ID Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku PDF
ID Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku PDF
1, Maret 2015
Staf Pengajar Keperawatan Komunitas 1), dan Keperawatan Jiwa 2) Program Studi
Keperawatan Cirebon. Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
Email: astria.irda@gmail.com
ABSTRACT
Smoking is a detrimental habit to health and is a bridge to further drug abuse. Cigarettes
are known containing many toxic/hazardous chemicals that caused serious health
problems such as heart disease, stroke, and cancer. According to WHO (2009) currently
Indonesia is still a third country with active smokers in the world. This study aims to
analyze the factors influencing smoking behavior of adolescents Vocational School
students (SMK) in Kuningan District, West Java. This research is the explanatory study
with cross sectional approach with 347 samples selected by a simple random sampling
method from total population of 2616 students. A bivariate analysis using Chi-square test
and multivariate analysis with logistic regression enter method are applied. The results of
the bivariate analysis showed no significant effect (p <0.05) between the independent
variable with dependent variable (smoking behavior) The most dominant factor influencing
smoking habits in adolescents SMK is the knowledge with the value of exp (β) = 8.842
Because the value of exp (β) >2 makes the results of this analysis are valid to be
interpreted in the analysis of the effects together (multivariate).
Keywords: smoking behavior, individual characteristics, knowledge and attitudes of
adolescents, Kuningan District
ABSTRAK
Merokok merupakan suatu kebiasaan yang merugikan bagi kesehatan dan jembatan ke
penyalahgunaan napza. Rokok diketahui banyak mengandung racun/bahan kimia
berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung, stroke,
dan kanker. Menurut WHO (2009) saat ini Indonesia masih menjadi negara ketiga dengan
perokok aktif terbanyak di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Jenis penelitan ini adalah explanatory study dengan
pendekatan cross sectional. Total populasinya adalah 2616 orang dengan sampel
sebanyak 347 orang dipilih dengan pendekatan simple random sampling. Analisis bivariat
dengan menggunakan uji chi square dan analisis multivariat dengan regresi logistik
metode enter. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada pengaruh yang signifikan (p<0,05)
antara variabel bebas dengan variabel terikat (perilaku merokok). Faktor yang paling
dominan mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja SMK adalah pengetahuan
remaja tentang rokok dengan nilai eksp (β) = 8.842. Karena nilai eksp (β) > 2 menjadikan
hasil analisis ini sah untuk diintepretasikan dalam analisis pengaruh bersama-sama
(multivariat).
Kata kunci: karakteristik individu, perilaku merokok, pengetahuan dan sikap remaja,
Kabupaten Kuningan.
1
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
PENDAHULUAN
Perilaku merokok saat ini merupakan mengancam kesehatan para perokok,
kebiasaan yang sangat wajar dipandang asap rokok juga berbahaya bagi orang-
oleh masyarakat Indonesia. Perilaku orang di sekitar yang terpapar asap
merokok tidak pernah surut dan rokok tersebut. Makin tinggi kadar bahan
tampaknya merupakan perilaku yang berbahaya yang ada dalam sebatang
masih dapat ditolerir oleh masyarakat. rokok, maka makin besar kemungkinan
Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan untuk menderita penyakit-penyakit
sehari-hari, baik di lingkungan rumah, tersebut dikemudian hari (Pusat
kantor, angkutan umum maupun di jalan- Promkes Kemkes RI, 2013).
jalan. Hampir setiap saat dapat Merokok merupakan masalah
disaksikan dan dijumpai orang yang yang belum dapat terselesaikan hingga
sedang merokok, bahkan di lingkungan saat ini. Merokok sudah melanda
pendidikan, khususnya kampus/sekolah berbagai kalangan masyarakat di
yang seharusnya bebas dari asap rokok. Indonesia, dari anak-anak sampai orang
Para perokok terlihat sepertinya tua, laki-laki maupun perempuan. Salah
tidak peduli bahwa menghisap rokok satu sasaran program perilaku sehat dan
merupakan suatu kebiasaan yang sangat pemberdayaan masyarakat adalah
merugikan kesehatan baik bagi perokok menurunnya prevalensi perokok serta
maupun orang yang ada disekelilingnya, meningkatnya lingkungan sehat bebas
kebiasaan merokok sangat sulit rokok di sekolah, tempat kerja, dan
dihentikan karena adanya efek tempat umum (Pusat Promkes Kemkes
ketergantungan yang ditimbulkan oleh RI, 2013).
nikotin, selain itu akibat yang ditimbulkan Saat ini, Indonesia masih
berupa penyakit akibat rokok terjadi menjadi negara ketiga dengan jumlah
dalam jangka waktu yang cukup lama, perokok aktif terbanyak di dunia (61,4
sehingga sering menyebabkan juta perokok), setelah China dan India.
