Anda di halaman 1dari 13

KETERANGAN BUKU

Pengarang : Zainal Arifin Ahmad


Judul buku : Perencanaan Pembelajaran,
dari Desain sampai Implementasi
Edisi : Cet. ke 1
Subyek : Pendidikan pembelajaran
Klasifikasi : Bahasa Indonesia
Penerbit : Pedagogia
Tahun Terbit : 2012
Tempat Terbit : yogyakarta
Deskripsi Fisik: 144 halaman

IKHTISIAR BUKU
BAB I

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran


Hakikat pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan seseorang untuk membuat
orang lain ( peserta didik) mengalami perubahan tingkah laku, yaitu dari tingkah laku
negatif ke positif. Sedangkan hakikat tujuan pembelajaran adalah adanya perubahan
tingkah laku pendidik dari negatif ke positif. Jika proses pembelajaran telah dilakukan,
tetapi tidak ada perubahan tingkah laku pada peserta didik, maka pada hakikatnya tujuan
pembelajaran belum tercapai. Oleh karena itu, setiap guru tidak boleh merasa puas dengan
proses pembelajaran yang telah dilakukan apabila tidak ada perubahan tingkah laku pada
peserta didik, walaupun mungkin ia merasa telah menjalankan proses pembelajaran
denngan benar.

B. Pengertian Belajar dan Pembelajaran


1. Pengertian Belajar
Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada
intinya belajar mengandung hal-hal pokok sebagai berikut,
a) Belajar terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungan.
b) Perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif menetap.
c) Perubahan terjadi melalui pengalaman atau latihan.
d) Terdapat perubahan tingkah laku peserta didik selama proses belajar, baik perilaku
yang dapat diamati atau tidak.
e) Perubahan tingkah laku tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotor dan
campuran.
1
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan peserta didik yang berisi
berbagai kegiatan yang bertujuan agar terjadi proses belajar( perubahan tingkah laku)
pada diri peserta didik.
Kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran meliputi kegiatan penyampaian pesan
(pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan) kepada peserta didik;
penciptaan lingkungan yang kondusif dan edukatif bagi proses belajar peserta didik, dan
pemberdayaan potensi peserta didik melalui interaksi perilaku peserta didik dan
pendidik, dimana semua perbuatan dilaksanakan secara bertahap.

C. Pengertian dan Kriteria Pembelajaran Efektif


Pembelajaran efektif intinya adalah pembelajaran yang mampu membuat perubahan
pada perilaku peserta didik. Kriteria pembelajaran dikatakan efektik apabila sesuai dengan
beberapa faktor, yaitu
1. Adanya penyediaan guru, pelatihan, dan dukungan pengembangan kemampuan
profesional.
2. Budaya dan pengorganisasian kepemimpinan internal sekolah yang baik.
3. Jaminan mutu dan tersedianya komponen sistem yang mendukung.
4. Lingkungan fisik sekolah yang mendukung.
5. Sistem penilaian dan sarana pembelajaran yang baik.
6. Peserta didik memiliki motivasi dan keaktifan yang tinggi.

Agar kegiatan pembelajaran termasuk dalam kriteria pembelajaran efektif, maka para
guru harus senantiasa memperhatikan dan mengembangkan faktor-faktor tersebut agar
dapat mendukung peningkatan kualitas hasil belajar peserta didik.

