Anda di halaman 1dari 6

eJournal of Marine and Aquatic Sciences x (201x) 1–x

ANALISIS REGRESI KERAPATAN LAMUN MENGGUNAKAN


APLIKASI IMAGE-J DENGAM MEMBANDIGKAN PADA CITRA
LANDSAT 8 di KAWASAN PANTAI SAMUH NUSA DUA BALI
Made Pande Darmawan a*,Ratih Permitha Syurib*,Nidzar Muhamad Raflyc*,
a
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana,Badung,Bali-Indonesia

*Tel.: +62-823-397-992-91
Alamat e-mail: penulispertama@mail.com
Diterima: 10 Juni 2016; disetujui: 10 Juni 2016; tersedia secara online:Juni 2016

Abstract
Seagrass (seagrass) are the only flowering plants (Angiospermae) which have rhizomes, leaves and true roots that live submerged in
the sea as well as adapting fully in fairly high salinity waters (Den Hartog, 1970). One organ that seagrass leaves have an important
role because the leaves terdapa components and at the same venue for the process of photosynthesis, respiration and transpiration
which determines the direction of growth and development of plants. Therefore, the leaf area is one of the important parameters in the
analysis of plant growth to determine the index of the extent of seagrass. Leaf area index (ILD) is a variable that shows the relationship
between the broad and extensive field covered. The rate of change in the value of ILD depends on the quality of metabolism in plant
growth. Therefore, ILD is often used as an indicator in the growth of plants, which as one of the variables to determine the intensity of
radiation intercepted by the leaves so it can be presumed value of biomass. ILD can be detected through remote sensing NDVI passing.
NDVI value has a range from -1.0 (minus 1) to 1.0 (a positive one). A value representing the vegetation beradapada range of 0.1 to 0.7,
if the NDVI value above this value indicates the soundness of tutupanvegetasi better (Prahasta 2008 in Waas, 2010). In the data
collection ILD in Turkish Samuh taken 15 points as the representative then processed using laansat 8 to transects quadrant size of 1 m
x 1m. The area of seagrass obtained by measuring the percentage area of 165 186 76 212% at one point, and the percentage of the
distribution area of seagrass 50.41% to 63 593% of 15 sampling points. The results of data processing synthetically ILD beach NDVI
values obtained samuh X has a value of 0 (none) then the variable Y has a value of 5.5926 .b = 0.811 means that if any increase in the
variable X equal to 1 then it will increase the variable Y at -0811 with constant 5.5926 and vice versa

Keywords: leaf area index; seagrass; remote sensing

Abstrak
Lamun (seagrass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbungan (Angiospermae) yang memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati yang
hidup terendam di dalam laut serta beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi (Den Hartog, 1970). Salah satu
organ lamun yaitu daun memiliki peran penting karena dalam daun terdapa komponen dan sekaligus tempat berlangsungnya proses
fotosintesis, respirasi, dan transpirasi yang menetukan arah pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Oleh karena itu luas daun
merupakan salah satu parameter penting dalam analisis pertumbuhan tanaman untuk menentukan indeks luasan lamun. Indek luasan
daun (ILD) merupakan suatu peubah yang menunjukkan hubungan antara luas dan luas bidang yang tertutupi. Laju perubahan nilai
ILD sangat tergantung dengan kualitas metabolisme dalam pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, ILD sering digunakan sebagai
indikator dalam pertumbuhan tanaman, yaitu sebagai salah satu peubah untuk mengetahui intensitas radiasi yang diintersepsi oleh daun
sehingga dapat diduga nilai biomassanya. ILD dapat diketahui melalui penginderaan jauh lewat NDVI. Nilai NDVI mempunyai
rentang dari -1.0 (minus 1) hingga 1.0 (positif 1). Nilai yang mewakili vegetasi beradapada rentang 0.1 hingga 0.7, jika nilai NDVI di
atas nilai ini menunjukkan tingkat kesehatan dari tutupanvegetasi yang lebih baik (Prahasta, 2008 dalam Waas, 2010). Pada
pengambilan data ILD di Pantai Samuh diambil 15 titik sebagai perwakilan kemudian diolah menggunakan laansat 8 dengan transek
kuadran ukuran 1 m x 1m. Luas area lamun yang didapatkan seluas 165186 dengan presentase area sebesar 76.212% pada titik 1, dan
presentase area sebaran lamun 50.41 % sampai 63.593 % dari 15 titik sampling. Hasil dari ILD melului pengolahan data NDVI pantai
samuh didapatkan nilai X mempunyai nilai sebesar 0 (tidak ada) maka variabel Y mempunyai nilai sebesar 5.5926 .b = 0.811 artinya
apabila setiap kenaikan variabel X sebesar 1 maka akan menaikan variabel Y sebesar -0.811 dengan konstanta 5.5926 dan sebaliknya

