Anda di halaman 1dari 3

APBN DALAM PEMBANGUNAN INFRASRTUKTUR DAN

EKONOMI NEGARA

Berbicara mengenai APBN, maka semua orang harus mengetahui terlebih dahulu apa itu
APBN? APBN atau yang sering kita dengar dengan istilah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah Negara Indonesia. Perencanaan
tersebut dibuat oleh pemerintah yang berisi tentang perencanaan penerimaan dan pengeluaran
yang akan digunakan oleh Negara dalam periode 12 bulan, yaitu mulai dari tanggal 1 Januari-31
Desember. Setelah perencanaan APBN tersebut dibuat, maka harus disetujui terlebih dahulu oleh
Dewan Perwakilan Rakyat untuk kemudian dilaksanakan. Perubahan anggaran dalam kurun
waktu satu tahun ditetapkan dalan UU dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab
untuk kemakmuran rakyat.

Semua penerimaan dan pengeluaran Negara dilakukan melalui rekening kas umum
Negara yang telah dicantumkan dalam pasal 12 ayat (2) UU No. 1/2004 tentang APBN.
Selanjutnya, setelah pendapatan diterima maka akan dibuat daftar pengalokasian dana untuk
keperluan belanja Negara. Pengalokasian dana tersebut sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan
penggunaan dana bagi keperluan-keperluan yang penting baik dalam hal pembangunan
infrastuktur ataupun pembangunan kemajuan ekonomi Negara.

Salah satu tujuan dari penyusenan APBN adalah sebagai pedoman dalam pengeluaran
maupun penerimaan dana Negara supaya terjadi keseimbanagn antara masuknya dana dengan
kebutuhan belanja yang dikeluarkan. Selain itu penyusunan APBN juga bertujuan untuk
menentukan arah serta prioritas pembangunan infrastruktur, menstabilkan perekonomian Negara,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pemerataan pendapatan demi tercapainya
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

Dalam penggunaannya APBN mempunyai fungsi yang sangat penting bagi ekonomi
Negara Indonesia yakni untuk mengatur segala pengeluaran dan pendapatan Negara yang
digunakan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan, meningkatkan pendapatan nasional dan
mencapai stabilitas perekonomian yang sesuai dengan harapan. Selain dari fungsi yang telah
tersebutkan diatas APBN juga mempunyai beberapa fungsi lainnya yaitu fungsi otorisasi,
perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Berdasarkan fungsi-fungsi yang
telah disebutkan diatas, fungsi yang sangat penting adalah fungsi perencanaan dan fungsi
stabilisasi. Fungsi perencanaan berperan untuk merencanakan dan mendukung kegiatan atau
proyek guna meningkatkan pembangunan infrastruktur dan fungsi stabilisasi berperan untuk
memelihara dan menyeimbangkan perekonomian Indonesia.

Sumber penghasilan APBN didapatkan dari anggaran rutin yang digunakan untuk
pembangunan. Anggaran rutin tersebut berasal dari produk domestik bruto, produk nasional
bruto yang dihasilkan dari jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan Negara selama satu
tahun, produk nasional neto, pendapatan nasional neto, pendapatan perseorangan dan pendapatan
bebas. Selain itu, pendapatan anggaran rutin bias berasal dari sisa anggaran tahun lalu, dari
berbagai sector pajak yaitu pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan
bangunan, serta pajak cukai.

Dalam rapat RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) Presiden
Jokowi akan menargetkan belanja Negara sebesar Rp2.204,4 triliun untuk keperluan
pembangunan infrastruktur di Indonesia. “belanja Negara di 2018 sebesar Rp2.204,4 triliun akan
diarahkan untuk meningkatkan efektivitas program perlindungan social dan perbaikan pada
belanja pendidikan, kesehatan,dan infrastruktur,” tegas Jokowi di gedung DPR, Jakarta, Rabu 16
Agustus 2017. Dengan adanya rancangan tersebut diharapkan APBN bias memberikan bukti dan
hasil yang tepat sasaran demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang
menyeluruh.

Presiden Jokowi bertekad untuk mengebut pembangunan infrastruktur dalam proyeksi


anggaran tahun depan yaitu pada tahun 2018 yang akan mendatang. Dalam draf Nota Keuangan
RAPBN 2018 yang telah diperoleh CNNIndonesia.com, disebutkan besarnya anggaran
infrastruktur tahun 2018 dapat diperkirakan mencapai Rp409 triliun yang terdiri dari
infrastruktur ekonomi sebesar Rp395,1 triliun, infrasruktur social Rp 9 triliun dan dukungan
infrastruktur sebesar Rp 4,9 triliun.

Dengan adanya anggaran yang cukup maksimal ini maka presiden Jokowi menargetkan
pembangunan ruas jalan baru sepanjang 865 km, 25 km ruas jalan tol, pembangunan Bandar
udara baru di 15 lokasi, pembangunan fasilitas pelabuhan laut, pembangunan jalur kereta api
sepanjang 639 km dan Light Rail Transit (LRT) sepanjang 23 km. selain itu pemerintah juga
telah menargetkan pembangunan dalam sector pertanian, yaitu pembangunan waduk guna
system irigasi, karena pemerintah ingin menekankan jumlah produktivitas pertanian di Indonesia
untuk meningkatkan program ketahanan pangan. Pemerintah juga menargetkan pembangunan
dibidang perumahan seperti pengadaan instalasi air minum dan pembangunan infrastruktur
dalam pembangunan 7.062 unit rusun.

Anda mungkin juga menyukai