D. Teori Belajar Dan Pembelajaran


Teori belajar merupakan teori yang menjelaskan bagaiman proses terjadinya perubahan
tingkah laku (terjadinya proses belajar) pada peserta didik. Sedangkan teori pembelajaran
merupakan teori yang menjelaskan bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan guru
agar terjadi proses perubahan tingkah laku (proses belajar). Teori belajar yang menonjol
yang menjadi basis perkembangan teori-teori belajar lainnya ada tiga, yaitu:
1. Teori Belajar Behavioristik.
Menurut teori ini, terjadinya prosess belajar karena adanya stimulus. Agar proses
pembelajaran dapat berlangsung efektif, maka peserta didik harus diberi stimulus
(rangsangan) yang dapat berupa reward atau punisment (hadiah atau hukuman).
2. Teori Belajar Kognitif.
Teori ini memandang bahwa terjadinya perubahan tingkah laku selain dipengaruhi
oleh faktor stimulus juga dipengaruhi oleh faktor insight yang berarti pemahaman
atau kesadaran tentang kebermaknaan stimulus. Dengan demikian menurut teori
kognitif, belajar ditentukan oleh persepsi serta pemahaman peserta didik tentang
situasi yang berhubungan denga tujuan belajarnya.
3. Teori Humanistik.

2
Teori ini memandang terjadinya proses belajar karena adanya faktor stimulus,
insight, juga karena adanya proses aktualisasi diri pada individu. Dalam praktiknya,
teori humanistik merekomendasikan dipilihnya metode-metode pembelajaran yang
mengarahkan siswa untuk berfikir induktif, mementingkan pengalaman, menghargai
siswa sebagai manusia, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran.

Teori belajar memberikan landasan bagi proses pembelajaran, bahwa dalam setiap
pembelajaran, guru perlu memberikan rangsangan (stimulus) kepada siswa untuk belajar
(teori behavioristik), mengembangkan insight atau kemampua perseptual kognitifnya dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang ingin dipelajari (teori kognitif), serta
menghargai siwa sebagai manusia dan memberi kesempatan untuk mengaktualisasikan
diri sebagai pribadi yang unik (teori humanistik).

E. Pengertian Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran merupakan aktivitas penetapan tujuan pembelajaran,
penyususnan bahan ajar dan sumber belajar, pemiliham media pembelajaran, pemilihan
pendekatan dan strategi pembelajaran, pengaturan lingkungan belajar, perencanaan sitem
penilaian hasil belajar serta perancanaan prosedur pembelajaran dalam rangka
membimbing peserta didik agar terjadi proses belajar, yang kesemuanya itu didasarkan
pada pemikiran mendalam mengenai prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.

F. Urgensi dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran memiliki urgensi (arti penting) bagi peningkatan kualitas
dan efektifitas proses pembelajaran. Adapun fungsi perencanaan pembelajaran yaitu:
1. Menghindari duplikasi dalam memberikan materi pembelajaran
2. Mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapai dalam mengajarkan suatu
mata pelajaran.
3. Meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, irama dan kecepatan
belajar peserta didik.

G. Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran


Dari segi ruang lingkup atau besaran aspek yang direncanakan, perencanaan
pembelajaran terdiri dari perencanaan makro, meso dan mikro.
Perencanaan makro (long range plan) mencangkup perencanaan unsur-unsur sistem
pembelajaran secara holistik (menyeluruh) dan integratif (terpadu), meliputi peserta didik,
pendidik, tujuan, metode, media, sumber belajar, dan sistem evaluasi. Perencanaan makro
berbentuk desain pembelajaran (course design), contohnya yaitu perencanaan program
tahunan dan penyusunan silabus.
Perencanaan meso (middle rang plan) merupakan perencanaan terhadap satu unit
kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu menegah. Contonya yaitu perencanaan
program dalam satu semester. Atau satu unit materi pelajaran.
Perencanaan mikro (short range plan atau lesson plan) merupakan perencanaan
untuk satu kegiatan pembelajaran atau satu tatap muka.

3
H. Komponen Pokok Perencanaan Pembelajaran
Dalam konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, misalnya komponen perencanaan
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat terdiri dari :
1. Identitas Mata Pelajaran.
2. Standar Kompetensi.
3. Kompetensi Dasar.
4. Indikator Pencapaian Kompetensi.
5. Tujuan Pembelajaran.
6. Materi Ajar.
7. Metode Pembelajaran.
8. Media dan Sumber Belajar.
9. Prosedur Pembelajaran/ Skenario Pembelajaran.
10. Penilaian Hasil Belajar.

I. Kriteria Penyususnan Perencanaan Pembelajaran


Agar perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan
pembelajaran, maka diperlukan beberapa kriteria penyusunan pembelajaran, yaitu :
1. Signifikansi
Signifikansi dapat diartikan kebermaknaan. Artinya perencanaan pembelajaran
hendaknya bermakna dan berfungsi sebagai pedoman agar proses pembelajaran
berjalan secara efektif dan efisien.
2. Relevan
Relevan berarti sesuai, maka dalam perencanaan pembelajaran yang disusun harus
sesuai secara internal (sesuai dengan kurikulum yang berlaku) maupupun eksternal
(sesuai kebutuhan peserta didik).
3. Kepastian
Dengan menyusun perencanaan pembelajaran, maka pendidik memiliki pedoman
yang lebih pasti.
4. Adaptabilitas
Adaptabilitas artinya bersifat luntur, tidak kaku. Meskipun seorang pendidik
sebelumnya telah menyusun perencanaan pembelajaran sedemikian rupa, tetapi harus
memerhatikan perkembangan dan kondisi.
5. Kesederhanaan
Perencanaan pembelajaran disusun berdasarkan data di lapangan dengan
mempertimbangkan kondisi dan situasi perkembangan peserta didik. Hal ini
dimaksudkan agar dapat diimplementasikan dengan mudah.
6. Prediktif
Perencanaan pembelajaran dapat memprediksi apa yang akan terjadi nanti setelah
berlangsungnya proses pembelajaran sehingga dapat mengantisipasi berbagai
kemungkinan yang akan terjadi.

4
BAB II

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran


Pendekatan pembelajaran merupakan asumsi dasar atau cara pandang yang dijadikan
landasan berpikir dalam memperlakukan subjek didik yang terkait dengan pembelajaran,
seperti tujuan, materi, strategi, media, subjek didik, peran guru, lingkungan, dan
sebagainya.

B. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran


Dari segi cara melihat posisi subjek didik, terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered approach)
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centeres approach).

Berdasarkan wawasan mengenai struktur dan cara kerja sistem, pendekatan


pembelajaran dikelompokkan menjadi 4 model pembelajaran, yaitu:
1. Model Jerold E. Kemp
2. Model Dick & Carey
3. 4-D (Four D)
4. PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)

Berdasarkan teori belajar, pendekatan belajar dapat dibedakan menjadi pendekatan


behavioristik, pendekatan kognitif dan pendekatan humanistik. Sedangkan berdasarkan
wawasan jenis metode/ strategi pembelajaran, Daniel Muijs & David Reynolds
mengelompokkan model strategi pembelajaran sebagai berikut :
1. Pengajaran Langsung
Merupakan pola dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pembelajaran kepada
murid-muridnya dengan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Pola
ini cocok diajarkan dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan dasar, namun
kurang cocok untuk keterampilan berfikir tinggi.
2. Pengajaran Interaktif
Pola ini menekankan pentingnya interaksi antara guru dan murid melalui tanya jawab
dan diskusi.
3. Pengajaran Melalui Kerja Kelompok Kecil Kolaboratif
Pola ini menekankan kerja sama konstruktif di antara para siswa dalam mempelajari
bahan pelajaran. Keterampilan ini dapat mengembangkan keterampilan sosial anak.
4. Pengajaran Konstruktivis
Pola ini menekankan pentingnya membantu dan memberi kesempatan kepada murid
untuk dapat mengkonstruksikan pengetahuan yang dipelajari, bukan menyerap begitu
saja pengetahuan yang datang dari guru.
5. Pengajaran untuk maksud-maksud tertentu, seperti pengajaran keterampilan berfikir,
keterampilan sosial, peningkatan self eestem, pengajaran untuk murid yang
mengalami kesulitan belajar, dll.

5
6. Pengajaran untuk subjek tertentu, seperti pengajaran membaca, matematika,
keterampilan ICT, dll.

Berikut ini merupakan klasifikasi pendekatan pembelajaran menurut Bruce Joyce dan
Marsha Weil, yaitu :
1. Model pembelajaran soaial (the social family).
Pembelajaran ini menekankan pentingnya kerjasama sinergis antar peserta didik
dalam belajar. Strategi yang termasuk kelompok ini antara lain cooperative learning,
group investigation,bermain peran (role playing), jurisprudential inquiri.
2. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi (the information processing family)
Pembelajaran ini menekankan pentingnya mendorong individu untuk
memahami berbagai persoalan dengan cara mencari dan mengorganisasi data,
memahami masalah dan mencari pemecahannya, serta mengembangka pemahama
konsep dan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan persoalan yang dipelajari.
Strategi yang termasuk kelompok ini nantara lain berfikir induktif, pemahaman
konsep, teknik menghafal, penemuan secara ilmiah, latihan inquiri dan sinektik.
3. Model Pembelajaran Personal (the personal family)
Pembelajaran ini menekankan pentingnya mendorong peserta didik untuk belajar
mandiri secara produktif. Strategi pembelajaran yang termasuk kelompok ini antara
lain pembelajaran tak langsung dan pengembangan rasa percaya diri (enhancing self-
esteem).
4. Model Pembelajaran Sistem Perilaku (the behavioral system family)
Model ini berkaitan dengan upaya mengubah perilaku. Strategi pembelajaran yang
termasuk model ini antara lain pengajaran langsung, belajar sosial, tugas terprogram
(programmed schedule), simulasi dan belajar tuntas (mastery learning).

Selain pendekatan diatas, juga terdapat pendekatan holistik. Pendekatan pembelajaran


holistik.berpandangan bahwa pada dasarnya seseorang individu dapat menemukan
identitas, makan, dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan
alam, dan nilai-nilai spiritual. Dari aspek strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran
holistik menggunakan berbagai strategi yang dapat menunjang tujuan pembelajaran.
Starategi ini lebih mementingkan variasi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar peserta
didik dan dapat mengembangkan diri peserta didik sebagia manusia (involving human
beings).

BAB III
DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN

A. Proses Pembelajaran sebagai Sistem


Sebagai sitem, pembelajaran memiliki komponen-komponen yang memiliki fungsi
tertentu yang saling berinteraksi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut
Roestijah N.K, komponen sistem pembelajaran meliputi:
1. Tujuan pembelajaran 2. Materi pembelajaran

6
3. Metode pembelajaran 7. Evaluasi belajar
4. Sumber belajar 8. Anak yang belajar
5. Media untuk belajar 9. Guru yang mengajar
6. Manajemen interaksi belajar-
mengajar
Mengingat pembelajaran merupakan suatu sistem, maka setiap guru harus senantiasa
berfikir dan bertindak secara sistemik dan sistematis dalam menangani masalah
pembelajaran, termasuk dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

B. Pengertian Desain Sistem Pembelajaran


Desain pembelajaran merupakan pemikiran dan upaya merancang pembelajaran yang
efektif sehingga dapat membatu proses belajar peserta didik yang didasarkan pada teori-
teori pembelajaran, teknologi informasi maupun hasil penelitian mutakhir tentang
pembelajaran. Desain sistem pembelajaran merupakan bagian dari berbagai bentuk
perencanaan pembelajaran.
Tujuan dirancangnya desain pembelajaran ini adalah untuk mencapai solusi terbaik
dalam memecahkan masalah pembelajaran dengan memanfaatkan sejumlah informasi
yang tersedia. Contoh perencanaan pembelajaran adalah apa yang dikenal dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), satuan acara pembelajaran (SAP) atau satuan
pembelajaran (SP).
Fungsi utama desain pembelajaran adalah mewujudkan pola yang jelas mengenai
proses pembelajaran yang akan dijalankan, yang diyakini dapat mengantarkan siswa
mencapai tujuan pembelajaran.

C. Model-model Desain Pembelajaran


Berkaitan dengan komponen-komponen sistem pembelajaran dan sistematika sistem
pembelajaran, terdapat sejumlah model yang dapat dijadikan acuan, antara lain :
1. Desain Pembelajaran Model Kemp
Aspek pembelajaran yang perlu dipikirkan menurut Kemp yaitu :
a) Tujuan umum dan topik umum f) Bentuk kegiatan pembelajaran
atau pokok bahasan dan sumber belajar
b) Karakteristik peserta didik g) Saran pendukung
c) Tujuan spesifik pembelajaran h) Evaluasi
d) Isi pelajaran i) Revisi
e) Penialain awal/pretest
Menurut Jerold E. Kemp, proses desain sistem pembelajaran merupakan suatu
lingkaran yang kontinu. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung
dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini dimulai dari titik manapun
sesuai di dalam siklus tersebut. Pengembangan perangkat model Kemp memberi
kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun.
2. Desain Pembelajaran Model Dick & Carey
Komponen-komponen dan urutan perencanaan dan pengembangannya yaitu :
a) Identifikasi Tujuan (Identifying Instructional Goals)
b) Melakukan Analisis Instruksional (Conducting Instructional Analysis)

7
c) Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal/ Karakteristik Siswa (Identifying Entry
Behaviours, Characteristic).
d) Merumuskan Tujuan Kinerja (Writing Perfomance Objectives).
e) Pengembangan Tes Acuan Patokan (Developing Criterian-Referenced Tests).
f) Pengembangan Strategi Pembelajaran (Developing Instructional Strategy).
g) Pengembangan dan Pemilihan Pengajaran (Developing and Selecting Instruction).
h) Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif (Designing and Conducting
Formative Evaluation).
i) Menulis Perangkat Penilaian Akhir (Designing and Conducting Summative
Evaluation).
j) Revisi Pengajaran (Revising Instruction).

3. Desain Pembelajaran Model 4-D


Model ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I.
Semmel. Model ini terdiri dari 4 tahap utama yaitu :
a) Tahap Pendefinisian (Define). c) Tahap Pengembangan (Develop).
b) Tahap Perencanaan (Design). d) Tahap Penyebaran (Disseminate).

4. Desain Pembelajaran Model PSSI


Secara garis besar, model PSSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
mengikuti pola pengembangan yang mencangkup :
a) Perumusan tujuan d) Pengembangan progran kegiatan
b) Pengembangan alat evaluasi e) Pelaksanaan pengembangan
c) Kegiatan belajar

D. Prinsip- prinsip Pengembangan Desain Sistem Pembelajaran


Beberapa prinsip pengembangan desain sistem pembelajaran yang perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut :
1. Holistik
Desain pembelajaran harus mencangkup komponen-komponen sistem pembelajaran.
2. Sistemik dan sistematis
Perancangan komponen-komponen sistem pembelajaran harus membentuk sistem
yang utuh dan efektif, selain itu komponen sistem pembelajaran harus disusun sesuai
dengan urutan langkah-langkah bekerjanya sistem.
3. Koheren
Komponen-komponen sistem pembelajaran yang didesain harus memiliki kesesuain
antara satu komponen dengan komponen lainnya.
4. Akurat
Prinsip akurasi menekankan pentingnya ketepatan aspek-aspek yang didesain.
5. Fleksibel

8
Desain pembelajaran harus mampu beradaptasi dengan perubahan situasi yang terjadi
dengan cepat, baik situasi di kelas maupun situasi pada umumnya.
6. Realistis dan Aplikabel
desain pembelajaran harus sesuai dengan kondisi riil dan kemungkinannya untuk bisa
diterapkan, bukan hanya kecanggihan desaiinya saja.

