13
Michael
515140013
14

Jawab :
1) Nilai tinggi air jatuh (Head)
P
H
 .g

22563
m2

kg m
1000 .9,81
m3 s2
 2,3m

2) Kecepatan semburan air


Vj = Cv. (2.H.g)1/2
= 0,92 (2 . 2,3 . 9,81) 1/2
= 6,18 m/s

3) Kecepatan linier roda turbin


2 .n1 .r
U1 
60
2 .100.0,22

60
= 2,302 m2/s

4) Gaya air pada roda turbin


F1   .Q.(Vj U 1).(1  cos  )
 1000.0,00102.(6,18  2,30).(1  cos165 o )
= 7,75 N

5) Daya hasil percobaan


Np1 = F1.U1
= 7,75 . 2,302
= 17,84 Watt
Michael
515140013
15

6) Daya teoritis
Nt = Q.H.  .g
=0,00102 m3/s . 2,3 m . 1000 kg/m3 . 9,8 m/s2
= 23,01 Watt

7) Momen puntir poros turbin


Mt = F1.L
= 7,75 . 0,125 = 0,961 Nm

8) Kecepatan linier turbin


2 .n 2 .r
U2 
60
2 .64.0,22

60
= 1,47 m/s

9) Daya poros
Np2 = F2.U2
= 0,65 .9,81. 1,47
= 9,37 Watt

10) Efisiensi turbin percobaan


9,37
  .100%  52,54%
17,84

11) Efisiensi turbin teoritis


9,37
t  .100%  40,72%
23,01
Michael
515140013
16

2. Data Percobaan 2:
Diketahui : n2 = n poros setelah pembebanan = 70 rpm
n1 = n poros = 120 rpm
Q = 61 L/min = 0,00123 m3/s
P2 = 0,35 kg/ cm2 = 0,35 . 9,81 . 104 N/m2
= 34335 N/m2
Cv = 0,92 m/s
R = 0,22 m

Jawab :
1) Nilai tinggi air jatuh (Head)
P
H
 .g

34335
m2

kg m
1000 .9,81
m3 s2
 3,5m
2) Kecepatan semburan air
Vj = Cv. (2.H.g)1/2
= 0,92 (2 .3,5. 9,81) 1/2
= 7,62 m/s

3) Kecepatan linier roda turbin


2 .n1.r
U1 
60
2 .120.0,22

60
= 2,763 m2/s

4) Gaya air pada roda turbin


F1   .Q.(Vj U 1).(1  cos  )
 1000.0,00123.(7,05  2,76).(1  cos165 o )
= 10,34 N
Michael
515140013
17

5) Daya hasil percobaan


Np1 = F1.U1
= 10,34 . 2,763
= 28,56 Watt

6) Daya teoritis
Nt = Q.H.  .g
= 0,00123 m3/s . 3,5 m . 1000 kg/m3 . 9,8 m/s2
= 42,23 Watt
7) Momen puntir poros turbin
Mt = F1.L
= 10,34 . 0,125 = 1,292 Nm

8) Kecepatan linier turbin


2 .n 2 .r
U2 
60
2 .70.0,22

60
= 1,61 m/s

9) Daya poros
Np2 = F2.U2
= 0,72 . 9,81 . 1,61
= 11,37 Watt

10) Efisiensi turbin percobaan


11,37
  .100%  38,31 %
28,56

11) Efisiensi turbin teoritis


11,37
t  .100%  26,92%
42,23
Michael
515140013
18

3. Data percobaan 3:
Diketahui : n2 = n poros setelah pembebanan = 77 rpm
n1 = n poros = 140 rpm
Q = 82 L/min = 0,00136 m3/s
P2 = 0,4 kg/ cm2 = 0,4 . 9,81 . 104 N/m2
= 39240 N/m2
Cv = 0,92 m/s
R = 0,22 m

Jawab :
1) Nilai tinggi air jatuh (Head)
P
H
 .g

39240
m2

kg m
1000 .9,81
m3 s2
 4m

2) Kecepatan semburan air


Vj = Cv. (2.H.g)1/2
= 0,92 (2 . 4 . 9,81) 1/2
= 8,15 m/s

3) Kecepatan linier roda turbin


2 .n1 .r
U1 
60
2 .140.0,22

60
= 3,223 m2/s
Michael
515140013
19

4) Gaya air pada roda turbin


F1   .Q.(Vj U 1).(1  cos  )
 1000.0,00136.(8,15  3,223).(1  cos165 o )
= 13,13 N

5) Daya hasil percobaan


Np1 = F1.U1
= 13,13 . 3,223
= 42,31 Watt

6) Daya teoritis
Nt = Q.H.  .g
=0,00136 m3/s . 4 m . 1000 kg/m3 . 9,8 m/s2
= 53,36 Watt

7) Momen puntir poros turbin


Mt = F1.L
= 13,13 . 0,125 = 1,641 Nm

8) Kecepatan linier turbin


2 .n 2 .r
U2 
60
2 .77.0,22

60
= 1,77 m/s

9) Daya poros
Np2 = F2.U2
= 0,8 .9,81. 1,77
= 13,89 Watt
Michael
515140013
20

10) Efisiensi turbin percobaan


13,89
  .100%  32,82%
42,31

11) Efisiensi turbin teoritis


13,89
t  .100%  26,03%
53,36

4. Data Percobaan 4:
Diketahui : n2 = n poros setelah pembebanan = 84 rpm
n1 = n poros = 160 rpm
Q = 90 L/min = 0,0015 m3/s
P2 = 0,41 kg/ cm2 = 0,41 . 9,81 . 104 N/m2
= 40221 N/m2
Cv = 0,92 m/s
R = 0,22 m

Jawab :
1) Nilai tinggi air jatuh (Head)
P
H
 .g

40221
m2

kg m
1000 .9,81
m3 s2
 4,1m
2) Kecepatan semburan air
Vj = Cv. (2.H.g)1/2
= 0,92 (2 .4,1. 9,81) 1/2
= 8,25 m/s
Michael
515140013
21

3) Kecepatan linier roda turbin


2 .n1 .r
U1 
60
2 .160.0,22

60
= 3,684 m2/s

4) Gaya air pada roda turbin


F1   .Q.(Vj U 1).(1  cos  )
 1000.0,0015.(8,25  3,684).(1  cos165o )
= 13,42 N

5) Daya hasil percobaan


Np1 = F1.U1
= 13,42 . 3,684
= 49,43 Watt

6) Daya teoritis
Nt = Q.H.  .g
= 0,0015 m3/s . 4,1 m . 1000 kg/m3 . 9,8 m/s2
= 60,33 Watt
7) Momen puntir poros turbin
Mt = F1.L
= 13,42 . 0,125 = 1,677 Nm

8) Kecepatan linier turbin


2 .n 2 .r
U2 
60
2 .84.0,22

60
= 1,93 m/s

9) Daya poros
Np2 = F2.U2
= 1,02 . 9,81 . 1,93
= 19,31 Watt
Michael
515140013
22

10) Efisiensi turbin percobaan


19,31
  .100%  39,06 %
49,43

11) Efisiensi turbin teoritis


19,31
t  .100%  32,01%
60,33

5. Data Percobaan 5
Diketahui : n2 = n poros setelah pembebanan = 90 rpm
n1 = n poros = 180 rpm
Q = 94 L/min = 0,00156 m3/s
P2 = 0,5 kg/ cm2 = 0,5 . 9,81 . 104 N/m2
= 49050 N/m2
Cv = 0,92 m/s
R = 0,22 m

Jawab :
1) Nilai tinggi air jatuh (Head)
P
H
 .g

49050
m2

kg m
1000 .9,81
m3 s2
 5m
2) Kecepatan semburan air
Vj = Cv. (2.H.g)1/2
= 0,92 (2 .5 . 9,81) 1/2
= 9,11 m/s
Michael
515140013
23

3) Kecepatan linier roda turbin


2 .n1 .r
U1 
60
2 .180.0,22

60
= 4,144 m2/s

4) Gaya air pada roda turbin


F1   .Q.(Vj U 1).(1  cos  )
 1000.0,00156.(9,11  4,144).(1  cos165 o )
= 15,18 N

5) Daya hasil percobaan


Np1 = F1.U1
= 15,18 . 4,144
= 62,91 Watt

6) Daya teoritis
Nt = Q.H.  .g
= 0,00156 m3/s . 5 m . 1000 kg/m3 . 9,81 m/s2
= 76,51 Watt
7) Momen puntir poros turbin
Mt = F1.L
= 15,18 . 0,125 = 1,897 Nm

8) Kecepatan linier turbin


2 .n 2 .r
U2 
60
2 .90.0,22

60
= 2,07 m/s

9) Daya poros
Np2 = F2.U2
= 1,2 . 9,81 . 2,07
= 24,36 Watt
Michael
515140013
24

10) Efisiensi turbin percobaan


24,36
  .100%  38,72 %
62,91

11) Efisiensi turbin teoritis


24,36
t  .100%  31,83%
76,51

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan


Kec. Daya Ƞ
N aktual N teoritis Momen Ƞ teoritis
Turbin U2 Poros Np percobaan
(Watt) (Watt) Mt (Nm) (%)
(m/s) (Watt) (%)

17,84 23,01 0,961 1,47 9,37 52,54 40,72


28,56 42,23 1,292 1,61 11,37 38,31 26,92
42,31 53,36 1,641 1,77 13,89 32,82 26,03
49,43 60,33 1,677 1,93 19,31 39,06 32,01
62,90 76,51 1,897 2,07 24,36 38,72 31,83

4.2 Analisa dan Pembahasan

Grafik Daya Poros (Np) vs Debit Air (Q)


90 94
100
82
74
80
61
60

40 24.36
19.31
9.37 11.37 13.89
20

0
1 2 3 4 5

Np (W) Debit Air (m^3/s)

Gambar 4.1 Grafik Daya Poros (Np) vs Debit Air (Q)


Michael
515140013
25

Grafik di atas menunjukkan bahwa debit air (Q) berbanding lurus dengan
daya poros (Np). Dengan demikian, semakin tinggi nilai debit air (Q) maka daya
poros (Np) akan semakin naik juga.

