Anda di halaman 1dari 6

1.

PENGERTIAN HUKUM PIDANA apa yang bertentangan dengan


a. Moelajtno hukum (onrecht) dan mengenakan
Hukum pidana adalah ketentuan suatu nestapa (penderitaan)
yang berlaku di sebuah negara kepada aturan tersebut
dimana beirisi : e. Hazenwimkel Suringa
- Menentukan perbuatan yang - Peraturan
tidak boleh/dilarang dilakukan - M=berisi larangan atau
- Menentukan kapan dan dalam perintah
hal apa saja melanggar tersebut - Diancam pidana
diancam - Barang siapa
- Menentukan cara à
pengenaan pidana 1 – 103 : ketentuan umum
b. Edmund Mezger 104 – 488 : kejahatan
Perbuatan à memenuhi syarat- 489 – 569 : pelanggaran
syarat tertentu –> pidana ketentuan umum : tidak
c. Simons terjadi pengulangan
1) Keseluruhan larangan 2.BERLAKU NYA HUKUM PIDANA
diancam dengan nestapa apabila BERLAKUNYA KUHP MENURUT WAKTU
tidak di taati PASAL 1 AYAT 1 (berlakunya hukum
2) Keseluruhan peraturan yang pidana)
menetapkan syarat penjatuhan nullum delictum nulla poena sine praevia
pidana lege poenali
3) keselurhan ketentuan yang
memberikan dasar penjatuhan SUATU PERBUATAN TIDAK DAPAT
pidana DIPIDANA, KECUALI BERDASARKAN
d. Van Hammel KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN
Keseluruhan dasar yang dianut oleh PIDANA YANG TELAH ADA
negara yang kewajibanya untuk
menegakan huku, yakni melarang
1.) Hukum yang berlaku di Indonesia - Bentuk delik
- Rumusan pasal (dari 5 jadi 3)
adalah hukum/ketentuan yang tertulis

à dibuat oleh lembaga berwenang
BERLAKUNYA KUHP MENURUT TEMPAT
contoh : hukum adat

à konsekuansi : tiada pidana tanpa
PASAL 2 – asas terotirialitas
kesalahan
à ukurannya orang di dalamnya


2) Larangan analogi
PASAL 3 – asas extrateritorialitas
pelarangan hukum pidana tertulis dengan
à berlaku untuk WNI yang ada di luar
tidak tertulis, berbenturan dengan asas
à berlaku untuk : symbol, bendera, dll
legalitas

à memperluas
PASAL 4 – asas nasional pasif /
à tujuan : untuk kepastian hukum
perlindungan
à sebenarnya masih ada beberapa pihak
à bagi pihak yang melakukan hal- hal di
yang menolak (Hakim Bismar)
atas (pemalsuan mata uang, pemalsuan

hutang, dll) maka akakn dikenakan uu
3) Peraturan harud ada sebelum terjadinya
Indonesia
tindak pidana (tidak boleh retroaktif) :

-menghindari ujuk2
PASAL 5 dan 6 – asas nasional aktif /
à kecuali 103 KUHP : kecuali jika undang-
double criminality
undang ditentukan lain à retroaktif à
à melindungi WNI yang melakukan
contoh terotise, ham berat dan haki
kejahatan diluar Indonesia dan diadili

dengan hukum Indonesia
Makna :

1) Di atur sesuai dengan undang-undang

2) Tidak dapat berlaku surut
PASAL 9 – asas universal

PASAL 1 AYAT 2 à berlakunya undang-undang secara lintas
à paling ringan
negara à untuk melindungi kepentingan
à yang diringankan :
- Ancaman pidana antarnegara
a. Gestichten Reglement (G.R) / Peraturan
BATAS BERLAKUNYA HUKUM PIDANA Dasar
b. Dwangs Opvoeding Regeling (D.O.R) /
Menurut Logemaan pembagiannya terbagi Pendidikan Paksa
menjadi 2 (dua) yakni : c. Voorwaardelijk Invrijheid Stellingen (V.I) /
1. Menurut Daerah Besar Penglepasan
2. Menurut Area Orang Bersyarat

Menurut Van Vollenhoven pembagiannya 2. Nyatalah bahwa “KUHP” hanya sebutan
terbagi menjadi 3 (tiga) yakni : saja bagi Weetboek Van
1. Menurut Area Ruang Strafrecht (WvS) dalam Bahasa Belanda.
2. Menurut Area Orang
3. Menurut Daerah Waktu 3. Jadi, KUHP yang sekarang berlaku adalah
Sedangkan Hans Kelsen membuat WvS dalam Bahasa Belanda,
pembagian yang paling luas wilayah kecuali yang ditambah dan dirobah sesudah
yang berlakunya suatu peraturan hukum, Indonesia merdeka, dalam
yakni : Bahasa Indonesia.
1. Sphere of Time (Temporan Sphere, Tid
Gebied) 4. KUHP merupakan sebagian dari kodifikasi
2. Sphere of Space (Territorial Sphere, Hukum Pidana, yang terdiri
Ruimte Gebied, Grond Gebied) dari 3 (tiga) buku :
3. SEJARAH KUHP a. Buku I : Ketentuan Umum (Algemene
Pasal 1 UU No.1 Tahun 1946 Deel), 1-103
Peraturan pidana yang sekarang berlaku Memuat asas-asas dan pengertian-
adalah peraturan yang ada pengertian yang dapat dan
pada tanggal 8 Maret 1942. harus dipakai dalam menjalankan Hukum
Apa yang ada pada tanggal 8 Maret 1842 itu Pidana Positif, baik
A.L WvSNI yang dimuat dalam KUHP maupun dalam
Per-UU-an lainnya.
Seperti : 1. Subjektif
- Alasan Pembenar dan Pemaaf, PS. 48 - - Adanya kemampuang bertanggung jawab
- Percobaan (Poging), PS. 53-54 - Adanya kesalahan
- Turut Serta (Deelneming), PS. 55-62 - Adanya perasaan takut
- Gabungan Tindak Pidana (Samenloop) PS. - Adanya maksud
63-71
b. Buku II : Kejahatan (Misdrijven), 104-448 2. Objektif
c. Buku III : Pelanggaran, 449-569 - Adanya perbuatan
- Adanya melawan hukum
d. Voorwaardelijke Veroordeling (V.V) / - Ditetapkan di undang-undang
Pidana Bersyarat
Pasal VI (1) : Nama Wetboek Van Strafrecht 6. MELAWAN HUKUM /
Voor Nederlands Indie WEDERRECHTELIJKHEID
dirobah menjadi Weetboek Van Strafrecht
(WvS) 7. PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA
Pasal VI (2) : Nama Weetboek Van 8.ALASAN PENGHAPUS PIDANA
Strafrecht DAPAT DISEBUT Kitab 9. PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). 10. PIDANA KORPORASI
kenapa muncul? Karena tidak dapat
4. ASAS LEGALITAS à DI ATAS dipertanggung jawabakan hanya ke orang
5. TINDAK PIDANA à UDAH DI BUKU lagi à namun ke koporasi
PENGERTIAN
Simon : kelakuan uang diancam dengan SYARAT PELIMPAHAN
pidana, bersifat melawan hukum PERTANGGUNGJAWABAN KEPADA
dipertanggung jawab KORPORASI - YAHYA HARAHAP
1. Atas persetujuan untuk perbuatan itu
Hazenwinkel suringa: 2. Ikut berpartisipasi pada perbuatan itu
3. Mekakukan tersebut atas perintah
SYARAT 4. Pendelegasian
13. BEDANYA SENGAJA DENGAN MAKSUD
TEORI : DAN DENGAN KEPASTIAN
1. Strick Liability (tanggung jawab mutlak) : 372 à DENGAN KEPASTIAN à
pertanggung jawaban pidana yang harus penggelapan à hanya mempengaruhi
dilakukan tanpa harus dibuktikan unsur secara melawan hukum
kesalahannnya 378 à DENGAN MAKSUD à hanya
2. Vicarious Liability (pertanggungjawaban mempengaruhi secara melawan hukum,
penggant) : pertanggung jawaban pidana tidak mempengaruhi diri sendiri,
yang dibebankan kepada seseorang atas 14. SENGAJA DALAM PENGEELAPAN DAN
perbuatan orang lain PENIPUAN
3. Identifiasi : memberikan pembenaran 15. SENGAJA 338 DAN 340
pertanggungjawaban korporasi à 16. KAUSALITAS
meskipun pada kenyataannya korporasi 17. SYARAT POGING
bukanlah suatu yangbisa berbuat sendiri 1. ada niat
dan tidak mungkin memiliki mens rea 2. ada bukti permulaan
karena tidak memiliki kalbu, artinya 3. ada keadaan yang menghentikan delik
korporasi dapat melakukan tindak pdana
secara lsnung 18. PERBEDA
4. doctrine of delegation : daasar pembenar
à adanya pendelegasian wewenang yang
mewakili kepentingan perusahaan

ULTRAVIRES :
Perusahaan dengan organ perusahaanya
melampaui wewenang yakni ANGGARAN
DASAR maka akan dikenakan ke perusahaan
SUMBER HUKUM PIDANA LAIINYA
11. SYARAT STRAFBARFIET 1. UU no 12 tahun 1951
12. SYARAT DELNEMING uu no 3 tahun 71


nullum delictum nulla poena sine praevia
lege poenali

hukum peralihan à apabila blm ada
keputusan hakim à pasal sudah tidak
berlaku
pasal 1 ayat 1
KUMPULAN PERISTILAHAN PIDANA
1. Onrecht : melawan hukum
2. Strafbarfeit : delik

Anda mungkin juga menyukai