Anda di halaman 1dari 2

Upaya pemerintah dalam menangani kekeringan yang terjadi di kupang

Kekeringan dikupang merupakan suatu masalah yang berhubungan dengan kondisi


tanah maupun yang berhubungan mengenai geografi suatu wilayah. Dalam hal mengatasi
masalah ini perlunya campur tangan pemerintah agar suatu sistem tersebut berjalan dengan
baik. Pemerintah disini mencakup pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Pemerintah
diharapkan memberikan solusi yang tepat dan solusi tersebut bisa berkesinambungan serta
diharap solusi ini cocok diterapkan diwilayah kupang, karena wilayah ini sering menjadi
langganganan kekeringan setiap tahunnya.

Anggota DPRD Nusa Tenggara Timur yang bernama Anton Belle berpendapat
dengan membuat gerakan gerakan membuat kolam penampung air hujan dan pihak Badan
Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum dapat melakukan pendampingan kepada masyarakat
agar mereka dapat menggunakannya dengan baik dan benar. Ia berharap bahwa upaya
tersebut dapat terlaksana guna mengantisipasi kekeringan pada tahun mendatang dalam
waktu jangka panjang. Anton berpendapat bahwa cara tersebut tepat diterapkan diwilayah
kupang karena memanfaatkan keraifan lokal serta pembuatan bak penampung air tersebut
sederhana, mudah dan murah. Namun akan lebih efektif jika menampung air diwilayah yang
jarang terdapat vegetasi dan dekat dengan lingkungan warga agar mereka dapat mengambil
air lebih mudah.

Pengamat yang berasal dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga mengatakan
pembuatan bak penampung air bisa memakai teknologi dari yang paling sederhana hingga
yang paling canggih. Ia mengatakan bahwa pembuatan kolam penampung air hujan yang
paling sederhana dengan cara menggali tanah dengan ukuran panjang dan lebar tertentu tetapi
efektifnya sekitar 5 meter. Ketika air hujan ini tertampung dikolam, tahun pertama kolam
terisi sampai air sedikit dan ada genangan. Namun, tahun kedua bak penampung air tersebut
dapat berfungsi secara efektif yakni bisa menampung air hujan tersebut dengan jumlah
banyak. Akan lebih efektif jika sisi kanan-kiri tersebut dibuat dengan semen agar air yang
masuk ke bak penampung air tersebut tidak meresap atau larut dibawa tanah.

Cara yang lainnya yakni bisa membuat relung-relung disela-sela perbukitan dosekitar
empang dengan menyusun batu-batu supaya air hujan tersebut tertahan dan menjadi
genangan dalam bentuk kolam buatan. Batu-batu tersebut disusun sebagai pematang bisa
diperkokoh dengan semen dan terpal agar lebih tahan lama menampung air hujan.
Penampung hujan dengan cara seperti ini mudah dan efektif, karena jika dilakukan di setiap
celah diantara bukit-bukit maka setiap daerah atau desa diwilayah kupang mempunyai
cadangan air yang banyak guna mengantisipasi terjadinya kekeringan. Pembuatan bak
penampung air tersebut bisa ditambah setiap tahunnya agar bisa memenuhi kebutuhan
masyarakat.

Kepala BNPT NTT minim dana untuk mengatasi masalah kekeringan yang terjadi
dikupang. Dana bantuan dari pemerintah pusat habis, maka dana bantuan dari pemerintah
pusat sebesar 4 miliar hanya bisa membantu warga selama kurang lebih 4 bulan. Dana dari
pemerintah tersebut dipakai untuk penyaluran air bersih di 170 titik yang tersebar di 17
kabupaten yang mengalami kekeringan parah. Uang bantuan dari pemerintah tersebut tidak
cukup untuk membantu semua desa yang kekeringan

Kepala Badan Pelaksanaan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan kabupaten manggarai Timur
mengatakan bahwa luas lahan padi sawah yang mengalami kekeringan sekitar 525,43 ha di
flores. Luas lahan jagung yang mengalami kekeringan 1.105 ha dengan jumlah kepala
keluarga yang mengalami kekeringan 6.546 KK dari jumlah jiwa 30.164 jiwa dan total
kerugian mencapai Rp. 27.352.877.872.

Anda mungkin juga menyukai