Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Token Economy”

Mata Kuliah : Teknik Konseling


Dosen Pengampu : Siti Rahmi S. Sos I., M. Pd

Disusun Oleh:

Ester Yenike 1740606051


Justika Fauzan 1740606063

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Ucapan rasa syukur dan puji tidak bosan-bosan selalu saya panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena setiap curahan rahmat serta anugerah-Nya, sehingga
saya mampu menyelesaikan dalam menyusun makalah token economy dasar ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu saya sangat mengharapkan bimbingan atau saran-saran dari pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini.
Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Saya mengharapkan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Tarakan , 04 Oktober 2019

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... ............. ii


DAFTAR ISI.......................................................................................... ............. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………..... .............. 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Token Economy....................................................................... 2
B. Tujuan Token Economy.....………............................................................ 3
C. Asumsi Dasar Token Economy ……………………................................. 4
D. Karakteristik Token Economy …………….............................................. 5
E. Prinsip Dasar Token Economy................................................................... 5
F. Prosedur Token Economy...........................................................................7
G. Kelebihan dan Kekurangan Token Economy.............................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan……………………………………………………................ 9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Token ekonomi merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam
hubungannya dengan merubah tingkah laku seseorang. Token ekonomi adalah
teknik yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku individu yang diinginkan dan
untuk mengurangi perilaku individu yangtak diinginkan. Perilaku manusia adalah
suatu fungsi dan interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu
membawa kedalam tatanan organisasi, kemampuan, kepercayaan, pribadi,
kebutuhan, dan dan pengalaman masa lampaunya. Bagi individu yang mempunyai
karakteristik yang berbeda satu sama lain biasanya terdapat satu ketentuan atau
pola-pola perilaku yang menurut khalayak merupakan perilaku baku yang harus
diikuti oleh semua individu yang tergabung dalam satu komunitas yang diterapkan
dalam peraturan. Dan apabila karakteristik organisasi maka akan terwujud
perilaku individu dalam organisasi. Oleh karena itu perubahan perilaku seorang
individu dalam hal ini penulis membahas perubahan perilaku dengan teknik
“Token Ekonomi”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang kamu ketahui dengan Token Ekonomi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa Token Ekonomi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Token Economy


Kartu berharga (token economy) merupakan teknik konseling behavioral
yang didasarkan pada prinsip operant conditioning Skinner yang termasuk di
dalamnya adalah penguatan. Token economy adalah strategi menghindari
pemberian reinforcement secara langsung, token merupakan penghargaan yang
dapat ditukar kemudian dengan berbagai barang yang diinginkan oleh konseli.
Kartu berharga (token economy) dapat diterapkan di berbagai seting dan populasi
seperti dalam seting individual, kelompok dan kelas, juga pada berbagai populasi
mulai dari anak-anak hingga orang dewasa (Corey, 1986, P.) Token economy
bertujuan untuk mengembangkan prilaku adaptif melalui pemberian
reinforcement dengan token. Ketika tingkah laku yang diinginkan telah cenderung
menctap, pemberian token dikurangi secara bertahap (Corey, 1986).
Agrass (1978) mengatakan bahwa konselor sebaiknya memberikan variasi
cadangan reinforcement (back-tup reinforces) untuk meningkatkan perilaku. Ia
mmberikan catatan bahwa substansi utama token adalah target perilaku yang
terndentifikasi dengan jelas dan berbagai barang atau hak istimewa (priviledge)
yang akan didapatkan oleh konseli (dalam Corey, 1986, p. 185). Pemilihan
reinforcement tergantung pada kebutuhan dan minat konseli, Menurut Corey,
token economy dapat diaplikasikan untuk membentuk tingkah laku ketka
penghargaan dan berbagai reinforcement sosial (intangible) tidak berhasil
digunakan. Penggunaan token sebagai reinforcer untuk membentuk tingkah
lakumemiliki beberapa keuntungan, antara lain:
1. Token tidak mengurangi nilai insentif, terutama ketika kekuatan pemerolehan
learning power) dan nilainya meningkat seiring dengan peningkatan perilaku.
2. Token dapat mengurangi penundaan antara tingkah laku yang diinginkan
dengan hadiah (reward).

