Pelanggaran dalam menjalankan tugas dan fungsinya memang harus didukung dengan
kemampuan personil dalam melakukan pengisian form-fom yang menjadi alat kerjanya.
lampiran Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Penanganan Temuan dan Laporan Pelanggaran Pemilihan Umum. Pengisian form penindakan
pelanggaran dilakukan ketika telah terjadi dugaan pelanggaran yang dilakukan, baik oleh Perseta
Memang sebagai Lembaga Pengawasan, menurut Ayanef Yulius, S.H., M.Kn sekaligus
setiap kecamatan Kabupaten Natuna beserta jajaran di bawahnya harus mampu dalam
menindaklanjuti dugaan pelanggaran, baik dari laporan masyarakat atau temuan oleh pengawas.
Tentu selain pengetahuan mengenai aturan Pemilu, Panwaslu haru mampu dalam melakukan
Pelanggaran Pemilihan Umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota
Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah untuk menghasilkan wakil rakyat dan pemerintahan negara yang
demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Natuna. Rakernis kali ini dipimpin langsung oleh Komisioner Bawaslu Kabupaten Natuna Divisi
Hukum Penindakan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa, dengan materi tentang Kajian
Dugaan Pelanggaran Pemilu. Menurutnya, “kajian dugaan pelanggaran pemilu dengan mengisi
form yang terdapat dalam Lampiran Peraturan Badan Pengawas Pemilu Nomor 7 Tahun 2018
Dalam pengisian form ini, dituntut pengetahuan dan pemahaman yang cukup atas
form ini dalam rangka menghasilkan apakah dugaan pelanggaran yang berasal dari, baik laporan
masyarakat atau temuan pengawas telah memenuhi unsur atau tidak memenuhi unsur pasal
dalam perundang-undangan Pemilu. Oleh karena itu pengisian form ini dibutuhkan kecermatan
Rapat Kerja Teknis ini diselenggarakan d Sisi Basisir, yang dimulai sejak pukul 09.00 s/d
16.00 Wib diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kemampuan Panwascam Kabupaten
Natuna dalam melakukan penindakan atas dugaan pelanggaran Pemilu tahun 2019. (NA)