Grafik Daya Poros (Np) dengan Tekanan Air (P)


30
24.36
25
19.31
20
13.89
15 11.37
9.37
10
5 0.23 0.35 0.4 0.41 0.5
0
1 2 3 4 5

Np (W) Tekanan Air (kg/cm^2)

Gambar 4.2 Grafik Daya Poros (Np) vs Tekanan Air (P)

Grafik di atas menunjukkan bahwa tekanan air (P) berbanding lurus dengan
daya poros (Np). Dengan demikian, semakin tinggi tekanan air (P) maka daya
poros (Np) akan semakin naik juga.

Grafik Daya Poros (Np) vs Gaya Pembebanan (F2)


30
24.36
25
19.31
20
13.89
15 11.37
9.37
10
5 0.65 0.72 0.8 1.02 1.2
0
1 2 3 4 5

Np (W) F2 (N)

Gambar 4.3 Grafik Daya Poros (Np) vs Gaya Pembebanan (F2)


Michael
515140013
26

Grafik di atas menunjukkan bahwa gaya pembebanan (F2) berbanding lurus


dengan daya poros (Np). Dengan demikian, semakin tinggi gaya pembebanan (F2)
maka daya poros (Np) akan semakin naik juga.

Grafik Kecepatan Linier (U2) vs Gaya Pembebanan


(F2)
2.5
2.07
1.93
2 1.77
1.61
1.47
1.5 1.2
1.02
1 0.72 0.8
0.65
0.5

0
1 2 3 4 5

U2 (m/s) F2 (N)

Gambar 4.4 Grafik Kecepatan Linier (U2) vs Gaya Pembebanan (F2)

Grafik di atas menunjukkan bahwa gaya pembebanan (F2) berbanding lurus


dengan kecepatan linier (U2). Dengan demikian, semakin tinggi gaya
pembebanan (F2) maka kecepatan linier (U2) akan semakin naik juga.

Grafik Debit Air (Q) vs Nilai Tinggi Air Jatuh (H)


6
5
5
4 4.1
4

1 0.35
0.23
0.00102 0.00116 0.00128 0.0014 0.0015
0

Debit Air (m^3/s) H (m)

Gambar 4.5 Grafik Debit Air (Q) vs Ketinggian (H)


Michael
515140013
27

Grafik di atas menunjukkan bahwa nilai tinggi air jatuh (H) berbanding
lurus dengan debit air (Q). Dengan demikian, semakin tinggi nilai tinggi air jatuh
(H) maka debit air (U2) akan semakin naik juga.

4.3 Faktor Kesalahan


Dalam praktikum turbin pelton ini dapat disimpulkan beberapa faktor yang
dapat menyebabkan data yang didapat tidak akurat :
1. Ketidaktelitian dalam pembacaan flowmeter .
2. Ketidaktelitian dalam membaca momen puntir yang diukur oleh
dynamometer .
3. Ketidaktelitian dalam membaca indikator rpm setelah dilakukan
pengereman.
4. Ketidaktelitian dalam proses pengaturan panel kontrol sehingga kecepatan
putaran mesin tidak konstan yang dapat mempengaruhi data yang
didapatkan.
Michael
515140013

BAB IV
KESIMPULAN

Dari praktikum ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan di antaranya:


1. Nilai efisiensi dari percobaan turbin pelton memiliki nilai yang lebih tinggi
dibanding nilai efisiensi dari teoritis nya.
2. Tinggi air jatuh (H) berbanding lurus dengan debit air (U2), jika semakin
tinggi nilai H, makan semakin besar nilai U2
3. Efisiensi percobaan pertama memiliki nilai tertinggi sebesar 52,54 % dan
efisiensi percobaan ke 3 memiliki nilai terendah sebesar 32,83 %.
4. Gaya pembebanan berbanding lurus dengan kecepatan linier, jika semakin
tinggi gaya pembebanan maka semakin tinggi kecepatan linier yang terjadi.

28
Michael
515140013

DAFTAR PUSTAKA

Dixon and Hall. 2010 . Fluid Mechanics and Thermodynamics of


Turbomachinery. Chennai: Elsevier
Hambali, Desnata dan Harto Tanujaya. Buku Panduan Praktikum Prestasi Mesin.
Jakarta: Jurusan Teknik Mesin Universitas Tarumanagara, 2006.
Holman . J.P .Metode Pengukuran , edisi ke empat erlangga , Jakarta ,1983.
Sunarto, Markus Eisenring. 1994. ”Turbin Pelton Mikro“, Yogyakarta: MHPG
ANDI OFFSET.
Streerter, Viktor L. 1988. ”Mekanika Fluid”. Jakarta: Erlangga.

v
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai