Abstract
1
extract is evaporated to vaporize the solvent and measured levels of caffeine
extract using UV-VIS spectrophotometer. Qualitative analysis of samples are
done with the ethanol, Parry’s reagent and ammonia addition. Quantitative
analysis consists of 3 stage measurement. That are selection the best effective
solvent of caffeine extraction, then evaporated the solvent after extraction step and
finally measured the caffeine level by UV-VIS spectrophotometer.
The result showed that chloroform is the best solvent for extracting
caffeine from the highest caffeine extracted. The caffeine extracted of using
different solvent in caffeine extraction are 94.53 %; 73.93 %; 56.61 % and 34.92
% for chloroform, carbon tetrachloride, diethyl ether and n-hexane respectively.
The qualitative result of analysis showed that sample A and B contained caffeine
by looking at the changing color from brownies orange to green clod. The
quantitative result of analysis showed that concentration of caffeine for sample A
and B are 126.32 ppm and 121.16 ppm.
Key words : Extraction of caffeine, solvent, UV-VIS spectrophotometer.
PENDAHULUAN
2
Batas maksimum dalam ditentukan secara spektrofotometer
mengkonsumsi kafein sesuai SNI 01- UV-VIS; pelarut yang memiliki
7152-2006 yaitu 50 mg/sajian. Jika tingkat efektivitas paling tinggi pada
melebihi batas tersebut dapat ekstraksi kafein dan kadar kafein
membahayakan kesehatan tubuh. dalam sampel minuman ringan khas
Oleh karena itu, perlu dilakukan daerah yaitu sampel A dan B yang
penelitian mengenai penentuan ditentukan secara Spektrofotometer
kandungan kafein dalam minuman UV-VIS.
ringan khas daerah yang diindikasi
METODE PENELITIAN
mengandung kafein.
Penentuan kandungan kafein Pembuatan Larutan Standar
dalam minuman ringan khas daerah Kafein 100 ppm
3
berturut turut adalah 1; 3; 5; 7; 9; 11 sama untuk pelarut dietil eter, karbon
ppm dan masing-masing diukur tetraklorida dan n-heksana.
absorbansinya pada maks.
Penentuan Kadar Kafein dalam
Minuman Ringan Khas Daerah
Uji Efektivitas Pelarut
Uji Kualitatif Kafein
Sebanyak 5 ml larutan
standar kafein 100 ppm, 10 ml Larutan positif mengandung
akuades, 1 ml Na2CO3 dan 20 ml kafein jika warna berubah menjadi
kloroform dimasukan ke dalam biru tua atau hijau ketika sampel
corong pemisah secara berurutan. ditambahkan etanol, reagen Parry
Proses ekstraksi dilakukan dengan dan amonia [6].
penggojokan corong pemisah dan
Uji Kuantitatif Kadar Kafein
didiamkan. Diambil lapisan fasa
organik dan ditambahkan kembali 20 Uji kuantitatif kadar kafein
ml kloroform ke dalam lapisan fasa dalam sampel A dan B dilakukan
air pada corong pemisah. seperti tahapan uji efektivitas pelarut
Penambahan kloroform dilakukan pada ekstraksi kafein. Namun
hingga volume pelarut 80 ml. Hasil sebanyak 5 ml larutan standar kafein
ekstraksi diuapkan menggunakan diganti dengan 5 ml sampel dan
evaporator hingga pelarut tersebut menggunakan pelarut hasil uji
menguap. Hasil evaporasi diencerkan efektivitas pelarut yang memiliki %
menggunakan akuades hingga E tertinggi.
volume 50 ml dan diukur absorbansi
HASIL DAN DISKUSI
menggunakan spektrofotometer UV-
VIS. Hasil pengukuran tersebut Kurva standar kafein akan
digunakan untuk menghitung jumlah digunakan sebagai penentuan nilai
kafein yang terekstraksi dan persen terekstraksi dari masing-
dinyatakan sebagai persen masing pelarut dan penentuan kadar
terekstraksi (% E). Tahapan ekstraksi kafein dalam sampel. Kurva standar
diulangi dengan perlakuan yang kafein diukur pada maks 272,50 nm
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
4
terjadi antara kafein-pelarut
menunjukan semakin sesuai
kemampuan pelarut dalam
mengekstraksi kafein dengan
Gambar 1. Kurva Standar Kafein
ditunjukan semakin tinggi % E yang
5
klorin. Berdasarkan urutan kepolaran kobalt dalam reagen Parry akan
dari sedikit polar hingga nonpolar berikatan dengan gugus nitrogen
adalah kloroform > dietil eter > pada senyawa kafein membentuk
karbon tetraklorida > n-heksana. kompleks berwarna hijau [8].
