Anda di halaman 1dari 8

RESUME BUKU MEMAHAMI AUDIT INTERN BANK (IKATAN BANKIR INDONESIA)

NAMA : AGATHA ELISABETH


NPP : P057067
DIVISI/UNIT : SAI/ARA2

BANKING KNOWLEDGE
Pengertian Bank, Jenis Bank dan ASPEK Kelembagaan Bank
1. Definisi bank menurut UU No.8 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah
dengan UU No.10 tahun 1998 (UU Perbankan), adalah “Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
2. Jenis bank di Indonesia dibagi menjadi dua jenis yaitu bank umum dan bank perkreditan
rakyat.
3. Kepemilikan oleh warga asing dan/atau badan hukum asing paling banyak sebesar 99%
dari modal disetor bank. Modal disetor untuk mendirikan bank umum ditetapkan paling
tidak sebesar Rp3 triliun.

Sistem Keuangan dan Otoritas Moneter


1. Suatu Lembaga keuangan lazimnya berkembang di dalam system tertentu, yaitu system
moneter, system perbankan dan system keuangan.
2. Sistem moneter di Indonesia terdiri dari Bank Indonesia dan bank umum. Bank umum
baik bank nasional, bank asing, maupun bank campuran termasuk dalam system
moneter karena dapat menerima simpanan giro sehingga dapat mencetak uang giral.
3. Sistem perbankan pada dasarnya terdiri dari bank sentral, bank umum dan bank lainnya,
yaitu bank sekunder. Mengingat pengertian bank di berbagai negara tidak sama, maka
system perbankan do berbagai negara pun tidak selalu sama
4. Sistem perbankan di Indonesia disusun berdasarkan UU No.7 tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana diubah dengan UU No.10 tahun 1998 (UU Perbankan) dan UU
No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana diubah terakhir dengan UU
No.6 tahun 2009 (UU Bank Indonesia)
5. Sistem keuangan merupakan system yang lebih luas dari system moneter dan system
perbankan. Sistem keuangan selain lembaga-lembaga yang merupakan unsur dari
system perbankan. Terdapat juga Lembaga keuangan lain bukan bank yang juga
berperan penting dalam perekonomian, Seperti halnya dengan system perbankan,
komponen system keuangan di berbagai negara juga bervariasi, berbeda antarnegara.

Lembaga Penjamin Simpanan


1. Kepercayaan masyarakat terhadap industry perbankan nasional merupakan salah satu
kunci untuk memelihara stabilitas industri perbankan. Kepercayaan ini dapat diperoleh
dengan adanya kepastian penjaminan simpanan nasabah bank untuk meningkatkan
kelangsungan usaha bank secara sehat. Untuk mencapai hal tersebut perlu dibentuk
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang memiliki dua fungsi yaitu menjamin simoanan
nasabah bank dan melakukan penyelesaian/penanganan bank gagal.
2. LPS adalah badan hukum dan Lembaga independent yang dibentuk berdasarkan UU
No.24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana diubah dengan
UU No.7 tahun 2009 (UU LPS). Lembaga Penjamin Simpanan merupakan
penyempurna dari program penjaminan pemerintah terhadapt seluruh kewajiban bank
(blanket guarantee) yang berlaku di masa lalu (tahun 1998-2005)
3. Dalam rangka melaksanankan tugas, LPS mempunyai wewenang sbb :
a. Menetapkan dan memungut premi penjaminan
b. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bsnk pertama kali menjadi peserta
c. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS
d. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan
bank
e. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data sebagaimana
dimaksud pada angka 4
f. Menetapkan syarat, tata cara dan ketentuan pembayaran klaim
g. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi
kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas tertentu
h. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan
i. Menjatuhkan sanksi administrative

Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia


OJK telah menetapkan MPSJKI yang merupakan cetak biru arah pengembangan sektor
jasa keuangan nasional secara terintegrasi dan komprehensif. MPSJKI memiliki tiga arah
pengembangan yakni :
- Kontributif, mengoptimalkan peran sektor jasa keuangan dalam mendukung percepatan
pertumbuhan ekonomi nasional
- Stabil, menjaga stabilitas sistem keuangan sebagai landasan bagi pembangunan yang
berkelanjutan dan
- Inklusif, mewujudkan kemandirian finansial masyarakat serta mendukung upaya
peningkatan pemerataan dalam dalam pembangunan

Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


1. Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan UU No.21 tahun 2011. Tujuan dibentuk OJK
agar seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan:
a. Terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel
b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat
2. Di dalam UU No.21 tahun 2011 ditegaskan bahwa OJK melaksanakan tugas pengaturan
dan pengawasan terhadap :
a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan
b. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, Lembaga
pembiayaan dan Lembaga jasa keuangan lainnya

BANK ACCOUNTING
Akuntansi Keuangan
1. Metode pengakuan pendapatan dan beban dalam akuntansi ada dua yaitu cash basis
dan accrual basis
2. Persamaan akuntansi adalah asset sama dengan liabilitas ditambah ekuitas
3. Siklus akuntansi dimulai dengan transaksi dan bukti pembukuan. Setelah menjadi jurnal,
maka jurnal dimasukkan ke dalam buku besar. Kemudian mengklasifikasikan akun-akun
tersebut dan mengurutkannya dalam rencana saldo. Setelah disesuaikan maka
dihasilkan neraca saldo yang sudah disesuaikan atau biasa disebut adjusted trial
balance. Dari neraca saldo yang telak disesuaikan inilah kita dapat menghasilkan
laporan keuangan.
Prinsip Akuntansi
1. Kerangka konseptual akuntansi terbagi ke dalam tiga tingkatan, Basic Objectives,
Qualitative Characteristics and Basic Elements dan Recognition and Measurement
Concepts.
2. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermafaat
bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
3. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi dalam IFRS ada tiga yaitu relevan, reliabel
dan komparabel
4. Elemen dasar dalam laporan keuangan diantaranya asset, liabilitas, ekuitas,
pemeliharaan modal, pendapatan/keuntungan, dan beban.
5. Asumsi dasar dalam pengakuan dan pengukuran dan pengukuran diantaranya
kelangsungan usaha (going concern) dan basis akrual (accrual basis)

Akuntansi Bank
1. PSAK 50 dan 55 adalah standar akuntansi untuk instrument keuangan yang didasarkan
kepada IFRS
2. Instrumen keuangan adalah asset keuangan dan kewajiban keuangan yang merupakan
komponen terbesar asset dan kewajaran bank
3. PAPI 2008 adalah petunjuk teknis penerapan PSAK 50 dan 55 yang menjadi pedoman
bagi bank-bank dalam menyusun laporan keuangannya
4. Internal auditor bank yang akan menilai kewajaran laporan keuangan bank harus
memahami PAPI 2008

Kategori Aset Keuangan Bank


1. Aset keuangan dibagi menjadi empat kategori :
a. Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi (FVTPL)
b. Tersedia untuk Dijual (AFS)
c. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM)
d. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang (L&R)
2. FVTPL adalah asset keuangan harus dilaporkan sebesar harga pasar dan bank harus
mengakui laba atau rugi bila terjadi kenaikan atau penurunan harga pasar
3. Aset Keuangan AFS adalah yang tidak termasuk dalam kategori lainnya atau asset
keuangan yang dibeli untuk memanfaatkan dana yangmenganggur dan sewaktu waktu
dapat dijual
4. Aset Keuangan HTM adalah asset keuangan yang akan dimiliki bank hingga jatuh tempo
dan bank akan mau dan mampu untuk tidak menjualnya ke pasar meskipun tersedia
pasar yang memperdagangkannya, sehingga bank tidak harus melaporkannya sebesar
harga pasar
5. Aset Keuangan L&R adalah asset keuangan yang akan dimiliki bank hingga jatuh tempo,
tidak tersedia pasar yang aktif memperdagangkannya, tidak perlu dilaporkan sebesar
harga pasar, dan bila bank menjualnya sebelum jatuh tempo tidak terkena aturan
tainting rule.

AUDIT ENGAGEMENT & FOLLOW UP MONITORING


Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Agar fungsi audit intern dapat dijalankan secara professional, industry perbankan harus
diperkuat dengan sumber daya manusia yang memiliki kualitas serta kompetensi yang
handal. Hal ini dapat dicapai dengan adanya standar kompetensi yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menjalankan fungsi
audit intern sehingga dibutuhkan standar kompetensi yang diwujudkan berupa SKKNI.
SKKNI bidang audit intern bank terdiri dari 2 aktivitas utama yaitu aktivitas audit dengan
fungsi dasar merencanakan audit tahunan, merencanakan penugasan audit, melaksanakan
penugasan audit, melakukan supervise penugasan audit, melaporkan hasil audit,
memantau tindak lanjut hasil audit, serta aktivitas konsultasi dengan fungsi dasar
merencanakan konsultasi tahunan, merencanakan penugsan konsultasi, melaksanakan
penugasan konsultasi, melakukan supervise penugasan konsultasi dan melaporkan hasil
konsultasi.

Melaksanakan Penugasan Audit Internal


1. Prosedur yang digunakan oleh auditor internal dalam pelaksanaan audit untuk menguji,
mengukur dan mengevaluasi dokumen transaksi, kondisi, dan proses yang dipilih dan
dikelompokkan dalam 6 kategori yaitu observasi, pertanyaan, analisis, verifikasi,
investigasi dan evaluasi
2. Kertas kerja audit berfungsi sebagai pendukung utama dari laporan hasil audit dan
sarana dalam membantu proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, supervise
proses audit.
3. Dalam melaksanakan fungsinya, audit internal membuat analisis dan memberikan
rekomendasi melalui pemberian jasa assurance dan jasa consulting. Oleh sebab itu,
penugasan yang dilaksanakan oleh internal audit diklasifikasikan menjadi penugasan
assurance dan penugasan consulting.
4. Penugasan assurance dapat diklasifikan dalam tiga jenis yaitu keuangan, kepatuhan,
dan operasional.

Melaporkan dan Memonitor Tindak Lanjut Hasil Audit


1. Laporan hasil audit sekurang-kurangnya harus memenuhi standar :
a. Laporan harus tertulis
b. Laporan diuraikan secara singkat dan mudah dipahami
c. Laporan harus didukung kertas kerja yang memadai
d. Laporan harus objektif
e. Laporan harus konstruktif
f. Laporan harus ditandatangani oleh auditor intern dan/atau CAE
g. Laporan harus dibuat dan disampaikan tepat waktu
h. Laporan dituangkan secara sistematis
RESUME MANAJEMEN RISIKO 1 (IKATAN BANKIR INDONESIA)
NAMA : AGATHA ELISABETH
NPP : P057067
DIVISI/UNIT : SAI/ARA2

LATAR BELAKANG MANAJEMEN RISIKO

1. Berikut adalah penjelasan berbagai risiko sesuai definisi Bank Indonesia :


1. Risiko Kredit
Adalah risiko kerugian akibat kegagalan pihak lawan untuk memenuhi kewajibannya.
Risiko Kredit mencakup risiko kredit akibat kegagalan debitur membayar kewajiban
pada bank, risiko kredit akibat kegagalan pihak lawan, untuk memenuhi kewajiban
misalnya dalam perjanjian kontrak derivative, dan risiko kredit akibat kegagalan
proses pembayaran misalnya dalam perjanjian jual beli valuta asing
2. Risiko Pasar
Adalah risiko perubahan harga pasar pada posisi portofolio dan rekening
administrative, termasuk transaksi derivative. Perubahan harga terjadi akibat
perubahan dari factor pasar (nilai tukar, suku bunga, harga saham dan harga
komoditas), termasuk risiko perubahan harga option.
3. Risiko Likuiditas
Adalah risiko akibat ketidakmampuan bank memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari asset likuid berkualitas tinggi yang
dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.
4. Risiko Operasional
Adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal
akibat tidak adanya atau tidak berfungsinya prosedur kerja, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadianeksternal yang memengaruhi
operasional bank.
5. Risiko Hukum
Adalah risiko akibat kelalaian bank yang dapat menimbulkan kelemahan dari aspek
yuridis, dalam menghadapi tuntutan hokum dari pihak lain. Penyebab risiko hokum
antara lain peraturan perundang-undangan yang mendukung tidak tersedia,
kelalaian bank dalam proses pengikatan agunan sehingga perikatan seperti syarat
keabsahan kontrak tidak kuat, pengikatan agunan kredit yang tidak sempurna.
6. Risiko Reputasi
Adalah risiko suatu kejadian yang menimbulkan persepsi negatif terhadap bank,
yang dapat mengakibatkan tingkat kepercayaan stakeholder pada bank menurun.
7. Risiko Strategik
Adalah risiko yang terjadi akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan strategic, serta kegagalan dalam menyesuaikan
dengan perubahan lingkungan bisnis.
8. Risiko Kepatuhan
Adalah risiko yang terjadi akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan
ketentuan internal dan peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti
ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), penilaian Kualitas
Aktiva Produktif, Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), ketentuan Posisi Devisa Beto (PDN), risiko
strategic terkait dengan ketentuan Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) bank
dan risiko lain yang terkait dengan ketentuan tertentu.
2. Sejalan dengan prinsip enam pilar API, khususnya pilar 4, penerapan manajemen
risiko pada perbankan menjadi sangat penting dalam menciptakan industri
perbankan yang sehat dan terintegrasi. Peranan manajemen risiko sebagai partner
dari unit bisnis dalam mencapai target usaha bank menjadi semakin penting, dimana
bisnis bank dijalankan dalam koridor risiko yang tetap terkendali. Penerapan
manajemen risiko yang tertib menjadi setiap bank pada akhirnya akan membantu
proses penciptaan industry perbankan yang semakin sehat.

3. Bank Indonesia pada 9 Januari 2004 telah meluncurkan API sebagai suatu kerangka
menyeluruh arah kebijakan pengembangan industry perbankan Indonesia ke depan.
API menetapkan 6 pilar sebagai program untuk menciptakan industry yang sehat.
Enam pilar tersebut adalah :
a. Menciptakan struktur perbankan yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang
berkesinambungan.
b. Menciptakan sistem pengaturan yang efektif dan mengacu pada standar
internasional
c. Melaksanakan sistem pengawasan bank yang independent dan efektif guna
menjaga industry perbankan dari risiko sistematis
d. Menciptakan industry perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi
serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko, dengan cara menciptakan
Good Corporate Governance dalam rangka memperkuat kondisi internal
perbankan nasional.
e. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung tercpitanya industry
perbankan yang sehat
f. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan

4. Proses manajemen risiko


Bank harus memiliki proses manajemen risiko yang komprehensif yang meliputi
tahapan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko.

REGULASI PERBANKAN TERKAIT MANAJEMEN RISIKO


Agar regulator di setiap negara tidak membuat aturan sendiri-sendiri maka regulator di
berbagai negara membentuk kerja sama antarbank sentral dunia yang berkantor di Basel,
Swiss yang membentuk Basel Committee on Banking Supervision (BCBS).
Terdapat kerangka dasar yang menjadi acuan dalam mengurangi kesenjangan daya saing
antarbank yang menjalankan kegiatan secara internasional :
1. Dua tujuan fundamental dari ketentuan Basel I tahun 1988 yang ditetapkan oleh Basel
Committee :
- Memperkuat kerangka dasar dan stabilitas atas sistem perbankan internasional
- Menciptakan kerangka dasar yang konsisten dan tidak memihak bagi bank-bank di
berbagai negara dengan sumber daya berbeda, yang aktif menjalankan kegiatan
operasional perbankan secara internasional
2. Basel II tahun 2004
Terdapat 3 pilar :
- Kecukupan penyediaan modal minimum
- Proses pengawasan implementasi manajemen risiko bank
- Disiplin pasar atau ketentuan mengenai keterbukaan informasi
3. Basel III
Diterbitkan dengan fokus pada :
- Perubahan pada permodalan
- Memperluas cakupanrisiko pasar yaitu mengubah/menambahkan metode
perhitungan kebutuhan modal untuk menutup risiko pasar trading book secara
internal
- Ketentuan mengenai pengendalian risiko likuiditas bank, yaitu Liquidity Coverage
Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR)
BEST SCORE TOEFL (BEST SCORE TOEFL)
NAMA : AGATHA ELISABETH
NPP : P057067
DIVISI/UNIT : SAI/ARA2

The TOEFL examination is currently administered at test sites around the world in two
different formats: the Paper-Based TOEFL (PBT) and the Internet-Based TOEFL (IBT).
Similar language proficiency skills are tested on both formats, but they are tested in different
ways.

Paper-Based TOEFL (PBT)


The PBT is a pencil and paper test that is offered for two purposes. One purpose of the PBT
is for placement and progress evaluations. Colleges or other institutions use the PBT to test
their students.
The scores are not valid outside of the place where they are administered, but the college
or institution accepts the PBT that they administer as an official score. This PBT is also
caJled an Institutional TOEFL. The other purpose of the PBT is to supplement the official
Internet-Based TOEFL in areas where Internet-based testing is not possible. The scores are
usually valid outside of the place where they are administered. This PBT is also called a
Supplemental TOEFL.
The Paper-Based TOEFL has three parts: Listening Comprehension, Structure and Written
Expression, and Reading. ln addition, the Test of Written English (TWE) is an essay that is
required to provide a writing score. The PBT is a linear test, which means that everyone who
takes the TOEFL during the same administration will see and answer the same questions.
The total score is based on a scale of 310-677.

Internet-Based TOEFL (iBT)


The Internet-Based TOEFL (iBT) is a computer-assisted test that was introduced in
September 2005 worldwide. The Internet-Based TOEFL (iBT) wa initially referred to as the
CBT2 and as the Next Generation TOEFL.
The Ibt has four parts: Listening, Speaking, Reading, and Writing. The Speaking Section
was already introduced in 2003 a the TOEFL Academic Speaking Test (TAST). On the four-
part iBT, most of the questions are independent, but some of the questions are integrated.
For example, you may be asked to listen to a lecture or read a text, and then speak or write
a response. The total score is based on a scale of 0-120.

Anda mungkin juga menyukai