Kata Kunci: indeks luasan daun; lamu;, penginderaan jauh

1. Pendahuluan terumbu karang. Salah satu ekosistem yang akan dibahas


mengenai ekosistem lamun. Lamun (seagrass) merupakan
Indonesia adalah negara maritim dengan wilayah satu-satunya tumbuhan berbungan (Angiospermae) yang
laut lebih luas dari pada wilayah daratan. Wilayah laut memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati yang hidup
memiliki tiga ekosistem yang penting dan saling berkaitan terendam di dalam laut serta beradaptasi secara penuh di
satu dengan lainnya. Tiga ekosistem tersebut yaitu perairan yang salinitasnya cukup tinggi (Den Hartog,
ekosistem mangrove, ekosistem lamun, dan ekosistem 1970).

J. Mar. Aquat. Sci. 1: 1–7 (2015)


2 M. Pande D. dkk.

Salah satu organ lamun yaitu daun memiliki peran pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, ILD sering
penting karena dalam daun terdapa komponen dan digunakan sebagai indikator dalam pertumbuhan tanaman,
sekaligus tempat berlangsungnya proses fotosintesis, yaitu sebagai salah satu peubah untuk mengetahui
respirasi, dan transpirasi yang menetukan arah intensitas radiasi yang diintersepsi oleh daun sehingga
pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Oleh dapat diduga nilai biomassanya. Handoko (1996)
karena itu luas daun merupakan salah satu parameter menggunakan peubah ILD untuk menghitung biomassa
penting dalam analisis pertumbuhan tanaman. Indeks luas potensial dan evapotranspirasi maksimum dari suatu
daun , laju tumbuh relatif, dan laju fotosistesis merupakan tanaman.
parameter yang erat terkait dengan luas daun (Bambang, Secara konvensional penentuan nilai LAI
2008). . dilakukan dengan mengukur dan mengakumulasikan
jumlah luas daun dalam satu bidang tertentu dan dibagi
Lamun merupakan tumbuhan berbunga dengan luas bidang tersebut. Selain itu, ILD juga dapat
(Angiospermae) yang dapat tumbuh dengan baik pada diukur dengan menggunakan alat ukur radiasi surya
lingkungan laut dangkal (English et al, 1997). Padang seperti tube solari meter yang dipasang secara paralel di
lamun termasuk dalam ekosistem perairan dangkal yang atas dan di bawah tajuk tumbuhan atau pun dengan
tersebar pada zona intertidal, dipengaruhi pasang surut menggunakan teknik plot contoh. Metode tersebut mudah
hingga daerah subtidal dengan kedalaman 40 m (Waycott dilakukan untuk pertanaman seperti padi, jagung, kedelai,
et al, 2004). Hamparan tumbuhan lamun yang luas dan untuk areal vegetasi yang memiliki luasan tidak
membentuk suatu padang lamun, lebih lanjut disebut terlalu luas (Kusumaningrum, 2003). Sedangkan untuk
ekosistem padang lamun (Nontji, 2009). Menurut den areal yang lebih luas seperti ekosistem lamun penggunaan
Hartog et al. (1970), komunitas lamun memiliki fungsi metode tesebut membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga
ekologis yang penting di daerah pesisir. Struktur akar yang cukup besar. Untuk mengatasi kesulitan tersebut,
lamun yang rumit di dasar perairan, membantu maka dengan kemajuan teknologi pendugaan ILD dapat
menstabilkan substrat dan mengurangi kekeruhan. dilakukan secara spasial yang mencakup areal yang luas.
Tegakan daun lamun yang rapat berperan penting Sebagian besar pendugaan ILD dengan pendekatan NDVI
mengurangi energi gelombang, mengendapkan partikel dilakukan untuk jenis tanaman semi-arid dan tanaman
organik dan nutrien (Lanyon et al, 1989). pertanian yang memiliki penutupan kanopi kurang dari
Salah satu pantai yang memiliki ekosistem lamun 100%. Namun pendekatan NDVI kurang sensitif dalam
di perairannya yaitu pantai Samuh . Pada pantai samuh menduga nilai ILD pada lahan bervegetasi yang memiliki
merupakan pantai yang terdapat berbagai macam kegiatan kondisi penutupan kanopi yang berbeda - beda (Chen,
baik oleh masyarakat lokal maupun masyarakat dari 1999 ; Turner et al, 1999). Hal ini dikarenakan, nilai
mancanegara . Kegiatan – kegiatan yang dilakukan di NDVI hanya merepresentasikan proyeksi horizontal dari
pantai Samuh seperti pariwisata dan wahana sport yang suatu tajuk tanaman. Sehingga luasan daun yang dapat
ada disana menimbulkan dampak negative bagi hamparan diduga dengan metode tersebut hanya bagian atas dari
vegetasi lamun yang ada di perairan pantai samuh suatu tajuk tanaman.
tersebut. Dari penjelasan mengenai luasan area indeks pada
lamun di atas, pada laporan praktikum yang dilakukan di
Dalam melihat hamparan vegetasi lamun yang Pantai Samuh, Bali diketahui melalui observasi lapangan
luas di suatu daerah pesisir pantai , khususnya pada pantai secara langsung terdapat ekosistem lamun yang masih
samuh, selain membutuhkan data lapangan , dibutuhkan sehat. Oleh karena di Samuh terdapat ekosistem lamun
juga analisis lewat penginderaan jauh. Penginderaan Jauh yang masih sehat maka dilakukan perhitungan luas area
(Remote Sensing) sering disingkat inderaja, adalah ilmu indeks lamun, dalam pengambilan sampel atau titik
dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu diambil sebanyak 15 titik agar dapat mewakili luas area
obyek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang indeks lamun di Pantai Samuh.
diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan
obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji (Lillesand,
Kiefer, dan Chipman 2004). Penginderaan jauh untuk 2. Metode Penelitian
analisis hamparan vegetasi lamun dibutuhkan
penginderaan jauh lewat NDVI . NDVI (Normalized 2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Difference Vegetation Index). Nilai indeks vegetasi ini
didasarkan pada perbedaan antara penyerapan maksimum Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan
radiasi di kanal merah (red) sebagai hasil dari pigmen pada senin, 6 Juni 2016 saat kondisi surut pukul 15.35
klorofil dan reflektansi maksimum di kanal spektral infra WITA. Pengambilan data dilakukan di Pantai Samuh
merah dekat (near infra red/NIR) sebagai akibat dari dengan lima belas titik yang diacak (random
struktur selular daun. (Tucker, 1979). Berdasarkan uraian
sampling), masing-masing titik tersebut memiliki
tersebut diatas , maka dilakukan penelitian tentang
bagaimana hamparan vegetasi lamun di Pantai Samuh koordinat yang berbeda-beda Seperti pada tabel 1.
dengan menggunakan data lapangan, analisis dengan Ketika pengambilan data digunakan GPS untuk
NDVI , dan dengan menggunakan Image-J. menjamin validitas dari masing-masing lokasi
Indek luasan daun (ILD) merupakan suatu pengambilan data, menggunakan transek yang
peubah yang menunjukkan hubungan antara luas dan luas berukuran 1x1m dan juga menggunakan kamera
bidang yang tertutupi. Laju perubahan nilai ILD sangat DSLR dan telepon genggama untuk pengambilan
tergantung dengan kualitas metabolisme dalam
3 Journal of Marine and Aquatic Sciences

foto.Dan untuk pengolahan data dilaksanakan di menggunakan transek berukuran 1x1m yang dibagi
kampus Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas menjadi 25 petak untuk menghidari apabila terjadinya
Udayana Bali. perendaman air pada transek kuadran, dalam . Untuk
pengambilan data kedua, dilakukan dengan langkah
titik x Y yang sama namun diambil titik koordinat yang
1 115.227111 -8.78226
berbeda-beda untuk setiap titik dan diambil 15 titik .
2 115.227029 -8.78333
3 115.2272778 -8.78383 2.3.2 Analisis Data
4 115.2272222 -8.78392
5 115.2272222 -8.78394 Penelitian ini menggunakan gabungan dari dua
6 115.2271944 -8.78386 metode yaitu pengumpulan data lapangan serta
7 115.2269444 -8.78211 pengolahan data dari citra satelit.
8 115.226948 -8.78323
9 115.226912 -8.78295 kami mengambil data lapangan berupa foto
10 115.22695 -8.78345 menggunakan kamera DSLR agar hasil foto yang
11 115.227088 -8.78282 kami dapatkan jelas. Pengambilan data di lapangan
12 115.22698 -8.78252 pada lima belas titik sampling yang kami ambil
13 115.22689 -8.78233 dengan sistem random sampling. Pada satu titik
14 115.22682 -8.78338
sampling dengan ukuran transek 1x1m kami
15 115.2270833 -8.78211
mengambil satu foto untuk satu titik. Pada titik
tengah, kami mengambil koordinatnya sebagai
Tabel 1 Koordinat Pengambilan Data lamun
koordinat titik tersebut. Dan kami mengulanginya
pada dua titik yang lain. Setelah data foto dan
koordinat kami dapatkan, maka selanjutnya kami
lakukan pengolahan data menggunakan software
Image-J dan SAGA.

Analisis data pada Image-J, kami menghitung


jarak antara tegakan lamun satu dengan lainnya
kemudian kami hitung kerapatannya dengan
perhitungan rata-rata pada image J.

Selanjutnya Analisis data satelit menggunakan


nilai NDVI untuk menentukan penggolongan
Gambar 1. Gambar lokasi penelitian kerapatan pada titik sampling dengan rumus NDVI
sebagai berikut:

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1Alat

Penelitian yang dilakukan di Pantai Samuh ini


menggunakan beberapa alat yaitu GPS, kamera Indeks vegetasi merupakan kombinasi matematis
DSLR, juga transek berukuran 1x1m , aplikasi antara band red dan band NIR yang telah
NDVI , dan aplikasi Image-J lamadigunakan untuk mengidentifikasi keberadaan
dan kondisi vegetasi (Lillesand dan Kiefer, 1997).
2.2.2 Bahan Nilai NDVI mempunyai rentang dari -1.0 (minus 1)
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian hingga 1.0 (positif 1). Nilai yang mewakili vegetasi
ini adalah foto dan koordinat yang telah diambil di beradapada rentang 0.1 hingga 0.7, jika nilai NDVI di
Pantai Samuh. atas nilai ini menunjukkan tingkat kesehatan dari
tutupanvegetasi yang lebih baik (Prahasta, 2008
2.3 Metode dalam Waas, 2010).
2.3.1 Pengambilan data
Setelah dilakukan Analisis data pada Image-J
Pengambilan Data dilakukan pada pada pantai serta SAGA, maka hasil yang didapatkan akan
samuh dengan pengambilan data random sampling diperhitungkan nilai korelasinya sehingga
disetiap titik yang berbeda-beda. Pada titik pertama mendapatkan informasi seberapa tepat keakuratan
ditentukan titik koordinatnya ketika pengambilan titik citra satelit dalam merekam vegetasi dalam hal ini
koordinat digunakan GPS untuk menjamin validitas adalah lamun di Pantai Samuh, Nusa Dua Bali.
dari masing-masing lokasi pengmabilan data, lalu Adapun alur kegiatan yang dapat dilakukan di
dilakukan pengambilan foto menggunakan kamera lapangan dan analisis penginderaan jauh adalah :
DSLR dan karema telepon genggam juga

J. Mar. Aquat. Sci. 1: 1–7 (2015)


4 M. Pande D. dkk.

Alur Kegiatan : 13 6.83 255 41.743


14 2.043 255 63.493
Pengambilan 15 4.572 255 61.465
Data
Tabel 2. Hasil pengolahan data mengunakan ImageJ

Mengolah Download Landsat Pada penelitan kali ini setelah mengolahr


data dengan 8, Mengolah NDVI
eflektan band 4 dan band 5 dari landsat 8 kemudian
dimasukan persamaan sesuai dengan pembahasan di
metode kemudian mencocokan nilai z dengan kordinat
dilapangan sesuai pada saat pengambilan data lapangan,
Menganalisis
bisa dilihat pada tabel 3
Regresi

3. Hasil dan Pembahasan

Pada penelitian ini hasil dari data lapngan yang


diambil , diolah menggunakan aplikasi Image J yang
seperti gambar 2

Gambar3. Hasil Olah citra Landsat 8 mencari NDVI

x y ndvi
Gambar2. Data dilapangan yang diolah menggunakan 115.227111 -8.78226 -0.88406
imageJ 115.227029 -8.78333 -0.1194
115.2272778 -8.78383 -0.11111
Pada penelitian kali ini, diambil sebanyak 15 titik
secara random, dan didapatkan hasil kerapatan lamun 115.2272222 -8.78392 -0.07895
setelah diolah menggunakan ImageJ. Secara keseluruhan, 115.2272222 -8.78394 -0.07895
wilayah yang kami ambil adalah wilayah tempat 115.2271944 -8.78386 -0.04918
berlabuhnya kapal kapal nelayan dimana sekitarannya
banyak sekali aktifitas kapal. Pada titik 1, yang 115.2269444 -8.78211 -0.09091
merupakan wilayah perairan yang terkena surut terendah 115.226948 -8.78323 -0.09585
didapatkan luas area sebesar 165186 dengan persentase 115.226912 -8.78295 0.07563
area sebesar 76.212% dan luasan maupun persentase area
115.22695 -8.78345 -0.08108
yang lain dapat dilihat di tabel. 2
115.227088 -8.78282 -0.14286

No Area Mean %Area 115.22698 -8.78252 -0.15001

1 4.129 255 50.41 115.22689 -8.78233 -0.01695


2 6.102 255 49.906 115.22682 -8.78338 -0.01695
3 6.186 255 40.008 115.2270833 -8.78211 -0.09091
4 3.296 255 42.667
5 7.104 255 52.738
6 5.508 255 61.665 Tabel 3. Hasil dari NDVI
7 5.925 255 52.243
8 9.326 255 50.718
9 3.891 255 50.367
10 5.188 255 50.908
11 6.693 255 50.661
12 5.53 255 50.899
5 Journal of Marine and Aquatic Sciences

10 1. Keluarga besar yang sangat memberikan dukungan dan


9 bantuan baik moril maupun materi kepada penulis
8 sehingga dapat terbentuknya jurnal ini.
7 2. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan,
6 Prodi Ilmu kelautan yang telah memberikan masukan
f(x) = 0.81x + 5.59 5 dan dukungan sehingga terbentuknya jurnal ini.
4 Linear () 3. Sahabat dan Teman-teman Ilmu Kelautan yang telah
3 memberikan banyak bantuan dan dukungan kepada
2 penulis sehingga dapat terbentuknya karya.
1 Paragraf teks utama
0
-1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2
Daftar Pustaka
Jurnal:
Grafik .1 Regresi linier
Bambang B. dan Hariyadi. 2008. Metode Pengukuran Luas
Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Fakultas Pertanian
Dari grafik 1 diketahui , bahwa Dari pengolahan Universitas Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong –
data ndivi dengan nilai persen tutupan lamun di pantai
KALTIM.
samuh di dapatkan persamaan Y=Ax+b sesuai dengan Den Hartog, C ., 1970. The seagrasses of the world.
Y = 0.811 x + 5.5926 , a = 5.5926 artinya apabila variabel Amsterdam : North Holland Publishing Co.
X mempunyai nilai sebesar 0 (tidak ada) maka variabel Y
Lan,..
mempunyai nilai sebesar 5.5926 .b = 0.811 artinya apabila English S, Wilkinson C, Baker V. 1997. Surveymanual for
setiap kenaikan variabel X sebesar 1 maka akan menaikan tropical marine resources. Townsville:Australian
variabel Y sebesar -0.811 dengan konstanta 5.5926 dan Institute of Marine Science.
sebaliknya .
Handoko, I. 1994. Dasar Penyusunan dan Aplikasi Model
Simulasi Komputer untuk Pertanian. Jurusan Geofisika dan
Meteorologi.
4. Simpulan Kusumaningrum, B. 2003. Pendugaan NPP (Net Primary
Production) Ekosistem Hutan di Sumatra Barat, Riau, dan
Jambi Dengan Memanfaatkan Data NOAA/AVHRR. Skripsi.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB, Bogor. Tidak
korelasi analisis kerapatan lamun menggunakan aplikasi Dipublikasikan.
image-j dengan ndvi maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut Lanyon, J., Limpus, C.J. and Marsh, H. 1989. Dugongs and
1. Pada titik pengambilan sampel lapangan turtles: grazers on seagrass system. In: Biology of
Seagrasses. A treatise on the biology of
dengan luas area sbesar 2.043 sampai dengan
seagrasses with a special reference to the Australian region.
9.326 di dapatkan persentase tutupan lamun Eds A W D Larkum, A J McComb and S A Sheperd. Pg
sebesar 40.008 % sampai dengan 63.493 610-614. Elsevier, Amsterdam
sesuai dengan tabel yang bisa di lihat pada Lillesand, Thomas M, Kiefer, RW Chipman and Jonathan W.,
tabel .1 Hasil pengolahan data menggunakan 2004. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra.
imageJ Terjemahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
2. Dari hasil perhitungan di dapatkan regresi
sebesar Y = 0.811 x + 5.5926 .data tersebut Nontji. A. 2009. Rehabilitasi Ekosistem Lamun dalam
sesuai dengan persamaan regresi Y=Ax+B Pengelolaan Sumberdaya Pesisir. Lokakarya Nasional I
kenaikan yang disebabkan oleh variable x Penelolaan Ekosistem Lamun. Jakarta, Indonesia.
akan menaikan juga variable y
Waycott, M., K. McMahon, J. Mellors, A. Calladine, dan D.
Kleine, 2004. A Guide to Tropical Seagrasses of the Indo-
Ucapan terimakasih West Pacific. James Cook University, Townsville Queensland
Australia.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada para pihak yang membantu dalam terbentuknya
jurnal ini, diantaranya yaitu:

J. Mar. Aquat. Sci. 1: 1–7 (2015)


© 2015 by the authors; licensee Udayana University, Indonesia. This article is an open access article distributed under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution license (http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/).

Anda mungkin juga menyukai