MEMBUAT MAPPING
Pengertian Mapping
Seorang penulis, yang tidak menggunakan teknik mapping, akan merasa susah
dan buta, kemana arah perjalanan menulisnya. Mapping di gunakan untuk penulisan
fiksi maupun non fiksi.
Mapping merupakan garis besar buku, yang akan disampaikan oleh penulis.
Mapping adalah bentuk komitment apa yang akan ditulisnya, dan janji kepada
penulis, apa yang mau disampaikan kepada pembaca. Mapping menunjukkan
ketajaman pola pikir, dari si penulis ketika menulis setiap alinea di bagian sub bab
dan babnya. Isinya harus betul – betul mendukung dari topic buku tersebut. Mapping
mengingatkan penulis, agar lebih cermat dan selektif. Membuang kata – kata yang
tidak perlu. Mapping akan membereskan otak pikiran dari kekusutan dan
menggabungkan bagian-bagian yang terpisah menjadi satu kesatuan. Memberi jalan
si penulis lebih focus pada materi yang ditulisnya.
Dalam membuat mapping penulis harus mau berfikir besar maksudnya buku
yang ditulisnya, bisa menjangkau segmen yang luas yaitu para pembaca.
Kenapa? Penerbit tidak ingin oplah penjualan, buku scopnya terlalu sempit
atau sedikit sudah pasti akan merugi. Ada dua kelompok masyarakat pembaca yang
membeli buku anda.
Mapping sangat berguna bagi penulis, yang sedang belajar menulis. Sebagai
contoh bila kita berbicara tentang sebuah rumah minimal kita membicarakan semua
bagian rumah itu mulai dari genteng, kerangka baja, pintu, kamar, kamar mandi,
ruang tamu, lantai, teras rumah dan sebagainya.
Mapping berfungsi sebagai “Peta” pikiran di dalamnya terdapat ide ide pokok
yang akan di bahas ( dikupas ) secara runtut, dan tulisan tidak terlihat acak-acakan.
Kita sebagai penulis adalah manusia biasa yang kadang lupa atau bingung, karena
mau melanjutkan tulisannya. Berbeda dengan penulis mahir, yang sudah banyak
menerbitkan bukunya. Atau dengan kata lain penulis yang sudah professional, tanpa
membuat mapping pun mereka dapat menulis berpuluh-puluh halaman. Hebatnya
lagi, para penulis itu tidak kekeringan ide.
Idenya dapat muncul spontan, dari otak kepalanya ketika sedang asyik
menulis. Bagi pemula penggunaan mapping, sebagai alat bantu adalah wajib.
Dengan menggunakan mapping apa yang kita pikirkan bisa dibongkar dan
berpendar seperti seekor laba-laba ketika membuat jarring. Dari satu titik kemudian
berkembang melebar. Di dalam mapping akan kita jumpai kata kunci kata kunci yang
mendukung sub bab dan babnya. Penulis dapat menggunakan warna, symbol, angka,
gambar yang beraneka macam, fungsinya adalah untuk membantu asosiasi pikiran
penulis, agar lebih menarik dalam proses pengerjaannya dan tidak membosankan.
Kalau penulis pada umumnya menulis secara linier, dari atas ke bawah dan itu
sering menyulitkan bagi si penulis itu sendiri. Mapping mengajari penggunaan otak
yang seimbang, ketika ota pikiran, serta gerakan jari tangan bergerak di tombol tuts
computer apa yang ditulis bisa tercurah sepenuhnya.
Otak manusia dibagi menjadi, dua bagian yaitu otak belahan kanan dan otak
belahan kiri kedua saling mendukung dan bekerja sama. . Syaraf otak penulis akan
menjadi fit dan kuat. Kenapa sering timbul pertanyaan benarkah dengan aktivitas
menulis dapat menghilangkan kepikunan? Jawabanya itu adalah salah satu solusinya.
Ambilah kertas A4, kemudian letakkan mendatar, ambilah pensil pada bagian
tengah, anda boleh menggambar symbol apa saja, misalnya rumah, manusia,
binatang dan sebagainya. Sebagai titik sentral, jangan terlalu besar, kecil dan
sederhana saja. Titik senjtral akan membantu otak menyebar ke segala arah.
Kenapa penulis, menggambar symbol pada titik tengah? Gunanya gambar
symbol akan membantu proses imajinasi penulis. Gambar symbol akan merangsang
dan menarik penulis. Gambar symbol akan membantu penulis lebih konsentrasi.
Mulailah membuat kerangka buku, dengan komplit caranya kalau anda mau
menulis buku dari BAB I sampai BAB X, cobalah membuat kerangka BAB demi BAB
terlebih dahulu. Penulis harus sabar mencari pokok-pokok pikiran yang akan
ditulis pada setiap Babnya. Yang harus di rancang terlebih dahulu anda harus
membuat kata kunci. Kata kunci ini berfungsi untuk mengembangkan kalimat
dalam jumlah banyak, yang isinya mendukung sub Bab maupun Bab yang di bahas.
Manfaatnya ketika anda menulis akan tercapai “Goal” yang mengasyikkan.
Dibawah ini ada gambar ilustrasi mapping sederhana ala Tony Buzan. Dalam
gambar mapping terdapat cabang sejumlah 3 ini menunjukkan banyaknya sub Bab
dan mempunyai ranting sejumlah 3-4 Ranting ini berfungsi sebagai alinea dari
bagian sub Bab tersebut. Coba mari kita belajar membuat kerangka tulisan,
menggunakan mapping. Baru anda menulis berdasar kerangka yang di buat.
Mari kita bercerita tentang “ Aku Punya Kucing” seperti dibawah ini.
“Aku mempunyai seekor kucing, berukuran besar namanya Pengky. Kucing ku
sangat lincah dan gesit apa lagi ketika aku ajak bermain. Ibuku sangat saying
terhadap kucingku, kalau pulang dari pasar Pengky tidak lupa dibelikan ikan asin…”
Dari paragraph diatas anda belum mempunyai gambaran, secara jelas dan
rinci tentang kucingku. Untuk lebih jelasnya dibuatkan kerangka tulisan
menggunakan mapping dibawah ini.
Setelah cerita itu dikembangkan dalam bentuk mapping, langkah berikutnya
adalah menyusun kerangka itu secara linier. Kerangka linier adalah tahap kedua
setelah kita, menyelesaikan kerangka dalam bentuk mapping. Dibawah ini adalah
bentuk liniernya.
Ciri-ciri
Perilaku
Kesayanganku
Kalau kerangka itu ditulis, maka bentuk tulisanya seperti di bawah ini :
Yang lebih lucu lagi, ketika kami mau pergi menaiki mobil bersama keluarga ke
luar kota kucingku harus ikut, yaa. . pintu mobil dibuka Pengky sudah nyelonong
masuk. Semenjak Pengky berada dalam rumah kami, ibuku sangat sayang sama
kucingku. Kalau Ibu pulang dari pasar tidak lupa kucingku pasti di belikan ikan asin.
Aku tidak ingin kucingku terlihat lusuh dan kotor, dia harus bersih dan sehat,
makanya setiap seminggu sekali Pengky aku mandikan dengan sabun wangi.
***
Dari pokok bahasan yang kita bicarakan sebelumnya, akhirnya bisa diambil
kesimpulan :
***
BAB 6
MEMASARKAN NASKAH
Bagi penulis pemula atau yang sedang meniti karier dikepenulisan ketika naskah
selesai digarap sebaiknya naskah segera dikirim ke penerbit, jangan ditunda-tunda. Tapi ada
juga seorang penulis yang mempunyai pemikiran naskahnya diendapkan terlebih dahulu,
satu minggu, satu bulan bahkan lebih, baru setelah itu dibaca ualgn lagi, dan itu baik-baik
saja. Untuk saya pribadi memilih alternatif pertama.
Bagi penulis ada dua jalan yang ditempuh untuk menerbitkan bukunya.
Anda menulis jenis buku apa? ( menulis buku fiksi, non-fiksi, faksi)
Scope pemasarannya yang menjadi target. Misalnya Anda menulis untuk skala lokal
atau skala nasional.
Sistem kerja sama antara penulis dan penerbit, penerbit menginginkan pembayaran
royalti enam bulan sekali sampai selama buku Anda masih laku dijual. Atau beli putus
penerbit membeli naskah Anda dengan harga tertentu kemudian tidak ada lagi ikatan
perjanjian.
Menerbitkan buku melalui penerbit memang menjumpai banyak kendala yang sangat
menyakitkan naskah ditolak, mungkin naskah Anda belum sesuai dengan program penerbit
atau barangkali masih banyak kesalahan sana-sini. Tapi Anda harus lapang dada jangan
berkecil hati atau putus asa. Cobalah berlatih menulis lebih baik lagi, kirimkan naskah Anda
ke lebih dari satu penerbit, sabab setiap penerbit mempunyai penilaian yang berbeda. Saya
pribadi sebagai penulis berkali-kali mendapat penolakan, naskah yang saya kirim
dikembalikan atau tidak mendapat tanggapan. Ketika itu saya menulis karya-karya fiksi,
terus terang naskah cerita saya tidak menarik untuk diterbitkan. Kemudian saya beralih
mencoba karya non-fiksi.
KENDALA
Penulis baru pada umumnya mengalami kendala dalam memasarkan naskahnya, mau
dikirim kemana? Pengalaman saya yang tidak patut Anda tiru barangkali saja rasa emosional
saya secara manusiawi spontan muncul beberapa kali saya pernah membakar naskah saya
yang dikembalikan penerbit ketika itu saya menulis novel. Aduuh . . . habis? Sudah
berhalaman-halaman ternyata novel saya ceritanya tidak bagus akhirnya ditolak. Tetapi saya
kembali instropeksi memang kesalahan ada dipihak saya, penerbit tidak mau rugi
meloloskan buku-buku yang tidak bermutu mereka kan sudah berkorban mengeluarkan
anggaran banyak untuk produksi dan pemasaran.
Ada juga naskah bisa diterbitkan setelah penulis pengirim berkali-kali ke penerbit.
Saya kira wajar kalau nama penulis baru belum dikenal kemudian muncul naskahnya
diredaksi penerbit, pihak editor pasti menyeleksi ketat. Mereka menyeleksi isi atau kualitas
tema bukunya, beda dengan penulis yang sudah punya nama karya mereka langsung bisa
lolos dan diterbitkan. Tetapi ada juga penulis yang baru pertama kali menulis dan
mengirimkan ke penerbit langsungsi penulis jadi tenar dan bukunya Best Seller.
Sebagai penulis pemula, tidak ada buruknya Anda mendatangi salah satu penerbit
yang mau Anda kirimi naskahnya. Bertatap muka dan mengobrol merupakan cara melobi
yang bagus melalui pendekatan personal. Anda sebagai penulis langsung, berkenalan
dengan editornya dan lebih banyak manfaat yang diperoleh. Sebelum naskah Anda kirim
coba berpikir untuk kepentingan orang lain dibawah ini :
Apa tugas editor? ( memperoleh naskah yang baik, enak dibaca, topik menarik)
Apa sih kepentingan bagian pemasaran? (memasarkan buku yang menarik dan laku
dipasar)
Apa sih kepentingan pembaca? ( membaca buku yang bermanfaat dan memperoleh
solusi)
Standar mutu buku, akhirnya menjadi patokan utama walaupun ada buku-buku yang
isinya kurang bermutu, tetapi tetap laris manis. Saya sendiri sebagai penulis pernah
mengirim naskah fiksi ke penerbit, kemudian pihak editorsangat meragukan kalau-kalau
nanti bukunya tidak laku setelah dipasarkan. Editor meminta agar saya mau menanggung
biaya produksi, tapi saya tidak punya dana, untuk anggaran cetak. Yaa . . . akhirnya naskah
nggak jadi diterbitkan.
Sebagai penulis Anda harus memiliki feeling ( keyakinan penulis mengenai buku yang
telah ditulisnya. Feeling memainkan perasaan bukan berdasar spekulasi) kalau Anda sebagai
penulis merasa yakin bahwa buku yang ditulisnya akan laku keras dipasaran, jangan ragu-
ragu? Yakinkanlah ke pihak penerbit bahwa buku Anda nantinya akan diminati pembaca.
Memang namanya bisnis ada resikonya, tak ada didunia ini orang hidup tanpa resiko. Tetapi
sebelumnya harus diperhitungkan lebih cermat.
Tetapi kalau feeling Anda ragu-ragu, ya sudah menarik naskah dari penerbit lebih
bijaksana daripada Anda kehilangan modal karena uang yang Anda investasikan tidak
kembali.
Prosedur menerbitkan buku sebenarnya sangat mudah dan sederhana, tidak rumit.
Saya mempunyai kebiasaan kalau waktu senggang datang ke perpustakaan, setelah
membaca sebagian isinya tidak lupa saya mencatat alamat penerbit dan nomor teleponnya
baru setelah itu saya mulai berkenalan melalui telepon, sekalipun durasinya terbatas dan
tidak mengetahui lawan bicara. Yang pokok intinya saya mau kirim naskah, berhubung
tempat tinggal saya jauh dengan alamat penerbit.
Mendengar saya mau kirim naskah, penerbit sebetulnya sangat gembira sekali, bak
mendapat hoki, masalah Anda diterima atau ditolak itu nanti urusan belakangan. Nah
setelah penerbit welcome, saya baru mengirimkan lewat pos, sudah tinggal nunggu
keputusan dari editor.
Pelajari karakteristik setiap penerbit, sebab setiap penerbit memiliki kekhususan yang
berbeda, misalnya penerbit A khusus menerbitkan buku-buku novel, penerbit B khusus
menerbitkan buku teknologi, penerbit buku C menerbitkan buku sekolah. Sekarang Anda
sudah tahu isi perut, masing-masing penerbit sehingga ketika mengirimkan naskah tidak
salah sasaran yang berakibat naskah Anda terbengkalai. Sekarang Anda mulai fokus dengan
bidang yang Anda tulis, bersikaplah dan berpikir profesional. Artinya Anda jangan ragu-ragu
ketika orang lain menanyakan apa profesi Anda. Katakan saja saya seorang penulis buku
sastra, saya buku pertanian dan sebagainya. Sebab, dibidang itulah layak disebut pakar
sebab seseorang bisa disebut pakar kalau mereka sudah mampu menuliskannya dalam
sebuah buku.
KIRIMKAN KE PENERBIT KECIL
Jangan menganggap remeh dengan penerbit kecil, tetapi saya sarankan kenalilah
penerbit kecil dengan melihat status penerbit tersebut, artinya si penerbit sudah
mempunyai ISBN dan segmen pemasarannyatidak hanya lokal tetapi sudah mencakup
nasional. Scop nasional otomatis konsumen/pembacanya lebih luas. Dunia penerbitan di
Indonesia patut kita sambut gembira, jumlahnya cukup banyak kalau nggak salah mencapai
ribuan. Kalau kita memposisikan sebagai penulis, tentunya kita bisa berbangga hati kita bisa
menentukan dan memilih penerbit yang cocok untuk kita kirimkan naskah.
Naskah ANda yang ditolak salah satu penerbit, bukan berarti tamatlah riwayatnya
barangkali saja penerbit tersebut, kurang tertarik terhadap naskah yang Anda tulis makanya
sekali lagi saya sarankan fungsi komunikasi dengan editor penerbit sangat penting sebelum
mengirimkan naskah. Penerbit kecil sangat membutuhkan naskah, biasanya proses
seleksinya lebih lama, karena naskah Anda harus mengantri telebih dahullu dengan naskah-
naskah lainnya minimal sekitar 2 bulan, sedangkan tugas sang editor sangat sibuk, mereka
tidak hanya meneleksi naskah Anda saja. Makanya Anda sebagai penulis harus bersabar
menuggu, apalagi penerbit sudah berjanji akan memberi tahu.
Mencari katalog buku di perpustakaan sangat penting, Anda bisa meminjam buku
disana dan diminati saja buku dari penerbit mana, yang menurut Anda cocok tidak usah
banyak. Anda mendapatkan tiga penerbit saja sudah cukup. Nggak mungkin lah Anda akan
mengirimkan naskah sampai tiga puluh penerbit sekaligus.
Penerbit kecil merupakan jembatan karier, kepenulisan Anda dari situ nama Anda bisa
mengorbit apa lagi naskah Anda belum-belum sudah best Seller, kemudian penerbit lainnya
akan melirik Anda. Mereka pasti mengharap Anda mau kirim naskah kesana. Tetapi Anda
juga harus berhati-hati dengan penerbit yang tidak jujur, misalnya saja naskah yang telah
Anda kirim tidak ada kepastiannya. Naskah Anda disalahgunakan dan sebagainya. Kirimkan
naskah Anda ke penerbit yang tepat dan profesional jangan sampai Anda ditipu dan
dibodohi, penerbit-penerbit yang tidak bertanggung jawab. Kalau Anda mempunyai teman
penulis, yang sudah banyak mengirim naskah dan berhasil, lebih baik saling sharing dan
berdiskusi.
Setelah menemukan penerbit yang Anda minati, langkah berikutnya mengirim naskah
ke penerbit tersebut. Sebelum mengirimkan naskah lengkapi dulu dengan berbagai
persyaratan salah satunya sebagai berikut.
A. Menyertakan identitas diri. Isinya meliputi pendidikan Anda sampai tingkat mana,
sekolah menengah atas, sarjana muda, sarjana, kemudian pekerjaan, pegawai negeri,
swasta, wiraswasta, pengalaman dalam penulis merupakan nilai plus, Anda bisa
mengirimkan ke alamat e-mail penerbit, sebelum mengirimkan naskah keseluruhannya,
apa yang dikirimkan? Kalau Anda menulis karya non-fiksi bisa coba kirimkan outlinenya
terlebih dahulu, kalau penerbit setuju baru kirimkan naskah keseluruhannya.
B. Surat pengantar. Isinya mengenai perkenalan Anda dengan pihak penerbit sebagai
prolog kerja sama, sangat tidak etis jika penulis pemula tidak menyertakan surat
pengantar, sekalipun nakah Anda isinya bagus dan berhalaman-halaman, nanti penulis
dianggap lancang naskahnya langsung nyelonong tanpa permisi terlebih dahulu.
Adapun formatnya terserah penulis, tetapi bukan seperti membuat lamaran pekerjaan,
yang penting luwes dan etis.