Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Madrasah adalah suatu lembaga pendidikan yang mengajarkan tentang
ajaran-ajaran Islam. Madrasah merupakan pendidikan kelanjutan dari pondok
pesantren, yang dimana pendidikan di madrasah ini masih mengambil dan
mengikuti dari materi pondok pesantren. Madrasah tidak harus adanya elemen
masjid dan tempat tinggal, melainkan hanya siswa, kurikulum, pengajar dan
pemimpin.
Madrasah diniyah mengajarkan tentang ilmu-ilmu agama Islam seperti akhlak,
fiqih, sejarah Islam, dan lain-lain.Dalam madrasah ini dilakukan biasanya ketika
sore hari dan dilakukan setelah murid pulang dari sekolah umum. Madrasah
diniyah ini memberikan pelajaran yang sekiranya murid tidak mendapatkan
pelajaran itu di dalam sekolah umum. Tentunya pendidikan madrasah diniyah ini
sangat membantu murid untuk dapat memahami agama Islam dengan lebih
mendalam lagi. Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih mendalam lagi
bagaimana kurikulum di dalam madrasah diniyah.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari Pembahasan Makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian madrasah diniyah?
2. Apa pengertian kurikulum?
3. Bagaimanakah kurikulum dalam madrasah diniyah?
4. Bagaimana pentingnya kurikulum madrasah diniyah?
5. Bagaimana pentingnya penyusunan kurikulum?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian madrasah diniyah
2. Untuk Mengetahui pengertian Kurikulum
3. Untuk Mengetahui Bagaimana kurikulum dalam madrasah diniyah

1
4. Untuk Mengetahui Pentingnya kurikulum madrasah diniyah
5. Untuk Mengetahui Desain kurikulum Diniyah

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Madrasah Diniyah
Secara terminologi, Madrasah diniyah didefinisikan sebagai “tempat
kegiatan belajar mengajar ilmu berbasis agama dengan model permanen, baik
dalam penjenjangan maupun tempat belajar serta waktu kegiatan belajar
mengajar”.
Sehubungan dengan perkembangan madrasah diniyah, maka untuk
memudahkan pembinaan dan bimbingan, Departemen Agama menetapkan
beberapa peraturan tentang jenis-jenis madrasah yang ada di Indonesia. Untuk
madrasah diniyah diatur dalam Peraturan Menteri Agama R.I. nomor 13 tahun
1964 yang antara lain dijelaskan:
1. Madrasah diniyah adalah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan
dan pengajaran secara klasikal dalam pengetahuan Agama Islam kepada
pelajar bersama-sama sedikitnya berjumlah 10 (sepuluh) orang atau lebih.
Diantara anak-anak yang berusia 7 sampai dengan 20 tahun.
2. Pendidikan dan pengajaran (pada madrasah diniyah) selain bertujuan kepada
pembinaan ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa, juga dimaksudkan untuk
memberi tambahan pengetahuan agama kepada pelajar-pelajar yang merasa
kurang menerima pelajaran agama di sekolah-sekolah (umum).
3. Madrasah diniyah ada tingkat yakni: Diniyah Awaliyah, Diniyah Wustha
dan Diniyah ‘Ulya.
Peraturan Menteri Agama Nomor 13 tahun 1964 ini kemudian diubah dengan
keputusan Menteri Agama yang mengatur tentang kurikulum ini dan memberikan
pengertian-pengertian baru yang akan diuraikan lebih lanjut.
1. Madrasah diniyah adalah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan
dan pengajaran tentang pengetahuan agama Islam yang berikan secara
klasikal.
2. Madrasah diniyah adalah lembaga pendidikan formal
3. Madrasah diniyah mempunyai 3 tingkatan, yaitu tingkat Awaliyah, tingkat
Wustha dan tingkat ‘Ulya. 1

1
M.ihsom El-saha. Dinamika madrasah diniyah di Indonesia. Hlm.32

3
Sebagai bagian dari pendidikan luar sekolah, Madrasah Diniyah bertujuan :
1. Melayani warga belajar dapat tumbuh dan berkembangn sedini mungkin
dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu
kehidupanya.
2. Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan
sikap mental yang diperluakan untuk mengembangkan diri, bekerja
mencari nafkah atau melanjutkan ketingkat dan /atau jenjang yang lebih
tinggi, dan
3. Memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam
jalur pendidikan sekolah (TP 73 Pasal.2 ayat 2 s.d 3).
Untuk menumbuh kembangkan ciri madrasah sebagai satuan pendidikan
yang bernapaskan Islam, amka tujuan madrasah diniyah dilengkapi dengan
“memberikan bekal kemampuan dasar dan keterampilan dibidang agama Islam
untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi muslim, anggota
masyarakat dan warga Negara”.

B. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari kata curriculum, yang dipandang sebagai
sejumlah mata pelajaran yang tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah ilmu
pengetahuan yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.
Menurut Harold B. Alberty dan Ealsie J. Alberty dalam bukunya:
Reorganizing The High Schoolcurriculum, memberi definisi sebagai berikut: all of
the activities that are provided for students by the school constitute its curriculum
yang artinya: semua aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh murid sesuai
dengan peraturan-peraturan sekolah disebut dengan kurikulum.
Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata-kata “Manhaj”
yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya
untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka. Selain itu
kurikulum juga dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan
dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

4
William B. Ragan, sebagaimana dikutip S. Nasution, berpendapat bahwa
kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan di sekolah. Kurikulum tidak
hanya meliputi bahan pelajaran, tetapi seluruh kehidupan di kelas.
S. Nasution menyatakan, ada beberapa penafsiran lain tentang kurikulum.
Diantaranya: pertama, kurikulum sebagai produk (sebagai hasil pengembangan
kurikulum), kedua kurikulum sebagai program (alat yang dilakukan sekolah untuk
mencapai tujuan), ketiga, kurikulum sebagai hal-hal yang diharapkan akan
dipelajari oleh siswa (sikap, keterampilan tertentu), dan kelima, kurikulum
dipandang sebagai pengalaman siswa.
Kurikulum juga dapat ditetapkan sebagai berikut: kurikulum adalah semua
pengetahuan, kegiatan atau pengalaman-pengalaman belajar yang diatur secara
sistematis metodis, yang diterima anak untuk mencapai suatu tujuan.
Untuk menyusun suatu kurikulum yang mantap atau stabil bukan lah suatu
hal yang mudah, karena itu memerlukan waktu dan tahap-tahap pembatasan untuk
mematangkannya. Dan kurikulum bukan lah sekedar kumpulan teori-teori serta
pengetahuan yang diambil disana-sini, akan tetapi di samping teori-teori dan ilmu
pengetahuan juga harus berorientasi kepada kepentingan pembangunan dan
pembinaan manusia Indonesia seutuhnya dalam rangka mencapai tujuan yaitu
masyarakat adil-makmur yang diridhoi Allah SWT. 2

C. Kurikulum Madrasah Diniyah


Madrasah diniyah adalah suatu bentuk madrasah yang hanya mengajarkan
ilmu-ilmu agama (diniyah). Madrasah ini dimaksudkan sebagai lembaga
pendidikan agama yang disediakan bagi siswa yang belajar di sekolah umum.
Kurikulum dimadrasah Diniyah umumnya hanya terdiri dari ilmu-ilmu
agama “dasar”, Seperti tafsir al-quran, (Juz ‘Amma), hadis, tauhid. Fiqh, akhlak,
nahw, sharaf, I’lal, I’rab dan khaligrafi. Sedikit sekali madrasah diniyah yang
memasukkan pelajaran umum.
Hanya saja meski kurikulum semata pelajaran yang ditetapkan di
madrasah diniyah sama, namun tentang buku pelajran dan sastranya berbeda satu

2 http://nafizfauzi.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

5
sama lainnya. Hal ini terutama terjadi di lembaga pendidikan diniyah yang sudah
lama mapan, yang biasa dicirikan dengan keberadaan diniyah dilingkungan
pesantren atau tidak dipesantren.
Penggunaan buku standar mata pelajaran di diniyah agaknya banyak
ditentukan oleh tradisi dan kemampuan murid, tanpa ada standar yang berlaku
umum. Ini terbukti meskipun Dapertemen Agama telah menyusun kurikulum
diniyah dan membuat buku pelajaran tersendiri dengan menggunakan huruf latin
berbahasa indonesia, namun dalam prakteknya banyak madrasah diniyah tidak
memakainya, dan tetap menerapkan kurikulum yang telah berlaku secara turun-
temurun. 3
Landasan hukum dalam Penyusunan pengembangan kurikulum bagi guru
madrasah Diniyah Takhmiliyah didasarkan pada peraturan perundang –undangan
sebagai berikut:
 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional (terutama pasal 15 dan 30)
 Undang-undang RI No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah daerah.
 Peraturan Pemerintah No 55 tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama
dan keagamaan.
 Peraturan Pemerintah RI tahun 2005 Tentang standar Nasional
Pendidikan.
 Keputusan Mentri Pendidikan Nasional No. 129a/2004 tentang Standar
Pelayanan Minimal bidang Pendidikan.4
Kurikulum diniyah memiliki ciri khas yang berbeda dengan kurikulum
pesantren. Diantara perbedaan itu adalah:
1. Meskipun sama-sama memiliki jenjang dari tingkat dasar sampai
tingkat lanjutan, namun kurikulum diniyah terdiri dari materi yang
simpel dan terjangkau dalam skala waktu ajar tahunan.
2. Kitab yang menjadi rujukan kurikulum diniyah merupakan kitab
yang disusun dengan bahasa ringkas, sangat sederhana. Berbeda

3 M. Ishom El-Saha, Dinamika Madrasah Diniyah di Indonesia, (Jakarta: 2008) hlm. 87-88
4 Kementrian Agama Kantor wilayah Provinsi Jawa Barat Bidang Pendidikan dan Pondok
Pesantren, Himpunan Pedoman Pendidikan Diniyah Takhmiliyah, ( Tahun 2013 ) hlm. 3.4

6
dengan kitab rujukan pesantren yang umumnya merupakan bentuk
pemaparan yagn bersifat wawasan.
3. Kurikulum diniyah banyak menggunakan kitab dengan corak
penulisan modern.
4. Kurikulum diniyah telah mengenalkan buku ajar berbasis
penilaian.5
Struktur program kurikulum Mata Pelajaran Madrasah Diniyah
Takhmilliyah, Wustha dan Ulya

NO MATA PELAJARAN MDTA MDTW MDTU

I II 111 1V I II I II
KEAGAMAAN
1. AL-Qur’an
5 5 4 4 3 3 2 2
2. Hadis
1 1 2 2 2 2 2 2
3. Aqidah
1 1 1 1 1 1 2 2
4. Fiqih
4 4 4 4 4 4 4 4
5. Tarikh Islam
1 1 1 1 2 2 2 2
6. Akhlak
2 2 2 2 2 2 2 2
BAHASA
7.
4 4 4 4 4 4 4 4
MUATAN LOKAL
Muatan Lokal: - - - - - - - -
a. Arab Pegon
8.
b. Imla
c. dll
9. Jumlah 18 18 18 18 18 18 18 18

Berdasarkan Undang-undang Pendidikan dan Peraturan pemerintah no 73


tahun 1991 pada pasal 1 ayat 1 disebutkan “Penyelenggaraan pendidikan diluar
sekolah boleh dilembagakan dan boleh tidak dilembagakan”. Dengan jenis
“pendidikan Umum” (psl 3. ayat.1). sedangkan kurikulum dapat tertulis dan

5 M. Ishom El-Saha, Dinamika Madrasah Diniyah di Indonesia, (Jakarta: 2008) hlm. 97-98

7
tertulis (pasl. 12 ayat 2). Bahwa Madrasah D iniyah adalah bagian terpadu dari
system pendidikan nasional yang diselenggarakan pada jalur pendidikan luar
sekolah untuk memenuhi hasrat masyarakat tentang pendidikan agama.
Madarsah Diniyah termasuk kelompok pendidikan keagamaan jalur luar
sekolah yang dilembagakan dan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik
menguasai pengetahuan agama Islam, yang dibina oleh Menteri Agama (PP 73,
Pasal 22 ayat 3). Oleh karena itu, maka Menteri Agama d/h Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam menetapkan Kurikulum Madrasah
Diniyah dalam rangka membantu masyarakat mencapai tujuan pendidikan yang
terarah, sistematis dan terstruktur. Meskipun demikian, masyarakat tetap memiliki
keleluasaan unutk mengembangkan isi pendidikan, pendekatan dan muatan
kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan leingkungan madrasah.
Madrasah diniyah mempunyai tiga tingkatan yakni :
 Diniyah Awaliyah, Diniyah Wustha dan Diniyah Ulya. Madrasah
DIniah Awaliyah berlangsung 4 tahun (4 tingkatan), dan
 Wustha 2 tahun (2 tingkatan). Input Siswa Madrasah Diniyah
Awaliyah diasumsikan adalah siswa yang belakar pada sekolah
Dasar dan SMP/SMU.
Dalam program pengajaran ada bebarapa bidang studi yang diajarkan
seperti Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa
Arab, dan Praktek Ibadah.
a. Dalam pelajaran Qur’an-Hadits santri diarahkan kepada pemahaman dan
penghayatan santri tentang isi yang terkandung dalam qur’an dan hadits.
b. Mata pelajaran aqidah akhlak berfungsi untuk memberikan pengetahuan
dan bimbingan kepada santri agar meneladani kepribadian nabi
Muhammad SAW, sebagai Rasul dan hamba Allah, meyakini dan
menjadikan Rukun Iman sebagai pedoman berhubungan dengan
Tuhannya, sesame manusia dengan alam sekitar.
c. Mata pelajaran Fiqih diarahkan untuk mendorong, membimbing,
mengembangkan dan membina santri untuk mengetahui memahami dan
menghayati syariat Islam.

8
d. Sejarah Kebudayaan Islam merupakan mata pelajaran yang diharapkan
dapat memperkaya pengalaman santri dengan keteladanan dari Nabi
Muhammad SAW dan sahabat dan tokoh Islam.
e. Bahasa Arab sangat penting untuk penunjang pemahaman santri terhadap
ajaran agama Islam, mengembangkan ilmu pengetahuan Islam dan
hubungan antar bangsa degan pendekatan komunikatif. Dan praktek
ibadah bertujuan melaksanakan ibadah dan syariat agama Islam.
Kurikulum Madrasah Diniyah pada dasarnya bersifat fleksibel dan
akomodatif. Oleh karena itu, pengembangannya dapat dilakukan oleh Departemen
Agama Pusat Kantor Wilayat/Depag Propinsi dan Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kotamadya atau oleh pengelola kegiatan pendidikan sendiri.
Prinsip pokok untuk mengembangkan tersebut ialah tidak menyalahi
aturan perundang-undangan yang berlaku tentang pendidikan secara umum,
peraturan pemerintah, keputusan Menteri Agama dan kebijakan lainnya yang
berkaitan dengan penyelenggaraan madrasah diniyah.

D. Pentingnya kurikulum madrasah diniyah


Kurikulum adalah rencana program pengajaran atau pendidikan yang akan
diberikan kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Ibarat orang yang akan membangun rumah, kurikulum
adalah ‘blue print’ atau gambar cetak birunya. Kurikulum atau program
pendidikan inilah yang sebenarnya ditawarkan atau ‘dijual’ oleh suatu lembaga
pendidikan kepada masyarakat.
Kurikulum sebenarnya mencerminkan jati diri suatu lembaga pendidikan.
Kurikulum itulah yang sebenarnya membedakan antara satu sekolah/madrasah
dengan sekolah/madrasah lainnya. Perbedaan antara SD dan MI dapat dilihat dari
kurikulumnya, bukan gedungnya. Demikian pula perbedaan antara MI dengan
Madrasah Diniyah atau pesantren.
Kurikulum untuk madrasah di seluruh Indonesia pada dasarnya adalah
sama. Namun ada madrasah yang dapat menghasilkan lulusan yang bermutu dan
ada yang tidak dapat, ada madrasah yang diminati banyak masyarakat dan ada
pula yang tidak ‘laku’. Perbedaan ini disebabkan bukan karena perbedaan

9
kurikulumnya melainkan karena perbedaan pelaksanaan kurikulum tersebut. Ada
madrasah yang melaksanakan kurikulum dengan baik sehingga dapat
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan menjadi madrasah favorit dan ada pula
madrasah yang kurang begitu baik pelaksanaan kurikulumnya sehingga
lulusannya pun kurang bermutu dan madrasahnya tidak diminati masyarakat.
Menjadi tugas dan tanggung jawab kepala madrasah, sebagai nakhoda
madrasah yang bersangkutan, untuk mengembangkan kurikulum di madrasa yang
ia pimpin sehingga madrasahnya itu benar-benar dapat memenuhi harapan
masyarakat.

E. Pentingnya Penyusunan Kurikulum


Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting
dalam sistem pendidikan. Di dalamnya tidak hanya mengandung rumusan tujuan
yang harus dicapai, tetapi juga pemahaman tentang pengalaman belajar yang
harus dimiliki setiap anak didik.Begitu pentingnya fungsi dan peran kurikulum
dalam menentukan keberhasilan pendidikan, karena itu kurikulum harus
dikembangkan dengan fondasi yang kuat.
Pengembangan kurikulum pada hakekatnya adalah proses penyusunan
rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara
mempelajarinya.
David Pratt (1980) mengemukakan bahwa istilah lebih mengena
dibandingkan dengan pengembangan yang mengandung konotasi. Desain adalah
proses yang disengaja tentang suatu pemikiran , perencanaan dan penyeleksian
bagian-bagian, tehnik dan prosedur yang mengatur suatu tujuan atau usaha.
Dengan pengertian tersebut, pengembangan kurikulum diartikan sebagai proses
atau kegiatan yang disengaja dan dipikirkan untuk menghasilkan sebuah
kurikulum sebagai pedoman dalam proses dan penyelenggaraan pembelajaran
oleh guru di sekolah.
Seller dan Miller (1985) mengemukakan bahwa proses pengembangan
kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus, yang
meliputi Orientasi, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.Seller memandang
bahwa pengembangan kurikulum harus dimulai dari menentukan orientasi, yakni

10
kebijakan-kebijakan umum meliputi enam aspek : tujuan pendidikan, pandangan
tentang anak, pandangan tentang proses pembelajaran, pandangan tentang
lingkungan , konsepsi tentang peranan guru, dan evaluasi. Berdasarkan orientasi
selanjutnya dikembangkan kurikulum menjadi pedoman pembelajaran,
diimplementasikan dalam bentuk proses pembelajaran dan dievaluasi.
Dari pendapat Seller tersebut, pengembangan kurikulum pada hakekatnya
adalah pengembangan komponen-komponen yang membentuk sistem kurikulum
itu sendiri serta pengembangan komponen pembelajaran.

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 Madrasah diniyah adalah suatu bentuk madrasah yang hanya
mengajarkan ilmu-ilmu agama (diniyah). Kurikulum adalah semua
pengetahuan, kegiatan atau pengalaman-pengalaman belajar yang
diatur secara sistematis metodis, yang diterima anak untuk mencapai
suatu tujuan.
 Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata-kata
“Manhaj” yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik
bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap mereka. Selain itu kurikulum juga dipandang
sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
 Kurikulum Madrasah Diniyah pada dasarnya bersifat fleksibel dan
akomodatif. Oleh karena itu, pengembangannya dapat dilakukan oleh
Departemen Agama Pusat Kantor Wilayat/Depag Propinsi dan Kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kotamadya atau oleh pengelola
kegiatan pendidikan sendiri.
 Kurikulum Diniyah Sangatlah Penting Karena Kurikulum sebenarnya
mencerminkan jati diri suatu lembaga pendidikan. Kurikulum itulah
yang sebenarnya membedakan antara satu sekolah/madrasah dengan
sekolah/madrasah lainnya.
 Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran
penting dalam sistem pendidikan. Di dalamnya tidak hanya
mengandung rumusan tujuan yang harus dicapai, tetapi juga
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap
anak didik.Begitu pentingnya fungsi dan peran kurikulum dalam
menentukan keberhasilan pendidikan, karena itu kurikulum harus
dikembangkan dengan fondasi yang kuat.

12
DAFTAR PUSTAKA

El-saha, M.ihsom,2008. Dinamika madrasah diniyah di Indonesia. Jakarta:


Pustaka

Kementrian Agama Kantor wilayah Provinsi Jawa Barat Bidang Pendidikan dan
Pondok Pesantren, 2013. Himpunan Pedoman Pendidikan Diniyah
Takhmiliyah. Kantor wilayah Jawa Barat

http://nafizfauzi.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

13

Anda mungkin juga menyukai