Anda di halaman 1dari 5

Kabut Asap Yang Mengakibatkan Polusi Udara

Disusun oleh :
Nama : Zefael Cristo Sirait
Nim : B1011171117
Mata Kuliah : Ekonomi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan
Kelas : B
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN BAGI KESEHATAN UDARA

Polusi udara akibat terkait kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sudah masuk dalam
kategori bencana kabut asap. Masalah ini jelas membahayakan masyarakat.

Bencana kabut asap sendiri tahun ini seakan menjadi sorotan dunia. Tidak hanya di hutan
Indonesia, beberapa waktu lalu, kebakaran besar juga melanda paru-paru dunia lainnya yaitu
hutan hujan Amazon.

Kebakaran Hutan terjadi dikarenakan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab


membuka lahan untuk kepentingan pribadinya ,kepentingan pribadinya ini sudah sangat jelas
sangat merugikan bagi siapapun yang merasakannya. Kabut asap yang semakin tebal dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit bagi yang mengirupnya. Berbagai titik di Indonesia
sudah mengalami kabut asap yang memprihatinkan, Seperti di Pontianak dan Riau, Kabut
Asap itu sendiri sudah masuk ke kategori berbahaya.

Dampak Negatif Kabut Asap :

1. Udara Tidak Sehat

Kabut asap mengakibatkan kualitas udara di Riau memburuk. Mulai dari level tidak
sehat, sangat tidak sehat, dan bahkan ada yang berbahaya disejumlah permukiman
warga. Berdasarkan data yang diterima Kompas.com dari Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Riau, Kamis (12/9/2019) lalu, Indeks Standard Pencemar
Udara (ISPU) di level berbahaya terdapat di delapan wilayah, sebagai berikut. Baca
juga: 4 Fakta Baru Bencana Kabut Asap di Riau, Udara Semakin Pekat hingga Klaim
Menhub Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, dengan angka diatas 500. Kecamatan Minas,
Kabupaten Siak, dengan angka 473. Duri Field, Kabupaten Bengkalis, dengan angka
481. Duri Camap, Bengkalis, dengan angka diatas 500. Kota Dumai, dengan angka
404. Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, dengan angka diatas 500.
Kecamatan Libo, Rokan Hilir, diatas 500 dan Desa Petapahan, Kabupaten Kampar,
dengan angka 345.

2. Susah bernapas dan kerusakan paru-paru

Tingginya konsentrasi asap di udara akan membuat kita sulit bernapas dan dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru. Hal ini terutama menimpa mereka yang banyak
beraktivitas di ruangan terbuka. Penelitian menunjukkan bahwa menghirup kabut asap
ini dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit paru-
paru seperti infeksi paru-paru terutama pada anak-anak, penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK), dan kanker paru-paru.

3. Batuk dan iritasi tenggorokan


Saat terkena paparan asap, seseorang dapat mengalami batuk dan iritasi tenggorokan.
Umumnya keluhan ini berlangsung selama beberapa jam. Namun, efeknya bagi sistem
pernapasan manusia bisa berlangsung lama walau gejala sudah menghilang.

4. Memperburuk gejala penyakit paru-paru

Penyakit asma dan PPOK berisiko menjadi semakin parah jika menghirup kabut asap.
Penelitian di Thailand menunjukkan bahwa pada musim kabut asap, jumlah
kunjungan di unit gawat darurat terkait kambuhnya gejala penyakit asma dan PPOK
turut meningkat. Hal ini dikarenakan zat yang terkandung dalam kabut asap bersifat
iritatif dan dapat membuat paru-paru meradang.

5. Berdampak pada fungsi jantung

Partikel-partikel yang ada dalam kabut asap berisiko menginfiltrasi aliran darah
manusia sehingga dapat berakibat buruk bagi jantung. Hal ini terjadi karena partikel
dalam kabut asap biasanya sangat kecil, yaitu kurang dari 10 mikrometer. Makin kecil
ukuran partikel, maka makin besar risiko yang bisa ditimbulkan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa paparan kabut asap dalam jangka panjang
berkaitan erat dengan meningkatnya risiko penyakit jantung koroner dan penumpukan
plak pada pembuluh darah. Hal ini diduga berkaitan dengan proses peradangan yang
muncul karena paparan partikel di dalam kabut asap.

6. Berdampak kepada fungsi jantung

Partikel-partikel yang ada dalam kabut asap berisiko menginfiltrasi aliran darah manusia
sehingga dapat berakibat buruk bagi jantung. Hal ini terjadi karena partikel dalam kabut asap
biasanya sangat kecil, yaitu kurang dari 10 mikrometer. Makin kecil ukuran partikel, maka
makin besar risiko yang bisa ditimbulkan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa paparan kabut asap dalam jangka panjang berkaitan erat
dengan meningkatnya risiko penyakit jantung koroner dan penumpukan plak pada pembuluh
darah. Hal ini diduga berkaitan dengan proses peradangan yang muncul karena paparan
partikel di dalam kabut asap.

7. Buruk Untuk Mata


Efek buruk kabut asap juga dapat menyebabkan iritasi pada mata, akibat debu dan zat iritatif
di dalam kabut asap. Untuk itu, sediakan obat tetes mata dan jangan lupa gunakan kacamata
jika bepergian ke luar rumah.

8. Beresiko terkena kanker paru-paru

Apabila seseorang terpapar kabut asap dalam jangka panjang, maka orang tersebut memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker paru-paru, sekalipun dia bukan perokok.
Karena, kabut asap mengandung banyak partikel penyebab kanker (karsinogen).

9. Berdampak kepada fungsi jantung

Tak hanya menimbukan gangguan pada organ dalam, seperti saluran pernapasan dan jantung,
polusi udara dan kabut asap juga dapat merusak kulit. Kabut asap dapat merusak kulit
dengan cara menimbulkan iritasi dan peradangan pada jaringan kulit. Penelitian
menunjukkan bahwa kabut asap dapat meningkat0kan risiko penuaan dini kulit, jerawat,
kanker kulit, dan memberatnya gejala eksim dan psoriasis.

CARA MENGATASI DAMPAK YANG DITIMBULKAN

Cara mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh kabut asap adalah dengan tidak menebang
pohon secara illegal dan tidak membakar Hutan demi kepentingan pribadi yang sangat
merugikan masyarakat, Pemerintah juga dituntut untuk mengadakan sosialisasi kepada
Masyarakat agar kesadaran Masyarakat dalam menjaga kelestarian Alam semakin besar dan
yang terakhir oknum yang menebang dan membakar hutan dapat di hukum dengan hukuman
yang setimpal
Daftar Pustaka

https://regional.kompas.com/read/2019/09/16/06162731/5-fakta-dampak-
kabut-asap-karhutla-udara-tak-sehat-hingga-menyiksa-rakyat?page=all

https://www.alodokter.com/ganasnya-efek-polusi-udara-akibat-kabut-
asap

Anda mungkin juga menyukai