Disusun oleh :
PRIMA YUNITA CAHYANINGTYAS
J230195041
NIM : J230195041
Sandapan unipolar terbagi menjadi dua sandapan yaitu sandapan unipolar ekstermitas
dan unipolar precordial. Sandapan unipolar ekstremitas merekam beda potensial listrik pada
satu ekstremitas, elektroda ekplorasi diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan
elektroda-elektroda pada ekstremitas yang lain membentuk elektroda indiferen (potensial 0).
Sandapan unipolar ekstremitas terdiri dari sandapan avR, sandapan avL, dan sandapan avF.
Sandapan avR merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA), dimana tangan kanan
bermuatan positif (+), tangan kiri dan kaki kirimembentuk elektroda indiferen. Sandapan avL
merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana tangan kiri bermuatan positif (+),
tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indiferen. Sandapan avF merekam potensial
listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri bermuatan positif (+), tangan kanan dan tangan
kiri membentuk elektroda indifern.
Sandapan unipolar ke dua yaitu sandapan unipolar precordial, sandapan ini merekam
potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi yang ditempatkan di beberapa
tempat dinding dada. Elektroda indiferen diperoleh dengan menggabungkan ketiga elektroda
ekstremitas. Letak sandapan meliputi V1, V2, V3, V4, V5, dan V6. V1 terletak di ruang
interkosta IV garis sternal kanan, V2 terletak di ruang interkosta IV garis sternal kiri, V3
terletak di pertengahan V2 dan V4, V4 terletak di ruang interkosta V garis midklavikula kiri,
V5 sejajar V4 garis aksila depan, dan V6 sejajar garis aksila tengah. Umumnya perekaman
EKG lengkap dobuat 12 lead (sandapan), akan tetapi pada keadaan tertentu perekaman dibuat
sampai V7, V8, dan V9 atau V3R dan V4R.
4. Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan vertikal
dengan jarak 1 mm (sering disebut kotak kecil). Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap 5
mm (disebut kotak beasr). Garis horizontal menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0,04
detik, sedangkan 5 mm = 0, 20 detik. Garis vertical menggambarkan voltase, dimana 1 mm =
0,1 miliVolt, sedangkan setiap 10 mm = 1 miliVolt.
Pada praktik setiap hari perekaman dibuat dengan kecepatan 25 miliVolt. Kalibrasi yang
biasanya dilakukan adalah 1 miliVolt, yang menimbulkan defleksi 10 mm. pada keadaan
tertentu kalibrasi dapat diperbesar yang akan menimbulkan defleksi 20 mm atau diperkecil
yang akan menimbulkan defleksi 5 mm. Hal ini harus dicatat pada saat perekaman EKG
sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang salah bagi yang membacanya.
5. Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel.
Proses listrik ini terdiri dari depolarisasi atrium, repolarisasi atrium, depolarisasi ventrikel,
dan repolarisasi ventrikel.
Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal memperlihatkan
3 proses listrik yaitu depolarisasi atrium, depolarisasi ventrikel, dan repolarisasi ventrikel.
Repolarisasi atrium umumnya tidak terlihat pada EKG, karena disamping intesitasnya kecil
juga repolarisasi atrium waktunya bersamaan dengan depolarisasi ventrikel yang mempunyai
intesitas yang jauh lebih besar. Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P, Q, R, S, dan T
serta kadang terlihat delombang U. Selain itu juga ada beberapa interval dan segmen EKG.
Gelombang P merupakan gambaran proses depolarisasi atrium. Gelombang P yang
normal yaitu lebar kurang dari 0,12 detik, tinggi kurang dari 0,3 miliVolt, selalu positif di lead
II dan selalu negatif di lead avR.
Gelombang QRS merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel. Gelombang QRS
yang normal yaitu lebar 0,06-0,12 detik dan tinggi tergantung lead. Gelombang QRS terdiri
dari gelombang Q, gelombang R, dan gelombang S. Gelombang Q adalah defleksi negative
pertama pada gelombang QRS. Gelombang Q yang normal yaitu lebar kurang dari 0,04 detik,
tinggi/ dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R. Gelombang Q abnormal disebut gelombang Q
patologis. Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Gelombang R
umumnya positif di lead I, II, V5, dan V6. Di lead avR, V1, dan V2 biasanya hanya kecil atau
tidak ada sama sekali. Gelombang S adalah defleksi negative sesudah gelombang R. di lead
avR dan V1 gelombang S terlihat dalam, dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama makin
menghilang atau berkurang dalamnya.
