Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Arifin dan Nurhayati (2000) taman dalam pengertian terbatas

merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai

keindahan, kenyamanan, dan keamanan bagi pemiliknya atau pengunanya. Pada

masyarakat perkotaan, taman-taman selain bernilai estetika juga berfungsi sebagai

ruang terbuka .

Taman umum merupakan taman yang diperuntukkan sebagai ruang terbuka

hijau untuk umum. Masyarakat dapat memanfaatkan taman umum untuk aneka

keperluan. Lokasi taman umum biasanya digelar di lokasi strategis yang banyak

dilalui orang. Di taman umum biasanya dijumpai beberapa pohon besar yang

rindang, semak atau perdu dan tanaman hias. Taman umum didominasi oleh

pohon-pohon besar (Nazaruddin, 1996).

Menurut Purwowidodo (1983) lahan mempunyai pengertian: “Suatu

lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang

sampai pada batas tertentu akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan”.

Tanaman tomat bisa tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah,

tergantung varietasnya. Faktor temperatur dapat mempengaruhi warna buah. Pada

temperatur tinggi (di atas 32°C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan

pada temperatur tidak tetap warna buah cenderung tidak merata. Temperatur ideal

dan berpengaruh baik terhadap warna buah tomat adalah antara 24°C - 28°C yang

umumnya merah merata. Tanaman tomat memerlukan intensitas cahaya matahari

sekurang–kurangya 10-12 jam setiap hari (Sastrahidayat. 1992).


Kacang panjang dapat ditaman setiap saatdan dapat tumbuhdengan baikpada

ketinggian 0-800 m dpl. Jenis tanah yang cocok untuk pertumbuhannya adalah

latosol (lempung berpasir), regosol dan alluvial dengan pH 5,5–6,5. Suhuudara

yang dibutuhkan adalah 18-32º Cdengan suhu optimal 25 ºC.Tanaman ini

membutuhkan banyak sinar matahari dan curah hujan berkisar antara 600-2.000

mm/tahun. Waktu tanam yang baik adalah awal atau akhir musim hujan (Anto,

2013).

Pada umumnya cabe dapat ditanam pada dataran rendah sampai

ketinggian 2000 meter dpl. Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada

temperatur 24-27°C dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi. Tanaman

cabe dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur,

tidak terlalu liat dan cukup air (Edi, 2010).

Tanaman labu telah banyak dibudidayakan di negara-negara Afrika, Amerika,

India dan Cina. Tanaman ini dapat tumbuh didataran rendah maupun dataran

tinggi. Adapun ketinggian tempat yang ideal adalah antara 0 m-1500 m di atas

permukaan laut (Hendrasty, 2003).

Pengendalian Hama Terpadu adalah teknologi pengendalian hama yang

pendekatannya komprehensif berdasarkan ekologi yang dalam keadaan

lingkungan mengusahakan pengintegrasian berbagai taktik pengendalian yang

kompatibel satu sama lain serta mempertahankan kesehatan lingkungan dan

menguntungkan bagi pihak lain (Hasibuan, 2008).


Urea merupakan pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 dengan CO2. Dalam

proses pembuatan urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun.

Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam urea harus kurang 1,5%-2,0%.

Kandungan N pada urea sangan dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. SP

36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang.

Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46% (Ruskandi,

1996).

Pupuk bagi tanaman sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman,

pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Jika dalam makanan

manusia dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk yang beredar saat ini terdiri

dari bermacam-macam jenis, bentuk, warna, dan merek. Namun, berdasarkan cara

aplikasinya hanya ada dua jenis pupuk akar dan pupuk daun. Manfaat pupuk

adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah

untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Namun, secara lebih terinci manfaat

pupuk ini dapat dibagi dalam dua macam, yaitu yang berkaitan dengan perbaikan

sifat fisik dan kimia tanah (Marsono, 2005).

Tidak dapat dipungkiri bahwa pupuk mampu meningkatkan produksi

pertanian, tetapi juga dapat menimbulkan dampak negatif bila diterapkan secara

berlebihan dan terus menerus, apalagi bila bahan bakunya mengandung bahan-

bahan berbahaya seperti logam berat dan asam asam organik (Setyorini, 2005).

Kebutuhan pupuk bergantung pada uji tanah atau analisis unsur hara dalam

tanah. Peluang penggunaan pupuk organik pada masa mendatang cukup besar. Hal

ini dikarenakan oleh berbagai hal, antara lain: harga pupuk kimia semakin mahal
akibat pengurangan subsisi pupuk oleh pemerintah, tingkat kesuburan tanah

semakin menurun, kesadaran petani terhadap bahaya residu pupuk kimia semakin

tinggi dan adanya tren pertanian organik yang semakin tinggi (Musnamar,2003)

Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan sifat-

sifat pupuk serta mengetahui cara perhitungan kebutuhan pupuk pada berbagai

luasan lahan.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, pupuk KCL, pupuk

SP 36, pupuk Urea dan data kebutuhan pupuk.

Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas air mineral,

amplop, alat tulis, kalkulator, plastic gula dan Koran.

Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 April 2017 di ruang

kemuning dan hari Selasa tanggal 18 April 2017 pada pukul 10.00 – selesai di

laboratorium agroklimatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru.

Prosedur Kerja

Jenis Pupuk

1. Menyiapkan alat dan bahan.


2. Buatlah tabel pengamatan jenis pupuk dan kandungan haranya.
3. Mengidentifikasi dan memasukan hasil jenis pupuk ke dalam tabel.
Sifat pupuk
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memasukan air ke dalam gelas secukupnya.
3. Untuk perlakuan pertama masukkan masing-masing pupuk ke dalam gelas

yang sudah berisi air.


4. Untuk perakuan kedua masukkan masing-masing pupuk ke dalam amplop

yang telah disediakan.


5. Untuk perlakuan ketiga pupuk dibiarkan di ruang terbuka dan didiamkan

untuk beberapa hari.


6. Amati sifat masing-masing pupuk.
7. Hasil pengamatan buat ke dalam tabel yang sudah dibuat sebelumnya.

Kebutuhan Pupuk

1. Menyiapkan alat tulis.


2. Tulis soal yang diberikan.
3. Hitung soal yang telah dijelaskan.
4. Catat hasil perhitungan dan pahami apa yang telah dijelaskan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang

dapat di lihat pada beberapa tabel berikut :

Tabel 1. Hasil Pengamatan Beberapa Tanaman


No Gambar Tanaman Keterangan
Gambar 1. Tomat (

Gambar 2. Cabai (

Tabel 1. Lanjutan
3 Gambar 3. Kacang Panjang (
Gambar 4. Labu (

Tabel 2. Hasil Dari Beberapa Kuisioner


No Pertanyaan Jawaban
1 Tanaman apa saja yang ditanam Kacang panjang, labu, terong,

? cabai besar, tomat.


2 OPT yang mengganggu Biasanya terserang ulat dan cabuk.

tanaman kacang panjang?


3 OPT yang mengganggu Biasanya terserang lalat buah dan

tanaman labu? rontok.


4 OPT yang mengganggu Terjadi busuk buah dan keriting

tanaman cabai besar? daun.


5 OPT yang mengganggu Terserang ulat dan penyakit layu.
tanaman toamat?

Pembahasan

Di lahan perkebunan desa Cempaka Baru yang dikelola Pak Jumarno

ditanami beberapa jenis tanaman yaitu kacang panjang, labu, terong,

Lombok besar, tomat. Untuk sistem penanaman menggunakan sistem

tumpang sari karena mampu menghemat waktu dan tenaga untuk

pengelolaan serta dapat memanfaatkan pupuk yang ada, selain itu juga bisa

menghidari terserang hama.

Untuk tanaman tomat yang digunakan adalah varietas serpu. Tomat

yang ditanam adalah yang berukuran kecil karena masyarakat Kalimantan

lebih menyukai tomat kecil. Tomat adalah tanaman yang paling sering

terserang penyakit dan perawatannya cukup sulit, namun tanaman ini

membawa keuntungan lebih banyak. Penyakit yang menyerang tanaman

tomat adalah penyakit layu Fusarium yang disebabkan oleh serangan jamur

fusarium oxysporum ditandai dengan berubahnya tanaman menjadi layu

dan mati. Penyakit lain yang juga menyerang adalah penyakit busuk buah

yang disebabkan oleh cendawan thanatephorus cucumers. Untuk

pengendaliannya menggunakan fungisida yang berbahan aktif kaftasol.

Selain itu penyakit lain yang juga menyerang adalah bercak bakteri yang

disebabkan oleh xantrhomonas vesicatoca. Pengendalian bisa menggunakan

bakterisida.
Tanaman kacang panjang yang ditanam adalah varietas pertiwi

sebelumnya memakai varietas kanton. Merawat tanaman kacang panjang

lumayan mudah menurut petani di sana. Panjang bedengan kacang panjang

20 meter, tinggi 15-20 cm, dan lebar 80 cm. Kacang panjang langsung

tanam biji satu lubang 2 biji. Satu bedengan kacang panjang bisa

menghasilkan 10 kg. OPT yang sering menggangu tanaman ini adalah Ulat

Penggerek Polong Maruca restualis. Hama ini menyerang polong dengan

cara melubangi kulit polong, kemudian memakan daging buah dan biji-

bijian muda di dalamnya. Pengendalian nya dengan disemprot pestisida 3

hari sekali.

Tanaman cabai besar yang ditanam adalah varietas pilar dan rusa.

Perawatan cabai dinilai paling sulit karena rentan terhadap OPT. Sering

terjadi keriting daun pada cabai dan itu akan mengganggu pertumbuhan

cabai nya yang menjadi bengkok. Gejala ini disebabkan oleh OPT dari

golongan hama. Hama yang menyerang tergolong dari kutu-kutuan yaitu

trhips, tungau, dan apids. Hama keriting daun bisa menyerang pada saat

persemaian maupun pada saat tanaman cabai sudah berbuah.

Penanggulangannya dengan asmex, kemudian ujung daun yang keriting

dibakar. Selain itu busuk buah juga sering menyerang. Penyakit ini

disebabkan oleh bakteri erwinia carotovora. Busuk bakteri bisa terjadi pada

buah cabe muda dan buah yang sudah matang. Untuk penanggulangannya

menggunakan antrasol.
Tanaman labu yang ditanam adalah varietas Hibrida F1. OPT yang

sering menyerang adalah lalat buah. Lalat buah (bactrocera sp) adalah

serangga kecil yang bentuknya mirip tawon yang seringkali menjadi

penyebab gagalnya panen. Selain itu juga terdapat busuk daun dan rontok

yang disebabkan oleh cendawan. Cara pengendalian disemprot dengan

palakron (insektisida).

Penanaman dilakukan setahun jikalau musim hujan, jika memasuki

musim kemarau sekitar bulan juli-september tidak bertanam hanya

mengusahakan dan merawat tanaman yang belum sempat panen.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan antara lain sebagai berikut :

1. Setiap sayuran berbeda-beda cara membudidayakannya.


2. Teknik bertanam sistem tumpang sari dapat mencegah penyerangan
hama.
3. OPT yang menyerang setiap tanaman berbeda-beda.
4. Pengendalian OPT harus disesuaikan dengan jenisnya.
5. Penggunaan pestisida kimia lebih cepat membasmi hama namun
berdampak negatif bagi tanah jika terlalu banyak.
5. Untuk tanaman cabai dan tomat yang rentan terserang penyakiy perlu
perawatan yang ekstra.

Saran

Praktikum bisa dilakukan lebih pagi lagi sehingga tidak terlalu panas

dan interview dengan petani bisa lebih detail lagi. Untuk asisten dosen bisa

mengarahkan dalam pembuatan laporan kunjungan ini lebih jelas lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2000. Uji pemberian berbagai pupuk kandang dan pupuk NPK
Prima padapembentukan tanaman sawi (Brassica juncea L.). skripsi.
Fakultas pertanian Universitas Islam Riau : Pekanbaru.

Anto, A. 2013. Teknologi Budidaya Kacang Panjang. PPBTP : Kalteng

Cronquist, A. 1981. An integrated system of classification of flowering


plant. Columbia University Press : New York

Edi, S. 2010. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran. PPBTP : Jambi

Haryanto, E. 2007. Sawi dan selada. Penebar Swadaya : Jakarta.

Hasibuan, M. 2008. Kajian Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT)


Pada Petani Padi Di Kabupaten Tapanuli Selatan. Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.

Hendrasty. 2003. Tepung labu kuning pembuatan dan pemanfaatannya.


Kanisius : Jogjakarta.

Hutapea, J.R. 1994. Inventaris tanaman obat Indonesia. DepKes RI :


Jakarta.

Prayudi, B. 2010. Budidaya dan pasca panen cabai merah. BPTP :


Semarang

Purwodidodo. 1983. Teknologi Mulsa. Dewaruci Press : Jakarta.

Sastrahidayat. 1992. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Simpson. 2006. Kardiologi. PT Rineka Cipta : Jakarta.

Sudiono, S. 2006. Pengaruh fungisida dan waktu aplikasi terhadap penyakit


antraknosa buah cabai. LAPTUNILAPP : Bandung

Sutedjo. 1989. Pengantar ilmu tanah. UGM Press : Yogyakarta.

Trisnawati. 1993. Tomat, Cara pembudidayaan dan pemasaran. Penebar


swadaya : Jakarta.

Utama, I. 2016. Pasca panen tanaman tropika : buah dan sayur. Tropical
plant curriculum project : Udayana university.
Tugiyono.2005. tanaman tomat. Agromedia pustaka : Jakarta.

Wibowo, L. 2012. Analisis efisiesnsi alokatif faktor-faktor produksi dan


pendapatan usaha padi. UB Press : Malang.

Anda mungkin juga menyukai