Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan karya tulis
yang berjudul ”PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA KONSEP
PERKEMBANGBIAKKAN HEWAN DAN TUMBUHAN MELALUI
MEDIA AUDIO VISUAL KELAS 6 SEMESTER I SD NEGERI TANJUNG
BARAT 09 PAGI TAHUN AJARAN 2018/2019” dapat terselesaikan sesuai
dengan yang diharapkan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis ini dapat


terselesaikan berkat bantuan dan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu patutlah kiranya saya menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak/Ibu Guru Sekolah Dasar Negeri Tanjung Barat 09 Pagi yang telah
mendukung saya dalam penyusun karya tulis ini.
2. Semua pihak yang telah membantu penulisan karya tulis ini yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada saya mendapatkan


balasan yang selayaknya dari Tuhan Yang Maha Esa. Saya menyadari sepenuhnya
bahwa penyusunan karya tulis ini masih terdapat kekurangan-kekurangan sehingga
sudilah kiranya apabila ada yang memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan
penulisan mendatang.
Akhirnya saya berharap semoga apa yang disajikan dalam karya tulis ini
memberikan manfaat kepada berbagai pihak pada umumnya dan saya khususnya.

Jakarta, 30 Juli 2018

Penulis

1
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ................................................................ 2
C. Perumusan Masalah Penelitian ................................................................ 2
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 4
1. Hakikat hasil belajar IPA ...................................................................... 4
2. Hakikat Media Pembelajaran Audio Visual ...................................... 15
B. Kerangka Berfikir .................................................................................... 19
C. Hipotesis Tindakan .................................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 22
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 22
1. Tempat Penelitian ........................................................................................... 22
2. Waktu ............................................................................................................... 22
B. Subjek Penelitian ................................................................................................ 22
C. Prosedur Penelitian ............................................................................................. 22
D. Sumber Data Penelitian ...................................................................................... 26
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data................................................................. 26
F. Analisis Data ........................................................................................................ 27
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha
dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa
demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia
menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan
bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi
penerus dibentuk.
Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang
yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam
arti modal material yang cukup besar serta usaha yang tekun, tetapi sampai saat
ini Indonesia masih berkutat pada problemmatika (permasalahan) klasik dalam
hal ini yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari
akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan
tidak tahu darimana mesti harus diawali.
Sekolah adalah merupakan salah satu mata rantai tersebut yang
memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam
mempersiapkan warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten
untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya yang
dapat dilakukan adalah menyelenggarakan program pendidikan yang
memberikan berbagai kemampuan sebagai seorang warga negara melalui
berbagai mata pelajaran termasuk salah satunya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kemampuan dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil
belajar yang dicantumkan dalam Standar Nasional merupakan bahan minimal
yang harus dikuasai siswa. Oleh karena itu, di daerah, sekolah atau guru dapat
mengembangkan, menggabungkan, atau menyesuaikan bahan yang disajikan

1
2

dengan situasi dan kondisi setempat. Realitanya hasil belajar siswa dalam
materi IPA belum menunjukkan hasil yang diinginkan.
Salah satu Standar kompetensi yang masih rendah hasil capaiannya
adalah memahami cara perkembangbiakan mahkluk hidup. Dari empat standar
kompetensi yang ada pada standar kompetensi ini, kompetensi dasar yang perlu
ditingkatkan kualitas pembelajarannya adalah mengidentifikasikan cara
perkembangbiakan tumbuhan dan hewan. Kondisi itulah yang terlihat di dalam
hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Tanjung Barat 09 Pagi.
Hal itu dapat diketahui dari rata-rata nilai harian siswa. Pada satu kali
ulangan harian dan satu kali nilai tugas yang diadakan guru dengan kompetensi
dasar mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan
menunjukkan 60% siswa mendapatkan nilai kurang dari 60. Hasil nilai tersebut
dikatakan rendah karena belum bisa mencapai KKM yang telah ditentukan
yaitu 60. Nilai-nilai tersebut dapat diartikan, bahwa pemahaman siswa terhadap
kompetensi dasar tersebut relatif masih rendah.
Sebelum penelitian ini dilakukan, guru memang belum
mengoptimalkan berbagai sumber belajar bermakna yang bisa meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa pada kompetensi dasar tersebut. Guru sebatas
menggunakan metode ceramah serta penugasan kepada siswa. Dalam kegiatan
belajar mengajar guru hanya memberikan paparan materi dan contoh-contoh di
papan tulis, kemudian memberikan tugas untuk mengerjakan soal.
Dari uraian diatas, tanpa disadari siswa dan guru hanya melakukan
rutinitas yang sama setiap belajar IPA, karena guru belum mengoptimalkan
sumber belajar yang ada yang bisa memberikan pengalaman belajar yang
bermakna kepada siswa, sehingga kualitas pembelajaran IPA masih belum bisa
memuaskan. Salah satu cara yang bisa memberikan pengalaman belajar
bermakna bagi siswa sehingga nantinya diharapkan bisa meningkatkan kualitas
pembelajaran IPA pada kompetensi dasar mengidentifikasi cara
perkembangbiakan tumbuhan dan hewan ini adalah dengan mengoptimalkan
pemanfaatan sumber belajar dari lingkungan alam sekitar. Sumber belajar

1
3

tersebut di pilih karena di lingkungan alam sekitar SD Negeri Tanjung Barat


09 Pagi banyak tersedia tumbuhan dan hewan yang bisa di jadikan sebagai
sumber belajar dan juga bisa menjadi contoh nyata untuk menanamkan konsep
pada siswa tentang kompetensi dasar tersebut.

