Fuhjjgvnjj
Fuhjjgvnjj
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan yang
disebabkan oleh rudapaksa (trauma atau tenaga fisik). Untuk memperbaiki posisi
fragmen tulang pada fraktur terbuka yang tidak dapat direposisi tapi sulit dipertahankan
dan untuk memberikan hasil yang lebih baik maka perlu dilakukan tindakan operasi
ORIF (Open Reduktion with Internal Fixation).
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus
pergerakan. Komponen utama dari sistem muskuloskeletal adalah tulang dan jaringan
ikat yang menyusun kurang lebih 25 % berat badan dan otot menyusun kurang lebih
50%. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligament, dan jaringan-
jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya yang
terdiri atas hampir 50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral
terutama calsium kurang lebih 67 % dan bahan seluler 33%.
Kecelakaan lalu lintas sering sekali terjadi di negara kita. Ratusan orang meninggal dan
luka-luka tiap tahun karena peristiwa ini. Memang di negara ini, kasus kecelakaan lalu
lintas sangat tinggi. Kecelakaan lalu-lintas merupakan pembunuh nomor tiga di
Indonesia, setelah penyakit jantung dan stroke.
Trauma yang paling sering terjadi dalam sebuah kecelakaan adalah fraktur
(patah tulang). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau rudapaksa. Fraktur dibagi atas fraktur
terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit sehingga berhubungan dengan
udara luar, dan fraktur tertutup, yaitu jika fragmen tulang tidak berhubungan dengan
dunia luar. Secara umum, fraktur terbuka bisa diketahui dengan melihat adanya tulang
yang menusuk kulit dari dalam, biasanya disertai perdarahan. Adapun fraktur tertutup,
bisa diketahui dengan melihat bagian yang dicurigai mengalami pembengkakan,
terdapat kelainan bentuk berupa sudut yang bisa mengarah ke samping, depan, atau
belakang.
1
Selain itu, ditemukan nyeri gerak, nyeri tekan, dan perpendekan tulang. Dalam
kenyataan sehari-hari, fraktur yang sering terjadi adalah fraktur ekstremitas dan fraktur
vertebra. Fraktur ekstremitas mencakup fraktur pada tulang lengan atas, lengan bawah,
tangan, tungkai atas, tungkai bawah, dan kaki. Dari semua jenis fraktur, fraktur tungkai
atas atau lazimnya disebut fraktur femur (tulang paha) memiliki insiden yang cukup
tinggi. Umumnya fraktur femur terjadi pada batang femur 1/3 tengah.
B. Tujuan Penulisan
Penulisan Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok selama praktek
Kebutuhan Dasar Manusia di RSUD Karanganyar
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkan untuk
menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan dapat memelihara
pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan
gastrointestinal dapat bekerja lebih optimal dengan meningkatkan selera makan dan
B. Etiologi
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas dan latihan antara lain :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Status nutrisi
muskuloskeletal
3
e. Penyakit kardiovaskuler dan pulmonary
f. Kondisi psikologis
(Heriana Palpina,2014)
C. Patofisiologi
saraf. Otot skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan otot
berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Ada dua tipe
4
Pathway :
Difusi otak menurun terjadi herbiasi otak, Kematian jaringan otak sehingga defisit neusologis
Kelemahan Otot
Intoleran aktivitas
Gangguan pola tidur
D. Manifestasi klinis
oithostatic
5
E. Komplikasi
a. Kontraktur
b. Difusi Atrofi
c. Konstipasi
d. Gastritis
Wartonah. 2010)
F. Pemeriksaan penunjang
menggerakkan kaki kanan dan kiri, jika tidak bisa dapat dibantu oleh perawat,
melawan
6
3 : Ada kontraksi otot, mampu melawan gravitasi gerakan full RDM.
full RDM
a. Body mekanik
- Melatih ROM
1. Pengkajian
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan adalah
sebagai berikut:
a. Riwayat keperawatan sekarang
Pengkajian ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi gangguan
kebutuhan aktivitas dan latihan.
b. Riwayat keperawatan penyakit yang pernah diderita
Pengkajian ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas.
c. Kemampuan fungsi motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan dan kaki baik kanan dan kiri
untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastic.
7
d. Kemampuan aktivitas
Pengkajian ini untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri,
bangun, dan berpindah tanpa bantuan.
e. Kemampuan rentang gerak
Pengkajian ini dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.
f. Perubahan intoleransi aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada system
pernafasan, antara lain: suara nafas, analisa gas darah, gerakan dinding thorak,
adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi.
Sedangkan yang berhubungan dengan perubahan system kardiovaskuler, seperti
nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta
perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi.
g. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
Kekuatan otot dapat dikaji secara bilateral atau tidak.
h. Perubahan fisiologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan aktivitas
dan aktivitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam
mekanisme koping, dan lain-lain.
2. Diagnosa Keperawatan
8
3. Intervensi Keperawatan
9
Faktor yang berhubungan :
a. Kurang pengetahuan
tentang kegunaan
pergerakan fisik
b. Tidak nyaman nyeri
c. Kerusakan
muskuloskeletal dan
neuromuskuler
d. Intoleransi
aktivitas/penurunan
kekuatan dan stamina
10
a. Laporan secara verbal menggunakan e. Kurangi faktor presipitasi
atau non verbal manajemen nyeri nyeri
b. Fakta dari observasi c. Mampu mengenali nyeri f. Kaji tipe dan sumber nyeri
c. Gerakan melindungi (skala, intensitas, untuk menentukan
d. Tingkah laku berhati- frekuensi dan tanda nyeri) intervensi
hati d. Menyatakan rasa g. Ajarkan tentang teknik non
e. Gangguan tidur (mata nyaman setelah nyeri farmakologi: napas dala,
sayu, tampak capek, berkurang relaksasi, distraksi,
sulit atau gerakan kacau, e. Tanda vital dalam kompres hangat/ dingin
menyeringai) rentang normal h. Berikan analgetik untuk
f. Fokus menyempit f.Tidak mengalami mengurangi nyeri: ……...
(penurunan persepsi gangguan tidur i. Tingkatkan istirahat
waktu, kerusakan proses j. Berikan informasi tentang
berpikir, penurunan nyeri seperti penyebab
interaksi dengan orang nyeri, berapa lama nyeri
dan lingkungan) akan berkurang dan
g. Perubahan dalam nafsu antisipasi
makan dan minum ketidaknyamanan dari
prosedur
k. Monitor vital sign sebelum
Faktor yang berhubungan : dan sesudah pemberian
Agen injuri (biologi, kimia, analgesik pertama kali
fisik, psikologis)
DS:
a. Laporan secara verbal
DO:
a. Posisi untuk menahan
nyeri
b. Tingkah laku berhati-hati
c. Gangguan tidur (mata
sayu, tampak capek, sulit
atau gerakan kacau,
menyeringai)
11
d. Terfokus pada diri sendiri
e. Fokus menyempit
(penurunan persepsi
waktu, kerusakan proses
berpikir, penurunan
interaksi dengan orang
dan lingkungan)
f. Tingkah laku distraksi,
contoh : jalan-jalan,
menemui orang lain
dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang-ulang)
g. Respon autonom (seperti
diaphoresis, perubahan
tekanan darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi
pupil)
h. Perubahan autonomic
dalam tonus otot
(mungkin dalam rentang
dari lemah ke kaku)
i. Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
j. Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
3. Kurangnya NOC : NIC :
perawatan a. Self care : Activity of Self Care assistane : ADLs
Berhubungan dengan Daily Living (ADLs)
: penurunan atau
12
kurangnya motivasi, Setelah dilakukan tindakan a. Monitor kemempuan
hambatan keperawatan selama …. klien untuk perawatan
lingkungan, Defisit perawatan diri diri yang mandiri.
kerusakan teratas dengan kriteria b. Monitor kebutuhan
muskuloskeletal, hasil: klien untuk alat-alat
kerusakan a. Klien terbebas dari bau bantu untuk kebersihan
neuromuskular, badan diri, berpakaian,
nyeri, kerusakan b. Menyatakan berhias, toileting dan
persepsi/ kognitif, kenyamanan terhadap makan.
kecemasan, kemampuan untuk c. Sediakan bantuan
kelemahan dan melakukan ADLs sampai klien mampu
kelelahan. c. Dapat melakukan secara utuh untuk
DO : ADLS dengan bantuan melakukan self-care.
ketidakmampuan untuk d. Dorong klien untuk
mandi, ketidakmampuan melakukan aktivitas
untuk berpakaian, sehari-hari yang normal
ketidakmampuan untuk sesuai kemampuan yang
makan, ketidakmampuan dimiliki.
untuk toileting e. Dorong untuk
melakukan secara
mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien
tidak mampu
melakukannya.
f. Ajarkan klien/ keluarga
untuk mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak
mampu untuk
melakukannya.
13
g. Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
h. Pertimbangkan usia
klien jika mendorong
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
14
DAFTAR PUSTAKA
Heriana, Palpina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan : Binarupa
Aksara
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : Salemba Medika
NANDA NIC NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.
Yogyakarta : Mediaction Publishing
Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Medika Salemba
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
sadar penuh.
A. Pengkajian
I. Biodata
1. Identitas klien
Alamat : karanganyar
Umur : 70tahun
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
16
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn.S
Alamat : karanganyar
Umur : 38 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
1. Keluhan utama
kecelakaan dijalan raya. Klien tidak bisa berjalan dan mengeluhkan nyeri pada
kaki sebelah kiri setelah sampai dirumah sakit klien mengatakan nyerinya
Fixation) pada tanggal 18 juni 21019. TD: 140/80 mmHg, N: 80x /menit, RR:
17
4. Riwayat penyakit keluarga : klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang
dll
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
K : Klien
: Tinggal serumah
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
18
III. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON
ini dari resep dokter dan sesekali beli di apotik.klien mengatakan tidak
mengkonsumsi obat terlarang dan minum alkohol karena hal tersebut dapat
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Ambulasi/ROM
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dengan alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total
19
3. Pola Istirahat dan Tidur
a. Sebelum Sakit : pasien mengatakan kebiasaan tidurnya 7-8 jam dengan pola
pengantar tidur.
b. Sesudah sakit : pasien mengatakan kebiasaan tidur 4-5 jam dengan kualitas
a. Pengkajian Nutrisi
makanan tertentu.
b. Pola Nutrisi
Sebelum Sakit
Selama Sakit
1) Frekuensi : 3x sehari
3) Porsi : ½ porsi
20
5. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum Sakit
Selama Sakit
b. BAK
Sebelum Sakit
Selama Sakit
3) Warna : jernih
21
4) Keluhan/kesulitan BAK : tidak bisa BAK secara mandiri
penyakitnya
sekarang.
b. ideal diri : pasien berharap agar cepat pulang dan sembuh,ingin kumpul
c. harga diri : pasien mengatakan selalu dicintai dan diperhatikan oleh anak-
anaknya.
d. peran diri : pasien mengatakan selama dirumah sakit binggung tidak bisa
e. identitas diri :klien menyadari bahwa klien seorang laki-laki ,apapun yang
terjadi itu semua sudah digariskan oleh tuhan yang maha esa ,ingin menjadi
8. Pola Koping
22
9. Pola Seksual-Reproduksi
saat berinteraksi dengan orang lain cukup hiperaktif dan pasien tidak
b. Tanda-Tanda Vital
2) nadi
- Irama : teratur
- kekuatan : kuat
3) pernafasan
- frekuensi :20x/mnt
- irama : teratur
4) suhu : 36,5oC
23
a. Kepala
b. Muka
1) Mata
- Kebersihan : bersih
- Pupil : isokor
penglihatan
,simetris
berlubang
24
c. Dada (thorax)
Paru-paru
tambahan.
Jantung
- Palpasi : IC teraba
d. Abdomen
- Perkusi : Tympani
e. Genetalia : Terpasang DC
g. Ekstremitas :
25
1) Atas
- Terpasang infus : ya
2) Bawah
26
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
3. Terapi medis
Kandungan
lambung
27
Kamis,20/6/2019 Ketorolac 30mg/8 Anti inflamasi Mengatasi nyeri
atau non
peradangan.
28
2. Kamis, DS : Nyeri akut Agen cidera Nyeri akut
20 Juni 1. Pasien mengatakan (00198) fisik berhubungan
2019 kaki kirinya sangat nyeri dengan agen
10:10 Wib P : fraktur femur cidera fisik
Q : nyeri seperti teriris
R : paha kiri
S:7
T : hilang timbul
DO :
1. Terdapat luka bekas
op di femus sebelah
kiri
5. Pasien tampak
menahan nyeri
29
Pergerakan (0208) program latihan
- Cara berjalan dari skala kekuatan,jika diperlukan
1 sangat terganggu - Bantu klien untuk
menjadi skala 3 cukup menyampaikan atau
terganggu mempraktekan pola
- Gerakan sendi dari gerakan yang dianjurkan
skala 1 menjadi skala 3 tanpa beban terlebih
cukup terganggu dahulu sampai gerakan
- Bergerak dengan yang benar sudah
mandiri dari skala 1 dipelajari
menjadi skala 3 cukup - Instruksikan untuk
terganggu mengenali tanda/gejala
latihan yang bisa atau
tidak bisa ditoleransi
selama dan setelah sesi
latihan, (misalnya
(kepala) terasa
ringan,SOB,otot yang
tidak biasanya
nyeri,nyeri tulang atau
sendi,kelemahan,kelelah
an yang
ektrim,angina,keringat
yang
berlebihan,palpitasi)
- Kolaborasikan dengan
keluarga dan tenaga
kesehatan yang lain
(misalnya terapis
aktivitas, pelatih;
fisiologis,terapis
okupasional, terapis
rekreasional, terapis
30
fisik) dalam
merencanakan,
mengajarkan dan
memonitor program
latihan otot.
31
IX. Tindakan Keperawatan
- Mengkolaborasikan
Kamis,21
dengan keluarga dalam
Juni S : Pasien mengatakan mau
merencanakan,
2019 menjalani terapi
mengajarkan dan
10.00 O : pasien merasa termotivasi
memonitor program
WIB
latihan otot.
32
Jumat,22
- Mengajarkan prinsip-
juni 2019 S : pasien mengatakan paham
prinsip manajemen
10.00 O : Pasien tampak mengerti
nyeri
WIB
- Mengkolaborasikan
dengan pasien dan
orang terdekat untuk
Sabtu,23 memilih dan
S : Pasien dan keluarga
juni 2019 mengimplementasikan
mengatakan bersedia
10.30 tidakan penurun nyeri
O : Pasien dan keluarga
WIB nonfarmakologi, sesuai
tampak kooperatif
kebutuhan berupa
relaksasi nafas dalam
dan distraksi
X. Evaluasi
Hari/Tgl No.
Evaluasi TTd
Jam Dx
Sabtu /23 1 S : pasien mengatakan masih belum kuaat memposisikan
tubuhnya secara mandiri
Juni /10.00
WIB O : pasien tampak kesulitan
A : tujuan tercapai sebagian
P : intervensi dilanjutkan
1. Membantu klien untuk menyampaikan atau
mempraktekan pola gerakan yang dianjurkan
tanpa beban terlebih dahulu sampai gerakan yang
benar sudah dipelajari.
2. Mengkolaborasikan dengan keluarga dan tenaga
kesehatan yang lain (misalnya terapis
33
aktivitas,pelatih,fisiologis,terapis
rekreasional,terapis fisik) dalam
merencanakan,mengajarkan dan memonitor
program latihan otot.
34
BAB IV
PEMBAHASAN
Selama 3 hari mengobservasi dan menangani pasien Post operasi ORIF fraktur femur
kami menemukan beberapa kesenjangan antara teori yang kami peroleh selama pendidikan
dengan praktek yang langsung kami jalani di lapangan antara lain :
Pathway kasus :
Reseptor nyeri
Persepsi nyeri
Operasi ORIF
35
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktivitas dan latihan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : Usia, jenis
kelamin, status nutrisi, penyakit terutama yang menyerang istem nervosa dan sistem
muskuloskeletal, penyakit kardiovaskuler dan pulmonary,kondisi psikologis.
Komplikasi yang bisa muncul pada gangguan aktivitas dan latihan antara lain adalah
kontraktur,difusi atrofi, konstipasi dan gastritis.
B. Saran
Dalam menjalani praktek di rumah sakit banyak dijumpai berbagai kesenjangan
antara teori keperawatan yang kami peroleh dari perkuliahan dengan praktek
keperawatan secara langsung,hal ini terjadi karena berbagai macam faktor, contoh :
kualitas rumah sakit menentukan mutu sarana-prasarana yang tersedia di rumah
sakit,rumah sakit dengan kualitas tipe A tentu mampu menjalankan praktek sesuai teori
berkat ketersediaan sarana,sementara tipe yang lebih rendah yang tidak memiliki
prasarana selengkap tipe A harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana ketika
melakukan tindakan keperawatan. Faktor lain juga karena perbedaan persepsi dalam
menjalani tindakan keperawatan,ada tindakan yang dilakukan tidak sesuai teori karena
teori dianggap kurang menguntungkan oleh kebanyakan orang.
Adanya kesenjangan diatas maka pertimbangan paling baik adalah paham
mengenai teori dan bertindak sesuai situasi dan kondisi yang ada.
36