PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Polip hidung merupakan masalah kesehatan karena dapat
lunak yang bertangkai, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-
abuan, dengan permukaan licin dan agak bening karena mengandung banyak
cairan ( Nizar & Mangunkusumo, 2001). Polip hidung umumnya berasal dari
penonjolan keluar dari mukosa yang menutup sinus maksilaris atau etmoidalis
(Bluementhal, 1997).
submukosa yang sembab. Sel-selnya terdiri dari limfosit, sel plasma, eosinofil,
sangat sedikit dan tidak mempunyai serabut saraf. Polip yang sudah lama
memiliki riwayat keluarga yang sama. Pada pasien polip hidung yang
Polip hidung dapat timbul pada semua umur tetapi umumnya dijumpai
terpapar reaksi inflamasi (Muchid, 2007). Antara 21% hingga 34% dari
polip hidung dihubungkan dengan riwayat asma. Hubungan polip hidung dan
asma juga bergantung pada umur, dari penelitian Settipane antara rentang
umur 10-50 tahun terdapat 3,1% pasien asma dengan umur dibawah 40 tahun
mengalami polip hidung, 12,4% memiliki polip dengan umur diatas 40 tahun
(Jankowski, 1997). Hal lain yang berhubungan dengan asma yang bisa
1997).
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
pengobatannya
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi polip hidung
hidung
hidung
hidung
hidung
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Polip hidung adalah massa yang lunak, berwarna putih atau keabu-
kemudian terdorong kedalam rongga hidung oleh gaya berat. Polip dapat
timbul dari tiap bagian mukosa hidung atau sinus paranasal atau sering
dapat keluar melalui ostium sinus maksila, masuk kerongga hidung dan
membesar di koana dan nasoparing. Polip ini disebut polip koana (Antro
Koana ).
hipertropi dan sembab. Sel tidak bertambah banyak dan terutama terdiri
dari sel eosinopil, limpost, dan sel plasma yang letaknya berjauhan di
pisahkan oleh cairan intra seluler, pembuluh darah, saraf, dan kelenjar
sangat sedikit. Polip ini dilapisi oleh epitel thorax berlapis semu.
2. Etiologi
atau reaksi alergi pada mukosa hidung. Peranan infeksi pada pembentukan
permukaan mukosa hidung atau sinus, yang kemudian menonjol dan turun
ke dalam rongga hidung oleh gaya berat. Polip banyak mengandung cairan
interseluler dan sel radang (neutrofil dan eosinofil) dan tidak mempunyai
ujung saraf atau pembuluh darah. Polip biasanya ditemukan pada orang
dewasa dan jarang pada anak – anak. Pada anak-anak, polip mungkin
Sinusitis kronik
Iritasi
hipertrofi konka
3. Patofisiologi
terdapat di daerah meatus medius. Kemudian stroma akan terisi oleh cairan
terus berlanjut, mukosa yang sembab makin membesar dan kemudian akan
terbentuk polip. Polip di kavum nasi terbentuk akibat proses radang yang
lama. Penyebab tersering adalah sinusitis kronik dan rinitis alergi. Dalam
Setelah polip terrus membesar di antrum, akan turun ke kavum nasi. Hal
ini terjadi karena bersin dan pengeluaran sekret yang berulang yang sering
dialami oleh orang yang mempunyai riwayat rinitis alergi karena pada
sepanjang tahun. Begitu sampai dalam kavum nasi, polip akan terus
Reaksi alergi/Hipersensivitas
Persisten
Polip hidung
perhatian lebih dari biasanya; merupakan salah satu organ pelindung tubuh
Alat pencium terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak
nervus olfaktorius. Serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir
yang sangat khusus yang mengeluaran fibril yang sangat halus, terjalin
dan kita mencium bau suatu udara, udara yang kita isap melewati bagian
atas dari rongga hidung melalui konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat
Sinus ini dilapisi oleh selaput lendir. Jika terjadi peradangan pada
rongga hidung, lender-lendir dari sinus para nasalis akan keluar. Jika tidak
5. Manifestasi Klinis
hidung. Sumbatan ini menetap, tidak hilang timbul dan makin lama
Rinoskopi anterior polip hidung sering kali harus dibedakan dari konka
lunak, tidak nyeri bila ditekan, tidak mudah berdarah, dan pada
6. Diagnostik Test
hidung yang menghalangi aliran udara , tetapi juga aliran sinus paranasal
Intra nasal
Ekstra nasal
Polip bisa tumbuh kembali oleh karena itu pada pengobatan perlu
8. Komplikasi
1. Pengkajian
a. Biodata
mudah dihubungi.
b. Riwayat Kesehatan
kadangkadang),
kondisi tertentu.
tersebut
Apakah ada keluarga klien yang menderita penyakit ini seperti klien
Psikologis
Spiritual
hidung
Pola Sensorik
d. Pemeriksaan Fisik
peradangan, tumor.
Palpasi
hidung
a. Data Subyektif
b. Data Objektif
Kriteria Hasil :
1. Kaji bunyi kedalaman dan gerakan dada Penururnan bunyi nafas dapat
menyebabakan atelektasis, ronchi,
dan wheezing menunjukkan
akumulasi sekret
2. Pertahankan jalan nafas klien, tempatkan Posisi membantu memaksimalkan
klien pada posisi yang nyaman dengan ekspansi paru dan menurunkan
kepala tempat tidur tinggi (semi fowler) upaya pernafasan
Pembesaran Mukosa
Kreiteria Hasil :
Klien mengungkapkan nyeri yang dialaminya
berkurang/hilang
A. Kesimpulan
Polip hidung adalah massa yang lunak, berwarna putih atau keabu-
abuan yang terdapat didalam rongga hidung. Polip berasal dari pembengkakan
mukosa hidung yang banyak berisi cairan interseluler dan kemudian terdorong
kedalam rongga hidung oleh gaya berat. Polip hidung biasanya terbentuk
sebagai akibat reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung.
sinus, yang kemudian menonjol dan turun ke dalam rongga hidung oleh gaya
berat. Polip banyak mengandung cairan interseluler dan sel radang (neutrofil
dan eosinofil) dan tidak mempunyai ujung saraf atau pembuluh darah.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah kesehatan adalah hak asasi setiap
orang dan merupakan investasi, juga merupakan karunia Tuhan. Oleh karena
Soepardi, M Efiaty Arsyad, Sp. THT. 2000. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Teling
97 – 99
Higler, Adams Boies. 1997. BOIES Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6. Jakarta :
Junadi, Purnaman dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kedua. Jakarta :