2
3. Token dapat digunakan sebagai motivator konkrit (concrete motivator) untuk
mengubah tingkah laku tertentu.
4. Token adalah bentuk dari penguatan positif.
5. Individu memiliki kesempatan untuk menentukan bagaimana menggunakan
token yang didapatkan
6. Token economy dapat mengarahkan ke peningkatan moral konseli dan staf.
7. Sistem token dapat memungkinkan untuk mengukur penguatan sosial.
8. Token menjadi jembatan antara institusi dan kehidupan di luar sekolah (Corey,
1986, p. 185).

B. Tujuan Token Economy


Bukti Token Economy dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan
pendidikan dalam membangun perilaku siswa. Penggunaan sistem time token
ekonomi memiliki tujuan :
1. Meningkatnya kepuasan dalam mendorong peningkatan kompetensi siswa
melalui penghargaan yang kongkrit atau visual sehingga tingkat kesenangan
siswa melakukan sesuatu prestasi benar-benar tampak.
2. Meningkatnya efektivitas waktu dalam pelaksanaan pembelajaran. Belajar
yang efektif adalah yang menggunakan waktu yang pendek dengan hasil yang
terbaik dan terbanyak. Siswa harus menyadari berapa lama mereka telah belajar
dan berapa banyak waktu yang telah mereka gunakan secara efektif untuk
melaksanakan aktivitas belajar.
3. Berkurangnya kebosanan – Suasana belajar yang kolaboratif, rivalitas,
kompetitif yang diberi penguatan oleh pendidik dapat meningkatkan
menurunkan tingkat di kebosanan siswa sehingga siswa dapat berpartisipasi
dalam jangka waktu yang yang lama.
4. Meningkatnya daya respon – Suasana belajar yang kompetitif akan
meningkatkan kecepatan siswa meberikan respon. Setiap respon yang sesuai

3
dengan tujuan akan segera mendapat penguatan sehingga suasana belajar
menjadi cair, komunikatif dan lebih menyengkan.
5. Berkembangnya penguatan yang lebih alami, – melalui pemberian penguatan
yang tepat waktu akan dan disesuaikan dengan tingkat prestasi setiap siswa
atau setiap kelompok siswa memungkinkan
6. Meningkatnya penguatan untuk sehingga motivasi belajar berkembang – setiap
siswa atau setiap kelompok siswa dalam kelas selalu dalam keadaan terpacu
untuk mewujudkan dan daya pacu ini akan semakin berkembang jika siswa
juga mendapat layanan untuk mengabadikan daya kompetisinya seperti dengan
dukungan rekaman video

C. Asumsi Dasar Token Economy


Skinner membuat tiga asumsi dasar.
1. Perilaku itu terjadi menurut hukum tertentu (behavior is lawful). Walaupun
mengakui bahwa perilaku manusia adalah organisme yang berperasaan dan
berpikir, namun Skinner tidak mencari penyebab perilaku di dalam jiwa
manusia dan menolak alasan-alasan penjelasan dengan mengendalikan
keadaan pikiran (mind) atau motif-motif internal.
2. Perilaku dapat diramalkan (behavior can be predicted). Perilaku manusia
(kepribadiannya) menurut Skinner ditentukan oleh kejadian-kejadian di masa
lalu dan sekarang dalam dunia objektif dimana individu tersebut mengambil
bagian.
3. Perilaku manusia sapat dikontrol (behavior can be controlled). Perilaku dapat
dijelaskan hanya berkenaan dengan kejadian atau situas-situasi antaseden yang
dapat diamati. Bahwa kondisi sosial dan fisik di lingkungan sangat penting
dalam menentukan perilaku.
Perlu disadari bahwa Skinner tidak menolak adanya peranan faktor-faktor
bawaan dan turunan dalam perilaku, seperti pembawaan genetis (genetic
endowment) yang menentukan rentang umum dari respon-respon yang dapat

4
dilakukan dan juga mempengaruhi akibat-akibat yang menguatkan perilaku yang
dilakukannya. Namun dijelaskan oleh Skinner bahwa lingkungan perlu
dipertimbangkan untuk mejelaskan tentang pembawaan genetis tersebut. Skinner
menunjukkan bahwa contingencies of survival menentukan apa yang diturukan
bagi suatu spesies yaitu bahwa lingkungan menyeleksi perilaku-perilaku yang
menunjang untuk hidup terus. Bagi Skinner, perasaan-perasaan dan pikiran-
pikiran dianggap sebagai akibat pembawaan genetis dan pengalaman individuN
daripada sebagai penyebab tindakan. Berpikir adalah berperilakubila menurut
pandangan Skinner. Dan ia percaya bahwa pengetahuan yang penuh tentang faktor
genetis, lingkungan manusia dan manipulasi lingkungan adalah kunci untuk
meningkatkan perilaku manusia. Menurut Skinner, penyelidikan tentang
kepribadian melibatkan pengamatan yang sistematis dan sejarah belajar yang khas
serta latar belakang genetis yang unik dari individu.

D. Karakteristik Token Economy


Tiga karakteristik dasar dari token economies yaitu:
1. Perilaku yang akan diperkuat dinyatakan secara jelas.
2. Prosedur didesain untuk memberikan stimulus yang diperkuat (token) ketika
perilaku yang diinginkan (target behavior) muncul.
3. Aturan dibuat untuk menentukan penukaran token pada obyek yang diperkuat

E. Prinsip Dasar Token Economy


1. Penentuan Perilaku Target. Dalam terapi token ekonomi perlu diperhatian
penentuan perilaku target, yaitu perilaku yang diinginkan serta perilaku yang
tidak diinginkan. Untuk perilaku yang diinginkan, maka token ekonomi yang
digunakan adalah untuk meningkatkannya, sedangkan untuk perilaku yang
tidak diinginkan, token ekonomi digunakan untuk mengurangi perilaku
tersebut.

5
2. Mengidentifikasi Jenis Barang/Pengharagaan Yang Bisa Digunakan Sebagai
Token. Mengidentifikasi item yang bisa dijadikan sebagai token, penting untuk
dilakukan. Token yang dimaksud adalah jenis token yang nyata, dapat diamati
dan bisa diberikan sesegera mungkin oleh terapis ke target yang sudah
ditentukan.
3. Mengidentifikasi Back Up Reinforcer. Back up reinforcer yang akan diberikan
perlu untuk diidentifikasi. Hal ini disebabkan oleh token ekonomi disajikan
bersamaan dengan back up reinforce sehingga bisa disebut sebagai reinforce
bersyarat. Adapun back up reinforce ini harus dipilih secara khusus dan
disesuaikan dengan karakteristik individu yang memang sasaran pengubahan
perilaku.
4. Memutuskan Jadwal Yang Tepat Untuk Pemberian Reinforce. Jadwal dalam
memberikan reinforcer juga penting untuk diperhatikan. Terapis harus
menentukan jadwal pemberian reinforcement sebelum memberlakukan
peraturan tentang token yang sudah dirancang untuk individu yang akan diubah
perilakunya tersebut.
5. Menetapkan Banyaknya Token Yang Bisa Ditukar. Jumlah token yang dapat
ditukar harus ditentukan diawal. Terapis juga harus menentapkan banyaknya
token yang bisa ditukarkan dengan back up reinforce tersebut. Sehingga hanya
setelah berhasil mengumpulkan token sebanyak yang sudah ditentukan,
individu tersebut bisa mendaaptkan back up renforcer yang telah disediakan
oleh terapis.
6. Menetapkan Waktu Dan Tempat Penukaran Token. Waktu dan tempat
penukaran token ditentukan secara bersama-sama agar tidak terjadi
kesalahpahaman. Individu akan mengumpulkan token dari perilaku yang
diinginkan sepanjnag waktu. Secara berkala, setelah jumlah token yang akan
diukarkan sudah mencukupi dengan jumlah yang disepakati, maka individu
boleh menukarkan token tersebut kepada terapis setelah menentukan waktu dan
tempat penukaran token.

6
7. Latihan Dalam Manajemen Lingkungan. Dalam setting apapun, sebelum
melakukan prosedur token ekonomi, maka orang lain selain terapis dan klien
haruslah dilatih terlebih dahulu agar bisa menerapkan token ekonomi dengan
baik, misalnya saja orangtua atau guru. Latihan manajemen ini dimaksudnya
agar prosedur token ekonomi dalam mencapai tujuannya.

F. Prosedur Token Economy


Penggunaan token ecomomy mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat analisis ABC.
2. Menetapkan target perilaku yang akan dicapai bersama konseli.
3. Penetapan besaran harga atau poin token yang sesuai dengan perilaku target.
4. Penetapan saat kapan token diberikan kepada konseli.
5. Menetapkan perilaku awal program.
6. Memilih reinforcement yang sesuai bersama konseli.
7. Memilih tipe token yang akan digunakan, misalnya: bintang, stempel, dan
kartu.
8. Mengidentifikasi pihak yang terlibat dalam program seperti staf sekolah, guru,
relawan, siswa, anggota token economy.
9. Menetapkan jumlah dan frekuensi penukaran token, misal 25-75 token per
orang, dan menurun sampai 15-30 token perhari.

G. Kelebihan dan Kekurangan Token Economy


1. Keuntungan:
a. Menggunakan program penguatan, token Economies memiliki banyak
keuntungan (Ayllon & Azrin, 1965; Kazdin & Bootzin, 1972; maag, 1999)
di antaranya:
b. Token dapat digunakan untuk memperkuat perilaku target segera setelah
terjadi.

7
c. Token economies sangat terstruktur, oleh karena itu, target perilaku yang
diinginkan diperkuat lebih sering secara konsisten.
d. Pengkondisian token digeneralisasikan sebagai penguat karena mereka
dipasangkan dengan berbagai reinforcers yang lain. sebagai akibatnya,
token berfungsi sebagai reinforcers meskipun ada operasi spesifik tertentu
yang mungkin ada untuk klien setiap saat.
e. Token dapat dikuantifikasi dengan mudah sehingga perilaku yang berbeda
dapat diterima.
f. Perilaku-perilaku yang ditunjukkan individu dapat dihargai dengan segera.
g. Besarnya reward/hadiah adalah sama nilainya untuk semua individu dalam
suatu kelompok.
h. Penggunaan hukuman (respon cost) lebih sedikit resikonya dibandingkan
bentuk-bentuk hukuman yang lain.
i. Individu dapat belajar ketrampilan-ketrampilan yang berhubungan dengan
masa depan.
2. Kelemahan :
a. Kurangnya pembentukan motivasi intrinsik, karena token economies
merupakan dorongan dari luar diri.
b. Dibutuhkan dana lebih banyak untuk penyediaan pengukuh
pendukung/back up reinforcer.
c. Adanya beberapa hambatan dari orang yang memberikan
d. Penggunaan waktu dan usaha yang digunakan untuk mengatur
dan melaksanakan program
e. Biaya pembelian back up reinforcers
f. Pelatihan staf, terutama ketika token economy memiliki komponen yang
kompleks atau ketika dilakukan dalam skala besar

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Token economy adalah strategi menghindari pemberian reinforcement
secara langsung, token merupakan penghargaan yang dapat ditukar kemudian
dengan berbagai barang yang diinginkan oleh konseli. Kartu berharga (token
economy) dapat diterapkan di berbagai seting dan populasi seperti dalam seting
individual, kelompok dan kelas, juga pada berbagai populasi mulai dari anak-anak
hingga orang dewasa (Corey, 1986, P). Penggunaan token sebagai reinforcer
untuk membentuk tingkah lakumemiliki beberapa keuntungan, antara lain:
1. Token tidak mengurangi nilai insentif, terutama ketika kekuatan pemerolehan
learning power) dan nilainya meningkat seiring dengan peningkatan perilaku.
2. Token dapat mengurangi penundaan antara tingkah laku yang diinginkan
dengan hadiah (reward).
3. Token dapat digunakan sebagai motivator konkrit (concrete motivator) untuk
mengubah tingkah laku tertentu.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kimalasaro, Gantina. 2011.Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks

10

Anda mungkin juga menyukai