Anda di halaman 1dari 13

Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................... i


BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
2.1. Definisi Pembiayaan Kesehatan .......................................................................... 3
2.2. Perhatian terhadap pembiayaan kesehatan semakin meningkat ...................... 5
2.3. Syarat pokok pembiayaan kesehatan ................................................................. 5
2.4. Masalah pokok pembiayaan kesehatan.............................................................. 7
2.5. Upaya-upaya untuk menanggulangi permasalahan biaya kesehatan ................ 8
BAB III ................................................................................................................................ 10
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................. 10
3.1. Kesimpulan........................................................................................................ 11
3.2. Saran ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi
serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama
selain pendidikan dan pendapatan dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992
tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.

Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses
kehidupan seseorang. Tanpa adanya kesehatan yang baik maka tidak akan ada
masyarakat yang produktif. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan
kesehatan merupakan suatu hal yang bernilai sangat insentif. Nilai
investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang senantiasa “siap
pakai” dan terhindar dari ancaman penyakit. Di indonesia sendiri tak bisa
dipungkiri bahwa trend pembangunan kesehatan bergulir mengikuti pola
rezim penguasa. Ketika pemerintah negeri ini hanya memandang sebelah mata
pada pembangunan kesehatan, maka kualitas hidup dan derajat kesehatan
masyarakat akan menjadi sangat memprihatinkan.

Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan


kesehatan. Jika ditinjau dari definisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh
WHO, maka pembiayaan pembangunan perumahan dan atau pembiayaan
pengadaan pangan, yang karena juga memiliki dampak terhadap derajat
kesehatan, seharusnya turut pula diperhitungkan. Pada akhir-akhir ini, dengan
makin kompleksnya pelayanan kesehatan serta makin langkanya sumber dana
yang tersedia, maka perhatian terhadap sub sistem pembiayaan kesehatan
makin meningkat. Pembahasan tentang subsistem pembiayaan kesehatan ini
tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang dikenal dengan nama ekonomi
kesehatan.

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain
sebagai berikut :
a) Apa yang dimaksud dengan pembiayaan kesehatan ?
b) Mengapa perhatian terhadap pembiayaan kesehatan harus semakin
meningkat ?
c) Jelaskan 3 syarat pokok biaya kesehatan!
d) Jelaskan 5 masalah yang terkait dengan biaya kesehatan!
e) Sebutkan upaya-upaya untuk menanggulangi permasalahan biaya
kesehatan!

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a) Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari pembiayaan kesehatan
b) Mahasiswa dapat mengetahui mengapa perhatian terhadap pembiayaan
kesehatan harus semakin meningkat
c) Mahasiswa dapat mengetahui syarat-syarat pokok kesehatan
d) Mahasiswa dapat mengetahui 5 masalah yang terkait dengan biaya
kesehatan
e) Mahasiswa dapat mengetahui upaya-upaya untuk menanggulangi
permasalahan pembiayaan kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Pembiayaan Kesehatan


Sub sistem pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari
ekonomi kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya
kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Dari
batasan ini segera terlihat bahwa biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua
sudut yakni:
1. Penyedia Pelayanan Kesehatan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut penyedia
pelayanan (health provider) adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan. Dengan
pengertian seperti ini tampak bahwa kesehatan dari sudut penyedia
pelayanan adalah persoalan utama pemerintah dan atau pun pihak
swasta, yakni pihak-pihak yang akan menyelenggarakan upaya
kesehatan.

2. Pemakai Jasa Pelayanan


Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa
pelayanan (health consumer) adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan. Berbeda
dengan pengertian pertama, maka biaya kesehatan disini menjadi
persoalan utama para pemakai jasa pelayanan. Dalam batas-batas
tertentu, pemerintah juga turut mempersoalkannya, yakni dalam
rangka terjaminnya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang membutuhkannya.
Dari batasan biaya kesehatan yang seperti ini segera dipahami bahwa
pengertian biaya kesehatan tidaklah sama antara penyedia pelayanan
kesehatan (health provider) dengan pemakai jasa pelayanan kesehatan
(health consumer). Bagi penyedia pelayanan kesehatan, pengertian
kesehatan lebih menunjuk pada dana yang harus disediakan untuk
dapat menyelenggarakan upaya kesehatan. Sedangkan bagi pemakai
jasa pelayanan kesehatan, pengertian biaya kesehatan lebih menunjuk

3
pada dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan upaya
kesehatan. Sesuai dengan terdapatnya perbedaan pengertian yang
seperti ini, tentu mudah diperkirakan bahwa besarnya dana yang
dihitung sebagai biaya kesehatan tidaklah sama antara pemakai jasa
pelayanan dengan penyedia pelayanan kesehatan. Besarnya dana bagi
penyedia pelayanan lebih menunjuk pada seluruh biaya investasi
(investment cost) serta seluruh biaya operasional (operational cost)
yang harus disediakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
Sedangkan besarnya dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih
menunjuk pada jumlah uang yang harus dikeluarkan (out of pocket)
untuk dapat memanfaatkan suatu upaya kesehatan.
Secara umum disebutkan apabila total dana yang dikeluarkan oleh
seluruh pemakai jasa pelayanan, dan arena itu merupakan pemasukan
bagi penyedia pelayanan kesehatan (income) adalah lebih besar
daripada yang dikeluarkan oleh penyedia pelayanan kesehatan
(expenses), maka berarti penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut
mengalami keuntungan (profit). Tetapi apabila sebaliknya, maka
berarti penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut mengalami
kerugian (loss).
Perhitungan total biaya kesehatan satu negara sangat tergantung dari
besarnya dana yang dikeluarkan oleh kedua belah pihak tersebut.
Hanya saja, karena pada umumnya pihak penyedia pelayanan
kesehatan terutama yang diselenggarakan oleh pihak swasta tidak
ingin mengalami kerugian, dan karena itu setiap pengeluaran telah
diperhitungkan terhadap jasa pelayanan yang akan diselenggarakan,
maka perhitungan total biaya kesehatan akhirnya lebih banyak
didasarkan pada jumlah dana yang dikeluarkan oleh para pemakai
jasa pelayanan kesehatan saja.
Di samping itu, karena di setiap negara selalu ditemukan peranan
pemerintah, maka dalammemperhitungkan jumlah dana yang beredar
di sektor pemerintah. Tetapi karena pada upaya kesehatan pemerintah
selalu ditemukan adanya subsidi, maka cara perhitungan yang
dipergunakan tidaklah sama. Total biaya kesehatan dari sektor
pemerintah tidak dihitung dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh
para pemakai jasa, dan karena itu merupakan pendapatan (income)
pemerintah, melainkan dari besarnya dana yang dikeluarkan oleh
pemerintah (expenses) untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Dari uraian ini menjadi jelaslah untuk dapat menghitung
besarnya total biaya kesehatan yang berlaku di suatu negara, ada dua
pedoman yang dipakai. Pertama, besarnya dana yang dikeluarkan
oleh para pemakai jasa pelayanan untuk sektor swasta. Kedua,
besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan
kesehatan untuk sektor pemerintah. Total biaya kesehatan adalah
hasil dari penjumlahan dari kedua pengeluaran tersebut.

4
2.2. Perhatian terhadap pembiayaan kesehatan semakin meningkat
Kondisi Jaminan di Indonesia
Jaminan kesehatan sebagai amanah UU SJSN sebagai solusi untuk
mengatasi masalah pembiayaan kesehatan yang semakin
meningkat. Pengembangan jaminan untuk meniadakan hambatan
pembiayaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terutama
kelompok miskin dan rentan. Solusi masalah pembiayaan
kesehatan mengarah pada peningkatan pendanaan kesehatan untuk
mendukung pembangunan kesehatan. Peningkatan biaya
pemeliharaan kesehatan menyulitkan akses sebagai besar
masyarakat dalam memenuhi layanan kesehatan. Banyak faktor
penyebab meningkatnya pembiayaan kesehatan seperti penggunaan
teknologi kesehatan yang semakin canggih, inflasi, pola penyakit
kronik dan degeneratif, dan sebagainya. Sementara kemampuan
penyediaan dana pemerintah maupun masyarakat sangat terbatas.
Anggaran kesehatan di Indonesia relatif sangat kecil, yakni hanya
1,7% dari total belanja pemerintah, baik melalui APBN maupun
APBD (provinsi dan kabupaten kota). Padahal UU no.36 tahun
2009 tentang kesehatan mengatur besar anggaran kesehatan pusat
adalah 5% dari APBN diluar gaji, sedangkan APBD provinsi dan
kabupaten kota 10% diluar gaji, dengan peruntukannya 2/3 untuk
pelayanan publik. Meski terlihat kecil, justru ditemukan masih ada
sisa anggaran yang tidak terserap di kementerian kesehatan.

2.3. Syarat pokok pembiayaan kesehatan


Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa
syarat pokok yakni:
1. Jumlah
Syarat utama dari biaya kesehatan haruslah tersedia dalam
jumlah yang cukup. Yang dimaksud cukup adalah dapat
membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan yang
dibutuhkan serta tidak menyulitkan masyarakat yang ingin
memanfaatkannya.

2. Penyebaran
Berupa penyebaran dan yang harus sesuai dengan kebutuhan.
Jika dana yang tersedia tidak dapat dialokasikan dengan baik,
niscaya akan menyulitkan penyelenggara setiap upaya
kesehatan.

3. Pemanfaatan

5
Sekalipun jumlah dan penyebaran dan baik, tetapi jika
pemanfaatannya tidak mendapat pengaturan yang optimal,
niscaya akan banyak menimbulkan masalah, yang jika
berkelanjutan akan menyuitkan masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan.
Untuk dapat melaksanakan syarat-syarat pokok tersebut maka
perlu dilakukan beberapa hal, yakni :

a. Peningkatan Efektifitas
Peningkatan efektifitas dilakukan dengan mengubah
penyebaran atau alokasi penggunaan sumber dana.
Berdasarkan pengalaman yang dimiliki, maka alokasi
tersebut lebih diutamakan pada upaya kesehatan yang
menghasilkan dampak yang lebih besar, misalnya
mengutamakan upaya pencegahan, bukan pengobatan
penyakit.

b. Peningkatan Efisiensi
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan memperkenalkan
berbagai mekanisem pengawasan dan pengendalian.
Mekanisme yang dimaksud untuk peningkatan efisiensi
antara lain :
a. Standar minimal pelayanan. Tujuannya adalah
menghindari pemborosan. Pada dasarnya ada dua
macam standar minimal yang seri dipergunakan yakni :
- Standar minimal sarana, misalnya standar minimal
rumah sakit dan standar minimal laboratorium.
- Standar minimal tindakan, misalnya tata cara
pengobatan dan perawatan penderita, dan daftar
obat-obat esensial.
Dengan adanya standard minimal pelayanan ini, bukan
saja pemborosan dapat dihindari dan dengan demikian
akan ditingkatkan efisiensinya, tetapi juga sekaligus
dapat pula dipakai sebagai pedoman dalam menilai
mutu pelayanan.
b. Kerjasama. Bentuk lain yang diperkenalkan untuk
meningkatkan efisiensi ialah memperkenalkan konsep
kerjasama antar berbagai sarana pelayanan kesehatan.
Terdapat dua bentuk kerjasama yang dapat dilakukan
yakni :
 Kerjasama institusi, misalnya sepakat secara
bersama-sama membeli peralatan kedokteran
yang mahal dan jarang dipergunakan. Dengan
pembelian dan pemakaian bersama ini dapat

6
hematkan dana yang tersedia serta dapat pula
dihindari penggunaan peralatan yang rendah.
Dengan demikian efisiensi juga akan meningkat.
 Kerjasama sistem, misalnya sistem rujukan,
yakni adanya hubungan kerjasama timbal balik
antara satu sarana kesehatan dengan sarana
kesehatan lainnya.

2.4. Masalah pokok pembiayaan kesehatan


Adapun berbagai masalah kesehatan yang ditinjau dari sudut pembiayaan
kesehatan, secara sederhana dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kurangnya dana yang tersedia
Di Negara berkembang, dana yang disediakan untuk kesehatan
tidaklah memadai. Rendahnya alokasi anggaran ini saling terkait
dengan masih kurangnya kesadaran pengambilan keputusan akan
pentingnya arti kesehatan. Kebanyakan pengambilan keputusan
menganggap bahwa pelayanan kesehatan tidak bersifat produktif
melainkan konsumtif, karena itu kurang di prioritaskan.
Contohnya di Indonesia, jumlah dana yang disediakan hanya berkisar
2-3% dari total anggaran belanja Negara setahun.

2. Penyebaran dana yang tidak sesuai


Penyebaran dana yang tidak sesuai dikarenakan dana tersebut
kebanyakan justru beredar di daerah perkotaan. Padahal jika ditinjau
dari penyebaran penduduk, terutama di Negara berkembang,
kebanyakan penduduk bertempat tinggal di pedesaan.
3. Pemanfaatan dana yang tidak tepat
Banyak negara yang ternyata biaya pelayanan kedokterannya jauh
lebih tinggi daripada biaya pelayanan kesehatan masyarakat. Padahal
semua pihak telah mengetahui bahwa pelayanan kedokteran
dipandang kurang efektif daripada pelayanan kesehatan masyarakat.

4. Pengolahan dana yang belum sempurna


5. Biaya kesehatan yang semakin meningkat
a. Tingkat Inflasi
b. Tingkat Permintaan
c. Kemajuan Ilmu Teknologi
d. Perubahan Pola Penyakit
e. Perubahan Pola Pelayanan Kesehatan
f. Perubahan Pola Hubungan dokter-pasien
g. Lemahnya Mekanisme Pengendalian Biaya
h. Penyalahgunaan Asuransi Kesehatan

7
2.5. Upaya-upaya untuk menanggulangi permasalahan biaya
kesehatan
Masalah-masalah kesehatan perlu kita atasi dengan berbagai upaya atau
cara agar kita dapat beraktivitas dengan baik karna jika kita sehat kita
dapat beraktivitas dengan baik. Adapun untuk mempermudah memahami
Masalah Kesehatan Masyarakat yang sering terjadi, maka perlu
dikelompokan menjadi:

Masalah perilaku kesehatan, genetik, lingkungan dan pelayanan kesehatan


berkesinambungan yang meningkat ke masalah kesehatan ibu dan anak.
Masalah gizi dan beragam penyakit menular dan tidak menular.
Masalah Kesehatan bisa terjadi pada masyarakat umum atau kelompok
berisiko tinggi (bayi, balita dan ibu), Manula dan para pekerja.

Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni dengan tujuan mencegah


penyakit, memperpanjang hidup, mempromosikan kesehatan dan efisiensi
dengan menggerakkan potensi seluruh masyarakat dan tenaga medis.
Adapun konsep kesehatan masyarakat berhubungan dengan perubahan
perilaku sehat akan lebih terbentuk dan bertahan lama bila dilandasi
kesadaran sendiri dari masyarakat dan tenaga medis. Hal ini sejalan
dengan konsep upaya sehat dari, oleh dan untuk masyarakat yang tepat
untuk diterapkan.
Cara lain yang sudah ditempuh oleh pemerintah, adalah dengan
mengembangkan konsep Desa Siaga dengan menggunakan pendekatan,
pengenalan dan pemecahan masalah kesehatan dari, oleh dan untuk
masyarakat itu sendiri. Peranan tenaga medis sebagai stimulator ditunjuk
untuk memberikan pelatihan penerapan Desa Siaga.
Kegiatan pelatihan Desa Siaga bertujuan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan masyarakat, dengan mengenalkan masalah kesehatan dan
penyakit yang banyak terjadi dalam lingkungan mereka, dan dilanjutkan
survey mawas diri (SMD) dan upaya mengatasi masalah kesehatan yang
disepakati masyarakat berupa musyawarah masyarakat desa (MMD).
Pembentukan Desa Siaga diharapkan, mampu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dapat lebih cepat dan tahan lama, karena masyarakat
mampu berusaha sendiri untuk kesehatan dirinya dan keluarga. dan jika
kita sakit maka ada berapa banyak kegiatan kita yang tertunda dan jika kita
tidak kegiatan kita tidak lakukan maka akan berapa banyak uang atau
rezeki yang hilang, sehingga sehat sangat penting untuk kita semua,

Oleh karna itu diperlukan cara dalam menjaga kesehatan kita, diperlukan
upaya-uapa dalam menanggulangi kesehatan, Untuk mengetahui itu semua
mari kita lihat pembahasan dan penjelasannya seperti dibawah ini:

8
Peningkatan Gizi : Hal ini dapat dilakukan dengan memberi makanan
tambahan yang bergizi terutama bagi anak-anak dapat dioptimalkan
melalui pemberdayaan posyandu dan kegiatan PKK.
Penambahan Fasilitas Kesehatan : Fasilitas kesehatan harus mampu
menampung dan menjangkau masyarakat didaerah-daerah tertinggal.
Penambahan fasilitas kesehatan ini meliputi rumah sakit, puskesmas,
puskesmas pembantu, polindes (pondok bersalin desa), posyandu.
Penambahan fasilitas ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, seperti imunisasi, KB, pengobatan , dan lain-
lain
Pelaksanaan Imunisasi : Berdasarkan prinsip pencegahan lebih baik dari
pengobatan, program imunisasi bertujuan melindungi tiap anak dari
penyakit umum. Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui PIN (Pekan
Imunisasi Nasional).
Penyediaan Pelayanan Kesehatan Gratis : Pemerintah menyediakan
pelayanan gratis bagi penduduk miskin dalam bentuk Askeskin ( Asuransi
Kesehatan Masyarakat Miskin ) dan Kartu sehat yang dapat digunakan
untuk memperoleh layanan kesehatan secara murah,
Pengadaan Obat Generik : Pemerintah harusmengembangkan pengadaan
obat murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat bawah. penyediaan obat
murah ini dapat beruba obat generik.
Penambahan jumlah tenaga medis : Agar pelayanan kesehatan dapat
mencakup seluruh lapisan masyarakat dan mencakup seluruh wilayah
indonesia diperlukan penambahan jumlah tenaga medis, seperti dokter,
bidan, perawat.
Melakukan penyuluhan tentang arti pentingnya kebersihan dan pola hidup
sehat. : Penyuluhan semacam ini juga bisa melibatkan lembaga-lembaga
lain diluar lembaga kesehatan, seperti sekolah, organiassi kemasyarakata,
tokoh-tokoh masyarakat.
Dampak Masalah Kesehatan di Indonesia
Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat akan memunculkan serangkaian
dampak yang berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia.
Generasi yang tidak ketercukupan gizi tentu akan memiliki kondisi fisik
dan psikis yang kurang bila dibandingkan dengan generasi yang terpenuhi
gizinya. Kondisi ini tentu sangat berpengaruh pada pola pikir, ketahanan
belajar, dan kreatifitasnya.

9
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

10
3.1. Kesimpulan
Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi
kesehatan, sedangkan biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai
upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Dari batasan ini segera terlihat bahwa biaya kesehatan dapat
ditinjau dari dua sudut yakni penyedia pelayanan kesehatan da pemakai jasa
kesehatan. Terdapat 3 syarat pokok pembiayaan kesehatan yaitu jumlah
yang harus tersedia, penyebaran yang harus sesuai dengan kebutuhan, dan
pemanfaatan. Masalah pokok pembiayaan kesehatan dapat terajadi karena
beberapa hal diantaranya kurangnya dana yang tersedia yang biasanya
terjadi pada negara berkembang, penyebaran dana yang tidak sesuai karena
penyebaran penduduk yang tidak merata seperti di pedesaan yang biasanya
terjadi pada negara berkembang, penggunaan dana yang tidak tepat,
pengolahan dana yang belum sempurna dan, biaya kesehatan yang semakin
meningkat. Ada beberapa cara untuk menangggulangi masalah pembiayaan
kesehatan salah satunya melalui pendekatan kemasyarakat dengan
melakukan program desa siaga.

3.2. Saran
Melakukan pengawasan dalam pembiayaan kesehatan serta menerapkan
beberapa program masalah pokok pada pembiayaan kesehatan dapat
teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

11
https://www.google.com/amp/s/www,kompasiana.com/amp/yantigobel/kebijakan-
pembiayaan-kesehatan_550ee41ca3311b93dba8544
https://umum-pengertian.blogspot.com/2016/10/upaya-menaggulangi-masalah-
kesehatan.html?m=1
https://www.academai.edu/12159387/MAKALAH_PEMBIAYAAN_KESEHAT
AN

12

Anda mungkin juga menyukai