Klik
Klik untuk
membagikan
untuk berbagi
berbagi pada
di Facebook(Membuka
Twitter(Membuka
LineTumblr(Membuka
di Linkedln(Membuka
new(Membukadididi
di jendela
dijendela
jendela
jendela
jendela
yang
yang
yang
yang
yang
baru)baru)
baru)
baru)
baru)
Manusia mempunyai berbagai emosi dan perasaan seperti rasa senang, sedih, gembira,
dan murung. Kita akan merasa bahagia saat merespon sesuatu yang menyenangkan, tetapi
setelah beberapa saat, perasaan itu akan menghilang atau mereda. Kita dapat merasakan
kesedihan, tetapi tetap akan hilang setelah beberapa waktu. Perasaan manusia datang silih
berganti tergantung suasana yang ada.
Tapi tidak dengan orang yang mengidap bipolar disorder. Orang dengan kondisi mental ini,
suasana hatinya bisa berubah dengan esktrem. Tiba-tiba senang, lalu sepersekian detik
lainnya bisa menjadi sangat sedih tanpa pandang suasana. Apa itu bipolar? Kupas tuntas
penjelasannya di sini.
Saat pasien merasa sedih, ia akan merasa tertekan, kehilangan harapan, dan bahkan dapat
kehilangan keinginan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Tetapi saat merasa senang,
pasien akan merasa sangat bersemangat dan penuh gairah. Perubahan mood tersebut
dapat terjadi beberapa kali dalam setahun. Kondisi jiwa ini dapat menyebabkan rusaknya
hubungan pribadi, rendahnya motivasi dan produktivitas di tempat kerja, dan yang lebih
buruk lagi dapat menyebabkan perasaan ingin melakukan bunuh diri. Oleh karena itu,
orang-orang dengan bipolar disorder sangat disarankan untuk menghubungi bantuan medis
saat mengalami perubahan mood yang signifikan
Gangguan Bipolar I atau tipe klasik ditandai dengan adanya 2 episode yaitu mania dan
depresi. Gangguan Bipolar II ditandai dengan hipomania dan depresi. Selain kedua tipe
kondisi mental tersebut, masih ada lagi yang disebut cyclotimia.
Perilaku mania dan hipomania adalah kondisi pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang
menunjukkan ekspresi kegembiraan berlebihan. Misalnya orang dengan kondisi ini merasa
banyak ide, paling pintar, menggampangkan permasalahan, yang kemudian menciptakan
pikiran positif berupa perasaan bahagia berlebihan, tingkah laku terlalu gembira, dan terlihat
menonjol. Pada tingkat perilaku hipomania, orang dengan bipolar disorder masih dapat
mengendalikan diri, sementara mereka yang berperilaku mania sudah tidak dapat
mengendalikan diri. Fase mania dialami selama 2 minggu sampai 4 – 5 bulan (rata-rata
sekitar 4 bulan)
Sementara itu, perilaku depresi adalah kondisi pikiran yang negatif, putus asa, dan tidak
ada ide. Orang dengan depresi diliputi perasaan sedih, tidak bersemangat yang berlebihan,
cenderung bertingkah laku pendiam, pemalas, dan tidak mau bersosialisasi dengan
lingkungannya. Bahkan terkadang pada tingkat depresi yang sangat tinggi, timbul perasaan
ingin bunuh diri. Fase depresi dialami lebih lama daripada fase mania yaitu sekitar 6 bulan,
tetapi pada orang yang berusia lebih tua dapat dialami lebih dari setahun.
Selama episode mania, beberapa ciri dan gejala lain yang dapat muncul, antara lain:
Sedangkan, dalam episode depresi ada beberapa tanda dan gejala gangguan mental ini
adalah:
Merasa sangat bersedih dan kehilangan harapan pada jangka waktu yang panjang.
Kehilangan ketertarikan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Nafsu makan menurun
Merasa ngantuk dan malas.
Merasa terlalu sadar diri dan minder.
Sulit berkonsentrasi.
Memiliki pemikiran untuk bunuh diri.
Bipolar bukanlah penyakit menular karena tidak ada agen yang menjadi penyebab (etiologi)
seperti bakteri, kuman, virus, dan sebagainya. Di dunia psikiatri, meskipun organ yang
terkena adalah otak, tetapi tidak dapat ditunjuk satu atau beberapa agen yang menjadi
penyebab. Dengan demikian, terjadinya gangguan jiwa tidak dapat ditularkan dari satu
individu ke individu lain.
Faktor biologis