Anda di halaman 1dari 11

I MADE SUHARTAWAN

1605511078

STRUKTUR BAJA KOMPOSIT

I Pendahuluan

Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk manciptakan berbagai produk yang
terdiri dari gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan yang lebih kuat,
contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu bata di Mesir, panah orang
Mongolia yang menggabungkan kayu, otot binatang, sutera, dan pedang samurai Jepang yang
terdiri dari banyak lapisan oksida besi yang berat dan liat.
Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan kombinasi sifat-sifat yang
luar biasa yang tidak boleh dicapai oleh bahan-bahan lazim seperti logam besi, keramik, dan
bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan yang diperlukan untuk penggunaan
dalam bidang angkasa lepas, perumahan, perkapalan, kendaraan dan industri pengangkutan.
Karena bidang-bidang tersebut membutuhkan density yang rendah, flexural, dan tensile yang
tinggi, viskosity yang baik dan hentaman yang baik. Terminologi komposit memunculkan
beberapa permasalahan, satunya ialah komposit. Komposit selalu dibentuk untuk
meningkatkan kekuatan, ketahanan terhadap korosi, sifat-sifat listrik, atau sekedar
penampilannya. Menurut definisinya, komposit adalah struktur yang di buat dari bahan-
bahan yang berbeda-beda, ciri-cirinya pun tetap terbawa setelah komponen terbentuk
sepenuhnya.
Perkembangan dibidang teknologi dan sciences belakangan ini mendorong material
komposit banyak digunakan pada berbagai macam aplikasi produk. Secara global material
komposit dikembangkan untuk menggantikan material logam yang banyak digunakan
sebelum berkembangnya material komposit sebagai pembuat komponen-komponen.

1
I MADE SUHARTAWAN
1605511078

Gambar 1. Bangunan dengan Struktut Baja Komposit

II Pembahasan

A. Pengertian

Komposit adalah struktur yang dibuat dari bahan-bahan yang berbeda-beda, ciri-
cirinya pun tetap terbawa setelah komponen terbentuk sepenuhnya. Komposit adalah suatu
material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material sehingga dihasilkan material
komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material
pembentuknya.
Komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas dan berbeda-beda, serta
mengikuti situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih bahan
merupakan suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definisi komposit.
Sehingga struktur komposit (Composite) dapat disimpulkan merupakan struktur yang terdiri
dari dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan
sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik Umumnya srtuktur komposit berupa

1. Kolom baja terbungkus beton / balok baja terbungkus beton (Gambar 2.a/d).

2. Kolom baja berisi beton/tiang pancang (Gambar 2.b/c).

2
I MADE SUHARTAWAN
1605511078

3. Balok baja yang menahan slab beton (Gambar 2.e).

(a) (b) (c)

(d) (e)

Gambar 2. Macam-macam Struktur Komposit

B. Kelebihan dan Kekurangan Struktur Komposit

Kelebihan:

• Dapat mereduksi berat profil baja yang dipakai.


• Tinggi profil baja yang dipakai dapat dikurangi.
• Meningkatkan kekakuan plat lantai.
• Dapat menambah panjang bentang layan dari suatu struktur.
Dengan menggunakan sistem komposit penuh dapat mereduksi kebutuhan dari berat
baja sekitar 20-30%. Dengan adanya reduksi dari berat baja secara otomatis kebutuhan dari
tinggi profil baja yang dibutuhkan juga akan berkurang. Jika diaplikasikan untuk bangunan
gedung berkurang nya tinggi profil baja secara otomatis mengurangi tinggi bangunan juga,
sehingga mampu menghasilkan penghematan pada jumlah anak tangga yang dibutuhkan
untuk akses antar lantai.

3
I MADE SUHARTAWAN
1605511078

Kekurangan:
Kekurangan dari struktur komposit adalah terjadi defleksi yang cukup besar dalam
jangka panjang yang disebabkan karena rangkak susut pada beton. Ketika beton mengalami
rangkak maka kekuatan dari beton akan berkurang sehingga timbul defleksi yang cukup besar
dalam struktur

C. Perencanaan Struktur Komposit

Perencanaan komposit mengasumsi bahwa baja dan beton bekerja sama dalam
memikul beban yang bekerja, sehingga akan menghasilkan desain profil/elemen yang lebih
ekonomis. Disamping itu struktur komposit juga mempunyai beberapa kelebihan,
diantaranya adalah lebih kuat (stronger) dan lebih kaku (stiffer) dari pada struktur non-
komposit.

Dalam perencanaan struktur baja dikenal dua macam filosofi desain yang sering
digunakan, yaitu desain tegangan kerja (oleh AISC diacu sebagai Allowable Stress Design,
ASD) dan desain keadaan batas (oleh AISC diacu sebagai LRFD). LRFD merupakan suatu
perbaikan terhadap perencanaan sebelumnya, yang memperhitungkan secara jelas keadaan
batas, aneka ragam faktor beban dan faktor resistensi, atau dengan kata lain LRFD
menggunankan konsep memfaktorkan, baik beban maupun resistensi.

Desain ASD telah lama dikenal dan digunakan sebagai filosofi utama dalam
perencanaan struktur baja selama + 100 tahun. Dalam desain tegangan kerja, fokus
perencanaan terletak pada kondisi-kondisi beban layanan (tegangan-tegangan unit yang
mengasumsikan struktur elestis) yang memenuhi persyaratan keamanan (kekauatan yang
cukup) bagi struktur tersebut.

Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1986 di Amerika Serikat


diperkenalkanlah suatu filososfi desain yang baru, yaitu desain keadaan batas yang disebut
LRFD. Metode ini diperkenalkan oleh Amrican Institute of Steel Construction (AISC),
dengan diterbitkannya dua buku “Load and Resistance Factor Design Spesification for

4
I MADE SUHARTAWAN
1605511078

Structural Steel Buildings” (yang dikenal sebagai LRFD spesification) dan Load and
Resistance Factor Design of Steel Construction (LRFD manual) yang menjadi acuan utama
perencanaan struktur baja dengan LRFD.

LRFD adalah suatu metode perencanaan struktur baja yang mendasarkan


perencaannya dengan membandingkan kekuatan struktur yang telah diberi suatu faktor
resistensi (  ) terhadap kombinasi beban terfaktor yang direncanakan bekerja pada struktur
tersebut (  iQi ). Faktor resistensi diperlukan untuk menjaga kemungkinan kurangnya
kekuatan struktur, sedangkan faktor beban digunakan untuk mengantisipasi kemungkinan
adanya kelebihan beban.

D. Metode Pelaksanaan Stuktur Komposit


Perancangan balok komposit disesuaikan dengan metode yang digunakan di
lapangan. Ada dua metode yang biasanya digunakan dalam pelaksanaan dilapangan yaitu
dengan pendukung (perancah) dan atau tanpa pendukung.
Jika tanpa pendukung, balok baja akan mendukung beban mati primer selama beton
belum mengeras. Beban mati sekunder serta beban-beban lain akan didukung oleh balok
komposit yang akan berfungsi jika beton telah mengeras dan menyatu dengan baja.
Dengan pendukung, selama beton belum mengeras beban mati primer akan dipikul
oleh pendukung. Setelah beton mengeras dan penunjang dilepas maka seluruh beban akan
didukung oleh balok komposit.
E. Lebar Efektif
Dalam struktur komposit, konsep lebar effektif slab dapat diterapkan sehingga akan
memudahkan perencanaan. Spesifikasi AISC/LRFD telah menetapkan lebar effektif untuk
slab beton yang bekerja secara komposit dengan balok baja, sebagai berikut:
a. Untuk gelagar luar (tepi).
beff < L/8 dengan L = Panjang bentang.
beff < L1/2 + b’ dengan b’= jarak dari as balok ke tepi slab.
b. Untuk gelagar dalam.
beff < L/4 dengan L = Panjang bentang.

5
I MADE SUHARTAWAN
1605511078

beff < (L1 + L2)/2 L1 = jarak antar as balok.

Lebar effektif yang dipakai dipilih yang terkecil.

Gambar 3. Lebar Effektif Struktur Komposit

F. Kekuatan Batas Penampang Komposit


Kekuatan batas penampang komposit bergantung pada kekuatan leleh dan sifat
penampang balok baja, kekuatan slab beton dan kapasitas interaksi alat penyambung geser
yang menghubungkan balok dengan slab.
Kekuatan batas yang dinyatakan dalam kapasitas momen batas memberi pengertian
yang lebih jelas tentang kelakuan komposit dan juga ukuran faktor keamanan yang tepat.
Faktor keamanan yang sebenarnya adalah rasio kapasitas momen batas dengan momen yang
sesungguhnya bekerja.

6
I MADE SUHARTAWAN
1605511078

(a) (b) (c)


Gambar 4. Distribusi tegangan pada kapasitas momen ultimit.
Untuk menentukan besarnya kekuatan batas beton dianggap hanya menerima
tegangan desak, walaupun sesungguhnya beton dapat menahan tegangan tarik yang terbatas.
Prosedur untuk menentukan besarnya kapasitas momen ultimit, tergantung apakah garis
netral yang terjadi jatuh pada slab beton atau jatuh pada gelagar bajanya. Jika jatuh pada slab
dikatakan bahwa slab cukup untuk mendukung seluruh gaya desak, dan apabila garis netral
jatuh pada gelagar baja dikatakan slab tidak cukup mendukung beban desak, atau dengan
kata lain bahwa slab hanya menahan sebagian dari seluruh gaya desak dan sisanya didukung
oleh gelagar baja.
1) Garis netral jatuh di irisan slab (Gambar 4.b).
Harga gaya tekan batas : C = 0,85 f’c . beff . a
Harga gaya tarik batas : T = As . Fy
Dengan menyamakan antara harga C dan T maka didapat harga a, yaitu sebesar :
As Fy
a= <t
0,85. f 'c .beff

d1 = d/2 + t - a/2

Dengan demikian didapat kapasitas Momen Batas Mu = C . d1 = T . d1


dengan : C = gaya tekan pada balok baja.
f’c = tegangan ijin tekan beton

7
I MADE SUHARTAWAN
1605511078

beff = lebar effektif plat.


t = tebal plat.

2) Garis netral jatuh di irisan baja (Gambar 4.c).


Jika tinggi blok tegangan a yang diperoleh melampaui tebal plat (t) distribusi
tegangan akan seperti Gambar 4.c, dengan demikian didapat gaya tekan batas pada
plat beton sebesar :
Cc = 0,85 f’c beff t

dengan, Cc = gaya tekan pada balok baja


f’c = tegangan ijin tekan beton
beff = lebar effektif plat
t = tebal plat
Gaya tekan pada balok baja diatas garis netral sebesar Cs = As . Fy , dengan
demikian berdasarkan prinsip kesetimbangan didapat gaya tarik batas T’ sebesar :
C’ = Cc + Cs
dan juga T’ = As . Fy - Cs

Jika C’ besarnya sama dengan T’ maka didapat :


Cc + Cs = As . Fy - Cs

As Fy − Cc
Maka Cs =
2
As Fy − 0,85. f 'c .beff . t
Dan Cs =
2
Dengan menyertakan gaya tekan Cc dan Cs kapasitas batas Mu pada kasus ini
dapat ditentukan yaitu sebesar :
Mu = Cc . d’2 + Cs . d”2

8
I MADE SUHARTAWAN
1605511078

G. Alat Penyambung Geser (Shear Connector)


Gaya geser horisontal yang timbul antara slab beton dan balok baja selama
pembebanan harus ditahan agar penampang komposit bekerja secara monolit, atau dengan
kata lain agar terjadi interaksi antara slab beton dan balok baja. Untuk menjamin adanya
lekatan antara beton dan balok baja maka harus dipasang alat penyambung geser mekanis
(shear Connector) diatas balok yang berhubungan dengan slab beton. Disamping itu fungsi
dari pada shear Connector adalah untuk menahan/menghindari terangkatnya slab beton
sewaktu dibebani.

a. Stud connector b. Channal connector c. Spiral connector


Gambar 5. Macam-macam Shear Connector dan bentuknya.

Dalam merencanakan alat sambung geser dapat dilaksanakan berdasarkan :


a. Kuat desak beton : Cmax = 0,85 f’c . beff . ts
b. Kuat tarik baja : Tmax = As Fy

Dipilih yang terbesar sehingga menghasilkan jumlah alat sambung geser yang lebih
banyak. Banyaknya alat sambung geser yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus :
Cmax T
N= = max
Qn Qn
dengan Qn adalah kekuatan satu alat sambung geser.

Macam-macam shear Connector yang ada dipasaran sampai dengan saat ini sangat
banyak macam dan bentuk, diantaranya adalah :
a. Connector dari Stud baja berkepala (Gambar 5.a).

Qn = 0,5 Asc f 'c . Ec < Asc Fbu

9
I MADE SUHARTAWAN
1605511078

dengan, Qn = Kekuatan satu stud, kips. Fbu = Kuat tarik stud, ksi
Asc = Luas penampang stud, inci2. f’c = Kuat tekan beton, ksi.
Ec = Modulus Elastis Beton, ksi

b. Connector berbentuk Cannal (Gambar 5.b).

Qn = 0,3 (tf + 0,5 tw) Lc f ' c . Ec


dengan, Qn = Kekuatan satu stud, kips. Fbu = Kuat tarik stud, ksi
Lc = Panjang kanal, inci. f’c = Kuat tekan beton, ksi.
tf = Tebal flen kanal, inci. Ec = Modulus Elastis Beton, ksi
tw = Tebal badan kanal, inci.

c. Connector berbentuk Spiral (Gambar 5.c).

III Penutup
Struktur komposit (Composite) merupakan struktur yang terdiri dari dua material atau
lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan
sifat gabungan yang lebih baik. Perencanaan komposit mengasumsi bahwa baja dan beton
bekerja sama dalam memikul beban yang bekerja, sehingga akan menghasilkan desain
profil/elemen yang lebih ekonomis
Struktur komposit juga mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah lebih
kuat (stronger) dan lebih kaku (stiffer) dari pada struktur non-komposit. Kekurangan dari
struktur komposit adalah terjadi defleksi yang cukup besar dalam jangka panjang yang
disebabkan karena rangkak susut pada beton. Ketika beton mengalami rangkak maka
kekuatan dari beton akan berkurang sehingga timbul defleksi yang cukup besar dalam
struktur.
Dalam struktur komposit, konsep lebar effektif slab dapat diterapkan sehingga akan
memudahkan perencanaan. Kekuatan batas penampang komposit bergantung pada kekuatan
leleh dan sifat penampang balok baja, kekuatan slab beton dan kapasitas interaksi alat
penyambung geser yang menghubungkan balok dengan slab. Untuk menjamin adanya

10
I MADE SUHARTAWAN
1605511078

lekatan antara beton dan balok baja maka harus dipasang alat penyambung geser mekanis
(shear Connector) diatas balok yang berhubungan dengan slab beton. Disamping itu fungsi
dari pada shear Connector adalah untuk menahan/menghindari terangkatnya slab beton
sewaktu dibebani.

Daftar Pustaka

Pranoto, Dwi. 2017. “KONSTRUKSI BAJA KOMPOSIT”. 28 April 2019


https://www.academia.edu/31113087/KONSTRUKSI_BAJA_2_KOMPOSIT

Pujianto, As’at. 2011. “Struktur Komposit dengan Metode LRFD”. 28 April 2019.
https://ekhalmussaad.files.wordpress.com/2011/03/7-komposit.doc.

Sari, Indah. 2016. “Makalah Sistem Struktur Komposit”. 25 April 2019.


https://www.academia.edu/32787715/MAKALAH_SISTEM_STRUKTUR_KOMPOSIT

11

Anda mungkin juga menyukai