E. Langkah-langkah Pengembangan Desain Sistem Pembelajaran


Desain sitem pembelajaran disusun dalam rangka menghasilkan rancangan pembelajaran
yang efektif. Model desain pembelajaran disesuaikan dengan kondisi objek pembelajaran,
seperti kondisi yang berkaitan dengan yujuan, peserta didik, sifat materi pelajaran, dsb.
Metode yang paling sederhana terdiri dari empat komponen, yaitu; tujuan, materi, strategi/
metode dan evaluasi. Dari empat komponen dasar tersebut akan dikembangkan lagi ke
dalam bentu desain pembelajaran yang lebih komprehensif, yaitu:
1. Membangun Asumsi-asumsi Dasar Mengenai Pembelajaran Ideal dan Efektif
Asumsi mengenai pembelajaran idel dan efektif di dasarkan pada teori belajar dan
pembelajaran, hakikat materi yang diajarkan dan wawasan mengenai ilmu-ilmu yang
relevan.
2. Mengidentifikasi Karakteristik Peserta Didik
Pentingnya pemahaman terhadap karakteristik peserta didik antara lain didasarkan
pada prinsip bahwa pembelajaran akan efektif apabila sesuai dengan perkembangan
peserta didik.
3. Menganalisis Kondisi Awal Sistem dan Kebutuhan Pembelajaran (Need Assesment)
Guru perlu mengkaji kondisi awal komponen-komponen sitem lainnya, seperti
kurikulum, sarana prasarana, sumber belajar serta kondisi lingkungan untuk dapat
memenuhi dan meningkatkan pembelajaran.
4. Merumuskan Tujuan Umum Pembelajaran
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, tujuan umum pembelajaran identik dengan
standar kompetensi. Tujuan umum atau standar kompetensi adalah tujuan yang harus
dicapai setelah program pembelajaran dalam satu mata pelajaran diselesaikan.
5. Merumuskan Tujuan Spesifik (Khusus) Pembelajaran dan Indikator Hasil Belajar
Dalam KBK, tujuan spesifik ini dapat diidentikkan dengan rumusan kompetensi dasar
atau indikator hasil belajar. Tujuan spesifik pembelajaran dapat diterapkan kedalam 3
ranah perspektif taksonomi Bloom, yaitu (1) ranah kognitif (cognitive domain) atau
aspek intelektual seperti pengetahuan, pengertian dan keretampilan berfikir, (2) ranah
afektif (affective domain) atau aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap,
apresiasi, dan cara penyesuian diri, (3) ranah psikomotor (psychomotor domain) atau
aspek keterampilmn motorik seperti tulisann tangan, mengetik, mengoperasikan
mesin, berenang.
Setelah tujuan khusus dirumuskan, maka langkah selanjutnya dalah membuat
indikator hasil belajar yang bertujuan untuk mengukur pencapaian tujuan khusus
pembelajaran. Indikator hasil belajar dirumuskan dengan kata atau kalimat yang lebih
operasional, contohnya : menjelaskan, mengungkapkan, mengajukan, menjawab,
menyebutkan, menulis, dll.
6. Pemilihan dan Penyusunan Topik Materi atau Pokok Bahasan

9
Topik Materi atau Pokok Bahasan adalah judul-judul bahasan yang akan diajarkan.
Proses pemilihan topik materi perlu mempertimbangkan prinsio-prinsip berikut :
a) Materi harus relevan dengan tujuan pembelajaran.
b) Materi harus sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pesera didik.
c) Materi harus bersifat kontekstual atau sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
d) Materi harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi peserta didik
untuk mengembangkan pola belajar mendalam (deeply learning).
e) Antara satu materi dengan materi lain harus berkaitan.
f) Cakupan materi harus sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.

7. Penyiapan dan penyusunan bahan ajar


Bahan ajar adalah materi yang akan diajarkan kepada peserta didik yang telah dipilih
dan harus dipelajari dan dipahami oleh peserta didik. Bahan ajar dapat dituangkan
dalam berbagai bentuk, antara lain :
a) Bahan cetak : handout, buku,modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,wallchart.
b) Audio visual : video/film, VCD.
c) Audio : radio, kaset, CD audio, PH.
d) Visual : foto, gambar, model/maket.
e) Multimedia : CD interaktif, computer based, internet.

8. Menyusun dan Mengembangkan Instrumen Evaluasi Hasil Belajar


Tujuan evaluasi belajar secara umum bertujuan untuk mengetahui efektivitas proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Secara khusus, tujuan evaluasi pembelajaran
adalah untuk (a) mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi
yang telah ditetapkan, (b) mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik
dalam proses belajar, (c) mengetahui efisiensi dan efektivitas strategi pembelajaran
yang digunakan guru, baik yang menyangkut metode, media maupun sumber belajar.
Teknik dan bentuk evaluasi dapat berupa :
a) Non- Tes, dapat berupa observasi, wawancara, angket, portofolio, skala sikap, dll.
b) Tes , dapat berupa tes tertulis maupun tes lisan.

9. Mengidentifikasi dan Menyiapkan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar


Media pembelajaran adalah suatu alat atau perantara yang berguna untuk
memudahkan proses pembelajaran dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara
guru dan murid. Jika alat atau perantara tersebut dipandang sebagai tempat beradanya
pesan atau materi pelaran yang berfungi sebagai sumber informasi, maka dia disebut
sebagai sumber belajar.
Media pembelajaran yang baik adalah media yang meningkatkan motivasi belajar,
merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari. Macam-macam media
pembelajaran yaitu:
a) Audio : kaset audio, siaran radio, CD, telepon.
b) Cetak : buku pelajaran, modul, brosur, gambar, leaflet.
c) Audio-cetak : Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis.

10
d) Proyeksi visual diam : overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide).
e) Proyeksi audio visual diam : fil bingakai slide bersuara.
f) Visual gerak : film bisu.
g) Audio visual gerak : film gerak bersuara, video/VCD, televisi.
h) Objek fisik : benda nyata, model, spesimen.
i) Manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran.
j) Komputer : CAI (Computer Assisted Instruction).

10. Mengidentifikasi dan Mengembangkan Strategi/ Metode Pembelajaran.


Pemilihan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan beberapa pertimbangan
yang menyangkut tujuan pembelajaran, keadaan siswa yang aktual, keadaan guru, dan
keadaan sekolah. Oleh karena itu, setiap guru harus memahami berbagai model
strategi pembelajaran sehingga ia dengan mudah dapat memilih strategi pembelajaran
yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada.

11. Implementasi pembelajaran


Dalam prose pembelajaran, seorang guru dipandu oleh perangkat perencanaan yang
bersifat operasional. Perangkat perencanaan operasional pembelajaran ini minimal
meliputi program tahunan/semester, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).

12. Evaluasi sistem pembelajaran


Evaluasi sistem pembelajaran ini biasa disebut dengan evaluasi program (program
evaluation). Evaluasi program dilaksanakan untuk mengetahui kelebuhan dan
kekurangan program pengajaran. Program yang disevaluasi meliputi : (a) input, (b)
materi atau kurikulum, (c) guru, (d) metode atau pendekatan dalam mengajar, (e)
sarana, (f) lingkungan.

BAB IV
PERENCANAAN OPERASIONAL PEMBELAJARAN

A. Pengertian Perencanaan Operasional Pembelajaran


Perencanaan operasional pembelajaran adalah perencanaan yang disusun secara lebih
terinci sehingga siap untuk dioperasikan dalam kegiatan pembelajaran yang didasarkan
pada hasil desain sistem pembelajaran.

B. Penyusunan Program Tahunan/Semester


Program pembelajaran dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun atau
satu semester. Dalam kurun waktu tersebut, seorang pendidik harus menyusun program
pembelajarannya sehingga tergambar dengan jelas kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.

11
C. Penyusunan Silabus
Dalam konteks KBK, silabus diartikan sebagai rencana pembelajaran pada suatu dan/atau
kelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencangkup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencanaa pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran
paling luas mencangkup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau
beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.

E. Lembar Kerja Siswa


Lembar kerja siswa (LKS) berisi tugas-tugas atau soal-soal yang diberikan kepada siswa
sebagai sarana untuk berlatih dan memperdalam pemahaman. Kumpulan soal tersebut
berfung sebagai instrumen penilaian.

HASIL ANALISIS TERHADAP IKHTISIAR BUKU


BAB I

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Pada bab ini, definisi dari tiap-tiap konsep dasar dalam rencanaan pembelajaran, mulai
dari hakikat dan tujuan pembelajaran, konsep belajar dan pembelajaran, kriteria pembelajaran
efektif dan perencanaan pembelajaran yang dijelaskan secara jelas serta disajikan dalam
kalimat yang sederhana, sehingga pembaca bisa memahami makna dari definisi-definisi
tersebut dengan mudah.

Pada bab ini juga dijelaskan beberapa teori belajar seperti teori belajar behavioristik,
kognitif, humanistik, konstruktivisme dan masih banyak teori belajar lainnya yang dapat
diterapkan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Teori-teori yang terdapat dalam
buku ini sangat mudah dipahami karena menggunakan kalimat yang sederhana serta dalam
setiap teori juga disertai dengan karakteristiknya sehingga memudahkan pembaca dalam
membedakan teori belajar yang satu dengan teori belajar yang lain. Namun sayangnya teori-
teori yang terdapat disini disajikan dalam bentuk kalimat, sehingga menyulitkan pembaca
dalam membacanya, karena yang pembaca lihat hanya paragraf dan paragraf sehingga
terkesan membosankan dan tidak menarik untuk dibaca. Akan lebih baik jika penyajian teori
belajar disajikan dengan format penomoran karena akan terlihat lebih rapi serta lebih mudah
dibaca dan dipahami.

12
BAB II

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai pengertian pendekatan pembelajaran dan macam-
macam pembelajaran. Macam-macam pendekatan pembelajaran sudah sangat beragam
jenisnya, selain itu juga dijelaskan mengenai kelebihan, kekurangan, serta penempatan
pendekatan yang sekiranya cocok diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, yang mana
penerapannya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Dalam bab ini juga dijelaskan beberapa metode yang sekiranya dapat mendukung
implementasi pendekatan tersebut, namun tidak dijelaskan pengertian dari metode dan apa
yang membedakan pendekatan pembelajaran dengan metode pembelaran. Selain itu pada
beberapa kalimat penulis menyebutkan istilah strategi, taktik, dan teknik pembelajaran,
namun sayangnya tidak terdapat pengertian yang menjelaskan istilah-istilah tersebut.

BAB III
DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN

Pada bab ini konsep mengenai desain sistem pembelajaran disajikan secara rinci dan
lengkap, mulai dari komponen, model, prinsip, serta langkah langkah dalam mendesain
sistem pembelajaran.
Dalam buku ini dijelaskan mengenai komponen-komponen dalam dalam sistem
pembelajaran. Sebelum pendidik melangsungkan kegiatan belajara mengajar, ia terlebih
dahulu harus mendesain sistem pembelajarana, oleh karena itu pendidik harus mengetahui
dan memahami berbagai komponen sistem pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
Model-model desain sitem pembelajaran disajikan dalam bentuk diagram, disertai
penjelasan tiap langkah-langkahnya sehingga memudahkan pembaca dalam memahami
model tersebut.

BAB IV
PERENCANAAN OPERASIONAL PEMBELAJARAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai definisi dari perencanaan operasional
pembelajaran, program tahunan/semester, penyusunan silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, dan lembar kerja siswa.
Dalam bab ini juga diberikan format penyusunan perencanaan dan contoh rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Namun, pada bagian program tahunan/semester,
penyusunan silabus, penulis hanya menuliskan formatnya tanpa memberikan contoh,
sehingga membaca belum jelas benar.

13

Anda mungkin juga menyukai