2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan asuhan keperawatan
pada pasien yang merupakan suatu proses sistematis dalam pengumpulan data.
Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadian.
1) Identitas pasien dan suami
Meliputi nama, umur, suku/ bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2) Keluhan utama
Keluhan yang dinyatakan dengan singkat dan menggunakan bahasa yang dipakai oleh
pemberi keterangan
3) Riwayat menstruasi
Yang perlu ditanyakan sehubungan riwayat menstruasi antara lain menarche, siklus
menstruasi, lama menstruasi, keluhan yang dirasakan saat haids.
4) Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah sudah menikah atau belum, cerai, sudah berapa lama menikah,
untuk mengetahui kemungkinan pengaruh perkawinan terhadap abortus.
5) Riwayat kehamilan, persalinan
Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil akhirnya seperti abortus, lahir
mati, lahir hidup dan apakah dalam keadaan yang baik.
6) Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahiu hari pertama haids terakhir, masalah kelainan pada kehamilan
sekarang, pemakaian obat-obatan, dan keluhan selama hamil.
7) Riwayat keluarga berencana (KB)
Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah menggunakan KB, jika pernah
lamanya berapa tahun, dan jenis KB yang digunakan
1
8) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Data-data yang diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang
diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayi.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Riwayat ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit
akut, kronis, seperti jantung, DM, hipertensi, asma, yang mempengaruhi pada masa
nifas.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menurun
seperti asma, hepatitis, DM, TBC.
2
Mampu mengetahui adanya gangguan kognitif dan persepsi yang dialami pasien saat
ini, mengenali dengan baik anggota tubuh, seperti bisa mengatakan nyeri yang
dialami dan menunjukkan dimana lokasi nyeri, skala nyeri, dan memperkirakan
penyebab nyeri yang dialami pasien.
g. Pola persepsi diri
Mengkaji mengenai gambaran diri, ideal diri, peran diri dan harga diri pasien saat
mengalami abortus.
h. Pola seksual dan reproduksi
Hal yang perlu dikaji antara lain siklus menstruasi pasien, serta keluhan yang dialami
selama haid seperti adanya nyeri saat haid (dismenorhea), tanyakan juga aktivitas
seksualnya selama masa kehamilan. Selain it pada pasien abortus juga perlu dikasi
mengenai adanya atau tidaknya perdarahan pervaginam yang dialami, seberapa
banyak darah, apakah darah cair/menggumpal, dan riwayat sebelum terjadinya
perdarahan.
i. Pola peran hubungan
Pada pola ini juga perlu dikaji mengenai hubungan pasien dengan keluarga dan
lingkungan sekitar pasien.
j. Pola manajemen koping-stres
Mengkaji stress yang dialami pasien dan koping yang sudah dilakukan pasien untuk
mengelola stress yang dialami. Pada pasien dengan abortus akan cenderung mengali
peningkatan kecemasan yang timbul karena adanya ancaman kematian pada janin
yang dikandunganya. Perawat perlu mengkaji tingkat kecemasan yang dialami pasien,
gejala dan tanda kecemasan yang diungkapkan pasien secara verbal, serta manajemen
stress yang sudah pasien lakukan.
k. Sistem nilai dan keyakinan
Pola ini juga perlu dikaji untuk menghindari terjadinya cultural shock, di pola nilai
dan keyakinan perawat perlu mengkaji adanya keyakinan dan tradisi pasien yang
menyimpang atau yang mendukung dari sudut pandang kesehatan yang berppengaruh
terhadap kesehatan pasien.
Data Objektif
Data objektif adalah data yang didapat melalui observasi dan dapat diukur.
3
1). Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Pada pasien dengan abortus cenderung menunjukkan keadaan umum yang lemah
disebabkan adanya perdarahan yang dialami pasien.
b. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien dengan menggunakan GCS, pasien yang
mengalami abortus pada umumnya masih berada pada tingkat kesadaran compos
mentis, namun pada keadaan perdarahan yang belum mendapatkan penanganan yang
baik dalam jangka waktu lama dapat berisiko terjadinya penurunan kesadaran.
c. Gejala cardinal
Tekanan darah, suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi respirasi dapat mengalami
peningkatan yang dipengaruhi oleh adanya pengaruh nyeri yang dialami. Namun jika
pasien sudah mengalami tanda – tanda syok maka Tekanana darah akan cenderung
menurun, dengan diikuti oleh peningkatan nadi dan respirasi rate, dan penurunan suhu
tubuh terutama pada bagian tubuh perifer.
2). Head To Toe
Dilakukan pemeriksaan seperti
a. Inspeksi, merupakan proses observasi yang dilakukan dengan indra penglihatan,
pendengaran, penciuman. Hal yang perlu diinspeksi adanya perdarahan pervaginam;
mengukur seberapa banyak perdarahan yang terjadi, karakterisktik darah yang keluar
(warna, bentuk; cair/padat/menggumpal, bau), ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup. Selain itu juga diamati kelembaban kulit dan turgor kulit pasien yang dapat
dijadikan salah satu indicator untuk mengukur adanya risiko kekurangan volume
cairan yang dialami pasien.
b. Palpasi, dilakukan pemeriksaan leopold (leopold I, Leopold II, Leopold III, Leopold
IV). Disini dapat digunakan untuk mengukur kekuatan kontaksi pada uterus,
menentukan karakteristik nadi,
c. Auskultasi,merupakan mendengarkan detak jantung janin dalam rahim, suara nafas ibu
d. Perkusi, merupakan pemeriksaan dengan cara mengetuk atau membandingkan kiri-
kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara dan
4
mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan seperti pada reflek
patela kanan kiri
3). Pemeriksaan penunjang
a. Tes Kehamilan dengan hasil positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus.
b. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
c. Pemeriksaan kadar Fibrinogen darah pada missed abortion.
Terapi Medis
Preabor 5mg 2x1 tablet
Asam mefenamat 500mg 3x1 tablet
Asam folat 400mg 2x1 tablet
Infus RL 20 tpm
5
2.2.3 RENCANA KEPERAWATAN
21
mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
Tingkatkan istirahat Kurangi
faktor presipitasi
Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non-
farmakologi, dan interpersonal)
Berikan analgetik untuk
menguragi nyeri
Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
Analgesik Administration
Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas dan derajat nyeri
sebelum pemeberian obat
Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesic
pertama kali
Pilih analgesic yang diperlukan
atau kombinasi dari analgesic
ketika pemberian lebih dari satu.
Tentukan pilihanan algesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
Tentukan analgesic pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
22
Pilih rute pemberian secara IV,
IM, untuk mengobati nyeri
secara teratur
Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala
2 Ansietas berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC
selama … x 24 jam diharapkan kecemasan Anxiety reduction (penurunan
ancaman kematian,perubahan besar
berkurang dengan kriteria hasil : kecemasan)
(mis. Status kesehatan, status peran), NOC - Identifikasi tingkat kecemasan
riwayat keluarga tentang ansietas, Anxiety Self In-Control - Gunakan pendekatan yang
Anxiety Level menenangkan
stressor Coping - Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap pelaku pasien
Kriteria Hasil : - Jelaskan semua prosedur dan
Klien mampu mengidentifikasi dan apa yang dirasakan selama
menungkapkan gejala cemas prosedur
Mengidentifikasi, mengungkapkan - Pahami prespektif pasien
dan menunjukkan tehnik untuk terhadap situasi stress
mengontrol cemas - Temani pasien untuk
Vital sign dalam batas normal memberikan keamanan dan
mengurangi takut
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa
- Dorong keluarga untuk
tubuh dan tingkat aktifitas
menemani pasien
menunjukan berkurangnya
- Lakukan back/neck rub
kecemasan
- Dengarkan dengan penuh
perhatian
- Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
23
ketakutan, persepsi
- Intruksikan pasien menggunakan
tehnik relaksasi
- Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan
3 Intoleransi aktifitas berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC
dengan tirah baring atau imobilisasi, selama … x 24 jam diharapkan intoleransi Activity Therapy
kelemahn umum, imobilitas aktivitas berkurang dengan kriteria hasil : - Moitor respon fisik, emosi,
NOC social dan spiritual
Energy Conservation - Bantu klien untuk
Activity Tolerance mengidentifikasi aktivitas yang
Self Care: Adls mampu dilakukan
Krteria hasil: - Bantu untuk memilih aktivitas
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik konsisten yang sesuai dengan
tanpa disertai peningkatan tekanan kemampuan fisik, psikologi dan
darah, nadi, dan RR social
Mampu melakukan aktivitas sehari- - Bantu untuk mengidentifikasi
hari (ADLs) secara mandiri dan mendapatkan sumber yang
TTV normal diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
Level kelemahan
- Bantu untuk mendapatkan alat
Mampu berpindah: dengan atau
bantu aktivitas seperti kursi
tanpa bantuan alat
roda, krek
Status kardiopulmoari adekuat - Bantu untuk mengidentifikasi
Sirkulasi status baik aktivitas yang disukai
Status respirasi: pertukaran gas dan - Bantu klien untuk membuat
ventilasi adekuat jadwal latihan diwaktu luang
- Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
- Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri
24
dan penguatan
- Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beaktivitas
- Kolaborasikan dengan tenaga
rehabilitas medic dalam
merencanakan program terapi
yang tepat
25
- Ajarkan keluarga dan pasien
tentang tanda dan gejala
datangnya syok
- Ajarkan keluarga dan pasien
tentang langkah untuk mengatasi
gejala syok
5 Resiko infeksi berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC
selama … x 24 jam diharapkan tidak ada Infection Control (control
kondisi vulva lembab
resiko infeksi dengan kriteria hasil : infection)
NOC: - Monitor tanda dan gejala infeksi
Immune Status sistemik dan local
Knowledge: Infection Control - Monitor hitung granulai WBC
Risk Control - Monitor kerentanan terhadap
Kriteria Hasil: infeksi
Klien bebas dari tanda dan gejala - Bersihkan lingkungan setelah
infeksi dipakai pasien lain
Mendeskripsikan proses penularan - Pertahankan tekanan isolasi
penyakit, faktor yeng mempengaruhi - Batasi pengunjung bila perlu
penularan serta penatalaksanaannya - Intruksikan pada pengunjung
Menunjukan kemampuan untuk untuk mencuci tangan saat
mencegah timbulnya infeksi berkunjung dan setelah
Jumlah leukosit dalam batas normal berkunjung meninggalkan
Menunjukan perilaku hidup sehat pasien gunakan sabun
antimikrobia untuk susitangan
- Cuci tangan setiap sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan
- Gunakan baju, sarung tangan
sebagai alat pelindung
- Petahankan lingkungan aseptic
selama pesangan alat
- Ganti letak IV perifer dan line
central dan dressing ssuai
26
dengan petunjuk umum
- Gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
- Tingkatkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotic bila
perlu infection protection
( proteksi terhadap infeksi)
- Batasi pengunjung
- Sering pengunjung terhadap
penyakit menular
- Pertahankan teknik isolasi k/p
- Berikan perawatan kulit pada
area epidema
- Inspeksi kulit dan membrane
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
- Inspeksi keadaan luka/ insisi
bedah
- Dorong masukan nutrisi yang
cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksika pasien untuk minum
antibiotic sesuai resep
- Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara menghindari
infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur positif
27
2.2.4 IMPLEMENTASI
2.2.5 EVALUASI
Evaluasi adalah berkelanjutan untuk menilai efek dri tinakan keperawatan pada klien.
Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan. Evaluasi dibagi menjadi 2 yaitu ecaluasi proses (formatif) yang
dilakukan setiap selesai melakukan tindakan, evaluasi hasil (sumafif) dilakukan dengan
membandingkan anatara respon klien dan tujuan khusus serta umum yang telah dilakukan.
28
BAB III
TINJAUAN KASUS
ILUSTRASI KASUS
Ny. SKberusia 29 tahun dengan status gravidium G2P1AOH1 umur kehamilan 12 minggu
dengan HPHT 14 Desember 2017datang ke RSUD Y pada tanggal 7 Maret 2018pukul 16.00
WITA mengeluh perutnya mules dan nyeri tidak tertahankan,adanya pengeluaran darah pada
dari dari vagina berupa gumpalan darah dan belum mengeluarkan jaringan sejak tanggal 6
Maret 2018 malam.. Sebelum ke RS pasien sempat diperiksakan ke bidan tanggal 7 Maret
2018 pukul 14.00 bidan menganjurkan agar memeriksakan kandungannya ke Rumah Sakit
terdekat. Pasien kemudian dibawa keluarga ke IGD RSUD Y pasien mendapat terapi infus
RL 20 tpm , kemudian pukul 19.00 WITA pasien dipindahkan ke ruang Gynekologi untuk
mendapatkan perawtan yang lebih intensif. Sesampainya di ruangan dilakukan pemeriksaan
lagi, diperoleh data TD : 100/60mmHg, N : 80x/menit, R : 24x/menit, S : 36,5oC, BB : 68 kg
dan TB : 158 cm. Pemeriksaan fisik pada genatalia terdapat perdarahan pervaginam, hasil
pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, hasil USG janin masih ada dalam uterus,
PP test positif, HB 11,2 gr%.
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny.SK Nama : Tn.RT
Umur : 29 th Umur : 32 th
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Agama : Hindu
Agama : Hindu Pekerjaan :
Wiraswasta
Status perkawinan: Kawin Hubungan dg pasien : Suami
Alamat : Jl. Pulau Buton No.12, Dps
29
No RM : 635227
Tanggal MRS : 7 Maret 2018
Tgll Pengkajian : 7 Maret 2018
Sumber informasi : Hasil wawancara dengan pasien dan keluarga, pemeriksaan
fisik,
rekam medis
ALASAN KUNJUNGAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan perutnya mules dan nyeri tidak tertahankan, adanya
pengeluaran darah pada dari dari vagina berupa gumpalan darah dan belum
mengeluarkan jaringan sejak tanggal 6 Maret 2018 malam.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. SK diantar oleh keluarganya ke IGD RSUD Y pada tanggal 7 Maret 2018
pukul 16.00 WITA mengeluh perutnya mules dan nyeri tidak tertahankan,
adanya pengeluaran darah pada dari dari vagina dan belum mengeluarkan
jaringan sejak tanggal 6 Maret 2018 malam. Sebelum ke RS pasien sempat
diperiksakan ke bidan tanggal 7 Maret 2018 pukul 14.00 bidan menganjurkan
agar memeriksakan kandungannya ke Rumah Sakit terdekat. Pasien kemudian
dibawa keluarga ke IGD RSUD Y pasien mendapat terapi infus RL 20 tpm ,
kemudian pukul 19.00 WITA pasien dipindahkan ke ruang Gynekologi untuk
mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Sesampainya di ruangan
dilakukan pemeriksaan lagi, diperoleh data pasien masih mengeluhkan perut
mules dan nyeri tidak tertahakan pada perut bagian bawah, keluarnya darah
pervaginam, belum adanya pengeluaran jaringan, TD : 100/60mmHg, N
:80x/menit, R : 20x/menit, S : 36,5oC, BB : 68 kg dan TB : 158 cm.
Pemeriksaan fisik pada genatalia terdapat perdarahan pervaginam, hasil
pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan serviks, hasil USG janin masih ada
dalam uterus, PP test positif, HB 11,2 gr%.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah mengalami perdarahan
seperti ini, tidak pernah menjalani operasi, pernah dirawat inap 1x saat
melahirkan anak pertamanya.Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat
30
penyakit menular seperti PMS, TBC, Hepatitis, penyakit menurun seperti DM,
Asma, Hipertens, dan penyakit menahun seperti Jantung, Ginjal.
2 20 Hamil
17 ini
31
d. Riwayat kehamilan saat ini
Status Obstetrikus :
G2P1A0 UK : 12 minggu
TP : 14 Desember 2017
ANC kehamilan sekarang :
Kunjungan ANC : 6 minggu
Trimester I
Frekuensi : 2x
Keluhan : Mual, lemas, dan flek-flek
Komplikasi : Tidak ada
Terapi : Asam folat
Imunisasi TT : 1 kali tanggal 26 Januari 2018
32
susu, tidak ada pantangan makanan/minuman, sejak hamil nafsu makan
pasien meningkat. Pasien minum air putih ± 2000 ml dalam sehari.
Saat Sakit : sejak pasien mengalami perdarahan nafsu makan pasien
menurun, saat pengkajian pasien hanya menghabiskan 1/3 porsi penuh (1/3
piring) , komposisi: nasi, lauk pauk serta sayur,dan buah. Pasien minum air
putih dan susu ± 1200 ml dalam sehari., dan terpasang infus RL 20 tetes per
menit.
3. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit: pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek, berbau khas dan berwarna kuning, BAK 3-4 kali dalam sehari,
urine berwarna kuning jernih, bau khas urine.
SaatSakit: pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek, berbau khas dan berwarna kuning, BAK 3-4 kali dalam sehari,
urine berwarna kuning jernih, bau khas urine.
33
ribut tetapi tidak menjadi masalah karena pasien dapat tidur dengan
nyenyak lagi setelah lingkungan tenang.
34
pasien selalu menemani pasien saat menjalani perawatan di RS. Pasien
juga komunikatif dengan perawat dan pasien lain.
35
Pasien berharap dapat menjadi ibu dari janin yang sedang dikandungnya.
Keluarga dapat menerima apa adanya serta memberikan dukungan moral
pada atas kesembuhan pasien.
Harga diri
Pasien mengatakan percaya diri dengan segala kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki.
D. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
GCS : E4V5M6
Tingkat kesadaran : Compos mentis
36
Tanda – tanda vital : TD : 100/60mmHg N : 80x/menit
RR : 24x/menit T : 36,50C
BB : 68 kg
TB : 158 cm
LILA : 26 cm
Head toToe :
Kepala
Bentuk kepala mesosepal, tidak ada benjolan, lesi tidak ada, rambut pendek
bergelombang berwarna hitam, nyeri tekan tidak ada.
Wajah
Pucat :(+), mukosa bibir kering,
Cloasma :(+) pada pipi kiri
Sklera : Ikterik
Kojungtiva : Anemis
Pembesaran limphe node : Tidak ada
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Telinga :Simetris, tidak ada serumen, tidak ada pendarahan, tidak ada
lesi
Dada
Payudara
Areola : Gelap Putting : Menonjol
Tanda dimpling / retraksi :Tidak ada
Pengeluaran ASI : Tidak ada
Jantung :
Inspeksi : Tidak ada ictus cordis, perikordium normal
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, ictus cordis tidak teraba, getaran (-)
Perkusi : letak paru kanan dan kiri simetris, suara pekak
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
Paru
Inspeksi : simetris, tidak ada retraksi intercosta, lesi negatif
Palpasi : nyeri tidak ada, getaran tidak ada, edema tidak ada
Perkusi : letak paru kanan dan kiri simetris, bunyi paru resonan
37
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
Abdomen
Linea : Tidak ada Striae : Tidak ada
Pembesaran sesuai UK : Tidak teridentifikasi/tidak terlihat
Gerakan Janin : Tidak ada Kontraksi : Tidak ada
Luka bekas operasi : Tidak ada
Ballottement : (-)
Leopold I : (-)
Leopold II : (-)
Leopold III : (-)
Leopold IV : (-)
Penurunan kepala : (-)
Pemeriksaan Mc. Donald : - cm
TFU : - cm
Kontraksi : (-)
DJJ : (-)
Bising usus : (+)
Genetalia dan perineum :
Kebersihan : Bersih, tidak ada lesi, terdapat darah pada area jalan lahir
Keputihan : Tidak ada
Hemoroid : Tidak ada
Serviks : tidak ada pembukaan serviks
Ekstremitas
Atas :
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT : < 2detik
Bawah :
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT : < 2detik
Refleks : (+)
38
E. DATA PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Darah Tanggal 7 Maret 2018
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Golongan darah A
Hemoglobin 11.2 g/dL 12.0-16.0
Hematokrit 34.30 % 37-47
Jumlah lekosit 9.82 /uL 4.8-10.8
Jumlah trombosit 270 10^31,1 150-400
Imunologi
HbsAg - - -
Urin
Gravindex + - -
Hasil :
Hb rendah kurang dari nilai normal
Hematokrit rendah kurang dari nilai normal
F. DIAGNOSA MEDIS
G2P1A0H1dengan Abortus Imminens
G. PENGOBATAN
IVFD RL 20 tpm
Cefoperazon 1gr @12jam
Ranitidine 2x1Ampul @12jam
Vit K 1x1 Ampul
Papaverin 3x10mg
Paracetamol 3x500mg
39
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Risiko Syok
Abortus spontan
Pasien mengatakan adanya (Hipovolemik)
keluarnya darah dari vagina
Abortus imminens
Pasien mengatakan lemas
DO : Perdarahan
Tampak perdarahan
pervaginam Risiko Syok
Tidak ada pembukaan pada (Hipovolemik)
serviks
Pasien tampak lemas ,
wajah pasien terlihat pucat,
konjungtiva anemis.
Hb : 11,2 (12.0-16.0) g/dL
Hematokrit : 34.30 (37-
47)%
TD : 100/60mmHg
N : 80x/mnt
S : 36,5oC
RR : 24x/mnt
CRT : <2 detik
DS : Nyeri akut
P : kontraksi uterus sehingga Abortus spontan
adanya keluar darah dari vagina
Q : terasa seperti diremas- remas Abortus imminens
dan ditusuk-tusuk
R : perut bagian bawah
S : 5 (0-10) Kontraksi uterus
T : hilang timbul, semakin lama
semakin meningkat nyerinya Nyeri Akut
DO :
40
DS : Ansietas
Pasien mengatakan khawatir Abortus spontan
pada kondisi kesehatan
dirinya dan janin
Abortus imminens
dikandungannya karena
nyeri pada perut dan keluar
darah dari vaginanya. Perdarahan
DO : Nyeri abdomen
41
3) Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian ditandai dengan pasien
mengatakan khawatir pada kondisi kesehatan dirinya dan janin dikandungannya
karena nyeri pada perut dan keluar darah dari vaginanya, pasien tampak tegang,
bertanya berulang mengenai kondisi dirinya dan janinnya, pasien tampak
berkeringat, TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt, RR : 24x/mnt
42
III. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Risiko syok Setelah diberikan asuhan NIC
keperawatan selama 3 x 24 jam Syok prevention
(hivopolemik)
diharapkan - Monitor warna kulit,
NOC TTV
Syok prevention - Monitor input dan
Syok management output
Kriteria hasil: - Pantau nilai labor:
Nadi dalam batas yang HB,HT,AGD, dan
diharapkan elektrolit
Irama jantung dalam batas - Monitor tanda awal
yang diharapkan syok
Frekuensi nafas dalam - Tempatkan pasien
batas yang diharapkan pada posisi supine,
Irama pernafasan dalam kaki elevasi untuk
batas yang diharapkan peningkatan preload
Natrium serum dalam batas dengan tepat
normal - Berikan cairan IV dan
Kalium serum dalam batas atau oral yang tepat
normal
Klorida serum dalam batas
normal
Kalsium serum dalam batas
normal
Magnesium serum dalam
batas normal
Ph serum dalam batas
normal
2. Nyeri Akut Setelah diberikan asuhan NIC
keperawatan selama 3 x 24 jam Pain Management
diharapkan Lakukan pengkajian
NOC: nyeri secara
- Pain level komprehensif, termasuk
lokasi, karakteristik,
- Pain control
durasi, frekuensi,
- Comfotr level
kualitas dan factor
presifitasi.
Kriteria Hasil :
Control lingkungan yang
- Mampu mengontrol nyeri dapat mempengaruhi
(tahu penyebab nyeri, nyeri seperti suhu
mampu menggunakan ruangan, pencahayaan
tehnik non farmakologi dan kebisingan
untuk mengurangi nyeri,
Pilih dan lakukan
mencar bantuan)
penanganan nyeri
- Melaprkan bahwa nyeri
(farmakologi, non-
berkurang dengan
44
menggunakan majemen farmakologi, dan
nyeri interpersonal)
- Mampu mengenali nyeri Kaji tipe dan sumber
skala, intensitas, prekuensi nyeri untuk menentukan
dan tanda nyeri) intervensi
- Menyatakan rasa nyaman Berikan analgetik untuk
setelah nyeri berkurang menguragi nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak
berhasil
45
IV. Implementasi
No
Hari/tanggal Implementasi Respon pasien
dx
1,2,3 Mengobservasi KU pasien dan tanda- DS :
tanda vital pasien Pasien mengeluh badannya lemas.
DO :
KU lemas, pasien tampak pucat, kesadaran : compos mentis, TD :
100/60mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,5o, RR : 24x/mnt, CRT : <2
detik.
DO :
Mengganti infus pasien dengan yang baru yaitu infus RL
1 Mengistirahatkan pasien di tempat tidur DS :
dengan posisi supine, kaki elevasi untuk Pasien mengatakan nyaman dengan posisi nya.
peningkatan preload dengan tepat
DO :
Pasien tampak pucat, lemah.
46
10mgmelalui IV Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
2 Melakukan pengkajian nyeri secara DS :
komprefensif ( termasuk lokasi, Pasien mengatakan nyeri di bagian perut. Nyeri seperti ditusuk-
karakteristik, durasi, frekuensi, tusuk dan diremas-remas, nyeri dirasakan dibagian perut bagian
kualitas atau keparahan nyeri dan bawah dengan skala nyeri 5 dari (0-10) serta nyeri dirasakan pada
pasien pasien bergerak.
faktor pencetus nyeri ).
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan dan pasien tampak gelisah.
DO :
Pasien tampak mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh perawat
2 Mengkolaborasikan dalam pemberian DS :
obat analgesic yaitu paracetamol 500 Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
mg.
DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi.
3 Menjelaskan kondisi pasien saat ini DS :
Pasien mengatakan saat ini merasa cemas dan khawatir mengenai
kondisi anak dalam kandungannya, pasien mengatakan mengerti
tentang penjelasan dokter dan perawat mengenai kondisinya saat ini
47
DO :
Pasien tampak lemas dan lesu pasien tampak kooperatif
DO :
KU lemas, pasien tampak pucat, kesadaran : compos mentis, TD :
Kamis 100/60mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,5o, RR : 24x/mnt, CRT : <2
8 Maret 2018 detik.
DO :
Mengganti infus pasien dengan yang baru yaitu infus RL
1 Mengistirahatkan pasien di tempat tidur DS :
dengan posisi supine, kaki elevasi untuk Pasien mengatakan nyaman dengan posisi nya.
peningkatan preload dengan tepat
DO :
Pasien tampak pucat, lemah.
1 Memberikan injeksi cefroperazon 10 mg, DS :
vit K 1 ampul, ranitidine 1 ampul Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
48
Papaverin 10mg melalui IV
DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
2 Melakukan pengkajian nyeri secara DS :
komprefensif (termasuk lokasi, Pasien mengatakan nyeri di bagian perut. Nyeri seperti ditusuk-
karakteristik, durasi, frekuensi, tusuk, nyeri dirasakan dibagian perut bagian bawah dengan skala
kualitas atau keparahan nyeri dan nyeri 4 dari (0-10) serta nyeri dirasakan pada pasien pasien
bergerak.
faktor pencetus nyeri ).
DO :
Pasien tampak meringis
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan dan gelisah.
2 Mengkolaborasikan dalam pemberian DS :
obat analgesic yaitu paracetamol 500 Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
mg.
DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi.
3 Menjelaskan kondisi pasien saat ini DS :
Pasien mengatakan saat ini merasa cemas dan khawatir mengenai
kondisi anak dalam kandungannya, pasien mengatakan mengerti
tentang penjelasan dokter dan perawat mengenai kondisinya saat ini
49
DO :
Pasien tampak lemas dan lesu pasien tampak kooperatif
DO :
KU lemas, pasien tampak masih pucat, kesadaran : compos mentis,
TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,5o, RR : 24x/mnt, CRT :
<2 detik.
DO :
Mengganti infus pasien dengan yang baru yaitu infus RL
1 Membantu pasien untuk melakukan DS :
aktivitas seperti membantu duduk di Pasien mengatakan senang sudah bisa dan diperbolehkan untuk
duduk dan melakukan aktivitas ringan ditempat tidur
50
tempat tidur, membantu mengenakan
pakaian DO :
Pasien tampak pucat.
1 Memberikan injeksi cefroperazon 10 mg, DS :
vit K 1 ampul, ranitidine 1 ampul Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
Papaverin 10mg melalui IV
DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
2 Melakukan pengkajian nyeri secara DS :
komprefensif (termasuk lokasi, Pasien mengatakan nyeri di bagian perut. Nyeri seperti ditusuk-
karakteristik, durasi, frekuensi, tusuk, nyeri dirasakan dibagian perut dengan skala nyeri 2 dari (0-
kualitas atau keparahan nyeri dan 10) serta nyeri dirasakan pada saat pasien bergerak.
faktor pencetus nyeri ).
DO :
Pasien sudah dapat beraktivitas ringan ditempat tidur seperti duduk
DO :
Pasien tampak beraktivitas ringan ditempat tidur seperti duduk
2 Mengkolaborasikan dalam pemberian DS :
obat analgesic yaitu paracetamol 500 Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
mg.
DO :
Obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi.
3. Menjelaskan kondisi pasien saat ini DS:
Pasien mengatakan bersyukur karena kondisi nya dan kondisi
51
janinnya baik-baik saja dokter dan perawat mengatakan bahwa janin
pasien masih dapat diselamatkan, edukasi pasien untuk tidak
melakukan aktivitas yang membuat kondisinya memburuk atau
kelelahan, dan menganjurkan pasien untuk rutin periksa kehamilan
di bidan maupun dokter kandungan.
DO:
Pasien tampak kooperatif
V. Evaluasi
No
Tgl Evaluasi sumatif
dx
7 1 S = Pasien mengeluh badannya masih terasa lemas, lemah
Maret O= Pasien tampak pucat, kesadaran : compos mentis, TD : 100/60mmHg, N : 80x/mnt, S : 36,5 o, RR : 24x/mnt, CRT
2018 : <2 detik.
Hasil laboratorium tgl 9 maret didapatkan hasil Hb: 12,2 g/dl normal 12,0-16,0 g/dl dan HT: 36,30% normal: 37-47%.
A= Masalah risiko syok teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi
1. Pantau terjadinya syok dengan pemeriksaan laboratorium Hb dan HT
2. Pemberian terapi dilanjutkan terapi Vit K, Ranitidine, dan Papaverine
52
3. Pemberian posisi untuk mencegah syok
8 2 S = Pasien mengatakan nyerinya mulai berkurang dengan skala 2 dari rentang (0-10).
Maret O = Pasien sudah tidak gelisah dan meringis lagi
2018 Pasien tampak masih lemas
Suhu: 36,5°C,Nadi: 90x/menit, Respirasi: 20x/menit,Tekanan Darah: 110/80 mmHg
A = Masalah nyeri akut teratasi
P = Pertahankan kondisi pasien
9 3 S = Pasien mengatakan bersyukur karena kondisi nya dan kondisi janinnya baik-baik saja dokter dan perawat
Maret mengatakan bahwa janin pasien masih dapat diselamatkan.
2018 O= Pasien tampak pucat, dan lemas
A= Masalah ansietas teratasi
P= Pertahankan kondisi pasien
1. Vital sign dalam batas normal
2. Tidak merasa cemas
53