Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Hormon insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta dari pulau-pulau
langerhans kelenjar pankreas. Insulin dibentuk dari proinsulin yang bila kemudian distimulasi,
terutama oleh peningkatan kadar glukosa darah akan terbelah untuk menghasilkan insulin dan
peptide penghubung (C-peptide) yang masuk dalam aliran darah dalam jumlah ekuimolar.
Sejumlah proinsulin juga akan masuk kedalam aliran darah. Kadar C-peptide dapat digunakan
untuk memantau insulin produksi insulin endogen dan dapat digunakan untuk menyingkirkan
penggunaan insulin secara faktisia sebagai penyebab hipoglikemia yang tidak dapat dijelaskan.
Karena insulin dan C-peptide mempunyai jangka waktu yang berbeda, maka kadar C-peptide
tidak seluruhnya mencerminkan secara akurat kadar insulin endogen.

Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai asam amino yang
dihubungkan oleh jembatan disulfida. Insulin dibentuk di retikulum endoplasma sel β. Insulin
kemudian dipindahkan ke aparatus golgi dalam granula-granula berlapis membran. Granula-
granula ini bergerak ke dinding sel melalui suatu proses yang melibatkan mikrotubulus dan
membran granula, mengeluarkan insulin ke eksterior melalui eksositosis. Insulin kemudian
melintasi lamina basalis sel β serta kapiler dan endotel kapiler yang berpori mencapai aliran
darah. Waktu paruh insulin dalam sirkulasi pada manusia adalah sekitar lima menit.

Insulin berikatan dengan reseptor insulin lalu mengalami internalisasi.


Insulin dalam bahasa latin adalah “insula” yang berarti pulau. Insulin diproduksi di pulau-pulau
langerhans di pankreas yang merupakan sebuah hormon polipeptida mengatur metabolisme
karbohidrat. Selain merupakan efektor utama dalam homeostasis karbohidrat, Insulin juga
mempunyai fungsi dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein. Insulin memiliki properti
anabolik dan juga mempengaruhi jaringan tubuh lainnya.

1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami mengenai hormone insulin dan hipoglikemik oral.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 sekresi hormone insulin dan mekanisme umpan balik


A. Sekresi hormone insulin

Sekresi insulin adalah proses yang membutuhkan energi dan melibatkan sistem
mikrotubulus mikrofilamen dalam sel β pulau Langerhans. Sejumlah perantara
(mediator) terlibat dalam proses pelepasan insulin. Insulin disekresikan dalam sel β
normal sebagai reaksi terhadap stimulus glukosa dengan mode bifasik dengan
lonjakan dini (fase awal) yang diikuti dengan peningkatan sekresi insulin secara
progresif (fase kedua) sepanjang ada stimulus hiperglikemik.

Setelah adanya rangsangan oleh molekul glukosa. Tahap pertama sekresi insulin
adalah proses glukosa (masuk ke dalam sel) melewati membran sel. Glukosa masuk ke
dalam sel secara difusi dengan bantuan GLUT-2 glucose transporter. Glucose
transporter adalah senyawa asam amino yang terdapat di dalam berbagai sel yang
berperan dalam proses metabolisme glukosa yang berfungsi sebagai “kendaraan”
pengangkut glukosa masuk dari luar kedalam sel jaringan tubuh. Kemudian intraseluler
glukosa dimetabolisme (glikolisis dan fosforilasi) membentuk ATP. Molekul ATP yang
terbentuk, dibutuhkan untuk tahap selanjutnya yakni proses mengaktifkan penutupan K
channel pada membran sel. Pembentukan ATP yang telah berlangsung akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan rasio ATP/ADP dan kadar glukosa intraseluler
yang tinggi menyebabkan depolarisasi membran sel serta menginduksi penutupan KATP
channel pada permukaan sel. Kemudian diikuti oleh tahap pembukaan Cell-surface
voltage dependent Calsium channels (Ca channel). Keadaan inilah yang memungkinkan
masuknya ion Ca ke dalam sel β sehingga menyebabkan peningkatan kadar ion Ca
intrasel dan memicu exocytosis insulin. Selanjutnya molekul insulin masuk ke dalam
sirkulasi darah terikat dengan reseptor. Ikatan insulin dan reseptornya membutuhkan
GLUT-4 glucose transporter untuk dapat masuk ke dalam sel otot danjaringan lemak,
serta uptake glukosa dengan efisien, yang akhirnya menurunkan kadar glukosa dalam
plasma (Manaf:2006).

2
Berikut beberapa faktor yang memengaruhi sekresi insulin.

1. Glukosa

Peningkatan konsentrasi glukosa dalam plasma merupakan faktor fisiologik


paling penting yang mengatur sekresi insulin. Konsentrasi ambang bagi sekresi tersebut
adalah kadar glukosa puasa plasma (80-100 mg/dl) dan respon maksimal diperoleh pada
kadar glukosa yang berkisar dari 300 hingga 500 mg/dl. Dua buah mekanisme yang
berbeda pernah dikemukakan untuk menjelaskan bagaimana glukosa mengatur sekresi
insulin. Salah satu hipotesis mengatakan bahwa pengikatan glukosa dengan reseptor yang
kemungkinan terletak pada membran sel β akan mengaktifkan mekanisme pelepasan.
Hipotesis kedua mengemukakan bahwa metabolit intrasel atau kecepatan aliran metabolit
lewat suatu lintasan seperti jalan pintas pentosa fosfat, siklus asam sitrat atau pun
lintasan glikolisis turut terlibat. Ada bukti lewat eksperimen yang mendukung kedua
posisi.

2. Faktor hormonal

Sejumlah hormon mempengaruhi pelepasan insulin. Preparat agonis α adrenergik,


khususnya epinefrin menghambat pelepasan insulin, bahkan setelah proses pelepasan ini
dirangsang oleh glukosa. Preparat agonis β adrenergik merangsang pelepasan insulin,
yang mungkin dengan cara meningkatkan cAMP intrasel. Pajanan yang terus menerus
dengan hormon pertumbuhan, kortisol, laktogen plasenta, estrogen dan progestin dalam
jumlah yang berlebihan juga akan meningkatkan sekresi insulin. Karena itu, sekresi
insulin meningkat jelas selama trimester terakhir kehamilan.

3. Preparat farmakologi

Banyak obat merangsang sekresi insulin, tetapi senyawa sulfonilurea digunakan


paling sering untuk pengobatan pada manusia.

3
B. mekanisme umpan balik hormone insulin

 umpan balik negatif


Regulasi hormon yang banyak dilakukan oleh umpan balik negatif.
Dalam umpan balik negatif, hormon yang menyebabkan efek. Sel-sel yang membuat
hormon mendeteksi efek ini. Setelah deteksi hormon, produksi berhenti.
Sebuah contoh yang baik dari umpan balik negatif adalah dengan, hormon insulin .
Insulin diproduksi oleh pankreas . Insulin dilepaskan oleh pankreas dalam menanggapi
konsumsi glukosa . Jumlah glukosa dalam darah meningkat dan pankreas mendeteksi
peningkatan ini. Hal ini kemudian mengeluarkan insulin ke dalam darah. Insulin
meningkatkan penyerapan glukosa dalam sel target. Beberapa glukosa digunakan oleh
sel-sel tetapi beberapa juga diubah dan disimpan dalam bentuk glikogen . Glukosa
penyerapan oleh sel mengurangi tingkat glukosa darah - penurunan ini terdeteksi oleh
pankreas dan di respon, berhenti mensekresi insulin ke aliran darah. Seperti kadar insulin
dalam penurunan darah, seperti halnya pengambilan glukosa oleh sel.
Ini umpan balik negatif karena itu membantu untuk mempertahankan tingkat glukosa
darah normal dan mencegah perubahan ekstrim.
Ada dua jenis utama dari hormon: steroid hormon - ini adalah non-polar dan tidak perlu
reseptor. Yang lainnya adalah hormon peptida.

 Hormon peraturan Kontra


Kadang-kadang dua atau lebih hormon mengendalikan hal yang sama. Sebagai
contoh, glukosa darah sangat penting untuk organisme. Jadi tidak dikontrol oleh hanya
satu hormon. Hormon lain juga membuat tingkat glukosa naik atau turun. Jika kadar
glukosa terlalu rendah, tubuh melepaskan hormon yang melakukan kebalikan dari
insulin. Mereka tidak memberitahu sel-sel dalam tubuh untuk mengambil glukosa dari
darah. Mereka memberitahu sel untuk menempatkan glukosa kembali ke darah. Semacam
hormon yang bekerja kebalikan dari hormon-hormon lain yang disebut kontra-regulasi
hormon. Kontra-regulasi hormon insulin glukagon dan epinefrin.

