Anda di halaman 1dari 4

EPISODE 2 - PERKENALAN ISTRI ANDRI, BELLA

(POV BELLA)

aku membuka gordin jendela kamarku, matahari pagi masih malu-malu untuk menunjukkan
dirinya, aku terbangun karena suara ayam yg mulai berkokok. walau hidup ditengah
kota, namun ada beberapa tetanggaku yg berhobi memelihara ayam. kulihat kembali
kearah kasur, suamiku masih terbaring dengan lelap, walau jam 9 pagi dia harus
sudah tiba ke kantor. kupandangi yg berada di antara kakinya dan tersimpan di dalam
celananya, gumpalan dagingnya yg sangat besar yg berhasil membuatku teriak dan
meringis nyeri pilu dengan ukurannya yg besar.

kulangkahkan kakiku keluar kamar, badanku hanya tertutup oleh kimono handuk yg
panjangnya melebihi lututku, didalamnya hanya ada tanktop dan hotpants. ku intip
kamar anakku, kedua anakku masih terlelap dikamarnya. kedua pembantuku sudah
terbangun, ada yg menyapu halaman, yg satunya sedang cuci piring hasil sisa makan
malam tadi malam.
"mbak", sapaku pada kedua pembantuku.
"pagi bu", balasnya dengan lembut.
aku lalu membuka kulkas untuk menyiapkan sarapan untuk suamiku dan anakku yg akan
bersekolah dan playgroup.
"masak apa bu hari ini?", tanya pembantuku yg bernama Ijah. yg berurusan dengan
dapur. sedangkan yg bernama Hesti yg berurusan dengan kebersihan rumah. namun walau
begitu, keduanya saling membantu.
"sayur bayam ya, untuk sarapan aja", balasku, lalu Ijah membantu menyiapkan panci
dan lain-lainnya.

waktu lewat dengan sungguh cepat, setelah selesai dengan sarapannya, suamiku
bergegas berangkat ke kantor. sedangkan kedua anakku sudah diantar oleh Hesti dan
diantarkan oleh satpam komplex bernama Parto.
"yang, aku berangkat dulu ya", ujar suamiku, walau sudah lama menikah namun dia
tetap saja memanggilku dengan sebutan 'yang'.
"iya mas, hati-hati ya", balasku dengan memberinya kecupan di pipinya. hal ini yg
aku lakukan tiap hari pada suamiku. lalu dia bergegas berangkat, dan menyalakan
mobilnya yg berjenis sedan yg berasal dari Jerman itu, yaitu Marcedez-Benz C-Class
nya tahun 2012.
"haah akhirnya selesai mbak", ujarku pada Ijah yg masih berada di dapur.
"iya bu, nanti siang masak apa?", tanya Ijah padaku.
"yg gampang aja, tempe penyet aja ya, bapak kan pulang sore seperti biasa", balasku
padanya.
"iya bu", balasnya singkat dan menunduk.
"yauda, aku ke kamar dulu, mau mandi", ucapku pada Ijah.
lalu aku berjalan ke kamarku, badanku rasanya berkeringat lengket setelah masak di
dapur, rasanya ingin segera mandi dan wangi kembali.

setibanya dikamar, aku mengunci kamarku dan duduk di tepi kasur. secara keseluruhan
aku sungguh bahagia dengan kehidupanku, hidup serba cukup dan nyaman. namun dari
lubuk hati yg paling dalam, aku kurang puas dengan hubungan badanku dengan suami.
saat akan berhubungan, ada rasa kurang menikmati, dan selain itu ada rasa bosan
juga.
aku melangkahkan kakiku memasuki kamar mandi, kutanggalkan satu per satu baju yg
menempel pada tubuhku hingga aku polos tak ada satu benangpun di badanku. aku
pandangi dengan seksama di depan kaca. rambutku yg pendek seleher membuatku semakin
anggun saat telanjang. ukuran payudara yg tak terlalu besar, dan badanku yg ramping
membuatnya pas menempel di badanku dan vagina yg selalu bersih dari bulu.

tangan kananku menyentuh bibir vaginaku dan aku buka bibir itu, sehingga aku bisa
menggapai klitorisku.
"ssshhhhhhh ahhhhhhhhhhh yaaampuuun enak bangeeeet", desah panjangku saat aku
membelai klitorisku.

walau aku sudah menikah, dan dulunya perawan, namun aku sudah kenal dengan
masturbasi sejak aku dibangku SMA, walau begitu aku cukup bangga bisa menjaga
perawanku hingga menikah. sebagai keturunan arab, keperawanan adalah hal yg sangat
penting, harus dan hanya dipersembahkan untuk suami. pernah ada cerita dari saudara
tuaku bahwa ada suami yg mengembalikan istrinya pada malam pertama setelah
mengetahui jika istrinya pernah melakukan hubungan dengan lelaki lain yg
mengakibatkan perawannya hilang. sungguh malu bukan main untuk kedua keluarga
terutama dari keluarga wanita yg kecolongan hingga anaknya bisa kentot dengan
bebas. aku tak ingin begitu.

*
flashback saat kuliah.
(POV BELLA)

perkuliahan menginjak pada semester 2. jauh sebelum aku mengenal suamiku saat ini.
pada saat berkuliah, aku bisa di bilang easy going. aku memiliki sahabat wanita
bernama Winny dan Diana, selain itu kami juga memiliki sahabat lelaki yg bernama
Gerry. layaknya seorang sahabat kami selalu bersama, namun khusus dengan Gerry kami
jarang bertemu, namun sekalinya bertemu banyak sekali yg kami ceritakan, tapi kami
berjanji untuk tidak menggunakan hati. selain itu Gerry juga memiliki pacar yang
sedang berkuliah di Solo, maka dia dengan pacarnya LDR. jarak antara Surabaya-Solo
tidak bisa ditempuh dalam waktu singkat, sehingga pertemuan mereka saat akhir
semester.

suasana diluar kelas panas dan terik, seusai kelas aku dikantin bersama dengan
kedua sahabatku meminum esteh untuk menghilangkan dahaga karena teriknya matahari.
"panas ya tumben", ujar Winny.
"iya nih, renang enak nih", balasku.
"eh Gerry gak kelihatan kemana doi", tanya Winny pada kami, kami berempat memang
bersahabat, namun nampaknya Gerry yang paling malas berkuliah, selain itu aku yg
paling akrab dengan Gerry.
"hmm gak tau", balasku singkat.
mumpung di kantin kami bertiga lantas turut pesan makan siang, makanan favoritku
adalah gado-gado. sembari makan kami juga bergossip apa saja yg bisa dijadikan
pembicaraan, rasa panas sudah tak kami hiraukan lagi.
"heeey ladieeees", sapa dari seorang cowok yg suaranya khas dan dalam.
"eh elu Ger, kemana aja?", tanya Diana.
"haha lagi males masuk tadi, terus nongkrong di kantin deket rektorat", balas dia
dengan santai dan mengambil gelas Winny dan dia minum tanpa bertanya.
"eh eh eh langsung ambil aja", protes Winny pada Gerry.
"haha gapapa laaah seperti dengan siapa aja", balas Gerry.

lalu kami berempat lanjut ngobrolnya hingga sore hari, dan akhirnya satu per satu
kami berpamitan balik pulang.
"eh Bell, langsung pulang lu? nebeng dong sampai rumah, aku gak bawa mobil, tadi
naik uber", tanya Gerry padaku, rumah kami tidak berdekatan, namun untuk pulang,
aku bisa lewat daerah rumah Gerry.
"hmm yauda yuk", ajakku.
setibanya di dalam mobil, Gerry langsung duduk dan memasang sabuk pengaman, dan aku
sibuk menghidupkan mesin mobil.
"gimana Mauren?", tanyaku memecah keheningan sambil menunggu mobil untuk panas.
"gak gimana-gimana, kangen banget guwe gilak", balas dia.
"anjir kangen haha, bisa ya cowok kangen banget gitu", tanyaku kembali.
"kangen lah, punya pacar kok", balas dia dengan sok keren.
"halah, paling hanya kangen digoyang dikamar aja haha", balasku dengan bercanda.
"haha termasuk itu juga", balas dia santai. Gerry ini memang cowok yg doyan
ngentot, dan dia sangat terbuka cerita kepada kami.
"nah kan hahahha dasar mesum lu", balasku sambil menjalankan mobil untuk memulai
perjalanan.
"eh tanya dong Bell, bener yah keturunan arab gak boleh ngentot sebelum nikah?",
tanya dia padaku.
"haha pertanyaannya gilalu, ya pada dasarnya kan semua kudu nikah dulu, Ger, tapi
keturunan arab kalau ketahuan udah gak perawan, suami mu akan melaporkan pada
keluargaku, bayangin aja kan", terangku pada Gerry.
"wah berat ya kalau pas pengin gitu haha", balas dia.
"ya pakai cara lain lah hahaha", balasku santai.
"haha njir, ngaceng nih bahas ginian, udah ah", terang dia.
"anjiiiiiirrrrr Gerry paraaahhhh", teriakku.
setelah obrolan sedikit mesum itu, kamipun menyudahi obrolan itu dan gantian
membahas yg lain. hingga akhirnya tiba dirumah Gerry, dia pun turun dan aku memacu
mobilku kearah rumahku.

