Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian bayi khususnya neonatal berdasarkan penelitian WHO tahun 2008 di


seluruh dunia sebesar 10.000.000 jiwa per tahun dan di Indonesia 86.000 jiwa per
tahun, hal ini menunjukkan bahwa angka kematian bayi baru lahir masih sangat
tinggi. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2002/2003 menunjukkan
bahwa angka kematian bayi baru lahir (AKN) masih berada dalam kisaran 20/1000
kelahiran hidup, turun pada tahun 2007 19/1000 kelahiran hidup. Provinsi Lampung
menduduki peringkat ke-9 di Indonesia. Pada propinsi lampung AKN tahun 2007
sebesar 27/1000 kelahiran hidup. Jumlah AKB di Provinsi Lampung pada tahun 2005
dan 2006 relatif masih tinggi, tetapi mengalami penurunan yaitu dari 1.067 kasus
menjadi 861 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung mengatakan bahwa
angka kematian bayi baru lahir 45 dari 1000 kehamilan (Ekameini, 2007). Menurut
RISKESDAS tingginya AKN disebabkan oleh gangguan pernafasan 37%, lahir
prematur 34%, post matur 3%, dll 26% (Sulani, 2009 : 8).

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan
teratur setelah lahir. Asfiksia bayi baru lahir disebabkan oleh kondisi tertentu pada
ibu hamil yang dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga
pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia janin dalam rahim ditunjukan
dengan gawat janin yang akan berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. Kebanyakan
disebabkan oleh, kehamilan serotinus 24%, partus lama atau macet 40%, dan lain-lain
26% (Ananta, 2007). Hal-hal tersebut berpengaruh langsung pada fungsi plasenta
sebagai penyalur oksigen dan sari-sari makanan. Asfiksia bayi baru lahir berarti
hipoksia yang progresif, penimbunan CO2 dan asidosis, bila proses ini berlangsung

1
terlalu jauh dapat berdampak pada kerusakan fungsi organ vital, kerusakan otak dan
kematian (Hta-Indo, 2006).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen
kebidanan yang tepat pada bayi baru lahir dengan Asfiksia sedang.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan konsep dasar dan asuhan kebidanan pada Bayi baru
lahir dengan Asfiksia sedang.
b. Mampu mengidentifikasi dan melakukan analisa data yang terkumpul
Bayi baru lahir dengan asfiksia sedang
c. Mampu menginterprestasikan data yang terkumpul, baik dalam bentuk
diagnosa, masalah maupun kebutuhan Bayi baru lahir dengan Asfiksia
sedang
d. Mampu mengidentifikasi dan mengantisipasi diagnosa dan masalah
potensial Bayi baru lahir dengan asfiksia sedang.
e. Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan intervensi dan
kolaborasi segera bayi baru lahir dengan asfiksia sedang.
f. Mampu membuat rencana tindakan Bayi baru lahir dengan asfiksia
sedang.

Anda mungkin juga menyukai