Namun urutan % E yang kedua Uji kuantitatif sampel A dan
diperoleh karbon tetraklorida karena B dilakukan menggunakan
dietil eter memiliki kecenderungan spektrofotometer UV-VIS. Pada
untuk membentuk ikatan hidorgen label kemasan tercantum bahan
dengan molekul air sehingga tambahan yang dapat mempengaruhi
mengalami penurunan % E. Ikatan serapan sinar UV. Pada sampel A
hidrogen merupakan interaksi antara serapan bahan tambahan tersebut
dipol-dipol antara atom hidrogen memiliki serapan yang berbeda
dalam ikatan polar seperti N-H, O-H, dengan kafein dan mudah larut
F-H dengan atom yang memiliki dalam air sehingga tidak
elektronegatif O, N, F [7]. Kloroform menyebabkan gangguan. Sedangkan
tersebut akan digunakan sebagai pada sampel B terdapat natrium
pelarut pada ekstraksi kafein dalam benzoat yang memiliki serapan pada
sampel A dan B. 276 nm [9]. Hal tersebut dapat
Sampel A dan B terlebih mengganggu serapan UV.
dahulu diuji secara kualitatif Sifat dari natrium benzoat
menggunakan reagen Parry untuk adalah larut dalam air, tetapi untuk
membuktikan adanya kafein dalam membuktikan hasil ekstraksi terdapat
minuman tersebut. Uji kualitatif kandungan natrium benzoat maka
menggunakan larutan pembanding dilakukan uji kualitatif benzoat
standar kafein 11 ppm. Berdasarkan menggunakan larutan FeCl3 dan HCl
hasil tersebut menunjukan bahwa dengan dasar reaksi berikut.
larutan pembanding, sampel A dan B
3C6H5COO- (aq) + 2Fe3+ (aq) + 3H2O (l)
mengandung kafein ditandai dengan
(C6H5COO)3Fe.Fe(OH)3(s) + 3H+ [10]
perubahan warna menjadi hijau
Berdasarkan hasil uji benzoat maka
disertai timbulnya gumpalan.
hasil ekstraksi sampel B tidak
Timbulnya warna hijau karena ion
6
mengandung natrium benzoat ringan sebaiknya dilakukan secara
sehingga dapat ditentukan kadar sewajarnya.
kafeinnya. Tabel 2 menunjukkan
SIMPULAN
kadar kafein yang diperoleh.
Tabel 2. Kadar Sampel Hasil penelitian menunjukkan
Pengulangan Sampel A Sampel B bahwa jumlah kafein yang
(ppm) (ppm)
1 141,68 120,36 terekstraksi (dalam %) dengan
2 117,59 117,96 pelarut kloroform, dietil eter, karbon
3 119,68 125,16 tetraklorida dan n-heksana berturut-
Rata-rata 126,32 121,16
turut adalah 94,53 %; 56,61 %;
73,93 % dan 34,92 % dimana
Berdasarkan hasil tersebut
kloroform merupakan pelarut yang
menunjukkan bahwa kandungan
paling sesuai pada ekstraksi kafein.
kafein untuk satu botol kemasan
Kadar sampel A dan B adalah 126,32
sampel A lebih besar dari pada B.
ppm dan 121,16 ppm.
Menurut tiap satu kali saji sampel A
dan B tidak melampui batas ambang UCAPAN TERIMAKASIH
yang telah ditetapkan oleh BPOM
yaitu 50 mg tiap sajian karena Peneliti mengucapkan
negatif bagi kesehatan. Akan tetapi payung beliau dan seluruh staff