*
beberapa hari kemudian.

suasana malam kembali panas dan tak berangin membuat badan menjadi sangat gerah.
sebagai seorang jomblo, pada saat kumpul diruang tengah bersama keluarga, aku
sering tidak memegang HP, lagipula siapa yang akan menghubungiku.

sebagai anak kedua dari tiga bersaudara yang kesemuanya perempuan, rasanya seperti
hidup di panti khusus wanita, ditambah 2 orang pembantu perempuan. hanya ayahku
seorang yang lelaki. saat kami dirumah, kami diperbolehkan untuk tidak menggunakan
jilbab, sebagai keturunan arab, ayahku sangat disiplin mengingatkan putrinya untuk
terus mengenakan jilbab. namun, pada saat didalam rumah, kami bebas menggunakan apa
saja. malam ini dengan cuaca yg panas, aku hanya menggunakan tanktop warna pink dan
hotpants. begitupula dengan kakak dan adikku.

kami berlima nonton acara yang cukup disenangi oleh hampir seluruh keluarga di
Indonesia, yaitu dangdut Academy. yang nyanyinya hanya 3 menit, tapi komentarnya
bisa sampai 3 jam. walau begitu, tetep aja kami suka menontonnya. saat pukul sudah
menunjukkan pukul 11 malam, adikku pamit untuk tidur, diikuti satu-per satu hingga
akhirnya kami semua masuk ke kamar masing-masing.

aku mengunci kamarku, dan membaringkan badanku diatas kasur. aku meraih HP ku yang
sejak tadi berada diatas meja dikamarku. oh ternyata ada pesan masuk dari Gerry
yang sudah sejak setengahjam yang lalu.
[22.45] Gerry: heh, Bell.
[23.12] Bella: heh, apaan?
[23.12] Gerry: lg apaan?
[23.13] Bella: mau tidur, ada apaan?
[23.13] Gerry: gapapa, haha aku kepikiran sama obrolan yang di mobil kemarin hehe
ceritain dong.
[23.14] Bella: anjir, ceritain apaan gila lho Ger.
[23.15] Gerry: hehe yg katanya elu pernah anu hehe.
[23.15] Bella: ya itu biasa lah Ger, kaya elu gak pernah aja.
[23.16] Gerry: hehe makanya, karena elu arab kan guwe jadi membayangin.
[23.17] Bella: dasar otak mesum lu.
[23.18] Gerry: hehe selfie dong Bell, guwe belum pernah lihat elu gak pakai jilbab.
aku berguling-guling dikasurku sambil membalas pesan dari Gerry, dan aku hampir tak
percaya saat Gerry meminta selfieku yang tak memakai jilbab, hingga detik ini belum
ada cowok yang melihat aku tak berhijab selain ayahku. aku dirundung kebimbangan
apakah aku memberikan selfieku. namun walau begitu, obrolan nakal ini sedikit
membangkitkan nafsuku.

akupun akhirnya menuruti permintaan Gerry dengan mengirimkan selfieku, yang aku
berikan hanyalah wajahku hingga sebatas tepat diatas dada.
[23.24] Bella: udah noh, buruan di delete, ntar dilihat cewekmu.
[23.24] Gerry: gilaaaa, mantab banget Bell, itu tali apaan di pundakmu hehe selfie
depan kaca dong, seluruh badan hehe
lagi-lagi aku akan melakukan yang belum pernah aku lakukan sebelumnya, menunjukkan
lekuk tubuhku dan kulit tubuhku pada seorang cowok yang bukan pacar maupun suamiku.
tapi aku tertantang untuk melakukan itu, akhirnya aku memberikan selfieku seluruh
tubuh didepan kaca yang memperlihatkan rambut, wajah, tanktop dan hotpantsku,
selain itu terlihat jelas lekukan payudara dan pahaku yang putih.
[23.27] Bella: udah!!
[23.27] Gerry: ohmygad Bell, seksi banget kamu ternyata, aku gak kuat Bell, aku
coli bentar hehe
[23.28] Bella: dasar!! jangan lu apa-apakan fotoku!!
[23.28] Gerry: siap bos, bentar yak hehe lagi konsentrasi.
jujur saja, libido ku juga naik dengan yang aku lakukan dengan Gerry, walau hanya
melalui foto dan membayangkan apa yg Gerry lakukan terhadap fotoku membuatku
sedikit bernafsu. tak kusadari tangan kiri sudah masuk kedalam celana dan membelai
memek perawanku.
[23.36] Gerry: anjir, keluar banyak banget Bell hehe mau lihat gak?
[23.36] Bella: parah lu, hahaha, hmmm boleh.
lalu beberapa saat kemudian aku menerima foto kontol Gerry yang lemas dan tumpahan
cairan putih di atas perutnya dan wajah Gerry terlihat lemas namun puas. setelah
dikirimi itu, aku menyudahi obrolan itu dan menaruh HP ku lalu membenamkan diri
pada selimutku.

namun, aku tak bisa tidur, karena libidoku menanjak dan vaginaku terasa basah.
tangan kiriku berada di dalam celanaku memainkan klitorisku sejak tadi.
"sshhhhhh ahhhhhhhhh", desahku pelan agar tak didengar orang luar, aku terus
mengelus-elus klitorisku hingga rasanya sampai dengan ubun-ubun.
"aahhhh shhhmmmm hmmmm wwhhhh"
"ehhhmmmm oooohhhh"
tak sadar tangan kananku sudah memerasi payudaraku sendiri, penutup tubuhku sudah
tak karuan bentuknya, celanaku sudah turun hingga ke paha dan tanktopku sudah naik
hingga diatas dada.
"awwhhhhh enakk bangeeettt"
"sshhhh ahhh ayooo teruuuus awhhh"
desahku sambil membayangkan badanku dinaiki oleh lelaki gagah dan seksi.
"eehhhmmmm ooohhhh hooooooo"
saat rasanya sudah dekat, aku selalu menahannya, aku ingin masturbasi selama
mungkin dan menikmati sentuhan sensual yg merangsang tubuhku ini. tangan kanan dan
kiriku gantian mengobel vaginaku ini. aku terkadang mengganti posisiku tengkurap
dan telentang untuk mencapai sentuhan yg paling nyaman.
"aawwwhhhhhhhhhh oooowwwhhhhhhh", aku mendesah dengan sangat pelan, tanganku sudah
sangat capek, mungkin ini sudah saatnya untuk aku orgasme.
aku mengobel semakin cepat, dan terus merangsang dibagian yang sama.
"AWWWHHHH AAAHHHHH HMMMMMMMM OOOHHHHHH", desahku panjang diiringi dengan badanku
mengejang dan berasa cairan hangat keluar dari dalam rahimku dan mengenai pahaku
bagian dalam. mataku merem melek menikmati moment ini.
"hooosshh hooosshh hooosshh hooossshhhh", nafasku terus memburu dan akhirnya bisa
terkendali, lalu melihat situasi sekitar. celanaku sudah turun hingga lutut dan
tanktopku sudah terbuka sana sini. aku lihat di sprei ada cairan yg berasal dari
memekku membekas di sprei.

setelah merapikan kembali pakaianku dan tempat tidurku, aku memposisikan diri untuk
mulai tidur, dan menyambut hari esok dengan senyum bahagia yg terpancar dari wajah
kearabanku.

-BERSAMBUNG-

Anda mungkin juga menyukai