Anda di halaman 1dari 7

LARINGITIS

J O4.0

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :
UPTD NS. H. Asar Mahri, S.Kep
kesehatan NIP. 197407232005011009
puskesmas kari

1. Pengertian Laringitis adalah peradangan pada laring yang dapat disebabkan oleh
virus, bakteri atau jamur.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan


laringitis.
3. Kebijakan

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat Pertama.

5. Langka - 1. Petugas memanggil pasien.


Langka 2. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis.
3. Petugas melakukan anamnesa kepada pasien sesuai dengan
keluhan yang diderita pasien seperti :
1. Pasien datang dengan keluhan suara serak atau hilang
suara(afonia).
2. Gejala lokal seperti suara parau, seperti suara yang kasar
atau suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih
rendah dari suara yang biasa atau normal sampai tidak
bersuara sama sekali(afoni). Hal ini terjadi karena gangguan
getaran serta ketegangan dalam pendekatan kedua pita
suara kiri dan kanan.
3. Sesak nafas dan stridor.
4. Nyeri tenggorokan, terutama nyeri ketika menelan atau
berbicara.
5. Gejala radang umum, seperti demam dan malaise.
6. Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak
kental.
7. Gejala common cold, seperti bersin-bersin, nyeri
tenggorokan hingga sulit menelan, sumbatan hidung(nasal
congestion), nyeri kepala, batuk dan demam dengan
temperatur yang tidak mengalami peningkatan dari 38°C.
8. Obstruksi jalan nafas apabila ada edema laring diikuti
edema subglotis yang terjadi dalam beberapa jam dan
biasanya sering terjadi pada anak berupa anak menjadi
gelisah, nafas berbunyi, air hunger dan sesak semakin
bertambah berat.
9. Laringitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten.
Pada pagi hari, biasanya tenggorokan terasa sakit namun
membaik pda suhu yang lebih hangat. Nyeri tenggorokan
dan batuk memburuk kembali menjelang siang. Batuk ini
juga dapat dipicu oleh udara dingin atau minuman dingin.
4. Petugas menayakan apakah terdapat faktor resiko riwayat alergi
pada keluarga :
1) Penggunaan suara yang berlebihan.
2) Pajanan terhadap zat iritatif seperti asap rokok dan minum
minuman alkohol.
3) Adanya refluks laringofaringeal, bronkitis dan pneumonia.
4) Rhintis alergi.
5) Perubahan suhu yang tiba-tiba.
6) Malnutrisi.
7) Keadaan menurunnya sistem imun atau daya tahan tubuh.
5. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign.
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
 Laringoskopi indirek(khusus untuk pasien dewasa)
1) Pada pemeriksaan fisik akan tampak mukosa laring yang
hiperemis dan membengkak terutama dibagian atas dan
bawah pita suara.
2) Biasanya terdapat tanda radang akut dihidung atau sinus
paranasal.
3) Pada laringitis kronik, dapat ditemukan nodul, ulkus dan
penebalan mukosa pita suara.
7. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan :
 Diagnosis klinis
1) Laringitis akut
2) Laringitis akut adalah radang akut laring, dapat disebabkan
oleh virus dan bakteri. Keluhan berlangsung <3 minggu dan
pada umumnya disebabkan oleh infeksi virus influenza (tipe
A dan B), parainfluenza(tipe1,2,3), rhinovirus dan
adenovirus. Penyebab lain adalah haemofilus influenzae,
branhamellacatarrhalis, streptococcus pyogenes,
staphylococcusaureus dan streptococcuspneumoniae.
3) Laringitis kronik
4) Laringitis kronik dapat terjadi setelah laringitis akut yang
berulang, dan juga dapat diakibatkan oleh sinusitis kronis,
deviasi septum berat, polip hidung, bronkitis kronik, refluks
laringofaring , merokok,pajanan terhadap iritan yang bersifat
konstan, dan komsumsi alkohol berlebih. Tanda dari laringitis
kronik ini yaitu nyeri tenggorokan yang tidak signifikan, suara
serak dan terdapat edema pada laring.Mungkin juga
disebabkan penyalahgunaan suara(vokal abuse) seperti
berteriak teriak atau bicara keras.
5) Laringitis kronik spesifik
a. Laringitis tuberkulosa
Penyakit ini disebabkan tuberkulosis paru. Setelah diobati,
biasanya tuberkulosis paru sembuh namun laringitis
tuberculosis menetap (membutuhkan pengobatan yang
lebih lama), karena struktur mukosa laring sangat lekat
pada kartilago serta vaskularisasi tidak sebaik paru.
Terdapat 4 stadium :
 Stadium infiltrasi
Mukosa laring membengkak, hiperemis (bagian
posterior) dan pucat. Terbentuk tuberkel didaerah
submukosa, tampak sebagai bintik-bintik kebiruan.
Tuberkel membesar, menyatu sehingga mukosa
diatasnya merengang. Bila pecah akan timbul ulkus.
 Stadium ulserasi
Ulkus membesar, dangkal, dasarnya ditutupi
perkejuan dan terasa nyeri oleh pasien.
 Stadium perikondritis
Ulkus makin dalam mengenai kartilago laring, paling
sering terkena kartilago aritenoid dan epiglottis.
Terbentuk nanah yang berbau sampai terbentuk
sekuester. Pada stadium ini keadaan pasien buruk
dan dapat meninggal. Bila bertahan maka berlanjut ke
stadium akhir yaitu stadium fibrotuberkulosis
 Stadium fibrotuberkulosis
Terbentuk finbrotuberkulosis pada dinding posterior,
pita suara dan subglotik.
b. Laringitis luetika
Radang menahun ini jarang ditemukan.
 Diagnosis banding
Benda asing pada laring, faringitis, bronkiolitis, bronkitis,
pneumonia, tumor pada laring dan kelumpuhan pita suara.
8. Petugas melakukan penatalaksanaan berupa :
1) Non-medikamentos
 Istirahat suara(vokal rest).
 Rehabilitasi suara(vokal therapy), bila diperlukan.
 Meningkatkan asupan cairan.
 Bila terdapat sumbatan laring dilakukan pemasangan pipa
endotrakea atau trakeostomi.
2) Medikamtosa
 Parasetamol atau ibuprofen sebagai antipiretik dan analgetik.
 Pemberian antibiotik dilakukan bila peradangan dari paru
dan bila penyebab berupa streptokokus group A ditemukan
melalui kultur. Pada kasus ini, antibiotik yang dapat
digunakan yaitu golongan penisilin.
 Proton pump inhibitor pada laringitis yang disebabkan oleh
refluks laringofaringeal.
 Kortikosteroid dapat diberikan jika laringitis berat.
 Laringitis tuberkulosis:obat antituberkulosis.
 Laringitis leutika: penisillin dengan dosis tinggi.
9. Petugas melakukan rencana tindak lanjut berupa :
 Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkomsumsi makan
bergizi dan olahraga teratur.
 Menghentikan merokok.
 Mengistirahatkan pasien berbicara dan bersuara atau tidak
suara berlebihan.
 Menghindari makanan yang mengiritasikan atau meningkatkan
asam lambung.
10. Petugas melengkapi rekam medik

6. Hal yang Petugas menjelaskan informasi yang di minta pasien


diperhatikan
7. Unit terkait 1. Ruang Pendaftaran
2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Ruang Pelayanan Lanjut Usia
4. Ruang KIA
5. Ruang Gawat Darurat danTindakan

8. Dokumen 1. Rekam medis


terkait 2. Buku register
3. Blangko resep
9. Riwayat perubahan dokumen
No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
LARINGITIS
J O4.0
No. Dokumen :
No. Revisi :
DAFTAR
TanggalTerbit :
TILIK
Halaman : UPTD KESEHATAN
KUANTAN
PUSKESMAS KARI
SINGINGI

Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :

Tidak
NO KEGIATAN Ya Tidak
Ada
1. 1Apakah petugas memanggil pasien sesuai nomor urut?

2. 2Apakah petugas mencocokkan identitas pasien dengan


rekam medis?
3. 3Apakah petugas melakukan anamnesa kepada pasien
sesuai dengan keluhan pasien?
4. 4Apakah petugas menayakan apakah terdapat faktor resiko
alergi kepada pasien?
5. 5Apakah petugas melakukan penilaian tanda vital?

6. 6Apakah petugas melakukan pemeriksaan penunjang?


7. Apakah petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil
pemeriksaan?

8. Apakah petugas melakukan penatalaksanaan dan rencana


tindak lanjut kepada pasien Dan rekam medis?

Jumlah

CR : .......................%

Kari
Auditor

( )

Anda mungkin juga menyukai