Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba.2008). Keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil pada masa trimester III adalah sering buang air kecil. Janin yang sudah sedemikian membesar menekankan kandung kemih ibu. Akibatnya kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sering ingin BAK. Dorongan untuk bolak balik ke kamar mandi inilah yang mau tidak mau akan menganggu istirahat ibu termasuk waktu tidurnya (Hutahaean, 2013). Kurang tidur yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan fisik dan psikis. Kurang tidur dari segi fisik, akan menyebabkan muka pucat, mata sembab, badan lemas dan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit. Kurang tidur dari segi psikis, akan menyebabkan timbulnya perubahan suasana kejiwaan, sehingga penderita akan menjadi lesu, lamban menghadapi rangsangan dan sulit berkonsentrasi (Lanywati, 2007). Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan baik anatomis dan fisiologis yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau keluhan fisik selama kehamilan (Saifudin, 2009). Perubahan psikis pada ibu hamil trimester III yaitu Pertambahan usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang tidak nyaman dan ingin segera melahirkan. Pada periode ini kecemasan menghadapi persalinan akan muncul dan mulai dirasakan. Bayangan negatif mulai menghantui misalnya apakah mereka dapat melahirkan normal, bagaimana caranya mengejan dan bagaimana jika terjadi sesuatu dengan dirinya saat melahirkan serta apakah bayinya akan lahir dengan normal (Huliana, 2007). Menurut WHO sekitar 800-900 juta penduduk dunia mengalami anemia yang disebabkan oleh gangguan istirahat dan tidur pada saat kehamilan yang menyebabkan stress fisiologis dan stress psikologis. Menurut hasil survei pada wanita hamil di Amerika, 82% ibu hamil tidur tidak nyenyak selama kehamilan dibandingkan sebelum hamil 25% dari ibu hamil mengeluhkan gangguan tidur pada trimester pertama dan lebih meningkat hampir 75% memasuki trimester ketiga. Hal ini juga ditemukan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan di UPT Puskesmas Kecamatan Cimanggis dan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, 93,6% ibu hamil trimester ketiga memiliki kualitas tidur yang buruk (Wardani, 2018). Menurut Depkes RI (2012), Survey Kesehatan Rumah Tangga Mendapatkan data ibu hamil yang mengalami gangguan istirahat dan tidur adalah sebesar 63,5% dari 1 juta ibu hamil yang ada di Indonesia. Kejadian gangguan istirahat dan tidur ibu hamil di Kota Palangka Raya berkisar kurang lebih 34% dari 5.553 orang dari jumlah ibu hamil setiap tahunnya (Data Bulan Desember 2014, Dinkes Kota Palangka Raya). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Pahandut Palangka Raya pada saat pemeriksaan ANC di Ruang KIA ditemukan 6 dari 10 ibu hamil mempunyai kualitas tidur yang buruk (waktu yang dibutuhkan untuk tidur di malam hari kurang dari 5 jam, mulai tertidur di malam hari lebih dari 60 menit dan lebih dari 5 kali terbangun di malam hari). Dimana 2 ibu hamil mengalami cemas ringan (tidak pernah merasa mudah tersinggung, gelisah ataupun takut bila memikirkan akan menghadapi persalinan) dan 4 ibu mengalami cemas sedang (tidak pernah merasa mudah tersinggung, namun sering gelisah ataupun takut bila memikirkan akan menghadapi persalinan). Peneliti juga memperoleh hasil 4 ibu hamil mempunyai kualitas tidur yang baik (waktu yang dibutuhkan untuk tidur di malam hari 5-6 jam, mulai tertidur di malam hari 16-30 menit dan 1-2 kali terbangun di malam hari) dimana 1 ibu mengalami cemas ringan (tidak pernah merasa mudah tersinggung, gelisah ataupun takut bila memikirkan akan menghadapi persalinan) dan 3 ibu mengalami cemas sedang (tidak pernah merasa mudah tersinggung, namun sering gelisah ataupun takut bila memikirkan akan menghadapi persalinan). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil trimester III mempunyai kualitas tidur kategori buruk meskipun mereka mengalami cemas kategori ringan. Kehamilan dapat merupakan sumber stressor terutama pada ibu yang labil jiwanya. Kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan tidak dapat dihindari karena pada masa kehamilan ibu mengalami perubahan fisik dan psikologis yang menimbulkan ketidaknyamanan dan perubahan mood. Penelitian yang dilakukan University of California di San Francisco menemukan fakta, wanita yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki kemungkinan menjalani operasi caesar 4,5 kali lebih besar. Kualitas tidur yang buruk bisa membahayakan ibu hamil dan bayinya. Kualitas tidur yang buruk beresiko lebih tinggi melahirkan dengan operasi sesar, peningkatan persepsi nyeri dan ketidaknyamanan saat persalinan, hipertensi, pre-eklampsia dan depresi post partum. (Sihotang dkk, 2016). Gangguan tidur juga berhubungan dengan komplikasi kehamilan secara biologis. Pertama, kehamilan dikaitan dengan perubahan tidur seperti insomnia, mendengkur, dan gelisah. Kedua, hasil yang dikaitkan dengan kualitas tidur yang buruk pada ibu hamil seperti diabetes gestasional, kehamilan hipertensi, dan depresi saat postpartum (Facco dkk, 2010).
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Trimester III Di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya 1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan ibu hamil Trimester III Di UPTD
Puskesmas Pahandut Palangka Raya 2. Mengidentifikasi kualitas tidur ibu hamil Trimester III Di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya 3. Menganalisis hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil Trimester III Di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya 1.3 Manfaat Penelitian 1.3.1 Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi baru, wawasan dan pengetahuan yang dapat memperkaya khasanah keilmuan, khususnya dalam lingkup keperawatan maternitas tentang tingkat kecemasan dan kualitas tidur ibu hamil 1.3.2 Praktis 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan masukan dan sebagai referensi perpustakaan institusi, serta dapat memberikan sumber informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis. 2. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan dalam penanganan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan penelitian baru yang terkait untuk memperdalam pemahaman tentang Ibu Hamil. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil.