KEBANKSENTRALAN
KEBANKSENTRALAN
Capital Adequacy Ratio merupakan perbandingan antara modal bersih yang dimiliki
bank yang dibandingkan dengan total asset
Capital Adequacy Ratio (CAR) atau Pemenuhan kebutuhan Rasio Modal Minimal Bank
ditentukan oleh BIS (Bank for International Settlement) sebesar 8%.
MPL adalah Marginal Product of Labour yang merupakan penambahan kuantitas output
yang dihasilkan dari setiap penambahan tenaga kerja.
Dalam menjalankan tugasnya OJK tetap berkordinasi dengan Bank Indonesia. Hal
tersebut dapat menimbulkan adanya hubungan kelembagaan antara Bank Indonesia dengan
OJK. Hubungan tersebut seperti: koordinasi, dalam membuat peraturan pengawasan di bidang
perbankan seperti: kewajiban pemenuhan modal minimum bank, sistem informasi perbankan
terpadu, kebijakan penerimaan dana luar negri, transaksi derivatif, kegiatan usaha lainnya.
Dalam hal melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya Bank Indonesia memerlukan
pemeriksaan khusus terhadap bank tertentu dapat melakukan pemeriksaan langsung terhadap
bank tersebut dengan menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada OJK. Dalam hal
pemeriksaan tersebut Bank Indonesia tidak dapat memberikan penilaian terhadap kesehatan-
kesehatan bank, karena hasil pemeriksaan dilaporkan ke OJK paling lama 1 bulan sejak
diterbitkan laporan hasil pemeriksaan.
Sesuai dengan Pasal 16 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum maka sebelum penerapan efektif sistem
penilaian Tingkat Kesehatan Bank sejak posisi bulan Desember 2004, Bank wajib
melaksanakan uji coba penilaian tersebut untuk posisi bulan Juni dan September 2004. Uji coba
tersebut hendaknya dilakukan Bank selambat-lambatnya sebelum posisi penilaian Tingkat
Kesehatan triwulan berikutnya. Apabila diperlukan Bank Indonesia meminta hasil uji coba
penilaian Tingkat Kesehatan Bank diantara dua periode hasil uji coba tersebut untuk
memastikan persiapan penerapan yang efektif pada bank
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 30/2/UPPB tanggal 30 April 1997 perihal Tatacara
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 30/23/UPPB
tanggal 19 Maret 1998 perihal Perubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor
30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum dinyatakan tidak berlaku bagi Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional sejak penilaian Tingkat Kesehatan Bank untuk posisi akhir bulan Desember
2004;
a. Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank baik secara individual
maupun konsolidasi dengan menggunakan pendekatan risiko.
b. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara konsolidasi dilakukan bagi Bank yang
melakukan pengendalian terhadap Perusahaan Anak.
c. Periode penilaian dilakukan paling kurang setiap semester (untuk posisi akhir bulan
Juni dan Desember) serta dilakukan pengkinian sewaktu-waktu apabila diperlukan.
d. Faktor-faktor penilaian tingkat Kesehatan Bank terdiri dari: Profil risiko (risk profile),
Good Corporate Governance, Rentabilitas (earnings), dan Permodalan (capital).
1) Faktor Tingkat Kesehatan Bank yang ditetapkan dengan peringkat 4 atau peringkat 5;
2) Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank yang ditetapkan dengan peringkat 4 atau
peringkat 5;
1) Untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual, paling lambat pada
tanggal 31 Juli untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi akhir bulan Juni dan tanggal 31
Januari untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi akhir bulan Desember; dan
2) Untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara konsolidasi, paling lambat pada
tanggal 15 Agustus untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi akhir bulan Juni dan
tanggal 15 Februari untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi akhir bulan Desember
1) Sesuai batas waktu tertentu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk action plan
yang merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank oleh Bank
Indonesia;
2) Paling lambat tanggal 15 Agustus untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi
akhir bulan Juni dan tanggal 15 Februari untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi akhir
bulan Desember, untuk action plan yang merupakan tindak lanjut dari self assesment Bank.
n. Dalam rangka pengawasan Bank, apabila terdapat perbedaan hasil penilaian Tingkat
Kesehatan Bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan hasil self assesment yang
dilakukan oleh Bank, maka yang berlaku adalah hasil penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang
dilakukan oleh Bank Indonesia.
2. Peraturan Bank Indonesia ini berlaku secara efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 yaitu
untuk penilaian Tingkat Kesehatan Bank posisi akhir bulan Desember 2011 dan pada tanggal
berlakunya sekaligus mencabut PBI No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum.
Dalam hal ini Bank Indonesia telah menjalankan tugasnya dan telah berkoordinasi
dengan Otoritas Jasa Keuangan dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat dikatakan bahwa
Bank Indonesia merupakan bank yang sehat.