& e
K-13 l
a
s
kimia XI
KESETIMBANGAN KIMIA 2
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan.
2. Menentukan nilai konstanta kesetimbangan (K) dari gabungan dua reaksi atau lebih.
3. Memahami makna konstanta kesetimbangan dan kesetimbangan disosiasi.
4. Memahami aplikasi kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari.
Reaksi akan bergeser ke arah produk jika konsentrasi reaktan dinaikkan atau
konsentrasi produk diturunkan. Reaksi akan bergeser ke arah reaktan jika konsentrasi
produk dinaikkan atau konsentrasi reaktan diturunkan.
2. Suhu Sistem
Pengaruh suhu pada pergeseran kesetimbangan adalah sebagai berikut.
• Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm
(∆H = +).
• Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi eksoterm
(∆H = –).
2
Contoh lainnya dapat kamu lihat pada beberapa reaksi berikut.
2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3 (g) ∆H = –198,2 kJ
N2O4 adalah gas tidak berwarna, sedangkan NO2 adalah gas berwarna cokelat.
Berdasarkan persamaan reaksinya, reaksi penguraian N2O4 menjadi NO2 berlangsung
secara endotermis. Jika suhu diturunkan, maka reaksi akan bergeser ke arah reaksi
eksoterm, yaitu pembentukan N2O4. Akibatnya, terjadi perubahan warna cokelat menjadi
tidak berwarna. Sementara itu, jika suhu dinaikkan, maka reaksi akan bergeser ke arah
reaksi endoterm, yaitu pembentukan NO2. Akibatnya, warna cokelat yang terbentuk
semakin banyak.
3
Pada reaksi tersebut, jumlah koefisien reaksi sebelah kiri (reaktan) adalah 1 + 3 =
4, sedangkan jumlah koefisien reaksi sebelah kanan (produk) adalah 2. Apabila volume
diperkecil atau tekanan diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
pembentukan NH3 (kanan) yang jumlah koefisien reaksinya lebih kecil. Apabila volume
diperbesar atau tekanan diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri yang
jumlah koefisien reaksinya lebih besar.
Pada reaksi tersebut, jumlah koefisien reaksi sebelah kiri (reaktan) adalah 2,
sedangkan jumlah koefisien reaksi sebelah kanan (produk) adalah 2 + 1 = 3. Apabila
volume diperkecil atau tekanan diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
reaksi balik yang jumlah koefisiennya lebih kecil. Pada reaksi ini terjadi pembentukan
reaktan. Apabila volume diperbesar atau tekanan diperkecil, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaksi maju yang jumlah koefisien reaksinya lebih besar. Pada reaksi ini
terjadi pembentukan produk.
Pada reaksi tersebut, jumlah koefisien reaksi sebelah kiri (reaktan) sama dengan
jumlah koefisien reaksi sebelah kanan (produk), yaitu 2. Dengan demikian, perubahan
tekanan dan volume tidak menggeser kesetimbangan.
4. Penambahan Katalis
Katalis adalah senyawa yang dapat mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan
energi aktivasi. Pada reaksi reversible, katalis dapat mempercepat tercapainya
kesetimbangan. Namun, tidak memengaruhi pergeseran kesetimbangan atau jumlah
produk yang dihasilkan.
4
suhu menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi balik, maka nilai konstanta
kesetimbangan (K) menurun.
Jika modifikasi reaksi dilakukan dalam proses penggabungan reaksi, maka berlaku
aturan berikut.
• Jika koefisien reaksi dikalikan n, maka nilai K menjadi Kn.
1
• Jika koefisien reaksi dibagi dengan n, maka nilai K menjadi K n .
1
• Jika reaksi dibalik, maka nilai K menjadi .
K
Contoh Soal 1
5
C. Makna Konstanta Kesetimbangan dan Kesetimbangan Disosiasi
1. Makna Konstanta Kesetimbangan
Konstanta kesetimbangan adalah informasi yang penting untuk mengetahui banyak hal
mengenai suatu reaksi reversible. Dengan mengetahuhi nilai konstanta kesetimbangan,
kita dapat melakukan hal-hal berikut.
b. Menentukan apakah suatu reaksi reversible sudah mencapai kesetimbangan atau belum
Jika konstanta kesetimbangan suatu reaksi reversible pada suhu dan tekanan tertentu
sudah diketahui, kita dapat memprediksikan apakah reaksi tersebut sudah mencapai
kesetimbangan atau belum. Untuk memprediksikannya, kita harus menghitung
nilai Q dengan cara yang sama saat menghitung nilai K. Nilai tersebut merupakan
konsentrasi produk yang dipangkatkan koefisien dan dibagi dengan konsentrasi
reaktan yang dipangkatkan koefisien. Jika nilai Q sama dengan nilai K yang sudah
diketahui, maka reaksi tersebut berada dalam keadaan setimbang.
2. Kesetimbangan Disosiasi
Reaksi disosiasi adalah reaksi penguraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana.
Apabila reaksi penguraian tersebut berlangsung dalam reaksi reversible, yang suatu
saat mencapai kesetimbangan, maka kondisi setimbang yang tercapai dinamakan
kesetimbangan disosiasi.
6
Dalam reaksi disosiasi dikenal istilah derajat disosiasi, yaitu perbandingan antara
jumlah zat yang terurai terhadap jumlah zat mula-mula. Derajat disosiasi disimbolkan
dengan α dan dirumuskan sebagai berikut.
Derajat disosiasi bernilai antara 0 sampai 1 atau antara 0% sampai 100%. Derajat
disosiasi bernilai 0 artinya tidak ada zat yang terurai, sedangkan derajat disosiasi bernilai 1
artinya zat terurai sempurna.
Proses ini pertama kali diperkenalkan oleh Fritz Haber dari Jerman pada tahun
1913. Selanjutnya, proses tersebut dikembangkan dalam skala industri oleh Carl Bosch,
sehingga proses pembuatan amonia dikenal dengan proses Haber-Bosch.
Reaksi pembuatan amonia adalah reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan produk sebanyak-banyaknya digunakan asas Le Chatelier dengan usaha
menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan amonia.
Selain suhu, faktor tekanan juga perlu diperhatikan. Pembentukan amonia seharusnya
akan meningkat jika proses berlangsung pada tekanan tinggi. Akan tetapi, proses pada
tekanan tinggi memerlukan biaya yang lebih besar dan perlu mempertimbangkan
7
keamanan konstruksi bangunan. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, didapatkan
kondisi optimum pembentukan amonia yang secara ekonomis paling menguntungkan.
Kondisi optimum proses pembentukan amonia tersebut berlangsung pada tekanan 140 –
340 atm dengan suhu antara 400o – 600oC.
Tahapan yang paling menentukan pada proses pembuatan asam sulfat adalah
tahapan pembentukan SO3 dari SO2. Reaksi pembentukan SO3 dari SO2 adalah reaksi
reversible, sehingga untuk meningkatkan produknya dilakukan usaha-usaha berdasarkan
asas Le Chatelier.
8
Sama halnya dengan proses pembuatan amonia, percobaan terus dilakukan untuk
memperoleh kondisi optimum. Berdasarkan berbagai percobaan, kondisi optimum untuk
proses pembuatan asam sulfat dalam skala industri berlangsung pada suhu antara 400oC–
450oC dan tekanan 1 atm. Hasil yang diperoleh melalui proses ini adalah H2SO4 dengan
kadar 97%–99%.