“Token Economy”
Disusun Oleh:
Assalamualaikum wr.wb.
Ucapan rasa syukur dan puji tidak bosan-bosan selalu saya panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena setiap curahan rahmat serta anugerah-Nya, sehingga
saya mampu menyelesaikan dalam menyusun makalah token economy dasar ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu saya sangat mengharapkan bimbingan atau saran-saran dari pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini.
Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Saya mengharapkan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Token Economy....................................................................... 2
B. Tujuan Token Economy.....………............................................................ 3
C. Asumsi Dasar Token Economy ……………………................................. 4
D. Karakteristik Token Economy …………….............................................. 5
E. Prinsip Dasar Token Economy................................................................... 5
F. Prosedur Token Economy...........................................................................7
G. Kelebihan dan Kekurangan Token Economy.............................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang kamu ketahui dengan Token Ekonomi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa Token Ekonomi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3. Token dapat digunakan sebagai motivator konkrit (concrete motivator) untuk
mengubah tingkah laku tertentu.
4. Token adalah bentuk dari penguatan positif.
5. Individu memiliki kesempatan untuk menentukan bagaimana menggunakan
token yang didapatkan
6. Token economy dapat mengarahkan ke peningkatan moral konseli dan staf.
7. Sistem token dapat memungkinkan untuk mengukur penguatan sosial.
8. Token menjadi jembatan antara institusi dan kehidupan di luar sekolah (Corey,
1986, p. 185).
3
dengan tujuan akan segera mendapat penguatan sehingga suasana belajar
menjadi cair, komunikatif dan lebih menyengkan.
5. Berkembangnya penguatan yang lebih alami, – melalui pemberian penguatan
yang tepat waktu akan dan disesuaikan dengan tingkat prestasi setiap siswa
atau setiap kelompok siswa memungkinkan
6. Meningkatnya penguatan untuk sehingga motivasi belajar berkembang – setiap
siswa atau setiap kelompok siswa dalam kelas selalu dalam keadaan terpacu
untuk mewujudkan dan daya pacu ini akan semakin berkembang jika siswa
juga mendapat layanan untuk mengabadikan daya kompetisinya seperti dengan
dukungan rekaman video
4
dilakukan dan juga mempengaruhi akibat-akibat yang menguatkan perilaku yang
dilakukannya. Namun dijelaskan oleh Skinner bahwa lingkungan perlu
dipertimbangkan untuk mejelaskan tentang pembawaan genetis tersebut. Skinner
menunjukkan bahwa contingencies of survival menentukan apa yang diturukan
bagi suatu spesies yaitu bahwa lingkungan menyeleksi perilaku-perilaku yang
menunjang untuk hidup terus. Bagi Skinner, perasaan-perasaan dan pikiran-
pikiran dianggap sebagai akibat pembawaan genetis dan pengalaman individuN
daripada sebagai penyebab tindakan. Berpikir adalah berperilakubila menurut
pandangan Skinner. Dan ia percaya bahwa pengetahuan yang penuh tentang faktor
genetis, lingkungan manusia dan manipulasi lingkungan adalah kunci untuk
meningkatkan perilaku manusia. Menurut Skinner, penyelidikan tentang
kepribadian melibatkan pengamatan yang sistematis dan sejarah belajar yang khas
serta latar belakang genetis yang unik dari individu.
5
2. Mengidentifikasi Jenis Barang/Pengharagaan Yang Bisa Digunakan Sebagai
Token. Mengidentifikasi item yang bisa dijadikan sebagai token, penting untuk
dilakukan. Token yang dimaksud adalah jenis token yang nyata, dapat diamati
dan bisa diberikan sesegera mungkin oleh terapis ke target yang sudah
ditentukan.
3. Mengidentifikasi Back Up Reinforcer. Back up reinforcer yang akan diberikan
perlu untuk diidentifikasi. Hal ini disebabkan oleh token ekonomi disajikan
bersamaan dengan back up reinforce sehingga bisa disebut sebagai reinforce
bersyarat. Adapun back up reinforce ini harus dipilih secara khusus dan
disesuaikan dengan karakteristik individu yang memang sasaran pengubahan
perilaku.
4. Memutuskan Jadwal Yang Tepat Untuk Pemberian Reinforce. Jadwal dalam
memberikan reinforcer juga penting untuk diperhatikan. Terapis harus
menentukan jadwal pemberian reinforcement sebelum memberlakukan
peraturan tentang token yang sudah dirancang untuk individu yang akan diubah
perilakunya tersebut.
5. Menetapkan Banyaknya Token Yang Bisa Ditukar. Jumlah token yang dapat
ditukar harus ditentukan diawal. Terapis juga harus menentapkan banyaknya
token yang bisa ditukarkan dengan back up reinforce tersebut. Sehingga hanya
setelah berhasil mengumpulkan token sebanyak yang sudah ditentukan,
individu tersebut bisa mendaaptkan back up renforcer yang telah disediakan
oleh terapis.
6. Menetapkan Waktu Dan Tempat Penukaran Token. Waktu dan tempat
penukaran token ditentukan secara bersama-sama agar tidak terjadi
kesalahpahaman. Individu akan mengumpulkan token dari perilaku yang
diinginkan sepanjnag waktu. Secara berkala, setelah jumlah token yang akan
diukarkan sudah mencukupi dengan jumlah yang disepakati, maka individu
boleh menukarkan token tersebut kepada terapis setelah menentukan waktu dan
tempat penukaran token.
6
7. Latihan Dalam Manajemen Lingkungan. Dalam setting apapun, sebelum
melakukan prosedur token ekonomi, maka orang lain selain terapis dan klien
haruslah dilatih terlebih dahulu agar bisa menerapkan token ekonomi dengan
baik, misalnya saja orangtua atau guru. Latihan manajemen ini dimaksudnya
agar prosedur token ekonomi dalam mencapai tujuannya.
7
c. Token economies sangat terstruktur, oleh karena itu, target perilaku yang
diinginkan diperkuat lebih sering secara konsisten.
d. Pengkondisian token digeneralisasikan sebagai penguat karena mereka
dipasangkan dengan berbagai reinforcers yang lain. sebagai akibatnya,
token berfungsi sebagai reinforcers meskipun ada operasi spesifik tertentu
yang mungkin ada untuk klien setiap saat.
e. Token dapat dikuantifikasi dengan mudah sehingga perilaku yang berbeda
dapat diterima.
f. Perilaku-perilaku yang ditunjukkan individu dapat dihargai dengan segera.
g. Besarnya reward/hadiah adalah sama nilainya untuk semua individu dalam
suatu kelompok.
h. Penggunaan hukuman (respon cost) lebih sedikit resikonya dibandingkan
bentuk-bentuk hukuman yang lain.
i. Individu dapat belajar ketrampilan-ketrampilan yang berhubungan dengan
masa depan.
2. Kelemahan :
a. Kurangnya pembentukan motivasi intrinsik, karena token economies
merupakan dorongan dari luar diri.
b. Dibutuhkan dana lebih banyak untuk penyediaan pengukuh
pendukung/back up reinforcer.
c. Adanya beberapa hambatan dari orang yang memberikan
d. Penggunaan waktu dan usaha yang digunakan untuk mengatur
dan melaksanakan program
e. Biaya pembelian back up reinforcers
f. Pelatihan staf, terutama ketika token economy memiliki komponen yang
kompleks atau ketika dilakukan dalam skala besar
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Token economy adalah strategi menghindari pemberian reinforcement
secara langsung, token merupakan penghargaan yang dapat ditukar kemudian
dengan berbagai barang yang diinginkan oleh konseli. Kartu berharga (token
economy) dapat diterapkan di berbagai seting dan populasi seperti dalam seting
individual, kelompok dan kelas, juga pada berbagai populasi mulai dari anak-anak
hingga orang dewasa (Corey, 1986, P). Penggunaan token sebagai reinforcer
untuk membentuk tingkah lakumemiliki beberapa keuntungan, antara lain:
1. Token tidak mengurangi nilai insentif, terutama ketika kekuatan pemerolehan
learning power) dan nilainya meningkat seiring dengan peningkatan perilaku.
2. Token dapat mengurangi penundaan antara tingkah laku yang diinginkan
dengan hadiah (reward).
3. Token dapat digunakan sebagai motivator konkrit (concrete motivator) untuk
mengubah tingkah laku tertentu.
9
DAFTAR PUSTAKA
10