kegagalan dalam upaya mencegah untuk Tingginya jumlah perokok aktif tersebut
tidak merokok (Pusat Promkes Kemkes berbanding lurus dengan jumlah non-
RI, 2013). smoker yang terpapar asap rokok orang
Rokok diketahui mengandung lain (second-hand smoke) yang semakin
lebih dari 4000 zat/bahan kimia yang bertambah (97 juta penduduk Indonesia).
berbahaya bagi kesehatan, dimana 43 Sebanyak 43 juta anak-anak Indonesia
zat diantaranya bersifat karsinogenik. terpapar asap rokok (Pusat Promkes
Komponen utamanya adalah nikotin Kemkes RI, 2013).
suatu zat berbahaya penyebab Menurut data Global Youth
kecanduan, tar yang bersifat Tobacco Survey (2009) menyebutkan
karsinogenik, dan CO yang dapat bahwa prevalensi perokok remaja yang
menurunkan kandungan oksigen dalam bersekolah usia antara 13-15 tahun
darah. Rokok merupakan faktor risiko sebesar 20,3%, meningkat dua kali
munculnya penyakit tidak menular dan lipat, selama kurun waktu 3 tahun
mematikan, seperti penyakit jantung terakhir, yaitu 2006–2009. Sementara
koroner, stroke, dan kanker. Selain
2
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
2
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
sekolahpun para siswa tanpa malu dan 2616 orang. Sampel yang digunakan
canggung merokok di pinggir-pinggir pada penelitian ini berjumlah 347 orang
jalan maupun di lingkungan sekolahnya. yang dipilih secara random sampling.
Berdasarkan pengamatan pada Sebelum dilakukan randomisasi terlebih
beberapa SMK baik berstatus negeri dahulu peneliti melakukan clusterisasi
maupun swasta, didapatkan informasi untuk menentukan lokasi sekolah
bahwa rata-rata siswa laki-laki yang dengan membagi wilayah menjadi 4
merokok pada SMK dengan status bagian, barat, timur, selatan dan utara.
negeri 50% - 60% dan pada siswa SMK Kemudian untuk menentukan
dengan status swasta presentasenya sekolahnya peneliti melakukan
lebih tinggi yaitu berkisar 65% - 70% randomisasi dari masing-masing wilayah.
siswa laki-laki merokok. Siswa SMK Setelah diperoleh sekolah untuk
merupakan para remaja yang dalam dilakukan penelitian, kemudian diambil
perkembangannya, sangat rentan responden secara simple random
terhadap pengaruh lingkungan. sampling. Sesuai dengan jumlah sampel
Lingkungan sosial budaya yang tidak yang ditentukan dan didapatkan sampel
positif merupakan faktor risiko bagi wilayah Kuningan Barat 74 orang,
remaja untuk terjebak dalam perilaku Kuningan Timur 99 orang, Kuningan
yang tidak sehat seperti merokok. Selatan 90 orang, dan Kuningan Utara
84 orang.
Mengingat banyaknya bahaya
merokok terhadap kesehatan, serta Variabel independen dalam
kecenderungan bertambahnya penelitian ini adalah karakteristik,
persentase remaja yang merokok akibat pengetahuan remaja tentang bahaya
gencarnya iklan rokok yang ditayangkan, merokok terhadap kesehatan dan zat-zat
baik melalui media cetak, media berbahaya yang terkandung dalam rokok
elektronik maupun kegiatan-kegiatan serta sikap remaja terhadap perilaku
yang disponsori oleh rokok serta merokok, sedangkan variabel
pergaulan sesama remaja lebih banyak dependennya adalah perilaku merokok.
mendorong mereka untuk melakukan Alat penelitian yang digunakan adalah
kebiasaan merokok, padahal jika dapat kuesioner, pengumpulan data dilakukan
dicegah sejak remaja akan berdampak dengan metoda wawancara. Hasil
lebih baik. Berdasarkan hal-hal tersebut penelitian dianalisis secara univariat,
maka peneliti merasa tertarik melakukan bivariat dan multivariat. Analisis bivariat
penelitian yang bertujuan untuk dengan menggunakan uji korelasi chi
mengetahui perilaku merokok khususnya square sedangkan analisis multivariat
pada remaja SMK di Kabupaten dengan menggunakan uji analisis regresi
Kuningan Jawa Barat. logistik.
METODE PENELITIAN HASIL
Penelitian ini merupakan Perilaku Merokok pada remaja SMK di
explanatory study dengan pendekatan Kabupaten Kuningan
cross sectional. Penelitian ini Perilaku merokok pada penelitian ini
dilaksanakan pada tahun 2014, dengan didefinisikan sebagai jumlah batang
populasi remaja/siswa laki-laki yang rokok yang dikonsumsi dalam satu hari.
merokok dan duduk dikelas XI SMK di Perilaku merokok seseorang diantaranya
Kabupaten Kuningan dengan jumlah
3
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Dalam satu hari anda mengkonsumsi lebih dari 10 88,76 11,24
batang rokok
2. Cara menghisap rokok tidak menelan asap rokok 38,90 61,10
(hanya dimulut lalu dihembuskan)
4
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
Tabel 6. Hubungan antara Pengetahuan tentang Rokok dan Perilaku Merokok Remaja
SMK di Kabupaten Kuningan.
5
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
Tabel 7. Hubungan antara Sikap dengan Perilaku Merokok Remaja SMK di Kabupaten
Kuningan.
6
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
diperoleh melalui mata dan telinga. yang memiliki sikap baik terhadap
Pengetahuan yang dicakup mempunyai perilaku merokok yaitu sebanyak 35
enam tingkatan yaitu tahu, memahami, orang. Berdasrkan hasil tersebut dapat
aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi diketahui bahwa ada kecenderungan
(Notoatmodjo, 2000). Pengetahuan semakin mempunyai sikap kurang baik,
merupakan salah satu faktor predisposisi maka semakin tinggi tingkat perilaku
untuk terbentuknya sebuah perilaku merokok pada remaja tersebut.
baru, untuk mendapatkan pengetahuan Sikap adalah sebagai tingkatan
yang cukup tentang bahaya merokok, kecenderungan yang bersifat positif atau
diperlukan adanya informasi yang terus negatif yang berhubungan dengan objek
menerus dan berkesinambungan psikologi, yang meliputi simbol, kata-
(Notoatmodjo, 2000). kata, slogan, orang, lembaga, ide dan
Variabel pengetahuan tentang sebagainya. Individu dikatakan
bahaya merokok terhadap kesehatan mempunyai sikap positif terhadap suatu
dan zat-zat yang terkandung dalam objek psikologi apabila suka atau
rokok merupakan faktor dominan untuk memiliki sikap yang favourable,
mempunyai kebiasaan merokok. Untuk sebaliknya individu yang dikatakan
itu perlu diupayakan perbaikan tingkat memiliki sikap negatif terhadap objek
pengetahuan bagi para remaja SMK psikologi apabila tidak suka atau
agar tingkat perilaku merokoknya sikapnya unfavourable terhadap objek
menjadi lebih rendah atau bahkan psikologi (Notoatmodjo, 2007).
menjadi tidak merokok sama sekali. Sikap pada teori Green
Gencarnya iklan bahaya merokok pada
merupakan salah satu faktor predisposisi
bungkus rokok yang baru-baru ini untuk terbentuknya suatu perilaku baru,
diterapkan mudah-mudahan menjadi untuk mendapatkan sikap yang baik
salah satu solusi yang efektif dalam terhadap perilaku merokok diperlukan
mengurangi pecandu rokok pada remaja adanya pelatihan tentang bahaya
SMK khususnya dan kalangan merokok dan cara menanggulangi akibat
masyarakat pada umumnya. merokok secara khusus dan perlu selalu
Berdasarkan hasil penelitian, adanya penyegaran. Oleh karena itu
diketahui bahwa remaja yang untuk meningkatkan sikap responden
mempunyai kebiasaan merokok dengan yang masih kurang agar menjadi baik
kategori berat lebih banyak dijumpai diperlukan pendidikan kesehatan secara
pada kelompok remaja yang memiliki rutin.
sikap kurang baik yaitu sebanyak 162 Masa remaja adalah masa
orang, jumlah ini lebih tinggi jika transisi dari masa kanak-kanak menuju
dibandingkan dengan perokok berat dari masa dewasa yang diikuti dengan
kelompok remaja yang memiliki sikap berbagai masalah yang ada karena
baik terhadap perilaku merokok yaitu adanya perubahan fisik, psikis dan
sebanyak 84 orang. Demikian juga sosial. Masa peralihan itu banyak
untuk perokok ringan, kelompok ini lebih menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam
banyak dijumpai pada remaja yang penyesuaian terhadap dirinya maupun
memiliki sikap kurang baik terhadap
terhadap lingkungan sosial. Berbagai
perilaku merokok yaitu sebanyak 66 kesulitan dalam penyesuaian diri
orang jika dibandingkan dengan remaja membawa dampak pada sikap yang
7
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
8
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
9
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
10
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.1, Maret 2015
11