B. Identifikasi Masalah Penelitian


1. Saat pembelajaran berlangsu
2. Sebagian besar siswa belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran.
3. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang
telah diberikan.
4. Beberapa siswa tidak membawa buku pegangan sebagai sumber belajar.
5. Proses pembelajaran kurang efektif, karena belum terjadi interaksi belajar
mengajar yang optimal.
6. Metode dan media pembelajaran tidak variatif, sehingga timbul kebosanan
bagi siswa.

C. Perumusan Masalah Penelitian


Apakah melalui Pemanfaatan lingkungan alam sekitar sebagai sumber
belajar dapat meningkatkan kualitas belajar IPA bagi siswa kelas VI SD Negeri
Tanjung Barat 09 Pagi?

D. Tujuan Penelitian
1. Untuk memberikan masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan
kualitas belajar IPA melalui pemanfaatan sumber belajar lingkungan alam
sekitar.
2. Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa dalam kompetensi dasar
mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan kelas VI
Sekolah Dasar Negeri Tanjung Barat 09 Pagi Tahun Pelajaran 2018/2019.
3. Untuk mengetahui apakah media audio visual pada pembelajaran IPA
konsep Perkembangbiakkan Tumbuhan dan Hewan dapat memberikan
pengalaman belajar langsung pada peserta didik.
3

E. Manfaat Penelitian
Dalam mengadakan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan dalam menjawab masalah yang dihadapi di sekolah dalam mengajar
mata pelajaran IPA. Oleh sebab itu penulis secara rinci mengemukakan
manfaat penelitian ini
1. Bagi siswa yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran
IPA kompetensi dasar mengidentifikasikan cara perkembangbiakan
tumbuhan dan hewan bagi siswa kelas VI SD Negeri Tanjung Barat 09
Pagi.
2. Bagi guru yaitu melatih guru dalam memodifikasi sekaligus
memanfaatkan berbagai sumber belajar dari lingkungan alam sekitar untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.
3. Bagi sekolah yaitu memberikan pengetahuan umum tentang pemanfaatan
sumber belajar dari lingkungan alam sekitar khususnya pada pelajaran IPA
untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
3

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat hasil belajar IPA
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas manusia untuk mendapatkan perubahan
dalam dirinya. Belajar dapat dilakukan dengan berlatih atau mencari
pengalaman baru. Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan
bagi seseorang, baik berupa pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
Banyak ahli yang berpendapat mengenai belajar. Menurut W.S.
Winkel pengertian belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan
nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
Menurut Oemar Hamalik belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Belajar menurut Sugihartono dkk, belajar merupakan suatu proses
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah
laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena
adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Menurut Syaiful Bahri D.
& Aswan Zain, belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman
dan latihan. Belajar merupakan usaha menggunakan sarana atau sumber, di
dalam atau di luar pranata pendidikan, guna perkembangan dan
pertumbuhan pribadi.
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat
orang belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak
3

belajar responnya menjadi menurun. Sedangkan menurut Gagne belajar


adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi
lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha (berlatih
dsb) supaya mendapat suatu kepandaian.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
aktivitas mental/psikis, suatu proses dan kegiatan guna memperoleh
pengetahuan dan pengalaman, melalui interaksi individu terhadap
lingkungan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan
oleh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya
dalam hal ini adalah pelajaran IPA.
b. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana
sudjana mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan
Mudjiono juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tidak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan secara
keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik (bukan hanya salah satu
aspek potensi saja) yang disebabkan oleh pengalaman.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat
dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
3

pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam


mencapai tujuan pembelajaran.
3

Materi Pembelajaran

PERKEMBANGBIAKAN HEWAN DAN TUMBUHAN

Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembangbiak.


Perkembangbiakan adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
individu baru yang sifatnya sama atau menyerupai induknya. Tujuan
perkembangbiakan adalah untuk menghasilkan keturunan sehingga dapat
melestarikan jenisnya.

Cara perkembangbiakan ada 2, yaitu dengan cara generatif dan


vegetatif.
1. Perkembangbiakan Generatif
Perkembangbiakan generatif adalah terbentuknya individu baru
yang didahului oleh peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina. Perkembangbiakan generatif disebut juga perkembangbiakan
secara kawin.
Ciri-ciri perkembangbiakan generatif :
a) Adanya peleburan sel kelamin (sel kelamin jantan/sperma dengan
sel kelamin betina/telur).
b) Adanya 2 induk, yaitu jantan dan betina.
c) Sifat keturunan bervariasi.
Ada 2 pembuahan dalam perkembangbiakan generatif, yaitu :
a) Pembuahan internal, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh.
b) Pembuahan eksternal, yaitu pembuahan yang terjadi di luar tubuh.
Cara perkembangbiakan generatif ada 3, yaitu :
a) Ovipar
Ovipar adalah perkembangbiakan yang dilakukan dengan cara
bertelur. Maksudnya adalah embrio tumbuh dan berkembang di
dalam telur. Jadi embrio mendapatkan makanan dari dalam telur.
Jika telur sudah menetas, maka akan menghasilkan individu baru.
3

Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara ovipar adalah


ayam, bebek, burung, dan lain-lain.
b) Vivipar
Vivipar adalah perkembangbiakan yang dilakukan dengan cara
beranak. Maksudnya adalah embrio tumbuh dan berkembang di
dalam rahim atau uterus. Jadi embrio mendapatkan makanan dari
tubuh induknya melalui plasenta. Perkembangbiakan vivipar akan
mengalami masa kehamilan. Jika sudah berkembang sempurna
maka akan dilahirkan dari tubuh induknya. Contoh hewan yang
berkembang biak dengan cara ovipar adalah kambing, sapi, kelinci,
dan lain-lain.
c) Ovovivipar
Ovovivipar adalah perkembangbiakan yang dilakukan dengan cara
bertelur dan beranak. Maksudnya adalah embrio tumbuh dan
berkembang di dalam telur tetapi telurnya ada di rahim atau uterus.
Jadi embrio mendapatkan makanan dari dalam telur. Jika sudah
berkembang sempurna maka akan dilahirkan dari tubuh induknya
bukan menetas dari telurnya. Contoh hewan yang berkembang biak
dengan cara ovovivipar adalah ular dan kadal.

2. Perkembangbiakan Vegetatif
Perkembangbiakan vegetatif adalah terbentuknya individu baru
tanpa didahului oleh peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina. Perkembangbiakan generatif disebut juga perkembangbiakan
secara tak kawin.
Ciri-ciri perkembangbiakan vegetatif :
a) Tidak adanya peleburan sel kelamin.
b) Induknya hanya ada 1.
c) Sifat keturunan sama dengan sifat induknya.

Perkembangbiakan vegetatif ada 2, yaitu :


3

a) Vegetatif alami, yaitu perkembangbiakan yang dilakukan oleh


tumbuhan itu sendiri.
b) Vegetatif buatan, yaitu perkembangbiakan yang dilakukan dengan
campur tangan manusia.
Contoh perkembangbiakan vegetatif alami :
a. Tunas
Tunas termasuk contoh perkembangbiakan vegetatif alami. Tunas
muncul pada pangkal batang. Tunas kemuadian akan tumbuh
menjadi tumbuhan baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak
dengan tunas adalah pohon pisang dan pohon bambu.
b. Spora
Spora termasuk contoh perkembangbiakan vegetatif alami. Spora
dibentuk dan disimpan di dalam kotak spora yang disebut
sporangium. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan
spora adalah tumbuhan paku, ganggang hijau, dan jamur.
c. Membelah diri
Tumbuhan tingkat rendah berkembangbiak dengan membelah diri.
Tumbuhan tingkat rendah itu terdiri atas satu sel. Contohnya adalah
ganggang hijau.
d. Fragmentasi
Fragmentasi adalah pemotongan bagian tubuh untuk menghasilkan
individu baru. Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara
fragmentasi adalah cacing pipih.
e. Rhizoma
Rhizoma adalah batang yang tertanam dan tumbuh di dalam tanah.
Ciri-ciri rhizoma adalah bentuknya mirip akar, tetapi berbuku-buku
seperti batang dan pada ujungnya terdapat kuncup. Contoh
tumbuhan yang berkembang biak dengan cara rhizoma adalah jahe,
lengkuas, kunyit, dan lain-lain.
f. Umbi akar
3

Umbi akar adalah umbi yang berasal dari akar yang membesar.
Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan cara umbi akar
adalah wortel.
g. Umbi batang
Umbi batang adalah umbi yang berasal dari batang yang
membesar. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan cara
umbi akar adalah kentang.
h. Umbi lapis
Umbi lapis adalah umbi yang bentuknya berlapis-lapis. Contoh
tumbuhan yang berkembang biak dengan cara umbi lapis adalah
bawang putih, bawang merah, dan bawang bombay.
i. Geragih
Geragih adalah batang yang tumbuh menjalar di atas atau di bawah
permukaan tanah. Ujung geragih yang menyentuh tanah akan belok
ke atas. Contoh geragih yang di atas permukaan tanah adalah arbei
dan pegagan. Contoh geragih yang di bawah permukaan tanah
adalah rumput teki.

Contoh perkembangbiakan vegetatif buatan :


a. Cangkok
Cangkok adalah membuat cabang batang tanaman menjadi
berakar. Mencangkok tumbuhan berkayu dilakukan dengan cara
mengupas kulit batang. Bagian yang telah dikuliti itu, kemudian
dilapisi tanah subur dan dibungkus dengan sabut kelapa, ijuk, atau
plastik. Contoh tumbuhan yang dapat dicangkok adalah pohon
mangga, pohon jambu, dan lain-lain.
b. Setek
Setek adalah menanam potongan bagian tumbuhan baik berupa
batang, daun, dan akar. Setek ada 3, yaitu setek batang, setek
daun,dan setek akar. Contoh setek batang adalah ketela pohon,
3

mawar, dan sirih. Contoh setek daun adalah cocor bebek. Contoh
setek akar adalah tanaman sukun.
c. Okulasi
Okulasi adalah cara pembudidayaan tanaman dengan
menempelkan tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain.
Contoh tumbuhannya adalah pohon mangga, belimbing, dan lain-
lain

d) Karakteristik Pembelajaran IPA di SD


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan
kurikulum KTSP mendefinisikan bahwa “IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip
saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga
merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta
gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA
tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat
IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang
empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan
melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana
cara produk sains ditemukan.
Asy’ari Muslichah menyatakan bahwa keterampilan proses yang perlu
dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi keterampilan proses dasar
misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan,
mengenal hubungan ruang dan waktu, serta keterampilan proses terintegrasi
misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun
hipotesis, menentukan variabel, menyusun definisi operasional,
menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Poedjiati
menyebutkan bahwa ketrampilan dasar dalam pendekatan proses adalah
observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis.
3

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan proses dalam


pembelajaran IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan
terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan
dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-
produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru.
Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat
mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Dengan demikian,
pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam
di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi akan terungkap fakta atau
diperoleh data. Data yang diperoleh dari kegiatan investigasi tersebut perlu
digeneralisir agar siswa memiliki pemahaman konsep yang baik. Untuk itu
siswa perlu di bimbing berpikir secara induktif. Selain itu, pada beberapa
konsep IPA yang dilakukan, siswa perlu memverifikasi dan menerapkan
suatu hukum atau prinsip. Sehingga siswa juga perlu dibimbing berpikir
secara deduktif. Kegiatan belajar IPA seperti ini, dapat menumbuhkan sikap
ilmiah dalam diri siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat
IPA meliputi beberapa aspek yaitu faktual, keseimbangan antara proses dan
produk, keaktifan dalam proses penemuan, berfikir induktif dan deduktif,
serta pengembangan sikap ilmiah.
Pelaksanaan pembelajaran IPA seperti diatas dipengaruhi oleh tujuan
apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran
IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di
Indonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum KTSP
selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan
tentang ruang lingkup pembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk mengembangkan
materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan pendidikan formal di SD harus
mengacu pada kurikulum tersebut.
3

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP secara


terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-
konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan
proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP atau MTs.
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua
aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah
meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan
kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup
pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika dibandingkan
dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya
digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam Kurikulum
KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia,
hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2)
benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
(3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah,
bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan.
Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau
penemuan konsep IPA.
3

Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains (science) diambil dari kata latin
scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Kuslan Stone
menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara
untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan
produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan.
Pengertian IPA menurut Trowbridge and Bybee sains atau IPA
merupakan representasi dari hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor
utama yaitu “the extant body of scientific knowledge, the values of science
and the method and procecces of science” yang artinya sains merupakan
produk dan proses , serta mengandung nilai-nilai. IPA adalah hasil
interpretasi tentang dunia kealaman. IPA sebagai proses/metode
penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan
scientis untuk untuk memperoleh produk-produk IPA, misalnya observasi,
pengukuran, merumuskan, menguji hipotesa, mengumpulkan data,
bereksperimen dan prediksi.
IPA dipandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam, sebagai
cara untuk melakukan penyelidikan dan sebagai kumpulan pengetahuan.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Collete dan Chiapetta “IPA
harus dipandang sebagai suatu cara berfikir dalam pencarian tentang
pengertian rahasia alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang
dihasilkan dari inquiry”.
Menurut kurikulum sekolah dasar 1994, Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep
yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperolehnya melaui serang
kaian proses ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah. Hasil observasi
yang berwujud fakta dalam proses ilmiah itu di organisasi sehingga
pengalaman yang rumit dapat menjadi sederhana dengan sistematika “fakta-
konsep”.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, IPA adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti
IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-
3

gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan
yang bersifat objektif. Jadi, dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan
yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya.
Berdasarkan kajian teori diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu hasil yang telah dicapai setelah mengalami proses belajar atau
setelah mengalami interaksi dengan lingkungannya guna untuk memperoleh
ilmu pengetahuan yang akan menimbulkan tingkah laku sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar IPA harus dikaitkan
dengan tujuan dari pembelajaran yang telah tercantum dalam kurikulum
agar terciptanya pembelajaran yang diinginkan.

2. Hakikat Media Pembelajaran Audio Visual


a. Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-
pesan pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang
secara harfiah berarti tengah atau perantara. Menurut Gerlach dan Ely,
secara garis besar menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi sehingga membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Engkoswara dan Entang menjelaskan bahwa media pembelajaran
merupakan suatu sistem pengajaran instruksional terdiri dari sejumlah
komponen, yaitu materi pelajaran, metode, alat, evaluasi, yang semuanya
saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan pengajaran.
Menurut Hamalik, media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah. Hal ini sependapat dengan Sudjana yang menyatakan bahwa media
pembelajaran merupakan alat bantu mengajar, yaitu untuk menunjang
penggunaan metode mengajar yang digunakan oleh guru.
AECT mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Gagne juga mengartikan
3

