Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba.2008).
Keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil pada masa trimester III adalah sering
buang air kecil. Janin yang sudah sedemikian membesar menekankan kandung
kemih ibu. Akibatnya kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sering
ingin BAK. Dorongan untuk bolak balik ke kamar mandi inilah yang mau tidak
mau akan menganggu istirahat ibu termasuk waktu tidurnya (Hutahaean, 2013).
Kurang tidur yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan fisik dan psikis.
Kurang tidur dari segi fisik, akan menyebabkan muka pucat, mata sembab, badan
lemas dan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit. Kurang
tidur dari segi psikis, akan menyebabkan timbulnya perubahan suasana kejiwaan,
sehingga penderita akan menjadi lesu, lamban menghadapi rangsangan dan sulit
berkonsentrasi (Lanywati, 2007). Kehamilan menyebabkan terjadinya perubahan
baik anatomis dan fisiologis yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau
keluhan fisik selama kehamilan (Saifudin, 2009). Perubahan psikis pada ibu hamil
trimester III yaitu Pertambahan usia kehamilan akan menyebabkan perasaan yang
tidak nyaman dan ingin segera melahirkan. Pada periode ini kecemasan
menghadapi persalinan akan muncul dan mulai dirasakan. Bayangan negatif mulai
menghantui misalnya apakah mereka dapat melahirkan normal, bagaimana
caranya mengejan dan bagaimana jika terjadi sesuatu dengan dirinya saat
melahirkan serta apakah bayinya akan lahir dengan normal (Huliana, 2007).
Menurut WHO sekitar 800-900 juta penduduk dunia mengalami anemia yang
disebabkan oleh gangguan istirahat dan tidur pada saat kehamilan yang
menyebabkan stress fisiologis dan stress psikologis. Menurut hasil survei pada
wanita hamil di Amerika, 82% ibu hamil tidur tidak nyenyak selama kehamilan
dibandingkan sebelum hamil 25% dari ibu hamil mengeluhkan gangguan tidur
pada trimester pertama dan lebih meningkat hampir 75% memasuki trimester
ketiga. Hal ini juga ditemukan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan di UPT
Puskesmas Kecamatan Cimanggis dan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, 93,6% ibu
hamil trimester ketiga memiliki kualitas tidur yang buruk (Wardani, 2018).
Menurut Depkes RI (2012), Survey Kesehatan Rumah Tangga Mendapatkan data
ibu hamil yang mengalami gangguan istirahat dan tidur adalah sebesar 63,5% dari
1 juta ibu hamil yang ada di Indonesia. Kejadian gangguan istirahat dan tidur ibu
hamil di Kota Palangka Raya berkisar kurang lebih 34% dari 5.553 orang dari
jumlah ibu hamil setiap tahunnya (Data Bulan Desember 2014, Dinkes Kota
Palangka Raya). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas
Pahandut Palangka Raya pada saat pemeriksaan ANC di Ruang KIA ditemukan 6
dari 10 ibu hamil mempunyai kualitas tidur yang buruk (waktu yang dibutuhkan
untuk tidur di malam hari kurang dari 5 jam, mulai tertidur di malam hari lebih
dari 60 menit dan lebih dari 5 kali terbangun di malam hari). Dimana 2 ibu hamil
mengalami cemas ringan (tidak pernah merasa mudah tersinggung, gelisah
ataupun takut bila memikirkan akan menghadapi persalinan) dan 4 ibu mengalami
cemas sedang (tidak pernah merasa mudah tersinggung, namun sering gelisah
ataupun takut bila memikirkan akan menghadapi persalinan).
Peneliti juga memperoleh hasil 4 ibu hamil mempunyai kualitas tidur yang
baik (waktu yang dibutuhkan untuk tidur di malam hari 5-6 jam, mulai tertidur di
malam hari 16-30 menit dan 1-2 kali terbangun di malam hari) dimana 1 ibu
mengalami cemas ringan (tidak pernah merasa mudah tersinggung, gelisah
ataupun takut bila memikirkan akan menghadapi persalinan) dan 3 ibu mengalami
cemas sedang (tidak pernah merasa mudah tersinggung, namun sering gelisah
ataupun takut bila memikirkan akan menghadapi persalinan). Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil trimester III mempunyai kualitas
tidur kategori buruk meskipun mereka mengalami cemas kategori ringan.
Kehamilan dapat merupakan sumber stressor terutama pada ibu yang labil
jiwanya. Kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan tidak dapat dihindari
karena pada masa kehamilan ibu mengalami perubahan fisik dan psikologis yang
menimbulkan ketidaknyamanan dan perubahan mood. Penelitian yang dilakukan
University of California di San Francisco menemukan fakta, wanita yang tidur
kurang dari 6 jam per malam memiliki kemungkinan menjalani operasi caesar 4,5
kali lebih besar. Kualitas tidur yang buruk bisa membahayakan ibu hamil dan
bayinya. Kualitas tidur yang buruk beresiko lebih tinggi melahirkan dengan
operasi sesar, peningkatan persepsi nyeri dan ketidaknyamanan saat persalinan,
hipertensi, pre-eklampsia dan depresi post partum. (Sihotang dkk, 2016).
Gangguan tidur juga berhubungan dengan komplikasi kehamilan secara biologis.
Pertama, kehamilan dikaitan dengan perubahan tidur seperti insomnia,
mendengkur, dan gelisah. Kedua, hasil yang dikaitkan dengan kualitas tidur yang
buruk pada ibu hamil seperti diabetes gestasional, kehamilan hipertensi, dan
depresi saat postpartum (Facco dkk, 2010).

1.2 Tujuan Penelitian


1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur
Pada Ibu Hamil Trimester III Di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka
Raya
1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan ibu hamil Trimester III Di UPTD


Puskesmas Pahandut Palangka Raya
2. Mengidentifikasi kualitas tidur ibu hamil Trimester III Di UPTD
Puskesmas Pahandut Palangka Raya
3. Menganalisis hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada
ibu hamil Trimester III Di UPTD Puskesmas Pahandut Palangka Raya
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi baru, wawasan dan
pengetahuan yang dapat memperkaya khasanah keilmuan, khususnya
dalam lingkup keperawatan maternitas tentang tingkat kecemasan dan
kualitas tidur ibu hamil
1.3.2 Praktis
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
memberikan masukan dan sebagai referensi perpustakaan institusi, serta
dapat memberikan sumber informasi untuk melakukan penelitian lebih
lanjut yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis.
2. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
masukan bagi tenaga kesehatan dalam penanganan tingkat kecemasan
dengan kualitas tidur ibu hamil.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengembangkan penelitian baru yang terkait untuk memperdalam
pemahaman tentang Ibu Hamil. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya
dapat melakukan penelitian tentang faktor- faktor yang berhubungan
dengan tingkat kecemasan pada ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai