Anda di halaman 1dari 15

REGIO ORBITA

Orbita adalah sepasang rongga di tulang yang berisi bola mata, musculus, nervus, vasa
dan lemak yang berhubungan dengan bola mata, dan apparatus lacrimalis. Lubang orbita
dilindungi oleh 2 lipatan tipis yang dapat bergerak yaitu palpebra

1. PALPEBRA
 Fungsi : melindungi mata dari cedera dan cahaya berlebihan.
 Terbagi menjadi 2 yaitu :palpebra superior ( mudah bergerak dan lebih besar ) dan
palpebra inferior .
 Fissura palpebra : lubang berbentuk elips diantara palpebra superior dan inferior,
merupakan tempat masuk ke dalam saccus conjunctivae
 Permukaan luar palpebra dilapisi oleh kulit (cutis), sedangkan permukaan dalam oleh
selaput mucosa disebut conjunctiva, yang melipat pada fornix superior dan inferior
untuk melapisi permukaan anterior bola mata, terdapat saccus conjunctivalis
..Terdapat cillia pada pinggir palpebra
 Terdapat 3 jenis glandula :
a. Glandula sebacea (glandula zeis) : bermuara langsung ke dalam folikel bulu
mata
b. Glandula ciliaris (glandula Moll) : modifikasi kelenjar keringat yang
bermuara secara terpisah diantar bulu mata yang berdekatan
c. Glandula meibom/tarsalis : modifikasi kelenjar sebacea yang panjang yang
mengalirkan sekretnya yang berminyak ke pinggir palpebra, muara nya
terletak dibelakang bulu mata.
 Kedua palpebra bertemu di sudut medial dan sudut lateral.
Sudut medial terpisah dengan bola mata oleh lacus lacrimalis ditengahnya terdapat
caruncula lacrimalis, dilateral caruncula lacrimalis terdapat plica semilunaris
 Papilla lacrimalis :tonjolan kecil di sudut medial mata, bulu mata, glandula tarsalis.
Pada puncak papilla lacrimalis terdapat lubang kecil, punctum lacrimalisyang
berhubungan dengan canaliculus lacrimalis.
 Dibawah palpebra terdapat sulcus subtarsalis, berfungsi untuk menangkap benda
asing yang masuk ke saccus conjunnctivalis
 Terdapat 2 ligamentum : ligamentum palpebra lateral dan ligamentum palpebra
mediale
GERAKAN PALPEBRA

 Palpebra menutup : kontraksi M. orbicularis Oculi dan relaksasi M. levator


palpebra superior
 Palpebra membuka : kontraksi M. levator palpebra superior dan relaksasi M.
orbicularis Oculi
2. APPARATUS LACRIMALIS
 Glandula Lacrimalis
- Terdiri atas pars orbitalisyang besar dan pars palpebralis yang kecil.
- Terletak di atas anterior dan superior orbita.
- Kira-kira 12 ductus keluar dari permukaan bawah kelenjar dan bermuara di
lateral fornix superior conjunctiva.
 Innervasi Glandula Lacrimalis
- Saraf sekremotorik Parasimpatis : nucleus lacrimalis n. facialis
- Serabut postganglionic simpatis : n. lacrimalis

DUCTUS LACRIMALIS (saluran air mata)


Air mata membasahi kornea berkumpul di lacus lacrimalis - puncta lacrimalia –
canaliculi lacrimales – ke medial bermuara ke saccus lacrimalis – ductus
nasolacrimalis – meatus nasi inferior (plica lacrimalis).

3. ORBITA
- Rongga berbentuk pyramid
- Margo orbitalis : atas : pars orbitalis os.frontalis
Lateral : os zygomaticum dan ala major ossis sphenoidale
Medial : Processus frontalis os. Maxilla, os lacrimalis, lamina
orbitalis ossis ethmoidalis, corpus ossis sphenoidale
Dasar : Facies orbitalis os. maxilla

LUBANG-LUBANG KE DALAM RONGGA ORBITA


a. Aditus Orbita : terletak di anterior orbita
b. Incisura Supraorbitalis (foramen) : dilalui oleh a, v, n supraorbitalis
c. Sulcus dan canalis infraorbitalis : dilalui oleh n. infraorbitalis (lanjutan
n.maxillaris) a.infraorbitalis
d. Canalis nasolacrimalis : dilalui ductus nasolacrimalis
e. Fissura Orbitalis Inferior : dilalui oleh n. maxillaries, ramus zygomaticus, v.
ophtalmica inferior, saraf parasimpatis.
f. Fissura Orbitalis Superior : dilalui oleh n. lacrimalis, n. frontalis, n. trochlearis, n.
occulomotorius (divisi superior dan inferior), n. abducens, n. nasocilliaris, dan
v. ophtalmica superior.
g. Canalis opticus : dialui oleh n. opticus dan a. ophtalmica
h. Foramina zygomaticotemporalis dan zygomaticofacialis : dilaui oleh n.
zygomaticotemporalis dan n. zygomaticofacialis
i. Foramina ethmoidales anterior et posterior : dilalui oleh n. ethmoidales anterior
dan n. ethmoidales posterior.
OTOT-OTOT BOLA MATA DAN PALPEBRA

Otot-otot ekstrinsik bola mata

Nama Otot Origo Insersio Persarafan Fungsi

M. rectus superior Annulus Permukaan N. Mengangkat


tendineus superior bola occulomotorius cornea ke atas
communis mata, posterior (N. III) dan medial
dinding dari taut
posterior corneo-scleral
orbita
M. rectus inferior Annulus Permukaan N. Menurunkan
tendineus inferior bola occulomotorius cornea ke
communis mata, posterior (N.III) bawah dan
dinding dari taut medial
posterior corneo-scleral
orbita
M. rectus medialis Annulus Permukaan N. Memutar bola
tendineus medial bola occulomotorius mata sehingga
communis mata, posterior (N.III) cornea
dinding dari taut menghadap ke
posterior corneo-scleral medial
orbita
M. rectus lateralis Annulus Permukaan N. Abducens Memutar bola
tendineus lateral bola (N. VI) mata sehingga
communis mata, posterior cornea
dinding dari taut menghadap
posterior corneo-scleral kelateral
orbita
M. obliquus Dinding Permukaan N. troclearis Memutar bola
superior posterior superior bola ( N. IV) mata sehingga
orbita mata, dibawah cornea
m. rectus menghadap
superior kebawah dan
lateral

M. obliquus Dasar orbita Permukaan N. Memutar bola


inferior lateral bola occulomotorius ( mata sehingga
mata, N.III) cornea
profunda m. menghadap ke
rectus lateralis atas dan lateral
Otot-otot intrinsik bola mata

Nama otot Origo Insersio Persarafan Fungsi

M. spinchter - - Parasimpatis : N. Kontriksi pupil


pupilae occulomotorius
(N.III)

M. dilator Simpatis Dilatasi pupil


papillae

M. cilliaris Parasimpatis : N. Mengatur


occulomotorius bentuk lensa:
(N.III) pada akomodasi
membuat lensa
lebih bulat

Otot-otot Palpebra

Nama otot Origo Insersio Persarafan Fungsi

M. orbicularis
Oculi

Pars palpebra
Ligamentum Raphe palpebra N. Facialis Menutup
palpebra lateralis (N.VII) kelopak mata
medialis dan dilatasi
saccus
lacrimalis

Melipat kulit
Ligamentum disekitar orbita
Pars orbitalis palpebra Lengkungan N. Facialis untuk
medialis dan yang kembali (N.VII) melindungi
tulang ke origo bola mata
didekatnya

M. levator Ala minor ossis Tarsus dan kulit N. Mengangkat


palpebra sphenoidales dan palpebra occulomotorius palpebra
supero-anterior
terhadap canalis superior (N.III) superior
opticus

Ligamentum Penyokong Bulbi


 ligamentum Lacertus medialis dan lateralis
 ligamentum suspensorium bulbi

Saraf-saraf Orbita
 N. Opticus (N.II) : masuk ke orbita melalui canalis opticus bersama dengan a.
opthalmica melalui fossa cranii media.
 N. lacrimalis : divisi opthalmica n. trigeminus (V.1) , masuk orbita melalui bagian
atas Fissura orbitalis Superior
 N. frontalis : divisi opthalmica n. trigeminus (V.1), masuk orbita melalui bagian atas
Fissura orbitalis Superior. N. frontalis bercabang menjadi n. supratrochlearis dan n.
supraorbitalis
 N. trochlearis : masuk ke orbita melalui bagian atas fissura orbitalis superior
 N. occulomotorius : masuk ke orbita melalui bagian bawah fissura orbitalis superior
 N. nasocilliaris : divisi ophtalmica n. trigeminus (V.1) masuk orbita melalui bagian
bawah fissura orbitalis superior. N. nasocilliaris bercabang menjadi n. ethmoidales
anterior dan n. infratrochlearis.
 N.Abducens : masuk orbita melalui bagian bawah fissura orbitalis superior.

Vaskularisasi Orbita

A. Opthalmica
Cabang – cabang :
 A. centralis retinae
 Rami musculares
 Aa. Ciliares
 A. lacrimalis
 A. Supratrochlearis dan a. supraorbitalis

V. opthalmica superior, V. opthalmica inferior bermuara ke sinus cavernosus.

Mata
Dilapisi oleh selubung facial bola mata yang memisahkannya dengan corpus adiposem
orbitae.

Lapisan bola mata :


a. Tunica fibrosa/jaringan ikat eksternal
Terdiri dari bagian posterior (sclera) dan anterior (cornea)
 Sclera
1) terdiri dari jaringan fibrosa padat dan berwarna putih. Lamina cribrosa
adalah daerah sclera yang ditembus n. opticus.
2) Ditembus oleh arteri dan nervus cilliaris serta v. vorticosae
 Cornea
1) Transparan, berfungsi memantulkan cahaya yang masuk ke mata
2) Berhubungan dengan humor aquos.
b. Tunica Vasculosa pigmentosa/lapisan tengah vaskular
Dari belakang kea rah depan disusun oleh choroidea, corpus ciliaris dan iris.
 Choroidea
1) Terdiri dari lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam yang vascular
2) Berwarna merah tua antara sclera dan retina
 Corpus cilliare
1) Menghubungkan choroidea dengan garis lingkar iris
2) Terdiri dari : corona cilliaris, processus cilliaris, m. cilliaris
3) Terdapat lipatan-lipatan yang disebut processus cilliaris (pembentuk
humor aquosus)
 Iris dan Pupil
1) Iris adalah diapraghma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan
lubang ditengahnya yaitu papilla
2) Iris membagi ruang antara lensa dan cornea.

c. Tunica Nervosa/lapis neural internal


 Retina
1) Terdiri atas pars pigmentosa sebelah luar dan pars nervosa sebelah dalam.
2) ¾ posterior retina merupakan organ receptor, bagian anterior tidak peka
3) Pada bagian pertengahan posterior retina terdapat macula lutea (bintik
kuning), area retina dengan daya lihat yang jelas.
4) Ditengahnya terdapat fovea centralis.
5) Pinggir anterior berupa cincin berombak, disebut orra serrata
6) Bagian posterior retina / fundus terdapat titik bundar sirkular yaitu papil
optic/discus nervi optici (bintik buta)
7) N. opticus meninggalkan retina medial dari macula lutea menuju discus
nervi optici.

ISI BOLA MATA

Terdiri dari media refraksi, humor aquosus, corpus vitreus dan lensa.
 Humor aquos
1) Cairan bening, mengisi camela oculi anterior dan posterior bulbi.
Cairan ini mengalir dari processus ciliaris-camera oculi posterior-
camera oculi anterior-pupil-celah di angulus iridocornealis-canalis
schlemmi.
2) Berfungsi menyokong dinding bola mata, menjaga bentuk, member
nutrisi kornea dan lensa, mengangkut hasil metabolism
 Corpus vitreum
1) Berbentuk gel transparan
2) Berfungsi menambah daya pembesaran mata

 Lensa
1) Struktur bikonveks yang transparan
2) Terdiri dari capsula elastis, ephitelium cuboideum, fibra lentis.
3) Berfungsi memfokuskan cahaya ke retina

Mekanisme melihat

Cahaya – cornea – pupil – Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk – Retina – N. opticus
(N.III) – chiasma opticus – tractus opticus – corpus geniculatum lateral – Radiatio Optica –
polus occipitalis - cortex cerebri (cotex calcarinus) – area proyeksi penglihatan (17), asosiasi
18, 19.

NARES

Terdiri dari nasus eksternus dan cavum nasi

Nasus eksternus
Terdiri dari radix nasi (posterior), vestibulum nasi (anterior), ala nasi (lateral), septum nasi
(medial)
Rangka nasus eksternus :
atas : os. Nasal, processus frontalis ossis maxillaries, pars nasalis ossis frontalis
Inferior : cartilago nasi superior, cartilago nasi inferior, cartilage septi nasi

Cavum nasi
Terdiri dari vestibulum nasi-choana
Dipisahkan oleh septum nasi
Pembentuk cavum nasi :
dasar : processus palatines os maxillaries, lamina horizontalis ossis palatini
Atap : corpus ossis sphenoidales, lamina cribrosa ossis ethmoidales, os frontal, os nasal,
cartilago nasi.
Lateral : concha nasalis superior, media, inferior.
Terdapat sinus paranasal :
 Sinus sphenoidales :bermuara ke Recessus Sphenoetmodales, terletak di atas cocha
nasalis superior. Innervasi oleh : n. ethmoidales posterior
 Sinus ethmoidales posterior : bermuara ke meatus nasi superior. Innervasi oleh : n.
ethmoidales posterior
 Sinus ethmoidales media : bermuara pada pinggir atas meatus nasi media (hiatus
semilunaris)
 Sinus maxillaries : terdapat di os maxillaries,bentuk piramid bermuara ke meatus nasi
media (hiatus semilunaris). innervasi oleh n. Alveolaris superior dan n. infraorbitalis
 Sinus ethmoidales anterior : bermuara ke meatus nasi media (infundibulum).
Innervasi oleh : n. ethmoidales anterior.
 sinus frontalis : bermuara ke meatus nasi media (infundibulum). Innervasi oleh n.
supraorbitalis

Ductus nasolacrimalis (saluran air mata) bermuara ke metaus nasi inferior


Septum nasi : sekat fibrokartilago yang dilapisi membrane mucosa. Atas : lamina
perpendicularis os ethmoidales, posterior : os vomer, anterior : cartilago septi nasi.

Terdapat membrana mucosa olfactorius : terletak di superior concha nasalis superior,


berfungsi untuk menerima rangsangan penghidu.
n. olfactorius berjalan melalui lamina cribrosa ossis ethmoidales dan berakhir pada bulbus
olfactorius.

Persarafan
N. olfactorius (N.II) : olfactori (penghidu)
n. ethmoidales anterior
V.1 (n. ophtalmicus)
V. 2 (n. maxillaris)
Rami nasalis
Ramus nasopalatinus
Ramus palatines ganglion pterygopalatinum

Vaskularisasi
Cabang-cabang a. maxillaris (a. sphenopalatini)
Beranastomosis dengan cabang septalis a. labialis superior
Vena mengikuti arteri

Klinis
Sinusitis : peradangan pada sinus paranasal
Anosmia : daya menghidu hilang
Kakosmia : menghidu bau seperti bau bangkai
Hiposmia : daya menghidu berkurang
Hiperosmia : daya menghidu berlebihan
Polip : pertumbuhan selaput lendir hidung yang bersifat jinak

FARING
• Terletak dibelakang nasi, oris dan laryng

• Bagian atas nya terletak dibawah cranium sampai tuberculum

• Batas caudalnya sampai oeshopagus setinggi vertebra cervicalis VI. Dan kecaudal
melanjutkan diri menjadi oeshopagus

A. Dinding pharyng
1. Mucosa
- Tonsilla lingualus
- Tonsilla palatina Ring of Waldeyer
- Tonsilla pharyngica

tonsil dapat darah dari A. tonsillaris cab. A. facialis

2. Fibrosa  fascia pharyngobasillaris


3. muscularis

B. Otot – Otot Pharyng


Otot sirculer
1. M. Constriktor Pharyngea Superior
- m. pterygopharyngea
- m. buccopharyngea
- m. mylopharyngea
- m. glossopharyngea
2. M. Constriktor Pharyngea Media
- m. condropharyngea
- m. ceratopharyngea
3. M. Constriktor Pharyngea Inferior
- m. thyropharyngea
- m. cricopharyngea

Otot- otot longitudinal


1. M. Stylopharyngeus
2. M. Palatopharyngeus
3. M. Salpingopharyngeus
Inervasi
Semua otot diatas baik sirkuler dan longitudinal diinervasi oleh
1. Plexus pharyngeus
- Truncus sympaticus
- N IX
-NX
kecuali M. Stylogpharyngeus di inervasi oleh N. glossipharyngeus

C. Bagian bagian yang berhubungan dengan Pharyng

1. Nasopharyng

Batas -batas
- Atap : corpus ossis sphenoidalis dan pars basilaris ossis occipitalis. Bagian
submucosanya “tonsilla pharyngealis”
- Dasar : palatum molle
- Anterior : bag. Posterior septum nasi yaitu choana
- Posterior : isthmus pharyngeus
- Lateral : torus tubarius , tinsilla tubaria, tuba eustachii, plica salphingopalatina, plica
salphingopharyngea dan recessus pharyngeus

2. Oropharyng
- Atap : palatum molle
- Dasar : bagian atas epiglotis
- Anterior : isthmus oropharyng (faucium)
- Posterior : corpus vertebrae cervical II – III
- Lateral :arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus dan tonsilla palatina
diantaranya.

Fossa tonsilaris adalah lekukan di bagian dinding lateral. Dimana arcus palatoglossus
di bag. Ateriornya dan arcus palatopharyngeus di bag. Posteriornya yang diantaranya ada
tonsilla palatina.

3. laryngopharyng
Batas-batas
- Anterior : Aditus laryngis
- Posterior : Corpus vertebrae cervical IV-VI
- Lateral : Cartilago thyroidea
D. Inervasi
Persyarapan pharyng berasal dari plexus pharyngeus yang dibentuk oleh cabang N.
glossopharyngeus, N. vagus dan N. sympaticus

Sarap motorik pharyng


berasal dari nervus Acessorius yang berjalan melalui N. vagus menuju ke
plexus pharyngeus, dan mempersarapi semua otot pharyng kecuali M.
stylopharyngeus yg dipersyarapi oleh N. IX

• SaraF sensoris pharyng


- nasopharyng : N. maxillaris
- oropharyng : N. glossopharyngeus
- laryngopharyng : N. vagus

E. Vaskularisasi
Suplay arteri pharyng berasal dari cabang2 :
- A Pharyngea ascendens
- A Palatina Ascendens
- A. Facialis
- A. Maxillaris
- A. Lingualis

 Venanya bermuara ke plexus venosus pharyngeus  V. jugularis interna

AURIS
Auris adalah bagian pancaindra untuk pendengaran dan kesimbangan.

Pembagian auris

1. Auris eksterna
2. Auris media
3. Auris interna

Membran tymphanica memisahkan auris eksterna dengan auris media atau cavum tympani.

Tuba audituva menghubungkan auris media dengan nasopharynx.

1. Auris eksterna
Auris ekstrena terdiri dari auricula yang menghimpun bunyi dan meatus acusticus
eksternus yang mengahantarkan gelombang bunyi ke membrane tymphani.
Terdiri dari :
a) Auricula (daun telinga )
Bagian bagiannya : helix
Antihelix
Tragus
Antitragus
Concha
Lobulus auriculae
Dll

b) Meatus acusticus eksternus


 Tabung berkelok yang menghubungkan auricula dengan membrane tymphani.
 Bentuknya seperti huruf S
 Dapat diluruskan pada pemeriksaan otoskop dengan cara menarik auricular ke
arah superior dan posterior
 Panjangnya sekitar 2 – 3 cm (terbentang dari concha auricularis – membrana
tymphanica)
 1/3 lateral : kartilago
2/3 medial : tulang
 Meatus dilapisi oleh kulit dan sepertiga bagian luarnya mempunyai rambut,
kelenjar sebacea dan glandula seruminosa.

c) Membran tymphani
 Merupakan selaput tipis, jorong dan setengah tembus pandang
Terentang pada ujung medial tuba auditiva
 Diameternya ± 1 cm
 Membrane tymphani merupakan batas antara auris eksterna dan auris media
 Ke arah meatus acusticus ekternus membrane tymphani adalah cekung
sedangkan kea rah cavum tymphani adalah cembung
 Bagian tengahnya adalah umbo membrana tymphanicae tempat kedudukan
tulang – tulang pendengaran (malleus, incus, stapes)
 Membran tymphani terdiri dari Pars Tensa dan Pars flaccid

2. Auris Media/ cavitas tymphani


Auris media terletak di pars petrosa osis temporalis.
Di dalam auris media terdapat
 Ossicula auditoria (malleus, incus, stapes)
 Musculus stapedius dan musculus tensor tymphani
 Chorda tymphani, cabang nervus kranialis VII
 Plexus tymphanicus pada promontorium

Auris media atau cavitas tymphani kearah anterior berhubungan dengan nasopharynx
melalui tuba auditiva. Ke arah posterosuperior cavitas tymphani berhubungan dengan
cellulae mastoidea melalui antrum mastoideum.
Batas batas cavitas tymphani

 Superior (Paries tegmentalis)


memisahkan cavitas tympanica dari dura mater pada fossa crania media
 Inferior (Paries Jugularis)
Memisahkan cavitas tympani dari bulbus superior vena jugularis interna
 Lateral (Paries membranaceus)
Memisahkan cavitas tympani dengan membrane tympani
 Medial (Paries Labyrinth)
Memisahkan cavitas tympani dengan auris interna
 Posterior (Paries mastoideus)
Memisahkan cavitas tympani dengan antrum mastoideum/ cellulae mastoidea
 Anterior ( paries caroticus)
Memisahkan cavitas tympani dengan arteri carotis

Bagian bagian telinga tengah/ auris media

1) Ossicula auditus (tulang tulang pendengaran)

Dari lateral ke medial ( malleus, incus, stapes)

a. Malleus
Adalah tulang pendengaran terbesar
Terdiri dari caput, collum, prossesus longum atau manubrium
Caput mallei bersendi dengan incus di posterior
Collum mallei melekat pada bagian medial membrane tympani
b. Incus
Mempunyai corpus yang besar yaitu corpus incudis berbentuk bulat, bersendi di
anterior dengan caput mallei
Mempunyai 2 crus : crus breve, dan crus longum
c. Stapes
Mempunyai caput, collum, dua lengan dan sebuah bassis
Caput stapedis kecil dan bersendi dengan dengan crus longum incudis
Collum berukuran sempit dan tempat insersio musculus stapedius.

2) Otot otot ossicula


Nama otot Origo insersio persyarafan Fungsi

M. Tensor Dinding Manubrium Divisi Meredam


tympahi tuba mallei mandibularis getaran
auditiva nervus membrane
trigeminus tympani

M. Pyramis Collum N. Facialis Meredam


Stapedius stapedis getaran
stapes

3) Tuba Auditiva
Tuba auditiva terbentang dari dinding anterior cavum tympani ke bawah,
depan dan medial ke nasopharyng.
Sepertiga bagian posterior adalah tulang
Duapertiga bagian anterior adalah cartilago
Fungsi tuba auditiva adalah menyeimbangkan tekanan udara di dalam
cavum tympani dengan nasopharyng.

3. AURIS INTERNA
a. Labirinthus osseus auris interna terdiri dari tiga bagian : cochlea, vestibulum,
dan canals semisirculares ossei. Terdapat cairan perilimfe.
- Cochlea : berbentuk seperti keong, berisi ductus choclearis, cochlea membuat 2,5
putaran
- Vestibulum : ruang kecil dan jorong berisi urticulus dan sacculus
- Canales semicircularis ossei terdiri dari canals semisirkularis anterior, canalis
semisirkularis posterior, dan canalis semisirkularis lateralis.

b. Labirinthus membranaceus
Labirinthus membranaceus terdiri dari tiga bagian utama
- Urticulus dan saculus
- Tiga ductus semisirkularis anterior, posterior, dan lateralis
- Ductus choclearis di dalam choclea
- Didalam labirinthus membranaceus terdapat cairan endolimfe.

VASKULARISASI et INERVASI

- Vaskularisasi AURICULA :

1.Arteri auricularis posterior dari arteri carotis eksterna

2. Arteri temporalis superficialis dari arteri carotis eksterna

Inervasi Auricula

Persyarafan sensoris auris interna : oleh nervus auriculotemporalis (cabang nervus


trigeminus)

Dan nervus auricularis major dari plexus cervicalis

Persyarafan auris media dan auris interna oleh nervus glossopharyngeus dan nervus vagus
-Vaskularisasi tuba auditiva

Arteri pharingea ascendens

Arteri meningea media

Mekanisme mendengar

Auricula → meatus acusticus eksternus → membrane tympahi → ossicula auditus (malleus,


incus,stapes) → foramen ovale/venestra vestibuli → labirynth osseus (cairan perilimpe) →
labyrinth membranaceus (cairan endolimfe) → .....

Anda mungkin juga menyukai