Anda di halaman 1dari 37

DISIPLIN

POSITIF
Zahra Frida Intani
Pada saat mengasuh anak, terkadang anak-anak berperilaku
yang tidak seharusnya, tidak semestinya atau melakukan hal-
hal yang dapat membahayakan, sesuatu yang kita anggap
“salah” atau yang tidak disukai oleh orangtua, seperti sulit
diatur, tidak mau mengerjakan apa yang diperintahkan
orangtua, memukul orang lain, berkelahi, mengamuk,
merengek, membantah dan lainnya.

Coba Ibu ingat-ingat, cara apa yang pernah dilakukan


oleh Ibu dan orang di sekitar untuk mendisiplinkan dan
menangani perilaku anak yang tidak sesuai seperti di
atas???

Adakah perubahan padaperilaku anak?


Metode pendisiplinan anak
Metode disiplin Apa yang anak pelajari
´ Memukul pantat ´ Tidak apa-apa memukul seseorang
´ Menjewer ´ Mengabaikan (tidak mendengarkan)
´ Memarahi anak ´ Tidak percaya apa yang anda maksudkan
´ Menyalahkan anak ´ Fight/flight (melawan atau kabur)
´ Berteriak atau berbicara ´ Menolak atau melawan
dengan anda yang tinggi pada
anak. ´ Memikirkan agar tidak tertangkap
atau ketahuan
´ Mengancam anak baik dilakukan
atau tidak. ´ Berusaha keras merebut kekuatan (power
struggle)
´ Berjanji akan memberikan
sesuatu akan tetapi tidak ´ Menjadi penurut sekali
dilakukan
Metode disiplin Apa yang anak pelajari
´ Terlalu melindungi dengan ´ Harus mendapatkan apa yang mereka
melarang anak terlalu banyak. inginkan sebelum memberikan sesuatu
´ Selalu menyelamatkan ´ Merasa berhak mendapatkan sesuatu
(menghindarkan anak dari
konsekuensi negatif yang ´ Menumbuhakan adanya
didapatkan dari perilakunya). perasaan “Saya tidak mampu”
´ Menyerah (mengikuti kemauan ´ Tidak ada batasan, aku boleh
anak) melakukan apapun
´ Putus asa (membiarkan anak ´ Putus asa atau mencari cinta atau kasih
melakukan apapun yang dia sayang dari orang lain.
inginkan)
Anak belajar dari • Apabila orangtua terbiasa berteriak
ketika marah, maka anak akan
Perilaku Orangtua memahami bahwa berteriak adalah
suatu hal yang wajar bila menemui
hal yang tidak sesuai dengan
keinginannya
• Apabila orangtua selalu dengan
segera memberikan apa yang anak
mau saat ia menangis, anak akan
belajar bahwa untuk mendapat
sesuatu, ia harus menangis terlebih
dahulu tanpa perlu mengungkapkan
keinginan dan perasaannya
• Jika orangtua ingin agar anak mau
mendengarkan dan mengikuti aturan,
maka orangtua harus menjadi contoh
terbaik terlebih dahulu.
Bagaimana kalau
kita kesulitan LAKUKAN RELAKSASI
mengendalikan Relaksasi merupakan suatu teknik yang
emosi negatif saat bertujuan untuk mengurangi
mendisiplinkan? ketegangan.

Salah satu bentuk relaksasi sederhana adalah


relaksasi napas. Relaksasi napas berguna
menenangkan pikiran dan mengurangi perasaan
khawatir, cemas ataupun takut. Relaksasi napas
bisa dilakukan setelah bangun tidur, di tengah-
tengah melakukan aktivitas dan juga sebelum
tidur. Caranya adalah dengan mengambil napas
perut dan benar-benar menyadari dan
merasakan udara yang masuk dan keluar melalui
hidung.
DISIPLIN POSITIF
Disiplin Positif (Nelsen, 2008)
´ Disiplin positif memandang bahwa anak merupakan individu yang
perlu untuk dihargai, dilibatkan, dan dianggap berarti oleh orang lain
dan sedang dalam proses belajar.
´ Orangtua yang berhasil adalah orangtua yang dapat
memperlakukan anaknya dengan saling menghormati serta memiliki
kepercayaan bahwa anak memiliki kemampuan untuk bekerja sama
dan berkontribusi.
Disiplin Positif (Nelsen, 2008)

“Anak akan berperilaku baik, apabila ia merasa


baik. Oleh karena itu, tidak ada hukuman fisik atau
psikis dan tidak ada pemberian hadiah yang
berlebihan dalam disiplin positif ”
❉ Hukuman dan hadiah berlebihan à membuat anak melakukan sesuatu untuk
menyenangkan orang lain
❉ Hukuman dan hadiah berlebihan à hanya efektif untuk menghentikan perilaku saat
ini atau bersifat sementara
❉ Hukuman dan hadiah berlebihan tidak akan membantu anak-anak mengembangkan
keinginan anak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berasal dari
dalam diri sendiri
❉ Hukuman akan menyebabkan perlawanan / pemberontakan, atau anak jadi
mengalami kemunduran yang ditandai dengan kurang percaya diri, harga diri rendah
atau melakukan sesuatu dengan diam-diam
❉ Mengabulkan segala permintaan anak dan memberikan hadiah secara berlebihan
akan menyebabkan anak berpikir, “aku anak yang dicintai semua orang dan orang
lain harus menjaga dan memberiku semua hal yang aku inginkan” dan “Aku tidak
mampu dan tidak dapat mengatasi kekecewaan”.
Meningkatkan hubungan positif antara
orangtua dan anak

Manfaat Mendorong anak untuk tumbuh dan


berkembang secara optimal
Disiplin Positif
Anak mempunyai keterampilan hidup yang
diperlukan agar dapat menjalankan
kehidupan dengan baik
Pengabaian
Terencana
Memberi Konsekuensi
Instruksi logis

Bimbingan
Quiet Time
Terarah

Menetapkan
aturan yang
Disiplin Time out
jelas Positif
Untuk dapat memberikan pemahaman pada anak dan
mengoreksi apa yang dilakukan anak, anak harus merasa
terhubung dan dapat dimengerti, dan diterima oleh
orangtua.
Terhubung = memahami perasaan anak

Komunikasi Afektif menjadi dasar dalam


menerapkan disiplin positif
1. Menetapkan Aturan yang Jelas

ØDisiplin à menentukan aturan yang tepat


dan realistis sesuai dengan usia agar anak
tetap aman dan terlindungi

ØAturan berupa perilaku dapat berupa


rutinitas harian anak
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
Menentukan aturan yang jelas

Aturan realistis Latar belakang Melibatkananakdalam


dibuatnya aturan membuataturan

Jalankan aturan
dengan konsisten. Berilahcontoh
Ayah dan Ibu kompak
2. Memberikan Bimbingan Terarah

Perilaku bermasalah pada anak tidak selalu berkaitan


dengan apa yang dilakukan anak tetapi terletak pada
cara anak melakukannya.

Orangtua mengajarkan cara yangtepat


dalam berperilaku
Langkah-langkah Melakukan Bimbingan Terarah
kepada Anak
1. Saat anak melakukan perilaku yang tidak tepat,
mintalah dengan tenang kepada anak untuk
menghentikan perilaku tersebut
2. Jelaskan alasannya
3. Gantilah dengan aktivitas lain yang lebih tepat
4. Apabila anak sudah melakukan perilaku sesuai dengan
instruksi, berilah pujian sebagai penguatan.
Contoh

§ Apabila anak menggambar di buku cerita, ambillah buku


cerita itu dan katakan “Buku cerita ini untuk dibaca,”.
§ Gantilah buku cerita dengan kertas polos atau buku gambar
dan katakan “Kalau kamu mau menggambar sesuatu,
gambarlah di kertas ini,”
§ Pujian diberikan saat anak sudah menggambar di buku
gambar, misal “Ya, kamu menggambar dengan baik di
buku gambar ini,”
´ Perilaku yang tidak tepat : menggambar di buku cerita.
´ Perilaku pengganti : menggambar di buku gambar
Contoh

• Apabila anak berjoget di atas meja, bantulah anak untuk


turun dan mintalah anak berjoget di depan ruang keluarga.
• Penguatan diberikan saat anak berjoget di depan ruang
keluarga.
• Katakan ”Wow, tarian yang indah. Kamu pandai sekali
melakukannya di ruang keluarga,” saat anak menari di
depan ruang keluarga.
´ Perilaku yang tidak tepat : berjoget di atas meja
´ Perilaku pengganti : berjoget di depan ruang keluarga
3. Memberikan Instruksi dengan Jelas dan Tenang

§ Anak lebih menurut apabila ’diminta’ daripada ’diperintah’


melakukan sesuatu, meskipun inti dari instruksi adalah sama yaitu
supaya anak melakukan perilaku tertentu.
§ Meminta anak melakukan sesuatu dilakukan dengan memberikan
instruksi yang jelas, tegas, terus terang, tanpa penjelasan
panjang lebar, dan dengan suara rendah dan lambat.
§ I nstruksi harus diberikan sesuai dengan tingkat
pemahaman anak.
Hal-hal yang harus diperhatikan:

1. Berikan instruksi saat anak benar-benar memperhatikan


2. Buatlah anak merasa bahwa mereka sedang bersikap
kooperatif (mau bekerjasama) dan bukan terpaksa
patuh. Izinkan mereka menegosiasi permintaan Anda.
3. Apabila anak melakukan perilaku yang tidak tepat, beritahu
anak apa yang harus ia lakukan dengan instruksi yang jelas dan
tenang.
Memerintah dengan
Situasi Meminta dan memberialternatif
pesan negatif
Anak tidak mau membereskan Singkirkan mainan itu. Adik mau kan memasukkan mainanmu ke dalam
mainan setelah bermain. kotak? Bagaimana jika kita masukkan mainan ini
ke dalam kotak itu sekarang ?
Anak berteriak-teriak dan Jangan bicara begitu dengan Bicaralah dengantenang kepada adikmu. Adik
memerintah kepada adiknya. adikmu. bisa membantu kakak memegangi kertas ini ?

Anak merengek- rengek minta Jangan merengek- rengek Bunda tidak bisa memahami perkataanmu.
sesuatu. seperti itu. Tolong berkatalah dengan jelas kepada Bunda.
Anak menolak mematikan televisi Matikan televisi itu. Adik punya waktu lima menit lagi untuk nonton
pada jam belajar TV ? Setelah itu tolong matikan televisi ya. Lalu
kamu bisa segera siap-siap tidur.
Ketika ibu berbicara dengan Jangan menyela, ibu sedang Ibu sedang berbicara dengan nenek, tolong
nenek, anak menyela berbicara. diam sebentar dan ibu akan
pembicaraan. mendengarkanmu nanti.
Anak menangis karena takut Kok kamu menangis terus. Mama mengerti kamu takut sendirian di kamar.
berada dikamarnya sendirian. Anak Apakah kamu memilih untuk menghidupkan
i
lampu atau membantu Mama membersihkan
tidak mau ditinggal. halaman ?
4. Pengabaian Terencana
❉ Pengabaian terencana adalah perilaku tidak memberikan perhatian
pada perilaku yang salah atau masalah minor (kecil), seperti
merengek, mengeluh, mengganggu, gaduh, mencibir, mengejek,
bertengkar, dan menangis.
❉ Pengabaian ini dilakukan untuk menurunkan kemunculan perilaku minor.
Pengabaian dapat dilakukan dengan cara tidak melihat, tidak
berbicara, tidak tersenyum kepada anak saat anak melakukan
perilaku minor, meninggalkan anak begitu saja, berbicara dengan
orang lain, atau meninggalkan ruangan tempat anak melakukan
perilaku tersebut.
❉ Apabila digunakan secara konsisten, pengabaian terencana ini akan
efektif berfungsi seperti hukuman dalam tingkat ringan.
PERHATIKAN!!!
• Tentukan perilaku yang akan diabaikan (siapa yang melakukan,
apa perilaku yang diabaikan, di mana perilaku tersebut muncul,
dan kapan perilaku tersebut muncul)
• Pilihlah bentuk pengabaian yang akan digunakan untuk
menurunkan perilaku yang sudah ditentukan sebelumnya.
Beberapa alternatif bentuk pengabaian :
´ Meninggalkan saat anak perilaku yang tidak diharapkan
´ Tidak memberikan respon berupa ekspesi wajah
´ Tidak berbicara dengannya
´ Menolak semua permintaan anak
´ Meninggalkan ruangan
PERHATIKAN!!!
• Putuskan waktu melakukan pengabaian. Tetapkan batas toleransi
yang masih diterima untuk perilaku yang akan dikenai pengabaian.
´ Tentukan seberapa banyak perilaku yang akan ditoleransi, misal mengabaikan
semua perilaku menangis saat Anda sudah menjelaskan aturannya sekali
´ Menggunakan pengabaian sesaat setelah batas toleransi dicapai
´ Menggunakan pengabaian setiap kali perilaku yang tidak diharapkan muncul

• Tentukan perilaku positif (kebalikan dari masalah perilaku anak)


yang akan direspon dengan berbagai bentuk perhatian.
Pengabaian tidak akan efektif apabila perhatian tidak
digunakan pada waktu yang anak mulai melakukan perilaku
positif
5. Konsekuensi Logis

Konsekuensi natural
v Konsekuensi natural adalah akibat yang akan terjadi secara alami setelah anak melakukan
perilaku yang tidak diharapkan apabila orangtua tidak melakukan sesuatu. Konsekuensi natural
membantu anak memahami hubungan antara perilakunya dan akibat yang dihasilkan.

Sarah, 2 tahun, melempar-lempar uang logam di dalam mobil. Ibu Sarah memintanya untuk
menyimpan uang logam itu di sakunya. Sarah terus saja melempar uang logamnya dan
uang logam itu terlempar keluar melalui jendela. Sarah kehilangan uang logamnya.
Perilaku yang tidak tepat : melempar-lempar uang
Konsekuensi natural : uang hilang terlemparkeluar

v Konsekuensi natural tidak selalu tepat digunakan untuk mendisiplinkan anak. Apabila
konsekuensi natural tampak berbahaya, digunakanlah konsekuensi logis.
Contoh
Berikutiniserangkaian konsekuensi logis yang diberikan kepada anak usia 3 tahun karena anak
melemparkan makanan dan menjadikan minuman susuuntukmainan di meja dapur dengan
menumpahkannya. Ketikaanak terus menerus melemparkan makanan di dapur atau
menumpahkan susudi pinggiran meja.

1. Pindahkan kue dan susudari anak


2. Mintalah anak untukmengambil kue yang dilempar dan membuangnya ke keranjang
sampah.
3. Mintalah anakuntuk membersihkan susuyang ditumpahkan dengan mengelap meja
dengan kain lap.
4. Setelah selesai,apresiasilah perilaku positifanak dan berikan kembali kue dan susu
kepada anak.

Konsekuensi logis kepada anak berarti mengajarkan kepada anak bahwa


membersihkan meja adalah wujud dari perilaku bertanggungjawab.
Konsekuensi Logis

v Berkaitan.Konsekuensi yang diberikan berkaitan dengan perilaku anak.


v Menghargai.Berikan konsekunsi logis dengan penuh empati dan suara yang penuh
rasa menghargai agar anak bersikap kooperatif. Konsekuensi yang diberikan tidak
menyalahkan, membuat malu dan menyakitkan bagi anak. Anak dapat
diberikan pilihan untuk memilih konsekuensi yang diberikan. Konsekuensi harus
dijalankan dengan baik dan tegas.
v Beralasan. Konsekuensi yang diberikan harus masuk akal baik bagi orangtua dan
anak.
v Bermanfaat.Konsekuensi yang diberikan akan mendorong perubahan yang
baik bagianak.
v Konsekuensi logis dilakukandengan segera setelahanak melakukan perilaku yang tidak
diharapkan
6. Quiet Time

❉ Quiet time adalah strategi mengelola perilaku yang


tidak tepat dengan menjauhkan atau menghilangkan
perhatian pada perilaku anak yang tidak tepat.
❉ Quiet time dilakukan dalam ruang yang sama tempat
terjadinya perilaku yang tidak tepat
Quiet Time

Langkah-langkahnya adalah :
• Mintalah dengan tegas kepada anak untuk tenang dalam beberapa menit.
• Deskripsikan kepada anak dengan tenang perilaku tidak tepat yang telah
dilakukannya dan konsekuensi yang harus diterimanya. Anak harus mengikuti
perintah ini dan tidak ada perdebatan dan negosiasi.
• Saat quiet time sudah selesai, anak diperbolehkan melakukan aktivitasnya
kembali dengan harapan anak akan melakukan perilaku dengan lebih baik.
• Berilah apresiasi sesegera mungkin setelah anak menunjukkan perilaku yang
baik. Apabila anak tidak menunjukkan perubahan dalam setengah menit,
berikan time-outuntuknya.
Contoh penggunaan kalimat di Quiet Time

”Putri, kamu baru saja memukul kakakmu.


Perilaku itu tidak baik kamu lakukan karena
bisa menyakiti kakakmu. Kamu perlu waktu
untuk menenangkan diri. Duduklah di kursi itu
selama empat menit. Setelah itu, kamu boleh
bermain bersama kakakmu lagi.”
7. Time Out

Pada saat anak marah, baik orang tua dan anak memerlukan waktu untuk istirahat
sejenak agar dapat mengekspresikan apa yang di rasakan sehingga menjadi lebih tenang
dan dapat berpikir secara rasional. Waktu istirahat atau jeda ini disebut dengan time out.

v Time out dilakukan dengan membiarkan anak terlebih dahulu


mengekspresikan perasaannya tanpa kita berkomentar dan melakukan
apapun.
v Saat meninggalkan anak ketika dia marah, sebelumnya orangtua perlu
memberi tahu alasannya (yaitu karena anak menolak orangtua/ tidak
mau disentuh) dan orangtua akan datang kembali ketika anak
membutuhkan.
v Orangtua perlu meminta izin ketika akan meninggalkan anak.
Contoh penerapan Time Out ketika anak sedang tantrum
1. Orangtuaakanmemberitahu anak: “Sepertinyakamu marah dan tidakmenginginkan Bunda,
apakahkamu mau ditinggalsendiri dulu?”
2. Tunggureaksianak, apabilaanakhanyadiam, cobalah untukmelangkahkan kaki, apabilaia
menangislebihkeras.
3. Hendaknyaorangtuatidakpergiakantetapipadajarakyang cukup jauh. Janganganggu anak,
biarkan anaklebihtenangdan beriwaktupadadiriorangtuasendiri untukrelaksasidan
menenangkan diri.
4. Apabilaanakterlihatcukup tetangdan orangtuajuga merasdapatmengendalikan diriuntuktidak
marah, silakanmulaimendekatpadaanakkemudian tanyakanperasaan anak, apayang dipikirkan
anakdan apayang ingin dilakukannya
5. Apabilaapayang ingin dilakukan anakbertentangan dengan apayang seharusnya, berikan aktivitas
lain yang bisadilakukan oleh anak.
P E N T I N G !
• Disiplin positif akan efektif ketika orangtua
konsisten dengan aturan yang telah
disepakati sebelumnya.
• Kerjasama antara ayah dan ibu
memengaruhi bagaimana disiplin positif
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai