Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Permuliaan Tanaman Teknik Vegeratif Pada Tanaman”

Mata Kuliah : Permuliaan Tanaman


Dosen Pengampu : Nur Indah S.P., M.P

Disusun Oleh:

Risky Fauzi 1740201093

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Ucapan rasa syukur dan puji tidak bosan-bosan selalu saya panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena setiap curahan rahmat serta anugerah-Nya, sehingga saya mampu
menyelesaikan dalam menyusun makalah Permuliaan Tanaman Teknik Vegeratif Pada
Tanaman.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
saya sangat mengharapkan bimbingan atau saran-saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.
Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Saya mengharapkan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Tarakan , 11 November 2019


Permuliaan Tanaman Teknik Vegeratif Pada Tanaman

Pengertian pemuliaan Tanaman


Pemuliaan tanaman didifinisikan sebagai perpaduan seni dan ilmu pengetahuan
yang mempelajari bagaimana memperbaiki genotipe tanaman dalam populasi sehingga
lebih bermanfaat bagi manusia. Pada awal perkembangan pemuliaan tanaman hanya
didasarkan pada seni saja. Pemuliaan tanaman telah lahir sejak dikenalnya bahan
pertanian, yaitu sejak manusia hidup dengan cara mengumpulkan bahan makanan dari
alam, berpidah-pindah menjadi menetap sambil bertanam dan beternak. Pada waktu itu
orang memilih jernis tanaman atau variasi antar tanaman yang lebih berguna. Pemilihan
dalam populasi tanaman didasarkan atas perasaan, keterampilan, kemampuan serta
petunjuk yang terlihat pada tanaman. Tanaman yang terpilih selanjutnya
dikembangbiakkan untuk dapat memenuhi kebutuhan petani. Jadi memilih (seleksi) dan
memelihara (domestikasi) merupakan metode pemuliaan tanaman yang lahir pertama
kali. Walaupun didasarkan atas seni, namun hasil . pemuliaan tanaman di jaman dahulu
cukup menakjubkan. Sejak lahirnya teori Seleksi Alam dan Evolusi yang dikemukakan
oleh Darwin (1858), dan diketemukannya prinsip- prinsip penurunan sifat pada
organisme oleh Gregor Mendel (1866), para ahli banyak melakukan penelitian untuk
mendapatkan varietas baru, berdasarkan atas seleksi keturunan. Dengaan dukungan
ilmu-ilmu lain seperti: Botani, Fisiologi, Morfologi, Taksonomi, Sistimatik, Hama dam
Penyakit, Statistik, Biokimia dan lain-lain, pemuliaan tanaman senbagai ilmu
berkembang dengan pesat. Mulai abad ke XX telah banyak dibangun pusat-pusat/
lembaga penelitian pemuliaan tanaman, banyaknya terbit majalah tenang pemuliaan
tanaman, dan ilmu pemuliaan tanaman banyak diajarkan di Perguruan tinggi. Pemuliaan
tanaman sebagai ilmu telah berkembang berdasarkan teori-teori dan hasil riset yang
disusun dengan baik. Akhirnya pemuliaan tanaman didifinisikan sebagai suatu metode
yang secara sistematik merakit keragaman genetic menjadi suatu bentuk yang lebih
bermanfaat bagi manusia. Seleksi yang artinya memilih dilakukan pada setiap tahap
program pemuliaan , seperti: memilih plasma nutfah yang akan dijadikan tetua, memilih
metode pemuliaan yang tepat, memilih genotipe yang akan diuji, memilih metode
pengujian yang tepat, dan memilih galur yang akan dilepas sebagai varietas. Seleksi
dapat dilakukan secara efektif pada populasi tergantung pada tempat dan waktu.
Perbaikan tanaman pada dasarnya tergantung dari penyusun suatu populasi yang terdiri
dari individu-individu dengan genetik berbeda. Seleksi pada umumnya dilakukan untuk
memilih tanaman sebagai tetua/ parental, dan mencegah tanaman lain yang
berpenampilan kurang baik sebagai tetua. Strategi perbaikan populasi ini terdiri dari
dua pekerjaan yang berlawanan, yaitu:
a) pengumpulan atau mempertahankan keragaman di dalam populasi,
b) seleksi yang mengarah pada pengurangan keragaman.
Selama beberapa tahun terakhir, seterategi pemuliaan telah berubah dari
pendekatan genetika klasik ke pendekatan baru. Pendekatan klasik dimaksudkan
sebagai usaha memindahkan gen-gen pengatur sifat tertentu dari beberapa plasma
nutfah, ke dalan galur/varietas yang ingin diperbaiki. Pendekatan baru dimaksudkan
sebagai pemuliaan populasi, dimana seluruh populasi tanaman dipandang sebagai
satuan pemuliaan, dan bukan individu-individu tanaman. Varietas unggul baru
dihasilkan dari komponen populasi asal yang beraneka. Perndekatan baru merupakan
evolusi terarah, yang tidak hanya memanfaatkan pengaruh gen major saja, tetapi juga
gen minor. Dengan pendekatan populasi, pemuliaan tanaman didifinisikan sebagai
pengurangan frekuensi gen jelek dan peningkatan prekuensi gen baik. Suatu keputusan
penting yang pertama diambil dalam setiap program pemuliaan adalah pemilihan
plasma nutfah. Plasma nutfah dimaksudkan sebagai suatu substansi yang terdapat
dalam setiap kelompok mahluk hidup dan merupakan sifat keturunan yang dapat
dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit untuk menciptakan jenis unggul atau
kultivar baru. Plasma nutfah meliputi segala kultivar unggul masa kini atau masa
lampau, kultivar primitive, jenis yang sudah dimanfaatkan tetapi belum dibudidayakan,
kerabat liar, jenis budidaya atau jenis piaraan. Apabila program pemuliaan tanaman
mempunyai tujuan yang luas, maka plasma nutfah yang diinginkan mempunyai
keragaman genetik, adaptasi luas, relative tahan terhadap hama dan penyakit tertentu.
Tetapi bila program pemuliaan tanaman mempunyai tujuan khusus, informasi yang
diperlukan adalah potensi hasil relative dari masing-masing plasma nutfah. Pemilihan
yang bijaksana terhadap plasma nutfah permulaan merupakan faktor penting untuk
keberhasilan program itu. Pemilihan metode pemuliaan juga merupakan tanggung
jawab penting dari pemulia tanaman. Suatu metode telah diketahui efisien baik dengan
percobaan atau teoritis untuk tanaman tertentu, mngkin tidak berlaku untuk semua
situasi. Effisiensi suatu metode dapat di pengaruhi oleh linkage, intensitas seleksi,
besarnya populasi, heritabilitas, dan peran gen (gen action). Waktu yang dibutuhkan
untuk setiap siklus pemuliaan harus diperhitungkan. Misalnya di daerah tropika,
mungkin diperoleh dua atau tiga generasi setiap tahun, sedang di daerah beriklim sedang
mungkin hanya satu kali setahun. Pemulia perlu memiliki pengetahuan dasar yang amat
penting untuk melaksanakan program pemuliaan tanaman, yaitu genetika dan
sitogenetika. sifat tanaman yang akan diperbaiki, konsumen, perhitungan statistik untuk
menganalisis hasil seleksi, uji galur atau populasi.

Tujuan Pemuliaan Tanaman


Memuliakan suatu jenis tanaman perlu ditempuh suatu proses, yang terdiri dari:
a. Menentukan tujuan program pemulian. Pemulia perlu mengetahui permasalahan
yang ada, harapan produsen dan konsumen, dan gagasan pemulia sendiri.
b. Penyediaan materi pemuliaan. Tanaman tertentu dapat ditingkatkan penampilannya
(seperti daya hasil), harus ada perbedaan/ keragaman genetik di antara materi
pemuliaan.
c. Penilaian genotipe atau populasi untuk dijadikan varietas baru. Melalui seleksi
penggunaan metode seleksi yang efektif tergantung dari macam pembiakan, tanaman
dan tujuan serta fasilitas tersedia. Pada sektor ini juga diperhatikan kemampuan
tanaman terhadap lingkungan ekstrim.
d. Pengujian. Suatu galur atau populasi harapan dilepas menjadi suatu varietas baru,
terlebih dahulu harus diadakan pengujian atau adaptasi diberbagai lokasi, musim atau
tahun. Maksud pengujian ini untuk melihat kemampuan tanaman terhadap
lingkungan di banding dengan varietas unggul yang sudah ada.
Menurut Allard (1960), tujuan pemuliaan tanaman secara umum dapat dirinci
menjadi lima yaitu: 1. Merakit jenis baru yang berdaya hasil tinggi 2. Mengembangkan
varietas yang lebih baik untuk lahan pertanian baru (seperti lahan marginal) 3.
Mengembangkan varietas baru yang tahan terhadap hama dan penyakit. 4. Perbaikan
kharakter agronomik dan hortikulturik tanaman. 5. Peningkatan kualitas hasil tanaman.
Sumbangan pemuliaan tanaman terhadap kemajuan pertanian, antara lain: 1.
Peningkatan produktivitas Dengan diciptaknya varietas genjah dan berdaya hasil tinggi,
maka produktivitas pertanian dapat ditingkatkan perkesatuan luas (ha) dan perkesatuan
waktu (tahun). 2. Perluasan daerah produksi. Dengan merubah sifat tertentu tanaman,
maka daerah produksinya dapat diperluas, seperti: pada lahan marginal.3. Penggunaan
varietas hibrida (hybrid vigor). Dengan diketemukannya varietas hibrida produksi
pertanian dapat ditingkatkan, seperti pada tanaman pangan (terutama jagung),
hortikultura (cabai besar, tomat, melon, semangka) 4. Tahan terhadap hama dan
penyakit Varietas unggul baru yang dihasilkan diharapkan toleran/ tahan terhadap hama
dan penyakit, seperti diketemukannya tanaman padi varietas IR-36, IR-64, IR-66, IR-
72 toleran terhadap hama wereng dan penyakit virus. 5. Peningkatan kualitas. Varietas
unggul yang dihasilkan diharapkan memiliki kualitas hasil tinggi, untuk dapat
memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat yang makin maju. Misalnya varietas
semangka (tanpa biji, rasa manis, warna daging buah menarik), durian bangkok varietas
Cane dan Montong (daging buah tebal, aroma tidak terlalu tajam, rasa anak dan manis).
6. Kesesuaian terhadap mesin pemanenan Varietas-varietas yang dihasilkan sebaiknya
berbatang pendek, sehingga sesuai dengan mesin pemanenan. 7. Menggalakkan
teknologi pertanian modern. Dengan diketemukannya varietas berdaya hasil tinggi,
maka akan merubah dari pertanian tradisional ke pertanian moderen. 4.
Perkembangbiakan, Pusat Genetik Tanaman, dan Pusat Penelitian Pemuliaan
Tanaman Dunia
Perkembangbiakan Tanaman
Pengetahuan tentang perkembang biakan tanaman mempunyai arti penting dan
akan sangat membantu para pemuliaan tanaman dalam menentukan alternatif, teknik-
teknik, dan analisis yang diperlukan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan program
pemuliaan tanaman. Pengetahuan tetang perkembang biakan tanaman penting sekali,
sebagai dasar pengertian dari mekanisme penurunan sifat tanaman tesebut.
Perkembangbiakan tanaman dibagi menjadi dua kelompok, yakni: aseksual, yaitu
perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif tanaman,
dan seksual, yaitu perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan biji. Kelestarian
sifat yang dimiliki tanaman atau kelompok tanaman dari generasi ke generasi berikutnya
sangat tergantung pada kombinasi gen yang terdapat dalam kromosom sel tanaman.
Kombinasi atau kumpulan gen pada suatu individu tanaman disebut genotipe.
Perwujudan genotipe yang tampak disebut fenotipe, yakni menampilanm genotipe
tertentu pada suatu lingkungan tempat tumbuh tanaman, dalam pemuliaan tanaman hal
demikian dikenal sebagai interaksi genotipe dan lingkungan. Jadi fungsi perkembang
biakan tanaman adalah pelestarian genotipe atau kombinasi genotipe tertentu pada
keturunan.
a. Kelompok Aseksual Yang termasuk kelompok ini antara lain: 1) jenis tanaman buah-
buahan, seperti: pisang, mangga, jambu air, jambu biji, jeruk, durian, rambutan,
sukun, lengkeng, leci, apel, nenas, anggur. 2) Jenis tanaman hias seperti: puring-
puringan, kembang kertas, mawar, kamboja, pakis, padan, leli, tulip, beberapa jenis
palem, soka, handoang, bintaro, dadap. 3). Jenis tanaman umbi-umbian, seperti :
ketela pohon, ketela rambat, kentang, talas, gadung, suweg, ubi sikep, ubiaung,
sabrang. 3) tanaman industri, seperti: tebu, panili, kopi, karet, kakao.
Perkembangbiakan tanaman secara vegetatif dapat dibedakan menjadi: 1).
Pembiakan vegetatif secara alami.(a). Modifikasi batang, terdiri dari:-Umbi lapis
(bulbus), merupakan pertumbuhan calon batang yang memendek, menebal, dan
membentuk lapisan-lapisan. Umbi lapis yang berkembangn penuh disebut offset.
Bulbus dijumpai pada keluarga Liliaceae seperti brambang, lili, bakung dan lain-
lain.-Umbi batang (cormus), merupakan pertumbuhan calon batang yang memendek
dan menebal, tertapi tidak diikuti oleh lapisan-lapisan. Dijumpai pada bunga gladiul,
bawang putih, talas, dan lain-lain.-Rimpang (rhizome), merupakan batang yang
tumbuh di bawah permukaan tanah. Rhizome dibedakan menjadi dua yaitu: a).
Rhizome tidak berdaging di jumpai pada alang-alang, b) Rhizome berdaging
dijumpai pada tanaman temu-temuan, jahe, kunir, bangle, laos, cana dan lain-lain.
- Sulur / stolon/ runner, adalah suatu organ batang yang tumbuh menggantung
dari mata tunas dan menjulur di atas permukaan tanah. Sulur beruas-ruas dan
bila dipotong-potong akan mudah tumbuh akar dari bukunya. Sulur jumpai
pada stroberi, tapak liman dan lain-lain.-Umbi batang (tuber), adalah bagian batang
di bawah tanah yang menjulur dan membesar sebagai tempat penyimpanan makanan
cadangan, pada bagian kulit banyak di jumpai tunas. Tuber dijumpai pada tanaman
kentang.-Tunas pucuk (crown) dan tunas lateral (offshoots) dijumpai pada tanaman
nenas. Tunas air (sucker) dijumpai pada tanaman pisang.(b). Modifikasi akar/ umbi
akar, adalah akar yang membesar dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan
makanan cadangan dan mengandung mata tunas. Umbi akar dijumpai pada ubi jalar,
gadung, ubi sikep, ubiaung dan lain-lain. (c). Biji apomiksis, merupakan pembiakan
vegetattif yang ditandai dengan terjadinya proses reproduksi seksual yang tidak
normal. Tanaman yang dihasilkan dari priristiwa apomiksis disebut apomicts.
Tanaman yang tumbuh hanya dari embrio apomicts disebut obligate apomict,
sedangkan tanaman yang tumbuh dari biji dengan embrio apomicts dan embrio
seksual normal sekaligus isebut facultative apomicts. Peristiwa apomiksis dapat
terjadi karena adanya peristiwa partenogenesis dan apogami. Patenogenesis
merupakan peristiwa dimana embrio tumbuh dari sel telur yang tidak buahi. Bila sel
telur tersebut tidak mengalami pembelahan miosis, maka embrio yang tumbuh
bersifat diploid. Tetapi bila embrio tumbuh dari sel telur yang telah mengalami
miosis, maka embrio yang tumbuh bersifat haploid. Pristiwa ini banyak dijumpai
pada tanaman bawang merah dan apel. Makrosporogenesis merupakan peristiwa
pembelahan reduksi dari sel indum megaspora, yang disamping menghasilkan sel
telur juga menghasilkan sel antipoda dan sel sinergid. Bila embrio tumbuh berasal
dari sel sinergid atau antipoda maka disebut apogami. 2). Pembiakan vegetatif