4
 Umpan balik positif
Hal yang paling penting dalam organisme disimpan dalam homeostasis dengan
umpan balik negatif dan kontra-regulasi hormon. Namun beberapa hal dikendalikan
dalam cara yang berbeda. Salah satu cara yang jarang adalah umpan balik positif. Dalam
umpan balik negatif, efek hormon membuat kelenjar berhenti membuat hormon. Dalam
umpan balik positif sebaliknya terjadi. Efek hormon memberitahu kelenjar hormon untuk
membuat bahkan lebih. Sebuah contoh dari umpan balik positif adalah hormon yang
menyebabkan melahirkan Hormon yang menyebabkan ini adalah oksitosin (ketika bayi
lahir.). Hormon ini dibuat oleh kelenjar hipofisis . Ketika bayi mulai keluar, itu
meregangkan otot di leher rahim (bagian bawah rahim.) Saraf di leher rahim mengirim
pesan ke hipofisis. Pesan ini membuat oksitosin rilis pituitari lebih. Oksitosin kemudian
menyebabkan otot-otot rahim untuk berkontraksi, atau menekan. Hal ini menyebabkan
lebih peregangan di leher rahim. Ini peregangan kemudian memberitahu pituitari untuk
membuat oksitosin bahkan lebih. Jadi tingkat oksitosin terus meningkat sampai meremas
atau kontraksi rahim kekuatan bayi keluar. (Rahim ini juga disebut rahim

2.2 struktur dan aktivitas hormone insulin

A. struktur insulin

Secara kimia, insulin adalah protein kecil sederhana yang terdiri dari 51asam
amino,30 di antaranya merupakan satu rantai polipeptida, dan 21 lainnya yang
membentuk rantai kedua. Kedua rantaidihubungkan olehikatan disulfida.Kode genetik
untuk insulin ditemukan dalam DNA di bagian atas lenganpendek dari kromosom kesebelas
yang berisi 153 basa nitrogen (63dalamr antai A dan 90 dalam rantai B). DNA yangmembentuk
kromosom, terdiridari dua heliks terjalin yang dibentuk dari rantai nukleotida, masing-
masingterdiri darigula deoksiribosa, fosfat dan nitrogen. Ada empat basa nitrogen 9 yang
berbeda yaitu adenin, timin, sitosin danguanin. Sintesis proteintertentu seperti insulin
ditentukan oleh urutan dasar tersebut yang diulang.Insulin adalah suatu hormon
polipetida yang diproduksi dalam sel-berperan penting dalam regulasikadar gula darah

5
(kadar gula darah dijaga3,5-8,0 mmol/liter). Hormone insulin yang diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai
sebutaninsulinendogen. Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresiguna
memproduksi hormon insulin, disaat inilahtubuh membutuhkanhormon insulin dari luar
tubuh, dapat berupa obat buatan manusia ataudikenal juga sebagaisebutaninsulin
eksogen. Kekurangan insulin dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes mellitus
tergantung insulin (diabetestipe 1).Insulin terdiri dari 51 asam amino. Molekul insulin
disusun oleh2rantai polipeptida A dan B yang dihubungkan dengan ikatan disulfida. RantaiA terdiri
dari21 asam amino dan rantai B terdiri dari30 asam amino.

B. aktivitas insulin
Insulin mempunyai fungsi penting pada berbagai proses metabolisme dalam
tubuh terutama metabolisme karbohidrat. Hormon ini sangat krusial perannya dalam
proses utilisasi glukosa oleh hampir seluruh jaringan tubuh, terutama pada otot, lemak,
dan hepar. Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak, insulin berikatan
dengan sejenis reseptor (insulin receptor substrate = IRS) yang terdapat pada membran
sel tersebut. Ikatan antara insulin dan reseptor akan menghasilkan semacam sinyal yang
berguna bagi proses regulasi atau metabolisme glukosa didalam sel otot dan lemak,
meskipun mekanisme kerja yang sesungguhnya belum begitu jelas. Setelah berikatan,
transduksi sinyal berperan dalam meningkatkan kuantitas GLUT-4 (glucose transporter-
4) dan selanjutnya juga pada mendorong penempatannya pada membran sel. Proses
sintesis dan translokasi GLUT-4 inilah yang bekerja memasukkan glukosa dari ekstra ke
intrasel untuk selanjutnya mengalami metabolism (Gb. 3). Untuk mendapatkan proses
metabolisme glukosa normal, selain diperlukan mekanisme serta dinamika sekresi yang
normal, dibutuhkan pula aksi insulin yang berlangsung normal. Rendahnya sensitivitas
atau tingginya resistensi jaringan tubuh terhadap insulin merupakan salah satu faktor
etiologi terjadinya diabetes, khususnya diabetes tipe 2.
Baik atau buruknya regulasi glukosa darah tidak hanya berkaitan dengan
metabolisme glukosa di jaringan perifer, tapi juga di jaringan hepar dimana GLUT-2
berfungsi sebagai kendaraan pengangkut glukosa melewati membrana sel kedalam sel.

6
Dalam hal inilah jaringan hepar ikut berperan dalam mengatur homeostasis glukosa
tubuh. Peninggian kadar glukosa darah puasa, lebih ditentukan oleh peningkatan
produksi glukosa secara endogen yang berasal dari proses glukoneogenesis dan
glikogenolisis di jaringan hepar. Kedua proses ini berlangsung secara normal pada orang
sehat karena dikontrol oleh hormon insulin. Manakala jaringan ( hepar ) resisten
terhadap insulin, maka efek inhibisi hormon tersebut terhadap mekanisme produksi
glukosa endogen secara berlebihan menjadi tidak lagi optimal. Semakin tinggi tingkat
resistensi insulin, semakin rendah kemampuan inhibisinya terhadap proses
glikogenolisis dan glukoneogenesis, dan semakin tinggi tingkat produksi glukosa dari
hepar.

1. binding ke reseptor, 2. translokasi GLUT 4 ke membran sel, 3. transportasi glukosa


meningkat, 4.disosiasi insulin dari reseptor, 5. GLUT 4 kembali menjauhi membran, 6.
kembali kesuasana semula.

Gambar. 3. Mekanisme normal dari aksi insulin dalam transport glukosa di


jaringan perifer ( Girard, 1995 )

7
2.3 tahap-tahap sintesa hormone
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino, dihasilkan
oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangsangan pada sel
beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh
untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang
baik diatur bersama dengan hormone glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar
pankreas.
Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin)
pada retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase, preproinsulin
mengalami pemecahan sehingga terbentuk proinsulin, yang kemudian dihimpun dalam
gelembung-gelembung (secretory vesicles) dalam sel tersebut. Di sini, sekali lagi dengan
bantuan enzim peptidase, proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-peptide)
yang keduanya sudah siap untuk disekresikan secara bersamaan melalui membran sel.
Mekanism diatas diperlukan bagi berlangsungnya proses metabolisme secara
normal, karena fungsi insulin memang sangat dibutuhkan dalam proses utilisasi glukosa
yang ada dalam darah. Kadar glukosa darah yang meningkat, merupakan komponen
utama yang memberi rangsangan terhadap sel beta dalam memproduksi insulin.
Disamping glukosa, beberapa jenis asam amino dan obat-obatan, dapat pula memiliki
efek yang sama dalam rangsangan terhadap sel beta. Mengenai bagaimana mekanisme
sesungguhnya dari sintesis dan sekresi insulin setelah adanya rangsangan tersebut,
merupakan hal yang cukup rumit dan belum sepenuhnya dapat dipahami secara jelas.
Diketahui ada beberapa tahapan dalam proses sekresi insulin, setelah adanya
rangsangan oleh molekul glukosa. Tahap pertama adalah proses glukosa melewati
membrane sel. Untuk dapat melewati membran sel beta dibutuhkan bantuan senyawa
lain. Glucose transporter (GLUT) adalah senyawa asam amino yang terdapat di dalam
berbagai sel yang berperan dalam proses metabolisme glukosa. Fungsinya sebagai
“kendaraan” pengangkut glukosa masuk dari luar kedalam sel jaringan tubuh. Glucose
transporter 2 (GLUT 2) yang terdapat dalam sel beta misalnya, diperlukan dalam proses
masuknya glukosa dari dalam darah, melewati membran, ke dalam sel. Proses ini penting
bagi tahapan selanjutnya yakni molekul glukosa akan mengalami proses glikolisis dan
fosforilasi didalam sel dan kemudian membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang

8
terbentuk, dibutuhkan untuk tahap selanjutnya yakni proses mengaktifkan penutupan K
channel pada membran sel. Penutupan ini berakibat terhambatnya pengeluaran ion K dari
dalam sel yang menyebabkan terjadinya tahap depolarisasi membran sel, yang diikuti
kemudian oleh tahap pembukaan Ca channel. Keadaan inilah yang memungkinkan
masuknya ion Ca sehingga menyebabkan peningkatan kadar ion Ca intrasel. Suasana ini
dibutuhkan bagi proses sekresi insulin melalui mekanisme yang cukup rumit dan belum
seutuhnya dapat dijelaskan.( Gambar 1 )
Seperti disinggung di atas, terjadinya aktivasi penutupan K channel tidak hanya
disebabkan oleh rangsangan ATP hasil proses fosforilasi glukosa intrasel, tapi juga dapat
oleh pengaruh beberapa faktor lain termasuk obat-obatan. Namun senyawa obat-obatan
tersebut, misalnya obat anti diabetes sulfonil urea, bekerja pada reseptor tersendiri, tidak
pada reseptor yang sama dengan glukosa, yang disebut sulphonylurea receptor (SUR)
pada membran sel beta.

Glucose Ca2+
Insulin
K+ channel Channel
GLUT-2 Release
shut Opens

Glucose K+  Exocytosis


Glucose-6-phosphate Insulin secretory
+ C peptide
Depolarization Cleavage

ATP of membrane Proinsulin enzymes


Granule transport

Glucose signaling
preproinsulin
Preproinsulin
B. cell Insulin Synthesis

Gb.1 Mekanisme sekresi insulin pada sel beta akibat stimulasi

Glukosa ( Kramer,95 )

9
2.4 Mekanisme kerja dan efek samping farmakologi hormone

A. Mekanisme kerja hormone insulin


Dimulai dengan berikatnya insulin dengan reseptor glikoprotein yang spesifik
pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:

– subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat pada
pengikatan molekul insulin.

– subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000 yang dominan di dalam sitoplasma
mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan insulin dengan akibat
fosforilasi terhadap subunit β itu sendiri (autofosforilasi).

Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap


substrat reseptor insulin (IRS-1). IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain
SH2 pada sejumlah protein yang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin
yang berbeda. Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan
adiposa, serangkaian proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase teraktivasi
tersebut akan merangsang protein-protein intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter 4
untuk berpindah ke permukaan sel. Jika proses ini berlangsung pada saat pemberian
makan, maka akan mempermudah transport zat-zat gizi ke dalam jaringan-jaringan
sasaran insulin tersebut.

Kelainan reseptor insulin dalam jumlah, afinitas ataupun keduanya akan


berpengaruh terhadap kerja insulin. Down Regulation adalah fenomena dimana jumlah
ikatan reseptor insulin jadi berkurang sebagai respon terhadap kadar insulin dalam
sirkulasi yang meninggi kronik, contohnya pada keadaan adanya kortisol dalam jumlah
berlebihan. Sebaliknya jika kadar insulin rendah, maka ikatan reseptor akan mengalami
peningkatan. Kondisi ini terlihat pada keadaan latihan fisik dan puasa.

10
 Reseptor insulin

Reseptor adalah molekul pengenal spesifik dari sel tempat hormon berikatan
sebelum memulai efek biologisnya. Reseptor dapat ditemukan pada permukaan
(membran plasma) ataupun intraseluler. Interaksi hormon dengan reseptor permukaan sel
akan memberikan sinyal pembentukan senyawa. Reseptor insulin berupa heterotetramer
(α2β2) yang mana terikat lewat ikatan disulfida yang multipel (Indah, 2004). Djoko, dkk
(2010) menambahkan bahwa reseptor insulin merupakan reseptor tirosin kinase. Reseptor
insulin memediasi aktivitasnya dengan memfosforilasi tirosin pada protein di dalam sel.
Protein substrat yang difosforilasi oleh reseptor insulin termasuk protein yang disebut
IRS-1 atau Insulin Receptor Substrate 1. Terfosforilasinya ikatan IRS-1 akan
meningkatkan afinitas molekul transporter glukosa di membran luar jaringan yang
responsif terhadap insulin seperti sel otot dan jaringan lemak, sehingga meningkatkan
masuknya glukosa ke dalam sel.

Reseptor insulin dikode oleh gen yang disebut gen IRS 1. Gen IRS 1 ini terletak
pada kromosom 2q35–36.1 yang terdiri 2 ekson yang mengandung 64.538 basa. Kodon
927 terletak pada ekson 1. Molekul protein IRS 1 terdiri atas 1.242 residu asam amino
dengan berat molekul 131.592 kDa. Fungsi gen tersebut adalah menyandi sintesis protein
IRS 1 yang diekspresikan secara luas pada jaringan yang peka insulin, yaitu otot skelet,
hepar, jaringan adiposa, dan sel beta pankreas (Djoko, dkk:2010).

 Biosintesis Insulin

Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin)


pada retikulum endoplasma kasar oleh sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase,
preproinsulin mengalami pemecahan sehingga terbentuk proinsulin, yang kemudian
dihimpun dalam gelembung-gelembung (secretory vesicles) dalam sel tersebut. Di sini,
dengan bantuan enzim peptidase, proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida-C (C-
peptide) yang keduanya sudah siap untuk disekresikan secara bersamaan melalui
membran sel (Manaf:2006).

11
B. efek hormone insulin

 Efek pada hati


 Membantu glikogenesis
 Meningkatkan sintesis trigliserida, kolesterol, VLDL
 Meningkatkan sintesis protein
 Menghambat glikogenolisis
 Menghambat ketogenesis
 Menghambat gluconeogenesis
 Efek pada otot
 Membantu sintesis protein dengan: meningkatkan transport asam amino dan merangsang
sintesis protein ribosomal
 Membantu sintesis glikogen
 Efek pada lemak
 Membantu penyimpanan triglserida
 Meningkatkan transport glukosa ke dalam sel lemak
 Menghambat lipolisis intraseluler

2.5 gangguan sekresi atau defisiensi dan akibatnya

Apabila terjadi gangguan sekresi hormone insulin maka akan menyebabkan


penyakit diabetes mellitus. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa atau gula darah (hiperglikemia)
akibat gangguan pada kerja hormon insulin (resistensi insulin), atau gangguan pada
sekresi hormon insulin, ataupun disebabkan oleh kedua – duanya. Secara umum, DM
dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. Terjadi
gangguan pada sekresi hormon insulin akibat kerusakan pada sel – sel beta pankreas yang
mendasari terjadinya DM tipe 1. Pada DM tipe 2, terjadi resistensi insulin yang pada
perkembangannya dapat pula disertai dengan gangguan sekresi hormon insulin. DM juga
dapat timbul pada masa kehamilan yang dikenal sebagai DM gestasional. Selain bentuk –
bentuk tersebut, dikenal juga DM tipe lain yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di
antaranya karena kelainan genetik, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, akibat

12
obat atau zat kimia tertentu, infeksi, bentuk tidak lazim dari immune mediated diabetes
mellitus, serta disebabkan oleh sindrom genetik lainnya.

 DM memiliki gejala klasik yang khas, yaitu berupa:

 Peningkatan frekuensi berkemih atau beser (poliuria);

 Rasa haus yang berlebihan (polidipsia);

 Rasa lapar yang berlebihan (polifagia);


 Penurunan berat badan dengan sebab yang tidak dapat dijelaskan.

2.6 preparat hormone dan contohnya, kegunaan

1. Insulin
Insulin adalah senyawa yang dapat menyebabkan efek hipoglikemik dengan cara
menaikkan penggunaan karbohidrat dan lemak dalam jaringan perifer.
Insulin bekerja dengan memudahkan pemasukan glukosa, asam amino, dan ion-ion, terutama
Ca2+, dengan mempengaruhi proses di dalam sel. Mekanisme kerjanya masih belum begitu
jelas meskipun diketahui bahwa insulin pada tingkat molekul dapat berinteraksi dengan
reseptor khas pada permukaan membran sel, mengatur sintesis dan aktivitas beberapa enzim
dan merangsang sintesis protein dan ARN pada beberapa jaringan.

2. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)


OHO adalah obat penurun kadar glukosa pada darah, bukan hormon insulin yang
diberikan secara oral. Jenis OHO, terbagi dalam 3 kelompok:
1. Obat yang meningkatkan produksi insulin.
• Sulfonilurea, Repaglinid, Nateglinid
•Bekerja pada sel beta pancreas
2. Obat yang memperbaiki kerja insulin
•Biguanid (metformin)

13
•Tiazolinedion (glitazone), memperbaiki kadar glukosa darah, juga menurunkan kadar
trigliserida dan asam lemak bebas.
3. Penghambat enzim alfa glukosidase
•Contoh : akarbose, menghambat penyerapan karbohidrat dengan menghambat enzim
disakarida di usus, menurunkan kadar glukosa darah setelah makan.
ESO : kembung, buang angin dan diare. Efektif dikonsumsi bersama dengan makanan

2.7 efek samping penggunaan preparat hormone

A. Insulin

Efek samping pemakaian insulin :

1. Hipoglikemia

à suntikan insulin dosis biasa, makan kurang.

à kerja fisik berlebihan, makan tidak ditambah gejala :

– gangguan otak (lesu, lemah, sulit bicara, kejang-coma)

– gangguan parasimpatik (lapar, mual, tensi turun)

– gangguan simpatis (keringat dingin, bibir-tangan gemetar)

2. Insulin Lipodistrofi

Timbulnya hipertrofi atau hipotrofi jaringan lemak di tempat suntikan, karena


menyuntik di tempat sama.

3. Reaksi alergi local pada tempat suntikan

14
4. Insulin Resisten

Apabila untuk mencegah hiperglikemia dan ketosis diperlukan insulin > 200
U/hari. Hal ini disebabkan timbulnya antibody terhadap insulin. Terapi : Prednison 80-
100 mg/hari.\

B. Obat Hipoglikemik oral dibagi atas 2 :

I. Komplikasi Akut

Ø koma diabetika ketoasidisis

Ø koma hiperosmolar nonketotik

Ø hipoglikemik

II. Komplikasi Kronik

Ø Makrovaskuler :

– penyakit jantung koroner

– penyakit cerebrovaskuler

– penyakit pembuluh darah perifer (gangrene) Komplikasi ini paling sering


ditemukan pada penderita di Indonesia dan sering sekali tidak sadari, padahal
komplikasi ini mudah sekali dicegah.

Gejala yang muncul adalah adanya luka yang tidak sembuh sembuh, biasanya
dikaki atau jari2 kaki. jarang sekali berasa perih ato nyeri. hal ini yang membuat
pasien tidak pernah mengeluh dan memperhatikan luka kakinya. berakibat luka
menjadi makin besar dan merusak jaringan sekitarnya.

15
Ø Mikrovaskuler :

– diabetik retinopati

– diabetik neuropati

– diabetik nefropati

– rentan terhadap infeksi

16
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Hormon Insulin adalah hormon yang bertanggung jawab mengatur kadar glukosa darah sebagai
bagian dari metabolisme tubuh. Insulin diproduksi oleh tubuh di dalam pancreas. Insulin mempunyai
beberapa pengaruh dalam jaringan tubuh. Insulin menstimulasi pemasukan asam amino kedalam
sel kemudian meningkatkan sintesa protein. Insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan
mencegah penggunaan lemak sebagai bahan energi. Insulin menstimulasi pemasukan glukosa
kedalam sel untuk digunakan sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen
didalam sel otot dan hati. Insulin endogin adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas,
sedangkan insulin eksogin adalah insulin yang disuntikkan dan merupakan suatu produk farmasi.

Obat Hipoglikemik Oral (OHO) merupakan obat penurun kadar glukosa pada darah yang
diresepkan oleh dokter khusus bagi diabetesei. Obat Penurun Glukosa Darah bukanlah hormon
insulin yang diberikan secara oral. OHO bekerja melalui beberapa cara untuk menurunkan kadar
glukosa darah.

2.2 saran

Semoga dapat dijadikan sumber informasi dan pengetahuan untuk para pembaca Semoga
makalah ini mampu memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada para
pembacanya. Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna.oleh karena itu,kritik dan saran yang ada relevansinya dengan
penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari pembaca. Kritik dan saran sekecil
apapun akan kami perhatikan dan pertimbangkan guna perbaikan di masa datang.

17

Anda mungkin juga menyukai