BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses berdirinya Rumah Produksi Tahu Susu Lembang ?
2. Bagaimana proses pengolahan tahu dan limbah yang dikeluarkan
setiap proses pengolahannya ?
3. Apa saja kriteria dari limbah tahu yang baik ? bagaimana pengolahan
limbahnya?
D. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui gambaran mengenai proses pengelolaan
limbah tahu di Rumah Produksi Tahu Susu Lembang.
2. Untuk mengetahui kritria limbah tahu dan cara
pemanfaatannya.
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari limbah tahu.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari makalah ini adalah :
1. BAB I PENDAHULUAN
2. BAB II PEMBAHASAN
3. BAB III PENUTUP
BAB II
PEMBAHASAN
A. Temuan
Tahu susu lembang pertama kali didirikan oleh Perry Tristianto pada
tanggal 21 desember 2008 yang terletak di Jalan Raya Lembang 177, Kabupaten
Bandung Barat, dan mulai beroperasi pada bulan Desember 2008. Selain
memang lingkungannya yang sejuk dan nyaman, wisata ini juga kental dengan
konsep naturalisnya. Ide ini muncul ketika si pemilik aktif di KADIN (Kamar
Dagang dan Industri) Jawa Barat bidang UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah).
POM tahu lembang ( Pusat Orang Makan Tahu ) memiliki produk unggulan
yaitu Tahu Susu, Tahu Susu ini dibuat dalam tiga varian bentuk yaitu bentuk tahu
kotak kecil untuk tahu goreng, tahu kotak buntel dan takus, serta bentuk takus
panjang yang kita jual dalam keadaan mentah.
Kawasan wisata kuliner Tahu Lembang di buka mulai pukul 08.00 WIB
sampai 21.00 WIB. Ruang pabrik tahu susu didesain dengan terbuka, agar
konsumen dapat melihat secara langsung proses pembuatannya.
1. Kapasitas Produksi
Setiap hari, Tahu Susu Lembang memproduksi tahunya di tempat.
Jumlah produksinya sangat relatif, antara 5 ribu (hari biasa) hingga 20 ribu
(hari libur) tahu. Harga yang ditetapkan yaitu Rp 15.000-, untuk tahu
goreng per 10 pcs, tahu bungkus, atau tahu bantal per 5 pcs, dan Rp 17.500
-, untuk tahu cetak atau kukus per 10 pcs. Akan tetapi, karena terbuat dari
bahan alami dan tanpa bahan pengawet, maka tahu susu ini hanya tahan
selama 2 hari setelah produksi.
Tak hanya memikirkan soal rasa, kemasan tahu juga diusahakan tampil
semenarik mungkin. Rumah produksi tersebut mengemas produk mereka
dalam bentuk kemasan kue brownies untuk tahu cetak dan besek bambu
untuk tahu bantal. Kemasan ini bertujuan agar menarik minat konsumen
untuk membeli produk tersebut.
2. Operasional
Seperti yang kita tahu, alam suatu proses produksi pasti akan
meninggalkan limbah produksi. Dalam proses pembuatan tahu susu ini, ada
2 jenis limbah yaitu limbah kering dan limbah cair. untuk limbah kering yang
merupakan ampas kedelai ini mereka bekerja sama dengan peternak sapi,
ampas ini diberikan kepada peternak untuk dijadikan pakan sapi agar sapi
tersebut dapat terus menghasilkan susu murni yang merupakan salah satu
bahan baku dalam pembuatan tahu susu. Sedangkan untuk limbah cairnya,
mereka membuat sumur resapan agar limbah ini tidak mencemari lingkungan
sekitar. Selain cara penanggulangan seperti itu, mereka juga menjalin
kerjasama dengan ITB untuk mengolah limbah tersebut menjadi makanan
seperti abon dan nata de coco. Dengan demikian rumah produksi ini tidak
mengalami kesulitan dalam penanganan limbah produksinya.
1. Kacang kedelai
Kacang kedelai ini diperoleh dari depot kacang di daerah
Cibuntu. Kacang kedelai ini merupakan kacang import. Perusahaan
tahu susu lembang hanya membeli kacang kedelai dari depot
kacang Cibuntu saja. Jika kualitas kacangnya jelek, maka
perusahaan akan langsung mengembalikan seluruh kacang yang
dikirim. Dalam satu minggu perusahaan tahu susu lembang
mengimpor kacang kedelai 2 sampai 3 ton susu sapi.
Susu murni yang digunakan untuk campuran tahu susu
lembang ini diperoleh dari KPBS yang terletak di Lembang,
kualitas susu murni ini sangat terjamin dan susu murni ini diperoleh
dari para peternak sapi yang ada di daerah lembang.
2. Mentega
3. Garam
4. Bawang putih
5. Kunyit
6. Air mineral
7. Biang tahu
Biang tahu adalah komponen yang penting dalam pembuatan
tahu. Jika tidak ada biang tahu maka bisa diganti dengan air cuka.
1. Tong Pencucian
2. Mesin Giling
3. Tungku Perebusan
4. Tong Kayu
5. Tong Plastik
6. Saringan Besar dan Kecil
7. Serok Cetakan
8. Kayu Pengaduk
9. Tangok
10. Kain Saring
11. Kain Cetakan
12. Tampir
tahu yang telah diolah mencapai 2 hari diluar atau 3 hari jika dimasukan
ke dalam freezer. Biasanya setelah produksi, tahu langsung dijual dan
tidak dibiarkan disimpan dulu.
5. Sistem Pengawasan
Sumber: http://www.kelair.bppt.go.id/
1. Karakteristik Limbah
Untuk limbah industri tahu ada dua hal yang perlu diperhatikan yakni
karakteristik fisika dan kimia. Karakteristik fisika meliputi padatan total, suhu,
warna dan bau. Karakteristik kimia meliputi bahan organik, bahan anorganik
dan gas.
Gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah adalah gas nitrogen (N2 ),
oksigen (O2 ), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3 ), karbondioksida (CO2)
dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan
organik yang terdapat di dalam air buangan.
Sumber : http://www.kelair.bppt.go.id/
Hasil dari pengolahan IPAL Tahu Susu Lembang melalui 7 bak tampungan
karena tidak dibolehkan didokumentasikan maka menurut keterangan
digambarkan dengan ilustrasi di atas. Bak tampungan pertama dari hasil
perebusan dan perendaman tahu lalu dialirkan ke bak pengurai anaerob untuk
menguraikan limbah bias juga digunakan sebagai bahan gas metana. Lalu
dialirkan ke bak aerasi untuk pengendapan dan penyaringan. Setelah itu
digunakan blower untuk mendorong air limbah ke penyaringan yang berakhir
di bak pengendapan akhir. Air limbah dari Tahu Susu Lembang ini tetap
mengandung garam yang mengakibatkan BOD (Biological Oxygen Demand)
menjadi tinggi sekitar 5904 mg/l jika merembes ke dalam tanah maka sumber
air tanah akan terganggu kesadahannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2010, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no. 51 Tahun 1995, [online],
(http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/test/Kepmen%20LH%2051%20Tahun%201995.p
df) diakses tanggal 22 Mei 2018
Said, Nusa Idaman. 2008. Pemanfaatan Limbah Tahu Tempe. Badan pengkajian dan
penerapan teknologi. Jakarta
LAMPIRAN