Anda di halaman 1dari 13

SAP PENYAKIT TBC

Masalah : Gangguan pada paru-paru

Pokok Bahasan : Penyakit TBC

Sub Pokok Bahasan : Gambaran tentang penyakit TBC

Sasaran : Pasien

Jam : 10.00 WIB

Waktu : 15 menit

Tanggal : 19 November 2019

Tempat : Ruang 10 malabar

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien mampu memahami


dan mengerti tentang penyakit TBC.

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit , diharapkan peserta dapat:

a. Menjelaskan pengertian TBC


b. Menjelaskan penyebab TBC
c. Menjelaskan bagaimana penularan TBC
d. Menjelaskan tanda dan gejala TBC
e. Menjelaskan pengobatan TBC
f. Menjelaskan pencegahan TBC

1
III. Materi Penyuluhan (Terlampir)

a. Pengertian TBC
b. Penyebab TBC
c. Bagaimana penularan TBC
d. Tanda dan gejala TBC
e. Pengobatan TBC
f. Pencegahan TBC

IV. Metode Penyuluhan

a. Ceramah
b. Tanya Jawab

V. Media

a. Leaflet

VI. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Penyuluh Audience Media


Kegiatan
Pembukaan 5 Menit  Mengucapkan  Menjawab  Kata-
Salam Salam Kata/
 Memperkenalkan  Mendengarkan kalimat
Diri dan menyimak
 Menyampaikan  Bertanya
tentang tujuan mengenai
pokok materi perkenalan dan
 Menyampaikan tujuan jika ada
pokok bahasan

2
 Kontrak waktu yang kurang
jelas

Pelaksanaan 7 menit1. 1. Penyampaian materi  Mendengarkan  Slide

 Menjelaskan dan menyimak  LCD

pengertian TBC  Bertanya  Leaflet

 Menjelaskan mengenai hal-hal

penyebab TBC yang belum jelas

 Menjelaskan dan belum

bagaimana dimengerti

penularan TBC
 Menjelaskan tanda
dan gejala TBC
 Menjelaskan
pengobatan TBC
 Menjelaskan
pencegahan TBC

2. Tanya jawab

 Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya

Penutup 5 Menit1. 1. Evaluasi dengan  Sasaran dapat  Kata-kata/

memberikan pertanyaan menjawab tentang Kalimat

sederhana: pertanyaan yang


diajukan
 Mendengarkan

3
 Menjelaskan kembali  Memperhatikan
tentang pengertian  Menjawab Salam
TBC
 Menjelaskan kembali
tentang tanda dan
gejala TBC
 Menjelaskan kembali
tentang pencegahan
TBC

2. Menyampaikan
kesimpulan materi

3. Mengakhiri pertemuan
dan mengucapkan salam

VII. Evaluasi

Prosedur : Post Test

Jenis Tes : Pertanyaan secara lisan

Butir-butir pertanyaan:

 Jelaskan pengertian TBC


 Jelaskan tanda dan gejala TBC
 Jelaskan pencegahan TBC

4
VII. Materi

Penyakit TBC

Latar Belakang

Tanggal 24 Maret adalah Hari TB (Tuberkulosis) sedunia. Meski demikian, dalam


peringatan hari TBC sedunia tanggal 24 Maret 2011 akan dicanangkan komitmen global yakni
melenyapkan TBC sebagai masalah kesehatan pada 2050. Di Indonesia sendiri, hari TBC sedunia
diperingati dengan menggelar Kongres Nasional Komite Ahli Penanggulangan TBC di Hotel
Merlynn Park, Jakarta Di Indonesia, setelah 10 tahun menduduki peringkat ketiga dunia untuk
jumlah penderita TB, pada 2011 Indonesia turun ke peringkat kelima. Penurunan ini adalah
dampak dari pencapaian target MDGs (Millennium Development Goals) khusus untuk TB.

A. Pengertian TBC

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium
tuberculosis. TBC dapat menyerang berbagai organ tubuh, namun kuman ini paling sering
menyerang organ paru-paru. Ditandai dengan adanya flek putih menutupi bagian paru-paru. Itulah
sebabnya kadang penyakit ini disebut sebagai TB paru. TBC merupakan penyakit
menahun/berlansung lama dan menular.

B. Penyebab TBC

Peyebab penyakit TBC adalah kuman Micobakterium tuberculosis. Kuman TBC tersebut
biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian
kuman tersebut menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah,

5
sistem saluran limfe, melalui saluran nafas (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian
tubuh lainnya.

Faktor risiko TBC antara lain:

1. Faktor Umur

Infeksi Tuberkulosis aktif meningkat secara bermakna sesuai dengan umur. Insiden
tertinggi tuberkulosis paru biasanya mengenai usia dewasa muda. Di Indonesia
diperkirakan 75% penderita TBC adalah kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun.