Gelombang T merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel. Umumnya gelombang
T positif di lead I, II, V3-V6 dan terbalik di avR.
Gelombang U adalah gelombang yang timbul setelah gelombang T dan sebelum
gelombang P berikutnya. Penyebab timbulnya gelombang U masih belum diketahui namun
diduga akibat repolarisasi lambat sistem konduksi interventrikel.
Interval PR diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS.
Nilai normal berkisar antara 0,12-0,20 detik. Ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi
ventrikel.
Segmen ST diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T. segemn ini
umumnya isoelektris, tetapi pada lead precordial dapat bervariasi dari - 0,5 sampai + 2 mm.
segmen ST yang naik disebut ST elevasi dan yang turun disebut ST depresi.
6. Cara Menilai EKG
1) Menentukan Frekuensi (Hearth Rate)
Cara menentukan frekuensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu:
a. 300____________
Jumlah kotak besar antara R-R
b. 1500___________
Jumlah kotak kecil antara R-R
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10
atau ambil EKG 12 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan dengan 5.
2) Menentukan Irama Jantung (Rhythm)
Dalam menentukan irama jantung, urutan yang harus ditentukan adalah sebagai
berikut:
a. Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
b. Tentukan berapa frekuensi jantung (HR)
c. Tentukan gelombang P normal atau tidak
d. Tentukan interval PR normal atau tidak
e. Tentukan gelombang QRS normal atau tidak
f. Interpretasi
Irama jantung yang normal impulsnya berasal dari nodus SA, maka iramanya disebut irama
sinus (sinus rhythm). Kriteria irama sinus (SR) adalah irmanya teratur, frekuensi jantung
antara 60-100 kali per menit, gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti
gelombang GRS dan T, interval PR normal (0,12-0,20 detik), gelombang QRS normal
(0,06-0,12 detik), semua gelombang sama.
Irama EKG yang tidak mempunyai kriteria tersebut disebut disritmia. Disritmia terdiri dari
disritmia yang disebebakan oleh gangguan pembentukan impuls dan disritmia yang
disebabkan oleh gangguan penghantaran impuls.
Disritmia yang disebabkan oleh gangguan pembentukan imupls terdiri dari:
a. Nodus SA
1) Takikardi Sinus (ST)
2) Bradikardi Sinus (SB)
3) Aritmia sinus
4) Sinus Arrest
b. Atrium
1) Ekstrasistolal atrial (AES/PAB/PAC)
2) Takikardi atrial (PAT)
3) Flutter atrial
4) Fibrilasi atrial
c. Nodus AV
1) Irama junctional (JR)
2) Ekstrasistolal junctional (JES/PJB/PJC)
3) Takikardi junctional
d. Supraventrikel
1) Ekstrasistol supraventrikel (SVES)
2) Takikardi supraventrikel (SVT)
e. Ventrikel
1) Irama idioventrikel (IVR)
2) Ekstrasistol ventrikel (VES/PVB/PVC)
3) Takikardi ventrikel (VT)
4) Fibrilasi ventrikel (VF)
Disritmia yang disebabkan oleh gangguan penghantaran impuls:
a. Nodus SA
Blok sinoatrial (SA Block)
b. Nodus AV
1) Blok AV derajat I
2) Blok AV derajat II
3) Tipe Mobitz I (Wenckebach)
4) Tipe mobitz II
5) Blok AV derajat III (total AV blok)
c. Interventrikuler
1) Right bundle branch block (RBBB)
2) Left bundle branch block (LBBB)
3) Menentukan sumbu jantung (axis)
Untuk menentukan axis dapat dapat dipakai bebrapa cara, yang paling mudah adalah
dengan menghitung QRS rata-rata di bidang frontal. Axis normal terletak antara -30
sampai +110 derajat.
Gambar 1.5. Axis
Deviasi axis ke kiri (LAD) antara -30 sampai – 90 derajat dan deviasi axis kanan
(RAD) antara +110 sampai -180 derajat.
4) Menentukan adanya tanda hipertrofi
a. Hipertrofi atrium kanan (RAH)
Ditandai dengan adanya gelombang P yang lancip dan tinggi paling jelas terlihat
di lead I dan lead II, biasanya disebut P-Pulmonal.
b. Hipertrofi atrium kiri (LAH)
Ditandai dengan adanya gelombang P yang lebar dan berlekuk, paling jelas
terlihat di lead I dan II, biasa disebut gelombang P-Mitral.
c. Hipertrofi ventrikel kanan (RVH)
Ditandai dengan gelombang R lebih besar dari gelombang S pada lead precordial
kanan, VAT > 0,03 detik di V1, gelombang S menetap di V5/ V6, depresi
segmen ST dan gelombang T terbalik di V1-V3, dan RAD.
d. Hipertrofi ventrikel kiri (LVH)
Ditandai dengan gelombang R pada V5/V6 lebih dari 27 mm atau gelombang S
di V1 + gelombang R di V5/V6 lebih dari 35 mm, VAT > 0,05 detik di V5/V6,
depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V5/V6, dan LAD.
5) Menentukan adanya tanda iskemia/ infark miokard
Iskemia miokard ditandai dengan adanya depresi segmen ST atau gelombang
T terbalik. Sedangkan infark miokard, gambaran yang paling diagnostik adalah
gelombang Q patologis. Pada fase akut umumnya gelombang Q patologis disertai
adanya elevasi segmen ST, sedangkan pada fase sub akut atau recent gelombang Q
patologis disertai gelombang T terbalik. Pada fase old gambaran EKG berupa
gelombang Q patologis, segmen ST dan gelombang T normal kembali.
Adapun untuk menentukan lokasi iskemia atau infark digunakan ketentuan
sebagai berikut:
a. Anterior kelainannya di V2-V4
b. Anteroseptal kelainannya di V1-V3
c. Anterolateral kelainnanya di I, AVL, V5-V6
d. Ekstensif anterior kelainannya di I, AVL, V1-V6
e. Inferior kelainannya di II, III, dan AVF
f. Posterior kelainannya di V1-V2 (resipokal)
g. Ventrikel kanan kelainannya di V1, V3R, dan V4R
7. Prosedur Perekaman EKG
1. Alat dan bahan :
a. Elektrokardiogram
b. Elektroda ektremitas
c. Elektroda hisap
d. Kawat penghubung klien dan kawat penghubung dengan bumi
e. Kapas dan alkohol
f. Elektrolit jelly
g. Probandus
2. Cara kerja :
a. Persiapan
1) Klien berbaring dengan tenang dan telanjang dada. Klien diberikan penjelasan
mengenai tujuan dan jalanya prosedur pemeriksaan. Kepala klien diberi bantal dan
perhiasan maupun aksesoris yang terbuat dari logam dilepas.
2) Permukaan kulit di kedua pergelangan tangan dan kaki dibersihkan dengan kapas
beralkohol.
3) Elektroda diberi EKG jelly secukupnya dan dipasangkan pada tempat yang sudah
dibersihkan.
4) Kabel penghubung klien dihubungkan dengan elektroda :
Kabel RA (right arm) merah dihubungkan pada elektroda dipergelangan tangan
kanan.
Kabel LA (left arm) kuning dihubungkan pada elektroda dipergelangan tangan
kiri.
Kabel LL (left leg) hijau dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki kiri.
Kabel RL (right leg) hitam dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki
kanan.
5) Permukaan kulit dada klien dibersihkan dengan kapas beralkohol
6) Elektroda diberi EKG jelly secukupnya dan dipasang pada prekordial yang telah
dibersihkan
7) Kabel penghubung klien dihubungkan dengan elektroda :
V1 diletakan diruang interkostal ke empat disebelah kanan sternum (merah).
V2 diletakan diruang interkostal ke empat disebelah kiri sternum (kuning).
V3 diletakan diantara V2 dan V4 (hijau).
V4 diletakan diruang interkostal kelima pada garis midklavikula (coklat).
V5 diletakan diantar V4 dan V6 (hitam).
V6 diletakan diruang interkostal kelima pada garis midklavikula (ungu).
3. Perekaman
a. Posisi kertas diperiksa.
b. Tombol ON ditekan.
c. kecepatan dan sensitivitas dipilih.
d. Tombol START ditekan.
e. Setelah semua lead terekam, tombol OFF ditekan.
f. Identitas dan waktu merekam diperiksa.
g. Elektroda beserta kabel-kabelnya dilepas dan dibersihkan.