secara buatan dibedakan menjadi: (a) Layerage, yaitu mengakarkan bagian tanaman
yang masih berhubungan dengan tanaman induk. Layerage dibedakan: -
Merunduk, yaitu merundukan cabang tanaman di dalam tanah, dan bila sudah
tumbuh akar dapat disapih. Contoh pada mawar, anggur, melati dan lain-lain. -
Mencangkok (air layerage), mengakarkan bagian tanaman yang telah
dihilangkan kambiumnya dan ditambahkan media tumbuh seperti tanah humus. Bila
telah tumbuh akar dapat disapih. Contoh pada Jambu air, mangga, sawo dan lain-
lain. (b). Setek (cuttage), perbanyakan sengan memotong organ tanaman. Setek
dibedakan menjadi: - setek akar, pada jambu biji, sukun, costal batu . - stek daun,
pada wijaya kusuma, cocor bebek. - stek batang, pada ketela pohon, panili, dadap,
gamal dan lain-lain. (c). Menempel (okulasi), mata tunas batang atas yang
ditempelkan pada batang bawah tanpa kayu (kulit dengan mata saja). Okulasi banyak
dilakukan pada tanaman buah-buahan , seperti: mangga, rambutan, durian, jeruk. (d).
Menyambung (grafting), yaitu mata tunas dari batang atas yang disambungkan pada
batang bawah masih mengandung kulit dan kayu. Grating banyak diterapkan pada:
kopi, kakao, sawo, melinjo, duku, kembang kertas, dan lain-lain. Semua individu
yang berasal dari perbanyakan vegetatif satu individu tanaman, disebut klon Semua
keturunan hasil perbanyakan vegetatif mempunyai keseragaman genotipe.
Keragaman genotipe dalam populasi tanaman klonal dapat pula terjadi karena
kemungkinan adanya mutasi gen, mutasi kromosom atau mutasi genom. Perbaikan
tanaman dapat dilakukan dengan melakukan hibiridisasi antar tanaman klonal,
selanjutnya dilakukan seleksi pada turunan. Bila didapatkan turunan yang memiliki
karakter agronomi/ hortikulturik baik, dapat diperbanyak kembali secara vegetatif.
b. Kelompok Seksual Perbanyakan secara seksual/ generatif adalah perbanyakan
tanaman dengan menggunakan biji yang dihasilkan dari persatuan gamet betina dan
gamet jantan. Perbanyakan secara generatif didahului dengan proses pembentukan
gamet atau gametagenesis.Gametagenesis dibedakan menjadi dua, yaitu:
macrosporogenesis dan microsporogenesis. Makrosporogenesis adalah proses
pembentukan gamet betina (n kromosom) dari sel induk megaspor (2n kromosom).
Macrosporogenesis terdiri dari: pembelahan miosis sel induk megasprora (2n)
menjadi 4 buah sel anak (n), tiga dari sel anak tersebut mengalami degenerasi/ susut
sehingga tinggal hanya satu sel anak (n) yang berkembang menjadi bakal biji (ovule).
Sel anak yang tersisa mengalami pembelahan inti tiga kali sehinga menjadi sel
berinti 8 (delapan). Delapan inti sel tersebut selanjutnya berkembang menjadi
antipoda (3 inti), inti kandung lembaga sekuder (2 inti = 2n), synergid (2 inti), dan
sel telur (1 inti = 1n). Mikrosporogenesis terdiri dari: pembelahan miosis sel induk
microsprora (2n) menjadi 4 buah sel anak (n) dan disebut tepung sari (pollen). Inti
dari masing-masing sel tepung sari tersebut membelah satu kali menghasilkan sel
berinti dua yaitu inti generatif (n) dan inti vegetatif (n). Inti generatif (n) membelah
sekali lagi sehingga menjadi 2 inti generatif masing-masing n kromosom. Bila
terjadi penyerbukan yaitu tepung sari jatuh pada kepala putik maka tepungasi akan
berkecambah disebut spermatozoid. Bila terjadi pembuahan maka satu inti generatif
(n) membuahi sel terlur (n) menjadi zigote (2n) dan satu ini generatif lagi (n) akan
membuahi inti kandung lembaga sekunder (2n) menjadi endosperm (3n). Peristiwa
pembuahan ini disebut pembuahan ganda (double fertilization) Untuk lebih jelasnya
proses macrosporogenesis dan microsporogenesis disajikan pada Gambar berikut.
Kelompok tanaman yang melakukan perbanyakan secara seksual, dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu: kelompok tanaman menyerbuk sendiri dan kelompok tanaman
menyerbuk silang/ bersari bebas. Perbedaan cara penyerbukan ini akan membedakan
metode pemuliaan yang diterapkan.
1) Tanaman menyerbuk sendiri (self-pollinated plants). Penyerbukan sendiri (self
pollination) adalah bersatunya tepung sari dengan putik yang masing-masing berasal
dari tanaman itu sendiri. Penyerbukan sendiri hanya terjadi pada tanaman berumah
satu (monoecious), yaitu bunga jantan dan betina terdapat dalam satu tanaman.
Bunga tanaman menyerbuk sendiri dapat berupa bunga lengkap atau bunga
sempurna. Bunga lengkap adalah munga yang mempunyai empat organ bunga yaitu
kelopak bunga (calyx), mahkota bunga (corolla), benang sari (stament) dan
putik.(pistilum). Sedangkan bunga sempurna adalah bunga yang memiliki dua organ
kelamin jantan dan betina. Kharakteristik tanaman menyerbuk sendiri, adalah setiap
lokus gen tanaman dalam populasi adalah homosigot. Hal itu terjadi karena:
tanaman yang homosigot bila diserbuk sendiri maka turunannya juga akan homsigot.
Sedangakan tanaman yang heterosigot bila disebuk sendiri secara terus-menerus
akan mendapatkan proporsi tanaman homosigot semakin besar pada keturunan, dan
akhirnya akan menjadi homosigot (resesif dan dominant) pada seluruh populasi.
Beberapa mekanisme bunga melakukan penyerbukan sendiri adalah: bunga tidak
membuka (kleistogamie), tepung sari luruh sebelum bunga membuka, benang sari
dan putik ditutup oleh bagian bunga sesudah bunga membuka, dan putik memanjang
segera setelah tepung sari masak. Spesies tanaman menyerbuk sendiri kadang-
kadang dapat melalukan penyerbukan silang. Persentase terjadinya penyerbukan
silang tergantung dari spesies/ varietas dan pengaruh lingkungan. Misalnya kapas
umumnya 5-25 % dalam keadaan tertentu dapat mencapai 50 %, padi 0-3% rata-rata
0,5 %, sogum rata-rata 6 %, kedelai rata-rata 1 %, tomat kurang dari 1 %.
2) Tanaman Menyerbuk Silang (cross pollinated plant). Penyerbukan silang (cross
pollination) adalah bersatunya tepung sari dengan putik, dimana tepung sari berasal
dari tanaman lain yang sifatnya berbeda. Ciri-ciri tanaman menyerbuk silang adalah:
a). Secara morfologi/ fisik kedudukan putik (pistilum) dan benang sari (stament)
sedemikian rupa sehingga mencegah penyerbukan sendiri (herkogamie), seperi pada
tanaman panili. b). Tepung sari dan sel telur berbeda masaknya (dichogamie).
Protandris yaitu bila bungan jantan masak lebih dahulu dari bunga betina, dan
protoginis bila bunga betina masak (putik) lebih dahulu dari bunga jantan. c).
Adanya sifat inkompatibilitas yaitu terjadinya penyerbukan pada bunga tetapi tidak
dilanjutkan pembuahan, karena adanya hambatan fisiologis. Hambatan fisiologis
dapat berupa inaktifnya zat tumbuh (phytohormon) sehingga buluh serbuk sari tidak
terbentuk, seperti pada kakao. d). Self-sterility, adalah tidak terjadinya penyerbukan
bungan karena bunga jantan tidak berfungsi (mandul) secara genetik. e). Tanaman
berumah satu (monoecious), adalah tanaman dimana bunga jantan dan betina tumbuh
pada satu tanaman, tetapi letaknya berbeda, seperti pada tanaman jagung.
f).Tanaman berumah dua (dioecious) adalah tanaman dimana bunga jantan dan
betina masing- masing tumbuh pada tanaman berbeda, seperti pada tanaman pepaya.
Populasi alami tanaman menyerbuk silang, terdiri atas individu-indidu yang secara
genetik heterosigot untuk kebanyakan lokus. Secara genotipik pula berbeda dari satu
individu ke individu lainnya, sehingga keragaman genetik dalam populasi sangatlah
besar. Jenis tanaman menyerbuk silang antara lain: jagung, rye, apel, apokat, pisang,
ceri, anggur, mangga, papaya, durian, beberapa kacang-kacangan, asparagus, bit,
kubis, wortel, seledri, sawi, bawang, berambang, bunga matahari, ketela pohon,
ketela rambat dan semangka, kelapa dalam, kakao, kopi robusta dan lain-lain.
Penyerbukan silang secara alami dapat terjadi karena bantuan: angin (anemophily),
serangga (entomophily), air (hydrophily), dan hewan (zoophily).

Pusat Genetik Tanaman


Spesies liar asal tanaman budidaya dijumpai di beberapa negara di dunia, seperti
spesies tanaman pisang di duga berasal dari di Indonesia, tanaman jagung bersasal dari
Amerika Tengah, padi dari India, gandum dari Israel, Irak dan Iran. Pengetahuan
tentang asal mula tanaman budidaya diteliti oleh akhli botani Rusia Vavilop (1920-
1940), dimana diketemukan aturan atau ketentuan tetentu mengenai penyebaran
geografis tanaman. Vavilop mengkoleksi ribuan tanaman dari seluruh dunia, tempat
koleksi disebut sebagai pusat asal tanaman atau pusat gen yang ditunjukkan dalam peta,
seperti pada Gambar 1. Hal menarik dalam penyebaran tanaman di dunia, yaitu:
1) Terdapat kemiripan iklim dam tanah antara daerah asal tanaman tadi dengan daerah
barunya.
2) Tanaman yang di introduksikan memiliki peluang yang lebih besar untuk berhasil
apabila mempunyai daya penyesuaian yang besar pada lingkungan dimana tanaman
tersebut ditumbuhkan. Pusat Penelitian Pemuliaan Tanaman di dunia
3) Centro Internacional de Mejoramiento de Maiz Y Trigo (CYMMYT) atau
International Maize and Wheat Improvement Centre (IMWIC), berlokasi di
Meksiko. Lembaga riset ini meneliti jagung dan gandum, didanai oleh Rockefeller
dan Ford Foundations Amerika Serikat.
4) International Rice Research Institute (IRRI), berlokasi di Los Banos Philippina.
Lembaga ini melakukan penelitian tentang padi, yang juga didanai oleh Rockefeller
dan Ford Foundations Amerika Serikat.
5) Centro International Agricultura Tropical (CIAT), berlokasi di Kolumbia
Amerika Selatan. Meneliti tanaman dan ternak
6) International Institute for Tropical Agriculture (IITA), berlokasi di Nigeria, Afrika.
Lembaga ini meneliti tentang tanaman perkebunan, tanaman pangan dan tanah
tropika.
7) International Center for Research for in Sub-Arid Tropics (ICRISAT), berlokasi di
Hyderabad, India. Lembaga ini meneliti tanaman sorghum, millet dan leguminosa.
DAFTAR PUSTAKA

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Diperbanyak oleh


Pusat Antar Universitas, IPB bekerja sama dengan Lembaga sumberdaya
Informasi IPB
Soetarso 1991. Ilmu Pemuliaan Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta. H. 1-22.
Welsh, J.R. 1991. Dasar-dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Alih bahasa J.P.
Mogea. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai