Anda di halaman 1dari 37

2.

2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan asuhan keperawatan
pada pasien yang merupakan suatu proses sistematis dalam pengumpulan data.
Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadian.
1) Identitas pasien dan suami
Meliputi nama, umur, suku/ bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2) Keluhan utama
Keluhan yang dinyatakan dengan singkat dan menggunakan bahasa yang dipakai oleh
pemberi keterangan
3) Riwayat menstruasi
Yang perlu ditanyakan sehubungan riwayat menstruasi antara lain menarche, siklus
menstruasi, lama menstruasi, keluhan yang dirasakan saat haids.
4) Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah sudah menikah atau belum, cerai, sudah berapa lama menikah,
untuk mengetahui kemungkinan pengaruh perkawinan terhadap abortus.
5) Riwayat kehamilan, persalinan
Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil akhirnya seperti abortus, lahir
mati, lahir hidup dan apakah dalam keadaan yang baik.
6) Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahiu hari pertama haids terakhir, masalah kelainan pada kehamilan
sekarang, pemakaian obat-obatan, dan keluhan selama hamil.
7) Riwayat keluarga berencana (KB)
Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah menggunakan KB, jika pernah
lamanya berapa tahun, dan jenis KB yang digunakan

1
8) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Data-data yang diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang
diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayi.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Riwayat ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit
akut, kronis, seperti jantung, DM, hipertensi, asma, yang mempengaruhi pada masa
nifas.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menurun
seperti asma, hepatitis, DM, TBC.

Kaji pola fungsional kesehatan seperti:


a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Pengetahuan yang dimiliki klien terhadap kondisinya saat ini dan pengetahuan untuk
meninggkatkan kesehatannya saat ini
b. Nutrisi/metabolik
Pada pola nutrisi biasanya mengalami penurunan intake makanan dan caian
berkurang, karena nyeri yang dirasakan.
c. Pola eliminasi
Pada BAB klien ini dapat menimbulkan resiko terhadap konstipasi itu diakibatkan
karena penurunan peristaltik usus, imobilisasi, obat nyeri, adanya intake makanan dan
cairan yang kurang. Sehingga tidak ada rangsangan dalam pengeluaran faeces. Pada
BAK klien mengalami output urine yang menurun < 1500 ml/hr, karena intake
makanan dan cairan yang kurang.
d. Pola istirahat dan tidur
Pola istirahat tidur terganggau akibat nyeri yang dirasakan pada abdomen.
e. Pola aktivitas dan latihan
pola aktivitas tergangggu karena dianjurkan untuk tidak melakukan aktivitas yang
berat.
f. Kognitif dan perseptual

2
Mampu mengetahui adanya gangguan kognitif dan persepsi yang dialami pasien saat
ini, mengenali dengan baik anggota tubuh, seperti bisa mengatakan nyeri yang
dialami dan menunjukkan dimana lokasi nyeri, skala nyeri, dan memperkirakan
penyebab nyeri yang dialami pasien.
g. Pola persepsi diri
Mengkaji mengenai gambaran diri, ideal diri, peran diri dan harga diri pasien saat
mengalami abortus.
h. Pola seksual dan reproduksi
Hal yang perlu dikaji antara lain siklus menstruasi pasien, serta keluhan yang dialami
selama haid seperti adanya nyeri saat haid (dismenorhea), tanyakan juga aktivitas
seksualnya selama masa kehamilan. Selain it pada pasien abortus juga perlu dikasi
mengenai adanya atau tidaknya perdarahan pervaginam yang dialami, seberapa
banyak darah, apakah darah cair/menggumpal, dan riwayat sebelum terjadinya
perdarahan.
i. Pola peran hubungan
Pada pola ini juga perlu dikaji mengenai hubungan pasien dengan keluarga dan
lingkungan sekitar pasien.
j. Pola manajemen koping-stres
Mengkaji stress yang dialami pasien dan koping yang sudah dilakukan pasien untuk
mengelola stress yang dialami. Pada pasien dengan abortus akan cenderung mengali
peningkatan kecemasan yang timbul karena adanya ancaman kematian pada janin
yang dikandunganya. Perawat perlu mengkaji tingkat kecemasan yang dialami pasien,
gejala dan tanda kecemasan yang diungkapkan pasien secara verbal, serta manajemen
stress yang sudah pasien lakukan.
k. Sistem nilai dan keyakinan
Pola ini juga perlu dikaji untuk menghindari terjadinya cultural shock, di pola nilai
dan keyakinan perawat perlu mengkaji adanya keyakinan dan tradisi pasien yang
menyimpang atau yang mendukung dari sudut pandang kesehatan yang berppengaruh
terhadap kesehatan pasien.
Data Objektif
Data objektif adalah data yang didapat melalui observasi dan dapat diukur.

3
1). Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Pada pasien dengan abortus cenderung menunjukkan keadaan umum yang lemah
disebabkan adanya perdarahan yang dialami pasien.
b. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien dengan menggunakan GCS, pasien yang
mengalami abortus pada umumnya masih berada pada tingkat kesadaran compos
mentis, namun pada keadaan perdarahan yang belum mendapatkan penanganan yang
baik dalam jangka waktu lama dapat berisiko terjadinya penurunan kesadaran.
c. Gejala cardinal
Tekanan darah, suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi respirasi dapat mengalami
peningkatan yang dipengaruhi oleh adanya pengaruh nyeri yang dialami. Namun jika
pasien sudah mengalami tanda – tanda syok maka Tekanana darah akan cenderung
menurun, dengan diikuti oleh peningkatan nadi dan respirasi rate, dan penurunan suhu
tubuh terutama pada bagian tubuh perifer.
2). Head To Toe
Dilakukan pemeriksaan seperti
a. Inspeksi, merupakan proses observasi yang dilakukan dengan indra penglihatan,
pendengaran, penciuman. Hal yang perlu diinspeksi adanya perdarahan pervaginam;
mengukur seberapa banyak perdarahan yang terjadi, karakterisktik darah yang keluar
(warna, bentuk; cair/padat/menggumpal, bau), ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup. Selain itu juga diamati kelembaban kulit dan turgor kulit pasien yang dapat
dijadikan salah satu indicator untuk mengukur adanya risiko kekurangan volume
cairan yang dialami pasien.
b. Palpasi, dilakukan pemeriksaan leopold (leopold I, Leopold II, Leopold III, Leopold
IV). Disini dapat digunakan untuk mengukur kekuatan kontaksi pada uterus,
menentukan karakteristik nadi,
c. Auskultasi,merupakan mendengarkan detak jantung janin dalam rahim, suara nafas ibu
d. Perkusi, merupakan pemeriksaan dengan cara mengetuk atau membandingkan kiri-
kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara dan

4
mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan seperti pada reflek
patela kanan kiri
3). Pemeriksaan penunjang
a. Tes Kehamilan dengan hasil positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus.
b. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
c. Pemeriksaan kadar Fibrinogen darah pada missed abortion.

Terapi Medis
 Preabor 5mg 2x1 tablet
 Asam mefenamat 500mg 3x1 tablet
 Asam folat 400mg 2x1 tablet
 Infus RL 20 tpm

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


1) Resiko syok (hipovolemia)berhubungan dengan perdarahan pervagina
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis, fisik dan kimia
3) Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian,perubahan besar (mis. Status
kesehatan, status peran), riwayat keluarga tentang ansietas, stressor
4) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring atau imobilisasi, kelemahan
umum, imobilitas
5) Resiko infeksi berhubungan dengan kondisi vulva lembab

5
2.2.3 RENCANA KEPERAWATAN

NO Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi


Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen Setelah diberikan asuhan keperawatan Pain Management
cidera biologis, fisik dan kimia selama … x 24 jam diharapkan nyeri  Obervasi reaksi non verbal dari
Batasan karakteristik: berkurang dengan kriteria hasil : ketidaknyamanan
Noc:  Lakukan pengkajian nyeri secara
 Pain Level komprehensif, termasuk lokasi,
 Pain Control karakteristik, durasi, frekuensi,
 Comfotr Level kualitas dan factor presifitasi.
Kriteria hasil:  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
 Mampu mengontrol nyeri (tahu menentukan intervensi
penyebab nyeri, mampu  Gunakan teknik komunikasi
menggunakan tehnik non terapeutik untuk mengetahui
farmakologi untuk mengurangi pengalaman nyeri pasien
nyeri, mencar bantuan)  Monitor penerimaan pasien
 Melaprkan bahwa nyeri berkurang tentang manajemen nyeri
dengan menggunakan majemen  Kaji kultur yang mempengaruhi
nyeri respon nyeri
 Mampu mengenali nyeri skala,  Ajarkan tentang teknik non
intensitas, prekuensi dan tanda farmakologi
nyeri)  Evaluasi pengalaman nyeri masa
 Menyatakan rasa nyaman setelah lampau
nyeri berkurang  Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang
ketiadkefektipan control nyeri
masa lampau
 Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan
dukungan
 Control lingkungan yang dapat

21
mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
 Tingkatkan istirahat Kurangi
faktor presipitasi
 Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non-
farmakologi, dan interpersonal)
 Berikan analgetik untuk
menguragi nyeri
 Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
Analgesik Administration
 Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas dan derajat nyeri
sebelum pemeberian obat
 Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis dan frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesic
pertama kali
 Pilih analgesic yang diperlukan
atau kombinasi dari analgesic
ketika pemberian lebih dari satu.
 Tentukan pilihanan algesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
 Tentukan analgesic pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal

22
 Pilih rute pemberian secara IV,
IM, untuk mengobati nyeri
secara teratur
 Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala
2 Ansietas berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC
selama … x 24 jam diharapkan kecemasan Anxiety reduction (penurunan
ancaman kematian,perubahan besar
berkurang dengan kriteria hasil : kecemasan)
(mis. Status kesehatan, status peran), NOC - Identifikasi tingkat kecemasan
riwayat keluarga tentang ansietas,  Anxiety Self In-Control - Gunakan pendekatan yang
 Anxiety Level menenangkan
stressor  Coping - Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap pelaku pasien
Kriteria Hasil : - Jelaskan semua prosedur dan
 Klien mampu mengidentifikasi dan apa yang dirasakan selama
menungkapkan gejala cemas prosedur
 Mengidentifikasi, mengungkapkan - Pahami prespektif pasien
dan menunjukkan tehnik untuk terhadap situasi stress
mengontrol cemas - Temani pasien untuk
 Vital sign dalam batas normal memberikan keamanan dan
mengurangi takut
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa
- Dorong keluarga untuk
tubuh dan tingkat aktifitas
menemani pasien
menunjukan berkurangnya
- Lakukan back/neck rub
kecemasan
- Dengarkan dengan penuh
perhatian
- Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,

23
ketakutan, persepsi
- Intruksikan pasien menggunakan
tehnik relaksasi
- Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan
3 Intoleransi aktifitas berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC
dengan tirah baring atau imobilisasi, selama … x 24 jam diharapkan intoleransi Activity Therapy
kelemahn umum, imobilitas aktivitas berkurang dengan kriteria hasil : - Moitor respon fisik, emosi,
NOC social dan spiritual
 Energy Conservation - Bantu klien untuk
 Activity Tolerance mengidentifikasi aktivitas yang
 Self Care: Adls mampu dilakukan
Krteria hasil: - Bantu untuk memilih aktivitas
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik konsisten yang sesuai dengan
tanpa disertai peningkatan tekanan kemampuan fisik, psikologi dan
darah, nadi, dan RR social
 Mampu melakukan aktivitas sehari- - Bantu untuk mengidentifikasi
hari (ADLs) secara mandiri dan mendapatkan sumber yang
 TTV normal diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
 Level kelemahan
- Bantu untuk mendapatkan alat
 Mampu berpindah: dengan atau
bantu aktivitas seperti kursi
tanpa bantuan alat
roda, krek
 Status kardiopulmoari adekuat - Bantu untuk mengidentifikasi
 Sirkulasi status baik aktivitas yang disukai
 Status respirasi: pertukaran gas dan - Bantu klien untuk membuat
ventilasi adekuat jadwal latihan diwaktu luang
- Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
- Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri

24
dan penguatan
- Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beaktivitas
- Kolaborasikan dengan tenaga
rehabilitas medic dalam
merencanakan program terapi
yang tepat

4 Resiko syok Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC


selama …. X 24 jam diharapkan tidak ada Syok prevention
(hipovolemia)berhubungan dengan
resiko syok dengan kriteria hasil : - Monitor status sirkulasi BP,
perdarahan pervagina NOC warna kulit, suhu kulit, denyut
 Syok Prevention jantung, HR, dan ritme, nadi
 Syok Management perifer, dan kapiler refill
Kriteria hasil: - Monitor tanda inadekuat
 Nadi dalam batas yang diharapkan oksigenasi jaringan
 Irama jantung dalam batas yang - Monitor suhu dan pernafasan
diharapkan - Monitor input dan output
 Frekuensi nafas dalam batas yang - Pantau nilai labor: HB,HT,AGD,
diharapkan dan elektrolit
 Irama pernafasan dalam batas yang - Monitor hemodinamik invasi
diharapkan yang sesuai
 Natrium serum dalam batas normal - Monitor tanda awal syok
 Kalium serum dalam batas normal - Lihat dan pelihara kepatenan
jalan nafas
 Klorida serum dalam batas normal
- Tempatkan pasien pada posisi
 Kalsium serum dalam batas normal
supine, kaki elevasi untuk
 Magnesium serum dalam batas normal
peningkatan preload dengan
 Ph serum dalam batas normal tepat
- Berikan cairan IV dan atau oral
yang tepat
- Berikan vasodilator yang tept

25
- Ajarkan keluarga dan pasien
tentang tanda dan gejala
datangnya syok
- Ajarkan keluarga dan pasien
tentang langkah untuk mengatasi
gejala syok
5 Resiko infeksi berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC
selama … x 24 jam diharapkan tidak ada Infection Control (control
kondisi vulva lembab
resiko infeksi dengan kriteria hasil : infection)
NOC: - Monitor tanda dan gejala infeksi
 Immune Status sistemik dan local
 Knowledge: Infection Control - Monitor hitung granulai WBC
 Risk Control - Monitor kerentanan terhadap
Kriteria Hasil: infeksi
 Klien bebas dari tanda dan gejala - Bersihkan lingkungan setelah
infeksi dipakai pasien lain
 Mendeskripsikan proses penularan - Pertahankan tekanan isolasi
penyakit, faktor yeng mempengaruhi - Batasi pengunjung bila perlu
penularan serta penatalaksanaannya - Intruksikan pada pengunjung
 Menunjukan kemampuan untuk untuk mencuci tangan saat
mencegah timbulnya infeksi berkunjung dan setelah
 Jumlah leukosit dalam batas normal berkunjung meninggalkan
 Menunjukan perilaku hidup sehat pasien gunakan sabun
antimikrobia untuk susitangan
- Cuci tangan setiap sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan
- Gunakan baju, sarung tangan
sebagai alat pelindung
- Petahankan lingkungan aseptic
selama pesangan alat
- Ganti letak IV perifer dan line
central dan dressing ssuai

26
dengan petunjuk umum
- Gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
- Tingkatkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotic bila
perlu infection protection
( proteksi terhadap infeksi)
- Batasi pengunjung
- Sering pengunjung terhadap
penyakit menular
- Pertahankan teknik isolasi k/p
- Berikan perawatan kulit pada
area epidema
- Inspeksi kulit dan membrane
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
- Inspeksi keadaan luka/ insisi
bedah
- Dorong masukan nutrisi yang
cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksika pasien untuk minum
antibiotic sesuai resep
- Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara menghindari
infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur positif

27
2.2.4 IMPLEMENTASI

Implementasi Keperawatan merupakan tahap ke 4 dari proses keperawatan dimana


rencana perawatan dilaksanakan. Pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi
dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana keperawatan pasien. Agar
implementasi perencanaan yang didapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, perlu
mengidentifikasi prioritas perawat pasien kemudian jika telah dilaksanakan memantau dan
mencatat respon pasien terhadap setiap tindakan intervensi dan mengkomunikasikan
informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya (artana,2009).

2.2.5 EVALUASI

Evaluasi adalah berkelanjutan untuk menilai efek dri tinakan keperawatan pada klien.
Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan. Evaluasi dibagi menjadi 2 yaitu ecaluasi proses (formatif) yang
dilakukan setiap selesai melakukan tindakan, evaluasi hasil (sumafif) dilakukan dengan
membandingkan anatara respon klien dan tujuan khusus serta umum yang telah dilakukan.

28
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. SK

DENGAN ABORTUS IMINEN DI RUANG GYNEKOLOGI RSUD Y


PADA TANGGAL 7 s/d 9 MARET 2018

ILUSTRASI KASUS

Ny. SKberusia 29 tahun dengan status gravidium G2P1AOH1 umur kehamilan 12 minggu
dengan HPHT 14 Desember 2017datang ke RSUD Y pada tanggal 7 Maret 2018pukul 16.00
WITA mengeluh perutnya mules dan nyeri tidak tertahankan,adanya pengeluaran darah pada
dari dari vagina berupa gumpalan darah dan belum mengeluarkan jaringan sejak tanggal 6
Maret 2018 malam.. Sebelum ke RS pasien sempat diperiksakan ke bidan tanggal 7 Maret
2018 pukul 14.00 bidan menganjurkan agar memeriksakan kandungannya ke Rumah Sakit
terdekat. Pasien kemudian dibawa keluarga ke IGD RSUD Y pasien mendapat terapi infus
RL 20 tpm , kemudian pukul 19.00 WITA pasien dipindahkan ke ruang Gynekologi untuk
mendapatkan perawtan yang lebih intensif. Sesampainya di ruangan dilakukan pemeriksaan
lagi, diperoleh data TD : 100/60mmHg, N : 80x/menit, R : 24x/menit, S : 36,5oC, BB : 68 kg
dan TB : 158 cm. Pemeriksaan fisik pada genatalia terdapat perdarahan pervaginam, hasil
pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, hasil USG janin masih ada dalam uterus,
PP test positif, HB 11,2 gr%.

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny.SK Nama : Tn.RT
Umur : 29 th Umur : 32 th
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Agama : Hindu
Agama : Hindu Pekerjaan :
Wiraswasta
Status perkawinan: Kawin Hubungan dg pasien : Suami
Alamat : Jl. Pulau Buton No.12, Dps

29
No RM : 635227
Tanggal MRS : 7 Maret 2018
Tgll Pengkajian : 7 Maret 2018
Sumber informasi : Hasil wawancara dengan pasien dan keluarga, pemeriksaan
fisik,
rekam medis

ALASAN KUNJUNGAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan perutnya mules dan nyeri tidak tertahankan, adanya
pengeluaran darah pada dari dari vagina berupa gumpalan darah dan belum
mengeluarkan jaringan sejak tanggal 6 Maret 2018 malam.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. SK diantar oleh keluarganya ke IGD RSUD Y pada tanggal 7 Maret 2018
pukul 16.00 WITA mengeluh perutnya mules dan nyeri tidak tertahankan,
adanya pengeluaran darah pada dari dari vagina dan belum mengeluarkan
jaringan sejak tanggal 6 Maret 2018 malam. Sebelum ke RS pasien sempat
diperiksakan ke bidan tanggal 7 Maret 2018 pukul 14.00 bidan menganjurkan
agar memeriksakan kandungannya ke Rumah Sakit terdekat. Pasien kemudian
dibawa keluarga ke IGD RSUD Y pasien mendapat terapi infus RL 20 tpm ,
kemudian pukul 19.00 WITA pasien dipindahkan ke ruang Gynekologi untuk
mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Sesampainya di ruangan
dilakukan pemeriksaan lagi, diperoleh data pasien masih mengeluhkan perut
mules dan nyeri tidak tertahakan pada perut bagian bawah, keluarnya darah
pervaginam, belum adanya pengeluaran jaringan, TD : 100/60mmHg, N
:80x/menit, R : 20x/menit, S : 36,5oC, BB : 68 kg dan TB : 158 cm.
Pemeriksaan fisik pada genatalia terdapat perdarahan pervaginam, hasil
pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, hasil USG janin masih ada
dalam uterus, PP test positif, HB 11,2 gr%.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah mengalami perdarahan
seperti ini, tidak pernah menjalani operasi, pernah dirawat inap 1x saat
melahirkan anak pertamanya.Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat

30
penyakit menular seperti PMS, TBC, Hepatitis, penyakit menurun seperti DM,
Asma, Hipertens, dan penyakit menahun seperti Jantung, Ginjal.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat kesehatan keluarga yang terkena
penyakit seperti penyakit menular seperti PMS, TBC, Hepatitis, penyakit
menurun seperti DM, Asma, Hipertens, dan penyakit menahun seperti Jantung,
Ginjal.
e. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat, makanan/minuman.

B. RIWAYAT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


a. Riwayat Menstruarsi :
 Menarche : 13 th Siklus : teratur (√)
 Banyaknya : biasanya 3x ganti pemalut Lama : ± 4hari
 Keluhan : kadang-kadang nyeri haid di hari pertama haid
 HPHT : 14 Desember 2017
b. Riwayat pernikahan
 Menikah : 1 kali pada usia 26 tahun Lama menikah: 3 tahun
c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
Anak Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
ke
No Th UK Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarah Jenis BB Pj
an Kelamin
1 2t 39 Tidak Norm Bidan Tidak Tidak Tidak Normal Laki- 3000 50
h mingg ada al ada ada ada laki gram cm
u

2 20 Hamil
17 ini

31
d. Riwayat kehamilan saat ini
Status Obstetrikus :
 G2P1A0 UK : 12 minggu
 TP : 14 Desember 2017
 ANC kehamilan sekarang :
Kunjungan ANC : 6 minggu
Trimester I
Frekuensi : 2x
Keluhan : Mual, lemas, dan flek-flek
Komplikasi : Tidak ada
Terapi : Asam folat
Imunisasi TT : 1 kali tanggal 26 Januari 2018

e. Riwayat keluarga berencana


 Akseptor KB : Aktif Jenis : KB suntik Lama: ± 2tahun
 Masalah : Tidak ada

C. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL GORDON


1. Pola Persepsi dan Management Kesehatan
 Sebelum Sakit : pasien mengatakan kesehatan menjadi hal terpenting dalam
hidupnya, semenjak hamil, pasien menjaga kesehatannya dengan
melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan dengan teratur. Pasien
mengakui bahwa dirinya kurang menjaga kesehatan. Pasien mengatakan
jarang melakukan olahraga seperti senam hamil, pasien lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
 Saat Sakit : pasien mengatakan kesehatan dirinya dan janinya menjadi hal
yang penting baginya, pasien menjaga kesehatannya dengan cara mengikuti
anjuran dokter dan petugas kesehatan lainnya.

2. Pola Nutrisi dan Metabolisme


 Sebelum Sakit : Pasien mengatakan pasien makan 3 kali sehari dengan porsi
penuh (1 piring penuh), komposisi: nasi, lauk pauk serta sayur, buah dan

32
susu, tidak ada pantangan makanan/minuman, sejak hamil nafsu makan
pasien meningkat. Pasien minum air putih ± 2000 ml dalam sehari.
 Saat Sakit : sejak pasien mengalami perdarahan nafsu makan pasien
menurun, saat pengkajian pasien hanya menghabiskan 1/3 porsi penuh (1/3
piring) , komposisi: nasi, lauk pauk serta sayur,dan buah. Pasien minum air
putih dan susu ± 1200 ml dalam sehari., dan terpasang infus RL 20 tetes per
menit.

3. Pola Eliminasi
 Sebelum Sakit: pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek, berbau khas dan berwarna kuning, BAK 3-4 kali dalam sehari,
urine berwarna kuning jernih, bau khas urine.
 SaatSakit: pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek, berbau khas dan berwarna kuning, BAK 3-4 kali dalam sehari,
urine berwarna kuning jernih, bau khas urine.

4. Pola Aktivitas dan Latihan


 Sebelum Sakit : pasien mengatakan melakukan pekerjaan IRT, setelah
menyelesaikan pekerjaan rumahnya, pasien biasanya membantu iparnya
menyiapkan bahan dagangan dari pagi hingga sore hari.
 Saat Sakit :pasien lebih banyak menghabiskan waktu dengan terbaring di
atas tempat tidur dan aktivitas dibantu oleh keluarga khususnya suami.
Pasien mengatakan lemas dan nyeri pada perutnya sehingga tidak mampu
berdiri beraktivitas sendiri seperti menyiapkan perlengkapan untuk mandi
dibantu, makan/minum dibantu, menganti pakaian dibantu suami/perawat,
toileting dan berjalan/berdiri dibantu.

5. Pola Tidur dan Istirahat


 SebelumSakit : pasien mengatakan tidur malam pukul 21.30 WITA dan
terbangun pukul 05.00 WITA, dan jarang tidur siang. pasien dapat tidur
dengan nyeyak,tidak ada ritual khusus sebelum tidur.
 Saat Sakit :Pasien mengatakan lebih banyak menghabiskan waktu dengan
terbaring dan istirahat di tempat tidur, pasien tidur pukul 22.00 WITAdan
terbangun pukul 06.00 WITA, pasien tidur siang kurang lebih 1 jam,
pasien terkadang terbangun karena lingkungan sekitar kamarnya yang

33
ribut tetapi tidak menjadi masalah karena pasien dapat tidur dengan
nyenyak lagi setelah lingkungan tenang.

6. Pola Seksual dan Reproduksi


 Sebelum Sakit : pasien mengatakan sudah menikah dan memiliki 1 anak,
pasien mengatakan tetap melakukan hubungan seksual dengan suaminya,
tidak ada keluhan pada sistem reproduksinya.Pasien mengatakan sebelum
hamil siklus menstruasinya teratur tiap bulannya, namun semenjak hamil
pasien amenorrhea.
 Saat Sakit : pasien mengatakan belum dapat melakukan hubungan seksual
dengan suaminya, pasien mengeluhkan nyeri pada perutnya dan keluar
darah dari vaginanya.

7. Pola Kognitif dan Sensori


 Sebelum Sakit :Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam
berkomunikasi dan proses berfikir, dan mengetahui kondisi kesehatan
dirinya. . Fungsi sensori penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba,
dan pengecap tidak mengalami gangguan.tidak ada mengeluhkan nyeri
 Saat sakit : pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam hal
berkomunikasi, hal ini ditunjukkan denagn kemampuan pasien dalam
menjawab/ merespon semua pertanyaan perawat dan keluarga. Pasien
sudah mengetahui tentang apa yang terjadi pada dirinya. Fungsi sensori
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap tidak
mengalami gangguan. Saat ini pasien mengeluhkan nyeri pada perutnya
nyeri seperti diremas- remas, skala nyeri 5 (0-10), nyeri terasa hilang
timbul tetapi semakin lama terasa semakin meningkat nyerinya. Pasien
tampak meringis, dan memegangi perut.

8. Pola Hubungan dan Peran


 Sebelum Sakit : pasien mengatakan pasien berperan sebagai ibu rumah
tangga dan istri dari suaminya, pasien memiliki hubungan yang baik
dengan suami, anggota keluarga yang lain, tetangga dan penduduk sekitar
lingkungannya.
 Saat sakit : pasien mengatakan masih tetap memiliki hubungan yang baik
dengan suami,dan anggota keluarga yang lain. Pasien mengatakan suami

34
pasien selalu menemani pasien saat menjalani perawatan di RS. Pasien
juga komunikatif dengan perawat dan pasien lain.

9. Pola Persepsi dan Konsep Diri


 Sebelum sakit :
 Body image
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang paling disukai dan yang
paling tidak disukai.Pasien tidak malu dengan kondisi fisiknya walaupun
bertambah gendut karena sedang mengandung.
 Identitas diri
Status pasien dalam keluarga/rumah tangga sebagai istri.Pasien ingin
bahagia dan mempunyai hubungan harmonis dengan suaminya.
 Peran
Pasien menjalankan perannya sebagai seorang istri, dan IRT yang
mengurus pekerjaan rumah tangga.
 Ideal diri
Pasien berharap dapat menjadi ibu dari janin yang sedang dikandungnya.
Keluarga dapat menerima apa adanya serta memberikan dukungan moral
pada pasien.
 Harga diri
Pasien mengatakan percaya diri dengan segala kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki.
 Saat sakit :
 Body image
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang paling disukai dan yang
paling tidak disukai.Pasien tidak malu dengan kondisi fisiknya walaupun
bertambah gendut karena sedang mengandung.
 Identitas diri
Status pasien dalam keluarga/rumah tangga sebagai istri.Pasien ingin
bahagia dan mempunyai hubungan harmonis dengan suaminya.
 Peran
Pasien menjalankan perannya sebagai seorang istri, dan IRT yang
mengurus pekerjaan rumah tangga.
 Ideal diri

35
Pasien berharap dapat menjadi ibu dari janin yang sedang dikandungnya.
Keluarga dapat menerima apa adanya serta memberikan dukungan moral
pada atas kesembuhan pasien.
 Harga diri
Pasien mengatakan percaya diri dengan segala kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki.

10. Pola Mekanisme Stres dan Koping


 Sebelum sakit : pasien mengatakan terkadang kawatir dengan kondisi
kehamilannya sehingga pasien memeriksakan kehamilannya secara teratur,
pasien juga bercerita dengan suaminya tentang permasalahan yang
dihadapi dan bermain dengan anaknya sebagai pengalihan stress yang
pasien alami.
 Saat sakit : pasien mengatakan selalu bercerita dan berbagi dengan
suaminya atau keluarga terdekatnya, namun saat pengkajian pasien
mengatakan khawatir dengan kesehatan janinnya, dan bertanya berulang
mengenai kondisi dirinya dan janinnya pada petugas kesehatan. pasien
tampak tegang dan berkeringat.

11. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan


 Sebelum sakit : pasien mengatakan mempunyai kepecayaan terhadap
kuasa Tuhan, menyembah Tuhan dengan cara mebanten setiap hari,
memeluk Hindu sebagai agama yang dianutnya. Di hari raya tertentu
pasien akan bersembahyang ke Pura.
 Saat Sakit : pasien masih meyakini kuasa Tuhan atas kesembuhannya,
pasien percaya Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk keselamatan
dirinya dan janinya, pasien hanya berdoa dengan cara berbaring/duduk
diatas tempat tidur.

D. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
 GCS : E4V5M6
 Tingkat kesadaran : Compos mentis

36
 Tanda – tanda vital : TD : 100/60mmHg N : 80x/menit
RR : 24x/menit T : 36,50C
 BB : 68 kg
 TB : 158 cm
 LILA : 26 cm

Head toToe :
 Kepala
Bentuk kepala mesosepal, tidak ada benjolan, lesi tidak ada, rambut pendek
bergelombang berwarna hitam, nyeri tekan tidak ada.
 Wajah
Pucat :(+), mukosa bibir kering,
Cloasma :(+) pada pipi kiri
Sklera : Ikterik
Kojungtiva : Anemis
Pembesaran limphe node : Tidak ada
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Telinga :Simetris, tidak ada serumen, tidak ada pendarahan, tidak ada
lesi

 Dada
Payudara
Areola : Gelap Putting : Menonjol
Tanda dimpling / retraksi :Tidak ada
Pengeluaran ASI : Tidak ada
Jantung :
Inspeksi : Tidak ada ictus cordis, perikordium normal
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, ictus cordis tidak teraba, getaran (-)
Perkusi : letak paru kanan dan kiri simetris, suara pekak
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
Paru
Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi intercosta, lesi negatif
Palpasi : nyeri tidak ada, getaran tidak ada, edema tidak ada
Perkusi : letak paru kanan dan kiri simetris, bunyi paru resonan

37
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
 Abdomen
Linea : Tidak ada Striae : Tidak ada
Pembesaran sesuai UK : Tidak teridentifikasi/tidak terlihat
Gerakan Janin : Tidak ada Kontraksi : Tidak ada
Luka bekas operasi : Tidak ada
Ballottement : (-)
Leopold I : (-)
Leopold II : (-)
Leopold III : (-)
Leopold IV : (-)
Penurunan kepala : (-)
Pemeriksaan Mc. Donald : - cm
TFU : - cm
Kontraksi : (-)
DJJ : (-)
Bising usus : (+)
 Genetalia dan perineum :
Kebersihan : Bersih, tidak ada lesi, terdapat darah pada area jalan lahir
Keputihan : Tidak ada
Hemoroid : Tidak ada
Serviks : tidak ada pembukaan serviks
 Ekstremitas
Atas :
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT : < 2detik
Bawah :
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT : < 2detik
Refleks : (+)

38
E. DATA PENUNJANG
 Hasil Pemeriksaan Darah Tanggal 7 Maret 2018
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Golongan darah A
Hemoglobin 11.2 g/dL 12.0-16.0
Hematokrit 34.30 % 37-47
Jumlah lekosit 9.82 /uL 4.8-10.8
Jumlah trombosit 270 10^31,1 150-400
Imunologi
HbsAg - - -
Urin
Gravindex + - -

Hasil :
 Hb rendah kurang dari nilai normal
 Hematokrit rendah kurang dari nilai normal

 Hasil USG : janin masih ada dalam uterus

F. DIAGNOSA MEDIS
G2P1A0H1dengan Abortus Imminens

G. PENGOBATAN
IVFD RL 20 tpm
Cefoperazon 1gr @12jam
Ranitidine 2x1Ampul @12jam
Vit K 1x1 Ampul
Papaverin 3x10mg
Paracetamol 3x500mg

II. ANALISA DATA

39
DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Risiko Syok
Abortus spontan
 Pasien mengatakan adanya (Hipovolemik)
keluarnya darah dari vagina
Abortus imminens
 Pasien mengatakan lemas

DO : Perdarahan
 Tampak perdarahan
pervaginam Risiko Syok
 Tidak ada pembukaan pada (Hipovolemik)
serviks
 Pasien tampak lemas ,
wajah pasien terlihat pucat,
konjungtiva anemis.
 Hb : 11,2 (12.0-16.0) g/dL
 Hematokrit : 34.30 (37-
47)%
 TD : 100/60mmHg
N : 80x/mnt
S : 36,5oC
RR : 24x/mnt
CRT : <2 detik

DS : Nyeri akut
P : kontraksi uterus sehingga Abortus spontan
adanya keluar darah dari vagina
Q : terasa seperti diremas- remas Abortus imminens
dan ditusuk-tusuk
R : perut bagian bawah
S : 5 (0-10) Kontraksi uterus
T : hilang timbul, semakin lama
semakin meningkat nyerinya Nyeri Akut

DO :

 Pasien terlihat meringis dan


memegangi perut bawah
 TD : 100/60mmHg, N :
80x/mnt, RR : 24x/mnt

40
DS : Ansietas
 Pasien mengatakan khawatir Abortus spontan
pada kondisi kesehatan
dirinya dan janin
Abortus imminens
dikandungannya karena
nyeri pada perut dan keluar
darah dari vaginanya. Perdarahan
DO : Nyeri abdomen

 Pasien tampak tegang,


bertanya berulang mengenai
Adanya ancaman
kondisi dirinya dan janinnya
kematian ibu dan
 Pasien tampak berkeringat
janinnya
 TD : 100/60mmHg, N :
80x/mnt, RR : 24x/mnt
Ansietas

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :


1) Resiko syok (hipovolemia)berhubungan dengan perdarahan pervaginam ditandai
dengan pasien mengatakan adanya keluarnya darah dari vagina, pasien mengatakan
lemas, tampak perdarahan pervaginam, tidak ada pembukaan pada serviks, pasien
tampak lemas , wajah pasien terlihat pucat, konjungtiva anemis, Hb : 11,2 (12.0-
16.0) g/dL, Hematokrit : 34.30 (37-47)%, TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt, S :
36,5o, RR : 24x/mnt, CRT : <2 detik.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan nyeri
disebabkan kontraksi uterus sehingga keluar darah dari vagina, nyeri terasa seperti
diremas- remas dan ditusuk-tusuk pada perut bagian bawah, skala nyeri 5 (0-10),
nyeri hilang timbul, semakin lama semakin meningkat nyerinya, pasien terlihat
meringis dan memegangi perut bawah, TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt, RR :
24x/mnt.

41
3) Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian ditandai dengan pasien
mengatakan khawatir pada kondisi kesehatan dirinya dan janin dikandungannya
karena nyeri pada perut dan keluar darah dari vaginanya, pasien tampak tegang,
bertanya berulang mengenai kondisi dirinya dan janinnya, pasien tampak
berkeringat, TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt, RR : 24x/mnt

42
III. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Risiko syok Setelah diberikan asuhan NIC
keperawatan selama 3 x 24 jam Syok prevention
(hivopolemik)
diharapkan - Monitor warna kulit,
NOC TTV
 Syok prevention - Monitor input dan
 Syok management output
Kriteria hasil: - Pantau nilai labor:
 Nadi dalam batas yang HB,HT,AGD, dan
diharapkan elektrolit
 Irama jantung dalam batas - Monitor tanda awal
yang diharapkan syok
 Frekuensi nafas dalam - Tempatkan pasien
batas yang diharapkan pada posisi supine,
 Irama pernafasan dalam kaki elevasi untuk
batas yang diharapkan peningkatan preload
 Natrium serum dalam batas dengan tepat
normal - Berikan cairan IV dan
 Kalium serum dalam batas atau oral yang tepat
normal
 Klorida serum dalam batas
normal
 Kalsium serum dalam batas
normal
 Magnesium serum dalam
batas normal
 Ph serum dalam batas
normal
2. Nyeri Akut Setelah diberikan asuhan NIC
keperawatan selama 3 x 24 jam Pain Management
diharapkan  Lakukan pengkajian
NOC: nyeri secara
- Pain level komprehensif, termasuk
lokasi, karakteristik,
- Pain control
durasi, frekuensi,
- Comfotr level
kualitas dan factor
presifitasi.
Kriteria Hasil :
 Control lingkungan yang
- Mampu mengontrol nyeri dapat mempengaruhi
(tahu penyebab nyeri, nyeri seperti suhu
mampu menggunakan ruangan, pencahayaan
tehnik non farmakologi dan kebisingan
untuk mengurangi nyeri,
 Pilih dan lakukan
mencar bantuan)
penanganan nyeri
- Melaprkan bahwa nyeri
(farmakologi, non-
berkurang dengan

44
menggunakan majemen farmakologi, dan
nyeri interpersonal)
- Mampu mengenali nyeri  Kaji tipe dan sumber
skala, intensitas, prekuensi nyeri untuk menentukan
dan tanda nyeri) intervensi
- Menyatakan rasa nyaman  Berikan analgetik untuk
setelah nyeri berkurang menguragi nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil

3. Ansietas Setelah diberikan asuhan NIC


keperawatan selama 3 x 24 jam Anxiety reduction (penurunan
diharapkan kecemasan)
NOC
- Gunakan pendekatan
 Anxiety self in-control
yang menenangkan
 Anxiety level dengan Identifikasi
 Coping tingkat kecemasan
- Jelaskan semua
Kriteria Hasil : prosedur dan apa yang
 Klien mampu dirasakan selama
mengidentifikasi dan prosedur
menungkapkan gejala - Temani pasien untuk
cemas memberikan
 Mengidentifikasi, keamanan dan
mengungkapkan dan mengurangi takut
menunjukkan tehnik - Dorong keluarga
untuk mengontrol cemas untuk menemani
 Vital sign dalam batas pasien
normal - Bantu pasien
 Postur tubuh, ekspresi mengenal situasi yang
wajah, bahasa tubuh dan menimbulkan
tingkat aktifitas kecemasan
menunjukan - Dorong pasien untuk
berkurangnya kecemasan mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
- Intruksikan pasien
menggunakan tehnik
relaksasi

45
IV. Implementasi

No
Hari/tanggal Implementasi Respon pasien
dx
1,2,3  Mengobservasi KU pasien dan tanda- DS :
tanda vital pasien Pasien mengeluh badannya lemas.

DO :
KU lemas, pasien tampak pucat, kesadaran : compos mentis, TD :
100/60mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,5o, RR : 24x/mnt, CRT : <2
detik.

1  Melakukan tes laboratorium pemeriksaan DO :


Rabu Hb,HT Hasil laboratorium tgl 7 maret didapatkan hasil Hb: 11,2 g/dl
7 Maret 2018 normal 12,0-16,0 g/dl dan HT: 34,30% normal: 37-47%.

1  Memberikan cairan infus RL 20 tpm DS :


Pasien mengatakan infusnya habis dan bersedia untuk diganti.

DO :
Mengganti infus pasien dengan yang baru yaitu infus RL
1  Mengistirahatkan pasien di tempat tidur DS :
dengan posisi supine, kaki elevasi untuk Pasien mengatakan nyaman dengan posisi nya.
peningkatan preload dengan tepat
DO :
Pasien tampak pucat, lemah.

1. Memberikan injeksi cefroperazon 1 g, vit K DS :


Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
1 ampul, ranitidine 1 ampul Papaverin
DO :

46
10mgmelalui IV Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
2  Melakukan pengkajian nyeri secara DS :
komprefensif ( termasuk lokasi, Pasien mengatakan nyeri di bagian perut. Nyeri seperti ditusuk-
karakteristik, durasi, frekuensi, tusuk dan diremas-remas, nyeri dirasakan dibagian perut bagian
kualitas atau keparahan nyeri dan bawah dengan skala nyeri 5 dari (0-10) serta nyeri dirasakan pada
pasien pasien bergerak.
faktor pencetus nyeri ).
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan dan pasien tampak gelisah.

2  Mengajarkan pasien tentang teknik DS :


non farmakologi ( nafas dalam) Pasien mengatakan mau melakukan teknik nafas dalam yang telah
diajarkan oleh perawat dan pasien mengatakan sedikit lebih
nyaman.

DO :
Pasien tampak mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh perawat
2  Mengkolaborasikan dalam pemberian DS :
obat analgesic yaitu paracetamol 500 Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
mg.

DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi.
3  Menjelaskan kondisi pasien saat ini DS :
Pasien mengatakan saat ini merasa cemas dan khawatir mengenai
kondisi anak dalam kandungannya, pasien mengatakan mengerti
tentang penjelasan dokter dan perawat mengenai kondisinya saat ini

47
DO :
Pasien tampak lemas dan lesu pasien tampak kooperatif

3  Mendorong keluarga untuk menemani DS :


pasien untuk memberikan keamanan Pasien mengatakan keluarganya selalu berada di sampingnya
dan mengurangi rasa takut DO :
 Pasien tampak ditemani oleh suami dan kadang2 anaknya
berkunjung menemui pasien
1,2,3  Mengobservasi KU pasien dan tanda-tanda DS :
vital pasien Pasien mengeluh badannya lemas.

DO :
KU lemas, pasien tampak pucat, kesadaran : compos mentis, TD :
Kamis 100/60mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,5o, RR : 24x/mnt, CRT : <2
8 Maret 2018 detik.

1  Memberikan cairan infus RL 20 tpm DS :


Pasien mengatakan infusnya habis dan bersedia untuk diganti.

DO :
Mengganti infus pasien dengan yang baru yaitu infus RL
1  Mengistirahatkan pasien di tempat tidur DS :
dengan posisi supine, kaki elevasi untuk Pasien mengatakan nyaman dengan posisi nya.
peningkatan preload dengan tepat
DO :
Pasien tampak pucat, lemah.
1  Memberikan injeksi cefroperazon 10 mg, DS :
vit K 1 ampul, ranitidine 1 ampul Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.

48
Papaverin 10mg melalui IV
DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
2  Melakukan pengkajian nyeri secara DS :
komprefensif (termasuk lokasi, Pasien mengatakan nyeri di bagian perut. Nyeri seperti ditusuk-
karakteristik, durasi, frekuensi, tusuk, nyeri dirasakan dibagian perut bagian bawah dengan skala
kualitas atau keparahan nyeri dan nyeri 4 dari (0-10) serta nyeri dirasakan pada pasien pasien
bergerak.
faktor pencetus nyeri ).
DO :
Pasien tampak meringis

2  Mengajarkan pasien tentang teknik DS :


non farmakologi ( nafas dalam) Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan pada perut bagian bawah
sudah mulai berkurang

DO :
Pasien tampak meringis kesakitan dan gelisah.
2  Mengkolaborasikan dalam pemberian DS :
obat analgesic yaitu paracetamol 500 Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
mg.

DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi.
3  Menjelaskan kondisi pasien saat ini DS :
Pasien mengatakan saat ini merasa cemas dan khawatir mengenai
kondisi anak dalam kandungannya, pasien mengatakan mengerti
tentang penjelasan dokter dan perawat mengenai kondisinya saat ini

49
DO :
Pasien tampak lemas dan lesu pasien tampak kooperatif

3  Mendorong keluarga untuk menemani DS :


pasien untuk memberikan keamanan Pasien mengatakan keluarganya selalu berada di sampingnya
dan mengurangi rasa takut DO :
Pasien tampak ditemani oleh suami dan kadang2 anaknya
berkunjung menemui pasien
1,2,3  Mengobservasi KU pasien dan tanda-tanda DS :
vital pasien Pasien mengeluh badannya masih merasa lemas.

DO :
KU lemas, pasien tampak masih pucat, kesadaran : compos mentis,
TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,5o, RR : 24x/mnt, CRT :
<2 detik.

1  Melakukan tes laboratorium pemeriksaan DO :


Jumat Hb,HT Hasil laboratorium tgl 9 maret didapatkan hasil Hb: 12,2 g/dl
9 Maret 2018 normal 12,0-16,0 g/dl dan HT: 36,30% normal: 37-47%.

1  Memberikan cairan infus RL 20 tpm DS :


Pasien mengatakan infusnya habis dan bersedia untuk diganti.

DO :
Mengganti infus pasien dengan yang baru yaitu infus RL
1  Membantu pasien untuk melakukan DS :
aktivitas seperti membantu duduk di Pasien mengatakan senang sudah bisa dan diperbolehkan untuk
duduk dan melakukan aktivitas ringan ditempat tidur

50
tempat tidur, membantu mengenakan
pakaian DO :
Pasien tampak pucat.
1  Memberikan injeksi cefroperazon 10 mg, DS :
vit K 1 ampul, ranitidine 1 ampul Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
Papaverin 10mg melalui IV

DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
2  Melakukan pengkajian nyeri secara DS :
komprefensif (termasuk lokasi, Pasien mengatakan nyeri di bagian perut. Nyeri seperti ditusuk-
karakteristik, durasi, frekuensi, tusuk, nyeri dirasakan dibagian perut dengan skala nyeri 2 dari (0-
kualitas atau keparahan nyeri dan 10) serta nyeri dirasakan pada saat pasien bergerak.
faktor pencetus nyeri ).
DO :
Pasien sudah dapat beraktivitas ringan ditempat tidur seperti duduk

2  Mengajarkan pasien tentang teknik DS :


non farmakologi (nafas dalam) Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah mulai berkurang.

DO :
Pasien tampak beraktivitas ringan ditempat tidur seperti duduk
2  Mengkolaborasikan dalam pemberian DS :
obat analgesic yaitu paracetamol 500 Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
mg.

DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi.
3.  Menjelaskan kondisi pasien saat ini DS:
Pasien mengatakan bersyukur karena kondisi nya dan kondisi

51
janinnya baik-baik saja dokter dan perawat mengatakan bahwa janin
pasien masih dapat diselamatkan, edukasi pasien untuk tidak
melakukan aktivitas yang membuat kondisinya memburuk atau
kelelahan, dan menganjurkan pasien untuk rutin periksa kehamilan
di bidan maupun dokter kandungan.
DO:
Pasien tampak kooperatif

V. Evaluasi

No
Tgl Evaluasi sumatif
dx
7 1 S = Pasien mengeluh badannya masih terasa lemas, lemah
Maret O= Pasien tampak pucat, kesadaran : compos mentis, TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,5 o, RR : 24x/mnt, CRT
2018 : <2 detik.
Hasil laboratorium tgl 9 maret didapatkan hasil Hb: 12,2 g/dl normal 12,0-16,0 g/dl dan HT: 36,30% normal: 37-47%.
A= Masalah risiko syok teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi
1. Pantau terjadinya syok dengan pemeriksaan laboratorium Hb dan HT
2. Pemberian terapi dilanjutkan terapi Vit K, Ranitidine, dan Papaverine

52
3. Pemberian posisi untuk mencegah syok

8 2 S = Pasien mengatakan nyerinya mulai berkurang dengan skala 2 dari rentang (0-10).
Maret O = Pasien sudah tidak gelisah dan meringis lagi
2018 Pasien tampak masih lemas
Suhu: 36,5°C,Nadi: 90x/menit, Respirasi: 20x/menit,Tekanan Darah: 110/80 mmHg
A = Masalah nyeri akut teratasi
P = Pertahankan kondisi pasien
9 3 S = Pasien mengatakan bersyukur karena kondisi nya dan kondisi janinnya baik-baik saja dokter dan perawat
Maret mengatakan bahwa janin pasien masih dapat diselamatkan.
2018 O= Pasien tampak pucat, dan lemas
A= Masalah ansietas teratasi
P= Pertahankan kondisi pasien
1. Vital sign dalam batas normal
2. Tidak merasa cemas

53

Anda mungkin juga menyukai