media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat


merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu , Briggs mengartikan
media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi
proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah alat bantu mengajar yang digunakan sebagai
perantara untuk menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar. Alat
tersebut secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran
yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder,
film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, televisi dan komputer. Media
pembelajaran merupakan upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru
dan siswa dalam proses pendidikan di sekolah sehingga siswa mampu
memperoleh pengetahuan.
b. Media Audio Visual
Media audio visual merupakan salah satu jenis media pembelajaran
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Asyhar mendefinisikan
bahwa media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan
sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat
disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang
mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa contoh
media audio visual adalah film, video, program TV dan lain-lain.
Sementara itu Asra mengungkapkan bahwa media audio visual yaitu
media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, seperti film bersuara,
video, televisi, dan sound slide. Sedangkan Rusman menjelaskan bahwa
media audio visual yaitu media yang merupakan kombinasi audio dan visual
atau bisa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audio-visual
adalah program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan
program slide suara (sound slide).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media audio
visual merupakan media yang dapat digunakan dalam kegiatan
3

pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus


dalam satu proses atau kegiatan. Contoh media audio visual adalah film,
video, program TV, slide suara (sound slide) dan lain-lain.
Setiap jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran
memiliki kelebihan dan kelemahan begitu pula dengan media audio visual.
Arsyad mengungkapkan beberapa kelebihan dan kelemahan media audio
visual dalam pembelajaran sebagai berikut.
1) Kelebihan media audio visual:
˗ Film dan vidio dapat melengkapi pengalaman dasar siswa.
˗ Film dan vidio dapat menggambarkan suatu proses secara tepat
yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika perlu.
˗ Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi film dan video
menanamkan sikap-sikap dan segi afektif lainnya.
˗ Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat
mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
˗ Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya jika
dilihat secara langsung.
˗ Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau
kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun homogen
maupun perorangan.
˗ Film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu
dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit.
2) Kelemahan media audio visual:
˗ Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan
waktu yang banyak.
˗ Tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin
disampaikan melalui film tersebut.
˗ Film dan vidio yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali dirancang dan
diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.
3

Dari uaian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kelemahan


media audio visual yang berupa film dan video bukan merupakan suatu
kendala dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran audio visual memiliki langkah-langkah dalam
penggunaannya seperti halnya media pembelajaran lainnya. Langkah-
langkah pembelajaran menggunakan media audio visual adalah sebagai
berikut.
1) Persiapan
Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada saat persiapan yaitu (1)
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, (2) mempelajari buku
petunjuk penggunaan media, (3) menyiapkan dan mengatur peralatan media
yang akan digunakan.
2) Pelaksanaan/Penyajian
Pada saat melaksanakan pembelajaran menggunakan media audio
visual, guru perlu mempertimbangkan seperti (1) memastikan media dan
semua peralatan telah lengkap dan siap digunakan, (2) menjelaskan tujuan
yang akan dicapai, (3) menjelaskan materi pelajaran kepada siswa selama
proses pembelajaran berlangsung, (4) menghindari kejadian-kejadian yang
dapat mengganggu konsentrasi siswa.
3) Tindak lanjut
Aktivitas ini dilakukan untuk memantapkan pemahaman siswa tentang
materi yang telah disampaikan menggunakan media audio visual. Di
samping itu aktivitas ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Kegiatan yang bisa dilakukan di antaranya diskusi,
observasi, eksperimen, latihan dan tes adaptasi.
Berdasarkan kajian teori diatas dapat disimpulkan bahwa Media Audio
Visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu
proses atau kegiatan, atau dapat pula didefinisikan sebagai media yang dapat
dilihat sekaligus dapat didengar, seperti film bersuara, video, televisi, dan
sound slide. Pada saat media pembelajaran Audio Visual diterapkan, banyak
3

siswa yang antusias dalam mengikuti jalannya proses pembelajaran. Hasil


pembelajaran media Audio Visual akan meningkatkan pemahaman siswa
tentang pembelajaran IPA, terbukti karena media Audio Visual initidak
membuat siswa pasif dan bosan pada saat pembelajaran berlangsung.
B. Kerangka Berfikir
Yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah hasil
pembelajaran IPA khususnya kompetensi dasar mengidentifikasi cara
perkembangbiakan tumbuhan dan hewan yang masih belum sesuai dengan
harapan. Kekurang berhasilan tersebut disebabkan oleh kurangnya
pemanfaatan sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekitar dan guru
adalah sebagai satu satunya sumber belajar bagi siswa sehingga hasil belajar
masih kurang maksimal. Siswa kurang diberi kesempatan untuk
mengembangkan kreativitasnya. Di samping itu, dari sisi siswa sendiri juga
masih terbiasa pasif. Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Untuk mengatasi hal ini, perlu di tambahkan sumber belajar dari
lingkungan alam sekitar dan lebih memberdayakan siswa. Situasi kehidupan
nyata dan lingkungan sekitar yang ada di sekitar siswa merupakan sumber
belajar yang sangat penting dan dapat memberi informasi dan pengalaman
belajar yang tidak terbatas bagi siswa. Ada banyak informasi, fakta dan
pengetahuan yang dapat digali dari situasi nyata dan lingkungan sekitar guna
mendukung rekonstraksi dan memperkaya pemahaman serta pengalaman
belajar siswa
Secara lebih konkret, kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah
berawal dari permasalahan bahwa hasil belajar IPA pada kompetensi dasar
mengidentifikasi perkembangbiakan tumbuhan dan hewan masih rendah
kualitasnya. Agar hasil belajar siswa meningkat, perlu ditentukan alternatif
pemecahannya dengan cara melakukan penelitian tindakan kelas yakni dengan
menerapkan pemanfaatan sumber belajar dari lingkungan alam sekitar dalam
pembelajaran IPA. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan sebanyak tiga
siklus. Pelaksanaan setiap siklus diobservasi, dianalisis, dan direfleksi untuk
menentukan perencanaan tindak lanjut pada siklus berikutnya.
3

PEMBELAJARAN IPA: KD
Menentukan cara perkembangbiakkan hewan dan tumbuhan

 Siswa menjadi pasif.


Proses pembelajaran yang  Mudah jenuh dan bosan.
dilakukan guru masih  Pembelajaran menjadi kurang efektif.
bersifat konvensional, dan
guru mendominasi PBM

Penilaian Hasil Belajar

Tes Formatif

Media Audio Visual (Video) :


“Terjadinya Perkembangbiakkan Hasil belajar siswa
Hewan dan Tumbuhan” rendah

1. Menyimak video 1. Rubrik Menyimak

2. Diskusi terjadinya
2. Rubrik Diskusi
perkembangbiakkan hewan
dan tumbuhan

3. Praktik terjadinya
3. Rubrik Praktik
perkembangbiakkan hewan dan
tumbuhan
Penilaian Proses Belajar

Tes Formatif
Hasil Belajar Tinggi
>KKM
Penilaian Hasil Belajar
2

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan,
dapat diajukan sebuah hipotesis tindakan bahwa tindakan penelitian ini dengan
menggunakan media pembelajaran Audio Visual (Video) dapat meningkatkan
hasil belajar IPA pada materi Perkembangbiakkan Hewan dan Tumbuhan
siswa kelas VI SD Negeri Tanjung Barat 09 Pagi Tahun Ajaran 2018/2019.

1
2

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada SD Negeri Tanjung Barat 09 Pagi.
Pemilihan lokasi ini di dasarkan dari pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut :
a. Penulis sebagai masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi sekolah.
b. Sekolah bersedia menerima pembaharuan, terutama dalam proses
pembelajaran.
c. Guru belum menerapkan penggunaan media audio visual dalam
pembelajaran IPA.
2. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester 1 tahun
pelajaran 2018/2019 dengan menggunakan siklus I dan siklus II.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VI SD Negeri Tanjung
Barat 09 Pagi berjumlah 30 siswa, dengan 12 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan. Adapun yang terlibat dalam penelitian ini adalah :
a. Penulis sebagai peneliti dan praktisi pada kelas VI SD Negeri Tanjung Barat
09 Pagi.
b. Dua orang pengamat yaitu teman sejawat dan guru kelas.

C. Prosedur Penelitian
Aqib, dkk mendefinisikan PTK sebagai penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Selanjutnya, Arikunto, dkk
menerangkan bahwa dalam pelaksanaan PTK terdapat empat tahapan, yaitu

1
3

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi atau pantulan.


Seperti yang digambarkan dalam skema berikut :

permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


Tindakan I Tindakan I

Siklus I Refleksi I Pengamatan /


Pengumpulan Data
I

Permasalahan baru Perencanaan Pelaksanaan


hasil refleksi Tindakan II Tindakan II

Refleksi II Pengamatan /
Siklus II Pengumpulan Data
II

Apabila
permasalahan Dilanjutkan ke siklus berikutnya
belum terselesaikan
3

a. Perencanaan
Berdasarkan dari rumusan masalah, penulis membuat rencana
tindakan yang akan dilakukan. Tindakan ini berupa penggunaan media
audio visual dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA tentang Perkembangbiakkan Hewan dan Tumbuhan.
Kegiatan ini dilakukan dengan merumuskan rancangan media yaitu
dengan kegiatan sebagai berikut :
1) Menyusun rancangan berupa Rencana pelaksanaan Pembelajaran,
hal ini meliputi : standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD),
indikator, tujuan pembelajaran, materi, pendekatan dan metode,
langkah-langkah pembelajaran, media, dan evaluasi.
2) Menyusun sarana dan prasarana yang dibutukan dalam penggunaan
media audio visual.
3) Mempersiapkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian
berupa format pencatatan lapangan dan lembar observasi.
4) Menentukan observer dalam pelaksanaan tindakan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran Tentang
perkembangbiakkan hewan dan tumbuhan dengan menggunakan media
audio visual. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. setiap siklus
dilaksanakan satu kali pertemuan.
Kegiatan dilakukan oleh penulis sebagai praktisi dengan
berkolaborasi bersama teman sejawat dan guru kelas sebagai observer.
Praktisi melaksanakan kegiatan kegiatan di kelas berupa kegiatan
interaksi dengan siswa. Adapun kegiatan yang dilaksanakan sebagai
berikut :
1) Penulis melaksanakan proses pembelajaran materi Tentang
perkembangbiakkan hewan dan tumbuhan dengan penggunaan
media yang sesuai dalam perencanaan.
3

2) Guru dan teman sejawat melakukan pengamatan dengan


menggunakan lembar observasi.
3) Penulis dan observer melakukan diskusi terhadap tindakan yang
telah dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasil dari penelitian
dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki atau penyempurnaan pada
siklus selanjutnya.
c. Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran cara
perkembangbiakkan hewan dan tumbuhan di kelas VI SD dengan
Penggunaan media audio visual dilakukan bersamaan tindakan.
Pengamatan dilakukan oleh guru kelas VI dan teman sejawat pada waktu
penulis selaku guru melaksanakan tindakan pembelajaran tentang
Perkembangbiakkan Tumbuhan dan Hewan. Dalam kegiatan ini penulis
dan observer berusaha lebih mengenal, dan mendokumentasikan semua
indikator dari proses serta hasil perubahan yang terjadi.
Pengamatan dilakukan secara berkelanjutan di mulai dari siklus I
sampai dengan siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada siklus I
mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus II. Hasil pengamatan ini
kemudian didiskusikan dengan observer dan diadakan perefleksian untuk
perencanaan pada siklus berikutnya, dan apabila pada siklus II berhasil
maka penelitian dapat diselesaikan.
d. Refleksi
Refleksi diadakan setiap suatu tindakan telah berakhir. Dalam
tahap ini observer dan penulis mengadakan diskusi terhadap tindakan
yang sudah dilakukan. Adapun hal-hal yang didiskusikan adalah sebagai
berikut : (1) Menganalisis tindakan yang baru dilakukan, (2) Mengulas
perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, (3)
Melakukan intervensi, yaitu berupa pemaknaan dan penyimpulan hasil
data yang telah diperoleh. hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan
sebagai tindakan pada masukan dalam tindakan selanjutnya. Selain itu,
3

hasil kegiatan refleksi setiap tindakan akan digunakan dalam menyusun


simpulan terhadap hasil tindakan I dan II.

D. Sumber Data Penelitian


Sumber data penelitian adalah proses pembelajaran IPA di kelas VI SD
Negeri Tanjung Barat 09 Pagi dengan penggunaan media audio visual, yang
meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, kegiatan dan
evaluasi pembelajaran dan perilaku siswa dapam proses pembelajaran.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah aktivitas terhadap suatu proses
atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan
yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi
yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
Aktivitas guru dan siswa dengan penggunaan media audio visual yang
digunakan untuk mengetahui kualifikasi penelitian dari siswa selama proses
pembelajaran, yang diamati oleh observer.
2. Tes
Tes adalah suatu alat yang disusun untuk mengukur kualitas, abilitas,
keterampilan atau pengetahuan dari seseorang atau sekelompok individu.
Tes digunakan untuk mengukur penguasaan materi pembelajaran dari
unsur siswa, hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas
kemampuan siswa memahami pembelajaran Tentang perkembangbiakkan
tumbuhan dan hewan dengan penggunaan media audio visual, tes diadakan
setiap siklus berakhir.
3. Catatan Lapangan
Yaitu berupa peristiwa yang terjadi diluar dugaan selama proses
pembelajaran berlangsung, dimulai dari awal sampai akhir pembelajaran.
4. Dokumentasi
3

Dokumentasi yaitu berupa foto-foto di saat proses pembelajaran


berlangsung sebagai penguat dalam kebenaran penelitian. Dokumen yang
diambil difoto oleh teman sejawat.

F. Analisis Data
Hasil data yang telah diperoleh dalam penelitian, dianalisis dengan
menggunakan model analisis data yaitu kualitatif dan kuantitatif. Analisis data
kualitatif yaitu yang berhubungan dengan hasil pegamatan dan pencatatan
lapangan. Pengamatan dan pencatatan lapangan maksudnya disini adalah
pengamatan dan pencatatan lapangan mengenai rancangan pembelajaran yang
telah disusun untuk proses pembelajaran, baik berupa kegiatan rancangan yang
akan dilakukan oleh guru maupun siswa. Sedangkan analisis data kuantitatif
berkaitan dengan hasil belajar siswa. Di analisis secara deskripsi dengan
penyajian tabel dan persentase hasil belajar siswa. Data dalam bentuk
persentase di deskripsikan dan di ambil kesimpulan tentang masing-masing
komponen dan indikator berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Untuk
mengetahui sejauh mana tingkatan hasil belajar siswa, diadakan pengambilan
nilai berupa tes. Tes yang dapat diberikan untuk mengetahui apakah semua
materi pembelajaran sudah dapat dikuasai dengan baik oleh siswa. Tes
dilakukan setelah materi pembelajaran berakhir dalam proses pembelajaran.
Adapun bentuk tes yang diberikan adalah dalam bentuk evaluasi, seperti
menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru pada akhir pelajaran yang
berkaitan dengan materi yang telah diajarkan.
Menurut Miles dan Huberman yakni analisis data di mulai dengan
menelaah sejak pengumpulan data sampai data terkumpul. Data tersebut
direduksi berdasarkan masalah yanh diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir
penyimpulan dan verifikasi. Tahap analisis yang demikian dilakukan berulang-
ulang begitu data diselesaikan, dikumpulkan pada setiap tahap pengumpulan
data dalam setiap tindakan. Tahap analisis tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Menelaah data yang telah terkumpul melalui observasi, pencatatan, dengan
melakukan proses transkripsi hasil pengamatan, penyeleksian dan penilaian
3

data. Seperti pengelompokkan data pada siklus I dan siklus II. Kegiatan
menelaah data dilakukan sejak awal data mulai dikumpulkan.
2. Reduksi data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasikan. Semua data
yang telah terkumpul diseleksi dan dikelompok-kelompokkan sesuai
dengan fokus yang diinginkan. Data yang telah dipisah-pisahkan lalu
diseleksi mana yang relevan dan tidak relevan dengan yang diharapkan.
Data yang relevan dianalisis yang tidak relevan dibuang.
3. Menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang
sudah direduksi. Data tersebut mula-mula dibuat secara terpisah, akan tetapi
setelah semua tindakan berakhir data direduksi, keseluruhan data tindakan
dirangkum lalu disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal
yang berdasarkan fokus pembelajaran IPA tentang Tentang
perkembangbiakkan tumbuhan dan hewan.
4. Menyimpulkan hasil penelitian tindakan ini merupakan penyimpulan dari
akhir penelitian. Kegiatan ini dilakukan dengan cara peninjauan kembali
terhadap catatan lapangan dan melakukan tukar pikiran dengan teman
sejawat dan guru kelas selaku observer.
5. Data dan hasil belajar siswa sesuai dengan yang telah ada, data hasil belajar
sebelum mengadakan pembelajaran dengan data hasil belajar setelah
penggunaan media audio visual dan sebelum digunakan bagaimana
hasilnya, lalu kemudian dibandingkan dengan kedua hasil tersebut. Apakah
terdapat peningkatan dari hasil belajar siswa setelah tindakan dilakukan.
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan mengunakan teknis
analisis kualitatif dan kuantitatif yakni analisis data dimulai dengan
menelaah sejak awal pengumpulan data sampai terkumpulnya seluruh data.
Tahap analisis yang demikian dilakukan berulang-ulang sampai data selesai
dikumpulkan.
1) Data Kualitatif
a. Data kualitatif guru pada pembelajaran IPA dalam penggunaan media
audio visual dengan menghitung persentase kegiatan yang dilakukan
guru sesuai dengan deskriptor yang ada pada lembar observasi.
3

b. Data aktifitas siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada
pembelajarn IPA dalam penggunaan media audio visual dengan
menghitung persentase kegiatan yang telah dilakukan siswa yang
terlihat aktif sesuai dengan deskriptor yang terdapat dalam lembar
observasi. Data aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran IPA dengan
menggunakan media audio visual diamati oleh observer, sehingga dapat
diketahui berapa perolehan yang didapat oleh guru dan siswa dari nilai
aktivitasnya. Setelah diolah observer kemudian dipersentasikan.
Analisis data pada aktivitas guru dan siswa diolah berdasarkan pendapat
Aderusliana.
2) Data Kuantiatif
Data hasil belajar siswa dengan menggunakan media audio visual
dianalisis dengan teknik kuantitatif dikarenakan dalam mengolah data-data
tersebut menggunakan angka-angka yang dijumlahkan untuk mendapatkan
hasil pembelajaran yang kemudian dipersentasekan, hal ini berdasarkan
model analisis kuantitatif Soendjojo, dengan rumus sebagai berikut :

persentase perolehan skor = Skor yang diperoleh x 100%


Skor maksimal

Rentang skor untuk masing-masing kategori dihitung sebagai berikut :


Keterangan :
90 – 100% = Sangat baik
80 – 89% = Baik
70 – 79% = Cukup
< 69% = Kurang
Diharapkan berhasil 80% sesuai dengan kriteria ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan di SD Negeri Tanjung Barat 09 Pagi.

G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan didasrkan kepada ketentuan sebagai berikut:
3

1. Kemampuan kinestetik siswa dikategorikan berhasil sangat baik (80%).


Jika siswa tanggung jawab, serius dan aktif dalam mengikuti proses
kegiatan belajar dan mengajar.
2. Kemampuan kinestetik siswa dikategorikan berhasil dengan baik
(75%). Jika siswa tanggung jawab, serius dan belum aktif dalam
mengikuti proses kegiatan belajar dan mengajar.
3. Kemampuan kinestetik siswa dikategorikan berhasil dengan sedang
(70%). Jika siswa tanggung jawab, kurang serius dan belum aktif dalam
mengikuti proses kegiatan belajar dan mengajar.
4. Kemampuan kinestetik siswa dikategorikan berhasil dengan kurang
(65%). Jika siswa belum tanggung jawab, tidak serius dan belum aktif
dalam mengikuti proses kegiatan belajar dan mengajar.
3

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.
Arsyad, A. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Asyar, R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press.
Basyiruddin, Usman dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
Press.
Munadi, Yudi. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: GP
Press.
Nawawi, H. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Paizaludin, Ermalinda. 2013. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) Panduan Teoritis dan Praktis. Bandung: Alfabeta.
Sabri, A. 2005. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta: PT Ciputat
Press.
Sadiman, A. 2003. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sadiman, A S, dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanaky A. H. 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kaukaba Setia.
Sanjaya, W. 2006. Starategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Pranda Media Group.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai