Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Kelompok 3
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
“Is ABC Suaitable for Your Company?”
Activity Based Costing Sistem adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus pada
aktivitas-aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa. Activity Based Costing
menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang
merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam
pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya.
Dalam sistem ABC, biaya ditelusur ke aktivitas dan kemudian ke produk. System ABC
mengasumsikan bahwa aktivitas aktivitaslah, yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya
produk.
Dalam penerapannya, penentuan harga pokok dengan menggunakan sistem ABC menyaratkan
tiga hal:
a. Perusahaan mempunyai tingkat diversitas yang tinggi
Sistem ABC mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi beberapa macam produk atau lini
produk yang diproses dengan menggunakan fasilitas yang sama. Kondisi yang demikian
tentunya akan menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke masing-masing produk.
b. Tingkat persaingan industri yang tinggi
Yaitu terdapat beberapa perusahaan yang menghasilkan produk yang sama atau sejenis. Dalam
persaingan antar perusahaan yang sejenis tersebut maka perusahaan akan semakin
meningkatkan persaingan untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat persaingan
maka semakin penting peran informasi tentang harga pokok dalam mendukung pengambilan
keputusan manajemen.
c. Biaya pengukuran yang rendah
Yaitu bahwa biaya yang digunakan system ABC untuk menghasilkan informasi biaya yang
akurat harus lebih rendah dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
Penerapan ABC sistem akan relevan bila biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling
dominan dan multiproduk. Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk membuat dan
menjual produk digolongkan dalam 4 kelompok, yaitu:
- Facility sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas
mempertahankan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya depresiasi, biaya
asuransi, biaya gaji pegawai kunci
- Product sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas penelitian dan
pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat
dipasarkan. Misal biaya pengujian produk, biaya desain produk
- Bacth activity cost: biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk yang diproduksi.
Misalnya biaya set-up mesin
- Unit level activity cost: biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit produk
yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
Penggolongan aktivitas menjadi empat ketegori diatas disebut cost hierarchy (struktur biaya).
Langkah-langkah ABC sistem:
1. Tahap pertama pengelompokan biaya overhead ke dalam kelompok biaya yang
homogen. Kelompok biaya homogen merupakan kumpulan overhead yang variasinya
dapat dijelaskan oleh satu faktor penyebab (cost driver). Untuk menentukan mana
kelompok biaya yang homogen, dapat melihat biaya yang mempunyai rasio konsumsi
sama untuk seluruh produk.
2. Tahap kedua alokasi biaya overhead pabrik:
Alokasi biaya overhead = Tarif kelompok x Dasar pembebanan yang dikonsumsi
Cost Driver
Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah dengan
mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas. Pemahaman yang tidak
tepat atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada pengklasifikasian biaya, sehingga
menimbulkan dampak bagi manajemen dalam mengambil keputusan. Jika perusahaan
memiliki beberapa jenis produk maka biaya overhead yang terjadi ditimbulkan secara
bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini menyebabkan jumlah overhead yang ditimbulkan oleh
masingmasing jenis produk harus diidentifikasi melalui cost driver. Cost driver merupakan
faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan suatu
penyebab utama tingkat aktifitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktifitas.
Ada dua jenis cost driver, yaitu:
a. Cost Driver berdasarkan unit
Cost Driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk melalui penggunaan
tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen.
b. Cost Driver berdasarkan non unit
Cost Driver berdasarkan non unit merupakan factor-faktor penyebab selain unit yang
menjelaskn konsumsi overhead. Contoh cost driver berdasarkan unit pada perusahaan jasa
adalah luas lantai, jumlah pasien, jumlah kamar yang tersedia.
Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat kompleks dan banyak jumlahnya. Oleh karena
itu perlu pertimbangan yang matang dalam menentukan pemicu biayanya atau cost driver.
Contingency Grid
Salah satu caranya adalah dengan beralih dari penggunaan sistem costing yang
tradisional ke sistem ABC. ABC (Activity Based Costing) sendiri merupakan suatu metode
yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mengalokasikan biaya overhead
pada produk yang dihasilkannya, baik berupa barang maupun jasa, dengan aktivitas sebagai
fokus utamanya. Dengan metode ini, diharapkan perhitungan biaya menjadi semakin akurat.
Contingency Analysis Model merupakan suatu pendekatan manajemen terhadap cost &
benefit serta kemampuan pihak manajemen dalam menggunakan informasi biaya untuk
membuat keputusan dengan membandingkan berbagai faktor atau variabel yang
mempengaruhinya. Faktor tersebut meliputi:
1. Keanekaragaman produk
Pada product diversity, kriteria ini menunjukkan adanya penawaran terhadap jumlah
dan keanekaragaman dari produk families. Jadi jika produk yang dihasilkan semakin banyak,
maka kecocokan untuk menggunakan analisis ABC akan semakin cocok.
Kriteria ini menunjukkan mengenai akibat dari tingginya tingkat pengeluaran overhead
cost karena jumlah serta keanekaragaman dari aktivitas. Jika pengeluaran overhead cost tinggi,
maka pengalokasian untuk biaya overhead akan sulit. Analisis ABC cocok digunakan jika
jumlah dan juga keanekaragaman aktivitas semakin banyak.
3. Proses umum
Tinggi dan rendahnya kegiatan yang dilakukan bersamaaan untuk menghasilkan produk
tertentu ditunjukkan oleh kriteria ini. Analisis ABC cocok digunakan jika tingkat common
processes semakin tinggi.
Kemampuan sistem akuntansi yang akurat ditunjukkan pada kriteria ini. Analisis ABC
cocok digunakan jika perusahaan dapat memperkecil biaya produk.
Tingkat pertumbuhan biaya pada periode di sepanjang tahun ditunjukkan pada kriteria
ini. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan biaya periode di sepanjang tahun yang
dapat cocok menggunakan analisis ABC.
8. Pertimbangan strategis
9. Pengurangan biaya
Menggambarkan mengenai frekuensi dari kegiatan yang ada kaitannya dengan analisis biaya
produk. Jika frekuensinya memiliki tingkat yang tinggi, maka semakin cocok menggunakan
analsisi ABC.
Contingency Grid terdiri dari dua buah garis yang saling berpotongan dan membagi
daerah yang dilaluinya menjadi empat bagian, yaitu Kuadran I – IV. Seperti grafik pada
umumnya, Contingency Grid terdiri dari sumbu X dan sumbu Y, dengan skala antara -5 hingga
+5. Sumbu X pada Contingency grid mengindikasikan kebutuhan dan kemampuan manajemen
dalam bereaksi terhadap distorsi dalam penetapan harga produk, sedangkan sumbu Y
mengindikasikan manfaat dari penerapan sistem ABC dibandingkan dengan sistem tradisional.
Apakah ABC cocok untuk perusahaan Anda?
Saat ini, kita tahu bahwa aktivitas berdasarkan sistem biaya memberikan biaya overhead
ke produk atau jasa produk yang menggunakan proses dua tahap, yang berfokus pada kegiatan.
ABC adalah topik yang relatif baru dan sangat penting dalam akuntansi manajerial. ABC
memungkinkan kita untuk menemukan cara yang kita bisa menentukan profitabilitas setiap
produk, profitabilitas setiap pelanggan kami layani, dan profitabilitas proses kami. Isi secara
singkat, pertama yang membandingkan potensi keuntungan dari ABC dibandingkan metode
biaya tradisional.
Yang kedua yang bagaimana penggunaan manajemen informasi ABC dalam keputusan,
yang terdiri dari bobot dan menggabungkan bobot dari sepuluh faktor dan untuk mengevaluasi
pelaksanaan ABC.
Analisis ABC bersama dua dimensi yang terpisah, dan ada sepuluh faktor mediasi dapat
membimbing manajemen dalam menentukan jawaban. Kelima faktor pertama berdasarkan
probabilitas, dimensi kedua model berusaha untuk mendirikan keputusan. Akhirnya analisis
tentang operasi ABC dapat memberitahu Anda ya atau tidak bahwa menggunakan model
analisis kontingensi. Menafsirkan hasil:
Kuadran 4 (X-negatif, Y-positif) Hal ini dimungkinkan untuk menerapkan ABC di jangka
panjang.
Sepuluh faktor yang dibahas di atas didasarkan pada kondisi bahwa metode ABC lebih baik
dari metode tradisional. Jadi tidak adil untuk satu tradisional. Manajemen harus
mempertimbangkan realitas untuk memutuskan untuk menggunakan ABC.
Banyak perusahaan yang beralih ke berbasis aktivitas-costing (ABC). ABC adalah cara
baru untuk mengalokasikan biaya overhead. ABC bahwa itu bukan pembuatan produk yang
secara langsung mempengaruhi biaya. Kegiatan secara langsung mempengaruhi biaya. Sebagai
kegiatan diciptakan atau diubah, biaya diciptakan atau diubah. Jadi, sistem biaya berdasarkan
aktivitas fokus pada kegiatan daripada produk, yang membantu untuk mencegah biaya produk
terdistorsi yang dapat timbul dari penggunaan sistem biaya tradisional berdasarkan volume.
Kita tahu, ABC adalah topik yang relatif baru dan sangat penting dalam akuntansi manajerial.
Hal ini memungkinkan kita untuk menemukan cara yang kita bisa menentukan profitabilitas
setiap produk, profitabilitas setiap pelanggan kami layani, dan profitabilitas proses kami. ABC
informasi yang dihasilkan lebih akurat dan lebih berguna untuk pengambilan keputusan.
1. Untuk suatu organisasi, adalah mungkin bahwa ABC akan menghasilkan biaya yang
berbeda dari orang-orang yang dihasilkan dengan akuntansi konvensional, dan tidak
tampaknya mungkin bahwa biaya-biaya akan menjadi “lebih baik”?
2. Jika informasi yang dianggap “lebih baik” yang dihasilkan oleh sistem, akan informasi
baru mengubah keputusan tergantung dibuat oleh manajemen? Setelah selesai
pertanyaan-pertanyaan ini manajer perusahaan dapat discuses sepuluh faktor yang
mendukung atau menolak pelaksanaan. Akhirnya, skor tertimbang gabungan diplot
sebagai titik pada salah satu dari empat kuadran dari grafik.
Contingency Grid
Karena Contingency Grid terdiri dari empat kuadran, maka ada empat kemungkinan
yang muncul dari analisis pihak manajemen.
Pertama, jika sumbu X dan Y bernilai postif, maka hasil analisis terletak pada kuadran
I. Hal ini menunjukkan bahwa akan lebih menguntungkan jika perusahaan menggunakan ABC
dan pihak manajemen pun mampu untuk menggunakan informasi biaya tersebut untuk
membuat keputusan. Dengan demikian, perusahaan direkomendasikan untuk
mengimplementasikan ABC.
Kedua, jika sumbu X bernilai positif, sedangkan sumbu Y bernilai negatif, maka hasil
analisis terletak pada kuadran II, perusahaan tidak direkomendasikan untuk
mengimplementasikan ABC. Perusahaan yang terletak di Kuadran II adalah perusahaan yang
kemampuan dalam menggunakan informasi biaya masih kurang.
Ketiga, jika sumbu X dan Y bernilai negatif, maka hasil analisis terletak pada kuadran
III. Hal ini menunjukkan bahwa akan lebih menguntungkan jika perusahaan menggunakan
metode tradisional daripada ABC dan pihak manajemen pun belum mampu menggunakan
informasi biaya yang diperoleh melalui metode ABC, mereka hanya mampu menggunakan
informasi biaya yang diperoleh melalui metode tradisional dalam membuat keputusan. Dengan
demikian, perusahaan tidak direkomendasikan untuk mengimplementasikan ABC. Perusahaan
yang terletak di Kuadran II adalah perusahaan yang faktor yang mendorong perusahaan
mengadopsi sistem ABC masih rendah. Begitu juga dengan faktor yang terkait kecenderungan
manajemen menggunakan informasi biaya untuk pengambilan keputusan masih rendah.
Keempat, jika sumbu X bernilai negatif, sedangkan sumbu Y bernilai positif, maka
hasil analisis terletak pada kuadran IV, ABC dapat direkomendasikan dalam jangka panjang.
Contoh dalam perusahaan ini adalah perusahaan yang menggunakan teknologi super canggih,
seperti perusahaan perbankan dan perusahaan maskapai.
Setiap metode yang digunakan akan selalu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan
kekurangan dari sistem ABC adalah sebagai berikut:
Kelebihan Kekurangan
Pada kasus T. L. Estrin, CMA, Jeffrey Kantor, dan David Albers (Young, hal 72-77),
nilai dari suatu organisasi terletak pada kuadran III contingency grid. Hal ini menunjukkan
bahwa setelah dilihat dari segi keanekaragaman produk, keanekaragaman dukungan, proses
umum, alokasi biaya periode, dan tingkat pertumbuhan periodenya, perusahaan belum cocok
untuk menerapkan ABC. Dari segi kemampuan manajemennya, juga terlihat bahwa
manajemen tidak bebas dalam menentukan harga, kurang mampu meminimalkan rasio beban
periode yang memungkinkan adanya distorsi biaya, kurang baik dalam melakukan
pertimbangan strategis, kurang baik dalam mereduksi biaya, serta jarang melakukan analisis
terhadap biaya produk dan perusahaan secara keseluruhan. Dengan kondisi seperti itu, yang
mana perusahaan dan manajemennya sama-sama tidak siap, perusahaan tidak mungkin dapat
mengimplementasikan ABC.
Selain hal-hal di atas, sebelum mengambil keputusan terkait penggunaan sistem ABC,
juga harus dipertimbangkan beberapa indikator berikut, yaitu :
1) Manajer tidak sepenuhnya yakin dengan informasi biaya produk yang dihasilkan
3) Adanya peningkatan pada penjualan namun terdapat penurunan pada laba perusahaan
4) Persentase biaya overhead yang tinggi dan cenderung meningkat
Untuk menilai apakah implementasi sistem ABC akan sesuai dengan perusahaan, maka
selain 10 faktor yang diungkapkan Estrin et al (1994), juga harus dipertimbangkan faktor-faktor
lain secara komprehensif sehingga keputusan nantinya tidak akan keliru. Berikut kesimpulan
akhir dari beberapa penelitian :
Perusahaan dengan persentase biaya tenaga kerja langsung yang rendah sebaiknya
beralih ke sistem ABC
Jadi, kesimpulannya adalah sistem ABC yang menghasilkan estimasi biaya yang lebih
akurat tidak mungkin diimplementasikan jika tidak ada kebutuhan manajemen akan informasi
biaya yang lebih baik. Dengan kata lain, perlu mempertimbangkan kebutuhan manajemen itu
sendiri.
KESIMPULAN
Sistem ABC yang menghasilkan estimasi biaya yang lebih akurat tidak mungkin
diimplementasikan jika tidak ada kebutuhan manajemen akan informasi biaya yang lebih baik.
Dengan kata lain, perlu mempertimbangkan kebutuhan manajemen itu sendiri.
Kriteria dalam menerapkan pembebanan biaya yang berdasarkan aktivitas di dalam suatu
perusahaan terdiri dari 10 kriteria yang masing-masing menunjukkan tingkat pertumbuhan
ekonomi perusahaan. Berikut ini adalah kriterianya:
1) Keanekaragaman produk
2) Keanekaragaman overhead pendukung
3) Proses umum
4) Alokasi biaya periode
5) Tingkat pertumbuhan biaya periode
6) Kebebasan dalam menentukan harga
7) Rasio beban periode
8) Pertimbangan strategis
9) Pengurangan biaya
10) Frekuensi analisis
Dari sepuluh kriteria tersebut, dapat dibangun sebuah contingency grid yang menentukan
apakah perusahaan cocok menggunakan ABC atau lebih disarankan menggunakan metode
tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
T.L. Estrin, J. Kantor and D. Albers. 1994. Is ABC Suitable for Your Company. Management
Accounting: 40-45
Hansen, Don R., Mowen, Maryanne M. & Guan, Liming. Cost Management, Accounting and
Contro 6 th edition. South-Western: Engage Learning: 2009.