2. Faktor Jenis Kelamin

TBC Iebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita karena laki-laki
sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok sehingga memudahkan terjangkitnyaTBC.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap pengetahuan seseorang


diantaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit
TBC, sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang akan mencoba untuk
mempunyai perilaku hidup bersin dan sehat. Selain itu tingkat pedidikan seseorang akan
mempengaruhi terhadap jenis pekerjaannya.

4. Pekerjaan

Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa yang harus dihadapi setiap individu. Bila
pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan partikel debu di daerah terpapar akan
mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan. Jenis pekerjaan seseorang
juga mempengaruhi terhadap pendapatan keluarga yang akan mempunyai dampak
terhadap pola hidup sehari-hari diantara konsumsi makanan, pemeliharaan kesehatan selain
itu juga akan mempengaruhi terhadap kepemilikan rumah (kontruksi rumah). Mempunyai
status gizi yang kurang akan memudahkan untuk terkena penyakit infeksi diantaranya
TBC. Dalam hal jenis kontruksi rumah dengan mempunyai pendapatan yang kurang maka
kontruksi rumah yang dimilik itidak memenuhi syarat kesehatan sehingga akan
mempermudah terjadinya penularan penyakit TBC.

6
5. Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok meningkatkan resiko untuk terkena TBC sebanyak 22 kali.

6. Kepadatan hunian kamar tidur

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas
lantai bangunan rumah tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya Hal ini
tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah
satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota
keluarga yang lain.

7. Pencahayaan

Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam
rumah, misalnya basil TBC, karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk
cahaya yang cukup. Semua jenis cahaya dapat mematikan kuman hanya berbeda dari segi
lamanya proses mematikan kuman untuk setiap jenisnya. Cahaya yang sama apabila
dipancarkan melalui kaca tidak berwarna dapat membunuh kuman dalam waktu yang lebih
cepat dari pada yang melalui kaca berwama Penularan kuman TBC relatif tidak tahan pada
sinar matahari. Bila sinar matahari dapat masuk dalam rumah serta sirkulasi udara diatur
maka resiko penularan antar penghuni akan sangat berkurang.

8. Ventilasi
Ventilasi mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran
udara didalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang
diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan
menyebabkan kurangnya oksigen di dalam rumah, disamping itu kurangnya ventilasi akan
menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik. Kelembaban ini akan merupakan
media yang baik untuk pertumbuhan bakteri-bakteri patogen/bakteri penyebab penyakit,
misalnya kuman TBC.

7
Fungsi kedua dari ventilasi itu adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-
bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi aliran udara yang terus
menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir.

9. Kondisi rumah

Kondisi rumah dapat menjadi salah satu faktor resiko penularan penyakit TBC. Atap,
dinding dan lantai dapat menjadi tempat perkembangbiakan kuman. Lantai dan dinding
yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan debu, sehingga akan dijadikan
sebagai media yang baik bagi berkembang biaknya kuman Mycrobacterium tuberculosis.

10. Kelembaban udara

Kelembaban udara dalam ruangan untuk memperoleh kenyamanan, dimana kelembaban


yang optimum berkisar 60% dengan temperatur kamar 22° ± 30°C. Kuman TBC akan cepat
mati bila terkena sinar matahari langsung, tetapi dapa tbertahan hidup selama beberapa jam
di tempat yang gelap dan lembab.

11. Status Gizi

Kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh
dan respon immunologik terhadap penyakit.

12. Keadaan Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi berkaitan erat dengan pendidikan, keadaan sanitasi lingkungan,
gizi dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Penurunan pendapatan dapat menyebabkan
kurangnya kemampuan daya beli dalam memenuhi konsumsi makanan sehingga akan
berpengaruh terhadap status gizi. Apabila status gizi buruk maka akan menyebabkan
kekebalan tubuh yang menurun sehingga memudahkan terkena infeksi TBC.

13. Perilaku

Perilaku dapat terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan penderita TBC
yang kurang tentang cara penularan, bahaya dan cara pengobatan akan berpengaruh

8
terhadap sikap dan prilaku sebagai orang sakit dan akhinya berakibat menjadi sumber
penular bagi orang disekelilingnya.

C. Penularan TBC

1. Langsung

Kuman-kuman yang berasal dari percikan ludah atau cairan hidung penderita berpindah
ke orang lain secara langsung pada waktu mereka berbicara, berhadapan, berciuman atau
bersin.

2. Tidak langsung

Bila penderita TB paru meludah di sembarang tempat, kemudian ludah yang


mengandung kuman TB paru itu mengering, berterbangan dan dihirup oleh orang lain.

 Akibat TB Paru Bila Tidak Diobati


a. Batuk berdarah
b. Kerusakan Paru
c. Kebocoran paru
d. Kerja jantung menurun
e. Kematian

 Cara mengetahui Penderita TB Paru

a. Pemeriksaan dahak di laboratorium, dahak diambil 3 kali yaitu :

 Dahak sewaktu, saat datang di unit pelayanan kesehatan


 Dahak pagi, ketika bangun tidur
 Dahak sewaktu hari kedua, datang ke unit pelayanan kesehatan hari kedua.

b. Pemeriksaan foto rontgent.

9
 Cara Mengeluarkan Dahak :
 Minum teh 1 gelas sebelum tidur
 Melakukan olah raga ringan
 Minum tablet gliseril guayakolat
 Berjemur di bawah sinar matahari
 Duduk dalam posisi condong ke depan, tarik nafas dalam-dalam kemudian
dibatukkan

D. Tanda dan Gejala TBC

1. Gejala umum :

 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
 Penurunan nafsu makan dan berat badan.
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
 Perasaan tidak enak, lemah.

2. Gejala khusus :

 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan pada saluran
yang menuju ke paru-paru, akan menimbulkan suara "mengi" yang disertai sesak.
 Kalau ada cairan paru-paru, dapat disertai dengan keluhan sakit dada.

E. Pengobatan TBC

 Pengobatan bagi Penderita TB Paru

1. Pengobatan untuk penderita aktif selama 6 bulan, dilakukan dua tahap yaitu:

10
 Tahap awal : obat diminum tiap hari, lamapengobatan 2 tahun 3 bulan
tergantung berat ringannya penyakit.
 Obat lanjutan : diminum 3 kali seminggu lama pengobatan 4 atau 5 bulan
tergantung berat ringannya penyakit.

2. Pengobatan untuk penderita kambuhan atau gagal pada pengobatan pertama yang
dilakukan selama 8 bulan, yaitu :

 Obat diminum setiap hari selama 3 bulan


 Suntikan Streptomicyn setiap hari selama 2 bulan
 Obat diminum 3 kali seminggu selama 5 bulan

 Obat TBC Paru

a. ISONIAZID
b. RIFAMPICIN
c. PYRAZINAMIDE
d. ETHAMBUTOL
e. STREPTOMYCIN

 Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Minum Obat

1. Sebaiknya satu papan obat (gliser) ditelan sekaligus makan pagi atau malam
sebelum tidur.

2. Jika sulit obat ditelan satu persatu, akan tetapi harus habis dalam waktu 2 jam.

3. Jangan berhenti minum obat sebelum selesai dari waktu yang ditentukan meskipun
keluhan dan gejalanya sudah tidak ada lagi.

4. Hubungi petugas kesehatan bila timbul gejala-gejala: mata menjadi kuning, nyeri
perut, mual-muntah, pusing, hilang nafsu makan, perubahan pada penglihatan, gatal-
gatal dan nyeri otot.

11
5. Jangan khawatir bila air seni berwarna kemerahan, hal ini merupakan pengaruh dari
obat anti TB Paru.

 Penyakit TBC “DAPAT” disembuhkan, bila berobat dengan teratur dan benar sampai
tuntas selama 6-8 bulan

 Penderita TBC Paru dinyatakan sembuh:


a. Setelah minum obat secara teratur dan benar, akan dilakukan pemeriksaan ulang dahak
pada akhir bulan ke 2,5 dan 6 pengobatan.
b. Bila hasilnya kuman TBC sudah negatif atau hasil rontgen paru baik, maka penderita
dinyatakan ”SEMBUH”.

 Penyakit TBC Paru bisa kambuh:

a. ”BISA”.. Apabila orang yang sudah sembuh dari TBC masih tetap kontak dengan
penderita TBC positif lainnya.
b. Jika daya tahan tubuh lemah bisa ketularan dari penderita yang kuman TBCnya
positif.
c. Oleh karena itu, setiap orang yang mempunyai gejala TBC dilingkungannya (keluarga,
teman, rekan kerja) harus memeriksakan dirinya ke puskesmas/RS untuk menghindari
penularan.

E. Pencegahan penyakit TBC

1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersih.

2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun).

3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan.

4. Menghindari udara dingin.

12
5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur .

6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari.

7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak
boleh digunakan oleh orang lain.

8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein.

VIII. Sumber

 http://www.scribd.com/doc/52043894/SAP-TBC
 http://www.scribd.com/doc/22852270/Satuan-Acara-Penyuluhan-gambaran-penyakit-
TBC
 http://www.scribd.com/doc/47949057/SAP-TB-PARU

13

Anda mungkin juga menyukai